Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
“VARIABEL COSTING”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

ANGGOTA :
1. RIZQI AULIYAU RAHMATIN (C1G018153)
2. ROSA PUTRI AMALIA (C1G018157)
3. SOPIYAN MAULANA (C1G018170)
4. TRI SUCI NURSYIFA (C1G018177)
5. WAHYU ARI SANDANA (C1G018181)
6. DINDA AULIYA PRATAMI (C1G018198)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS MATARAM
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai sumber refrensi dalam penulisannya sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan akan
di jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dasar-dasar manajemen ini kami susun dengan
sebaik baiknya semoga bisa bermanfaat dan memberiakn inspirasi bagi setiap
pembacanya sebagai bahan pembelajaran untuk kedepannya

Mataram, 15 Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertiam Variabel Costing..........................................................3


B. Jenis-jenis variabel costing.............................................................6
C. Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing..................8
D. Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode variable
Costing.......................................................................................... 9
E. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing.................11
F. Tujuan Penentuan Variable Costing................13

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................15

DAFTAR PUSATAKA...................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya variabel adalah biaya yang secara total bervariasi dalam proporsi
langsung dengan perubahan output aktivitas. Sedangkan variable costing adalah
metode penentuan harga pokok yang hanya membebankan biaya-biaya produksi
variabel saja ke dalam harga pokok produk. Dengan dipisahkan informasi biaya
menurut prilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, metode
variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi
manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap
yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini
dimungkinkan karena dalam jangka pendek, biaya tetap tidak relevan karena tidak
terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Jika 
biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode
variable costing dapat menyajikan dampak keputusan terdebut terhadap biaya
tetap dan laba.
Laporan laba rugi yang dihasilkan oleh sistem variable costing
memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang
sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable costing kadangkala
disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok langsung) atau marginal
costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam metode penentuan biaya pokok
variable (variable costing, hanya biaya-biaya produksi variable saja yang
dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika tingkat aktivitas
diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan, maka biaya-biaya variable
biasanya terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif
pabrik dan umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi. Oleh
karena itu dalam metode penentuan biaya pokok variable, biaya overhead
pabrikasi tetap tidaklah diperlukan sebagai biaya produk.

1
Manfaat informasi variable costing dalam pengambilan keputusan 
variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut
mengenai perubahan volume kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat
untuk penentuan harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut penentuan harga,
perbedaan pokok antara full costing dengan variable costing adalah terletak pada
konsep penutupan biaya (concept of cost recovery).
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari variabel Costing ?


2. Apa sajakah jenis-jenis dari variabel costing ?
3. Bagaimana Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing ?
4. Apakah Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode variable
Costing ?
5. Apakah Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing
6. Apakah Tujuan Penentuan Variable Costing ?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari variabel Costing.


2. Mengetahui jenis-jenis dari variabel costing.
3. Mengetahui Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing.
4. Mengetahui Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode variable
Costing.
5. Mengetahui Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing.
6. Mengetahui Tujuan Penentuan Variable Costing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Costing

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep


penentuan harga pokok yang hanya memasukkan  biaya produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode
atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi
periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.
Metode variable costing merupakan metode alternatif untuk menghitung
harga pokok produksi di samping metode full costing yang diterima secara umum.
Dengan dipisahkan informasi biaya menurut prilaku dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, metode variable costing mampu menghasilkan
informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka
pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan
jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek, biaya tetap
tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan
keputusan jangka pendek, metode variable costing dapat menyajikan dampak
keputusan terdebut terhadap biaya tetap dan laba.
Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang dipakai untuk
menghitung biaya produk. Laporan laba rugi yang dihasilakan oleh system
variable costing memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang
dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan.
Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok
langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam
metode penentuan biaya pokok variable (variable costing, hanya biaya-biaya
produksi variable saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok
penjualan. Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan,
maka biaya-biaya variable biasanya terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan

3
dengan kapasitas produktif pabrik dan umumnya tidak dipengaruhi oleh inti
produk yang dipriduksi. Oleh karena itu dalam metode penentuan biaya pokok
variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah diperlukan sebagai biaya produk.
Biaya Overhead Pabrikasi adalah semua biaya pengoperasian pabrik selain
dari pada biaya-biaya bahan baku langsung dan biaya-biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrikasi meliputi tiga jenis biaya: bahan penolong,
tenaga kerja tidak langsung, dan pabrikasi lain-lain. Biaya bahan penolong adalah
biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi namun bukan bagian
integral dari produk jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya
personalia yang tidak bekerja secara langsung atas produk, namun jasanya jasanya
diperlukan untuk prose pabrikasi, contoh: karyawan bagian gudang, satpam
pabrik, dan penyelia bagian produksi. Biaya pabrikasi lain-lain adalah biaya
pabrikasi yang bukan bahan baku maupun tenaga kerja, contoh: pajak bumi dan
bangunan, listrik, asuransi, beban penyusutan, dan lain-lain. Tidak astupun dari
biaya overhead tadi dapat ditelusuri suatu produk tertentu, listrik yang menerangi
pabrik sebagai seumpama, juga menerangi ruangan kerja yang tidak bersangkut
paut dengan proses produksi, seperti toilet karyawan. Overhead pabrikasi disebut
juga beban pabrik (factory burden) atau biaya produk tidak langsung atau indirect
produk cost.
Biaya overhead pabrikasi tetap diperlukan sebagi biaya periode seperti
halnya biaya penjualan dan administrasi, dan dibebankan seluruhnya terhadap
pendapatan dalam periode tersebut. Metode ini menghilangkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan biaya satuan yang berubah secara berlawanan dengan
volume produksi karena biaya overhead pabrikasi diperhitungkan sebagai biaya
periode. Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk pelaporan
keuangan kepada pihak luar. begitu banyak perusahaan yang memakai variable
costing ini untuk tujuan internal (akuntansi manajemen) dan format full costing
untuk tujuan eksternal.
Diperlukan tiga langkah penerapan penentuan biaya pokok variable:
1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administrative- dianalisis secara
cermat guna mementukan yang mana berperilaku variable dan mana yang

4
berperilaku tetap. Biaya campuran dipisahkan ke dalam komponen-
komponen variable dan tetap dengan memakai metode estimasi biaya
2. Biaya pabrikasi variable-bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrikasi varibel- dibebankan sebagai biaya produk. Oleh karena
itu, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi dan biaya
pokok penjualan dibiayakan dengan berdasarkan pada biaya-biaya
pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat produksi.
3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban penjualan dan
administrative diperlukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke
laporan laba rugi pada saat dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban
penjualan dan administrative variable dipisahkan dari beban penjualan dan
administrative tetap tatkala disajiakan pada laporan rugi-laba. Beban
penjualan dan administrative variable serta biaya pabrikasi variable
dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menetukan margin kontribusi
pada periode berjalan. Sebaliknya beban penjualan dan administrative
tetap serta biaya overhead pabrikasi tetap dikurangi dari margin kontribusi
guna menentukan laba bersih selama periode berjalan.
Pemilihan antara metode variable costing atau full absorption costing
mempunyai pengaruh atas nilai-nilai persediaan dan laba karena variasi dalam
perlaukan biaya overhead pabrikasi tetap. Walaupun laba bisa berbeda diantara
kedua metode penentuan biaya pokok tadi, laba dengan metode variable costing
tidak lah selalu lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan metode full costing.
Perbedaan laba diantara kedua metode tersebut ditentukan oleh produksi dengan
penjualan. Dengan menganggap pabrikasi tetap per unit senantiasa sama dari satu
periode ke periode yang lain, terdapat tiga kemungkinan dari laba bersih dari
kedua metode tersebut:
a. Unit produksi sama dengan unit terjual ( FC=VC )
b. Unit produksi lebih besar daripada unit terjual ( FC>VC )
c. Unit produksi lebih kecil daripada unit terjual ( FC
Besarnya perbedaan laba merupakan fungsi dari biaya pabrikasi tetap per
unit dan perubahan-perubahan tingkat persediaan.

5
B.Jenis-Jenis Variable costing
1. Direct Costing
Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya
langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Marginal Costing
Biaya marjinal adalah kenaikan atau penurunan biaya sebagai hasil dari
satu lebih atau kurang satu unit output biaya variabel terdiri dari biaya tenaga
kerja dan material, ditambah dengan porsi estimasi biaya tetap (seperti biaya
administrasi dan biaya penjualan). Dalam perusahaan di mana biaya rata-rata
cukup konstan, biaya marjinal biasanya sama dengan biaya rata-rata. Namun,
dalam industri yang memerlukan investasi modal berat (pabrik mobil, maskapai
penerbangan, pertambangan) dan memiliki biaya rata-rata tinggi, relatif sangat
rendah. Konsep biaya marjinal adalah sangat penting dalam alokasi sumber daya
karena, untuk hasil yang optimal, manajemen harus memusatkan sumber daya
yang mana kelebihan pendapatan marjinal atas biaya marjinal maksimum. Juga
disebut biaya pilihan, biaya diferensial, atau biaya tambahan.
Ditinjau dari penyajian laporan rugi-laba, perbedaan pokok antara metode
variable costing dengan full costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos yang
disajikan dalam laporan rugi-laba tersebut. Laporan rugi-laba yang disusun
dengan metode full costing menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya
menurut hubungan biaya menurut biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada
dalam perusahaan (functional-cost classification). Tapi di lain pihak laporan rugi-
laba metode variabke costing lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai
dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
(classification by cost behaviour).
Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit
dilaksanakan karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-
benar tetap. Penggolongan biaya sebagai suatu biaya variabel dengan asumsi :
1. Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah
2. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah

6
3. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi
Sedangkan biaya tetap dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Biaya tetap
yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer produksi,
pemasaran, keuangan, serta gaji manajer akuntansi. Biaya tetap yang dalam
jangka panjang konstan, misalnya depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan
untuk jangka panjang. Namun dalam jangka yang panjang semua biaya adalah
berprilaku variabel.
Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat
umum harus dibuat atas dasar metode full costing, jika biaya overhead pabrik
tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk yang tidak wajar.
Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik variabel
diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode full costing
memang lebih ditunjukkan untuk memenuhi informasi bagi kepentingan intern
perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah oleh metode variable
costing dengan cara mengubah laporan rugi-laba variable costing ke dalam
laporan rugi-laba full costing seperti telah diuraikan di muka.
Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan
usahanya bersifat musiman, variabel costing akan menyajikan kerugian yang
berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya
akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan rugi-laba bulanan yang
disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya bila
dibandingkan dengan laporan rugi-laba yang disusun atas dasar metode full
costing.Tidak diperhitungkannya biaya Overhead Pabrik tetap dalam persediaan
dan harga pokok persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan
nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang
dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

7
C. Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya
dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi
variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu
tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan
unsur variabel, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Jika perusahaan menggunakan variable costing di dalam akuntansi biaya
produksinya, biaya produksi dan biaya nonproduksi perlu dipisahkan menurut
perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam
rekening buku besar perlu pula disediakan rekening-rekening kontrol untuk
menampung dan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel.
Rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan untuk
mencatat biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas
dasar tarif yang ditentukan di muka. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
adalah sebagai berikut :
 Barang Dalam Proses–Biaya Overhead pabrik Rp. xxx
 Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp. xxx
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat pertama kali
dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. xxx
 Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. xxx
Pada akhir periode akuntansi, biaya overhead pabrik dianalisis perilakunya
(dengan menggunakan metode regresi misalnya) untuk dipisahkan ke dalam biaya
overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Berdasarkan analisis
tersebut, biaya overhead pabrik sesungguhnya kemudian dipindahkan dari
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya ke dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya

8
dan Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
 Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp. xxx
 Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesunggunya xxx
 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. xxx
Pencatatan biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum serupa
dengan pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Biaya pemasaran dan
administrasi & umum yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
 Biaya Pemasaran Rp. xxx
 Biaya Administrasi & Umum xxx
 Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. xxx
Pada akhir periode akuntansi, biaya pemasaran dan administrasi & umum
dianalisis perilakunya untuk dipisahkan ke dalam biaya yang berperilaku tetap dan
biaya yang berperilaku variabel. Berdasarkan analisis tersebut, biaya pemasaran
kemudian dipindahkan dari rekening Biaya Pemasaran ke dalam rekening Biaya
Pemasaran Variabel dan Biaya Pemasaran Tetap. Begitu pula dengan biaya
administrasi dan umum. Jurnal untuk mencatat biaya pemasaran dan biaya
administrasi & umum menurut perilakunya adalah sebagai berikut :
 Biaya Pemasaran Rp. xxx
 Biaya Pemasaran Tetap xxx
 Biaya Administrasi & Umum Variabel xxx
 Biaya Administrasi & Umum Tetap xxx
 Biaya Pemasaran Rp. xxx
 Biaya Administrasi & Umum xxx

D.Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode variable Costing


1. Manfaat Informasi Variable Costing Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek.
Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen
memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek,

9
biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volum ekegiatan,
sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing
yang menghasilkan laporan rugi-laba yang menyajikan informasi biaya
variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan
manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. Laporan rugi-laba variable
costing menyajikan dua ukuran penting : (1) Laba kontribusi dan (2)
Operating leverage. Dengan adanya pemisahan biaya tetap dan biaya variabel
dalam laporan rugi-laba metode variable costing, hal ini memungkinkan
manajemen melakukan analisis hubungan antara biaya, volume, dan laba.
2. Pengendalian biaya
Variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk
mengendalikan period costs dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full
costing. Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam
tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi.
Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period costs (biaya
overhead pabrik tetap) tertentu dapat dikendalikan. Didalam variable costing,
period costs yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah dalam laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap
laba kontribusi. Discretionary fixed costs merupakan biaya yang berperilaku
tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek daoat
dikendalikan oleh manajemen. Commited fixed costs merupakan semua biaya
yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan.
Dalam jangka pendek commited fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri
dalam laporan rugi-laba variable costing, manajemen dapat memperoleh
informasi directionary fixed costs terpisah dari commited fixed costs, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dilakukan oleh manajemen.
3. Manfaat Informasi Variable Costing dalam Pengambilan keputusan

10
Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang
menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan
karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable
costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek.
Dan jika ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full
costing dan variable costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya
(concept of cost recovery).
Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total
biaya, termasuk biaya tetap di dalamnya. Di dalam metode variable costing,
apabila harga jual tersebut telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup
biaya tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba
kontribusi sama sekali.

E. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing


Sebagai salah satu metode dalam penentuan harga pokok produk, variabel
costing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan
variabel costing adalah menutupi kelemahan full costing. Kelemahan utama
variabel costing adalah tidak dapat digunakan untuk pelaporan pada pihak ekstern
perusahaan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan
variabel costing.

1. Keunggulan Variabel Costing


a. Alat perencanaan operasi
Rencana operasi atau rencana anggaran, meliputi semua aspek
operasi dimasa yang akan datang yang dirancang untung mencapai
sasaran laba yang telah ditetapkan. Dengan variabel costing lebih mudah
menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah ditetapkan.
Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi
memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat
mengenai persoalan-persoalan biaya yang dihadapi setiap hari.
Contoh:

11
Misalnya, Biaya Variabel per unit adalah Rp. 350,00 yang
merupakan 70% dari harga jual dan biaya tetap total adalah Rp.
4.000.000,00 serta unit yang dijual diperoyeksikan sebanyak 40.000 unit
maka dapat dihitung kelayakan dari rencana penjualan tersebut, sebagai
berikut:

Per Unit Total %

Penjualan 40.000 unit Rp.500,00 Rp. 20.000.000 100


Biaya variabel 350,00 14.000.000 70
Rp.150,00 Rp. 6.000.000 30
Margin kontribusi
4.000.000 20
Biaya Tetap

Laba Bersih Operasi Rp. 2.000.000 10

b. Penetapan harga jual


Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentu
harga jual dapat bersaing dipasaran. Penentuan harga jual yang dapat
bersaing bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Harga jual yang
terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya perusahaan dalam persaingan,
sedangkan harga yang terlalu rendah dapat berakibat tidak tercapainya
tujuan perusahaan yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki.
Dengan variabel costing penetapan harga jual dapat lebih mudah
dilakukan.
Konsep margin kontribusi memudahkan perusahaan untuk
menentukan harga jual yang dapat menutup biaya-biaya tetap seperti
biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain sebagainya.
c. Penentuan titik impas atau peluang pokok
Bila margin kontribusi dan biaya tetap diketahui ada cara
perhitungan yang sederhana untuk menentukan suatu keadaan perusahaan
tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi. Istilah keadaan yang
demikian dikenal dengan peluang pokok atau impas atau Break Even.

12
d. Alat pengendalian manajemen
Laporan-laporan yang didaftarkan pada variabel costing jauh lebih
efektif dari pada full costing untuk pengendalian manajemen. Hal ini
disebabkan oleh karena laporan-laporan tersebut dapat dihubungkan
secara lebih langsung dengan sasaran laba atau anggaran dalam periode
yang bersangkutan. Penyimpangan dari standar yang ditentukan dapat
lebih mudah diketahui dan lebih cepat dibetulkan. Selain itu dengan
variabel costing dapat ditunjukan dengan jelas tanggung jawab sesuai
dengan garis organisasi, pretasi individu daoat dievaluasi dari periode
yang berjalan.

2. Kelemahan Variabel Costing


a. Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variabel
Untuk dapat diterapkan variabel costing, biaya semi variabel harus
dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Secara teoritis
memang tidak sulit namun dalam praktiknya tidak sepenuhnya dapat
diterapkan.
b. Tidak dapat diterima unuk pelaporan ekstern
Dalam prinsip akuntansi indonesia 1984 (Ikatan Akuntan
Indonesia) disebutkan bahwa “harga pokok barang yang diproduksi
meliputi semua biaya bahan baku langsung yang dipakai, upah langsung
serta biaya produksi tidak langsung, dengan memperhitungkan saldo awal
dan saldo akhir barang dalam pengolahan”. Hal ini berarti bahwa untuk
perhitungan dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada konsep full
costing.

F.Tujuan Penentuan  Variable Costing (Harga Pokok Variabel)


  Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi  pada pengambilan
keputusan jangka pendek, yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution
margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa

13
hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume)  dan untuk pengambilan
keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan
manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam
perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka
variabel costing bertujuan sebagai berikut:
a. pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:
1. Perencanaan laba
2. Penentuan harga jual produk
3. Pengambilan keputusan oleh manajemen
4. Pengendalian biaya
b. Untuk pihak eksternal
Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel
costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
1. Penentuan harga pokok persediaan
2. Penentuan laba
Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang
disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu,
menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing),
sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep
penentuan harga pokok yang hanya memasukkan  biaya produksi variabel
sebagai elemen harga pokok produk
2. Variabel Costing terdiri dari 2 jenis yaitu direct cost yakni sesuatu yang
harus dibiayai dan marginal costing yakni kenaikan atau penurunan biaya
sebagai hasil.
3. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian
biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek.
4. Keunggulan variabel costing antara lain, dapat digunakan sebagai alat
perencanaan operasi, penentuan harga jual, penentuan titik impas atau titik
pulang pokok, dan alat pengendalian manajemen. Sedangkan
kelemahannya adalah kesulitan dalam pemisahan biaya semi variabel
kedalam biaya tetap dan biaya variabel, dan tidak diterimanya variabel
costing dalam pelaporan untuk pihak ekstern.
5. Metode variabel costing memiliki manfaat terhadap setiap pengambilan
keputusan pada setiap perencanaan produksi serta biaya dalam
pengendalian biaya karena menyediakan informasi yang lebih baik.
6. Tujuan penentuan harga pokok variabel adalah untuk memenuhi
kubutuhan manajemen serta membantu memudahkan mengendalikan
kondisi operasional dalam kondisi tertentu.

B. Saran

Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat penulis


paparkan,besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun

15
sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Garison, Ray H.Noreen, Eric W. Brewer, Perer C. 2013, Akuntansi Manajerial,


Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi


Manajemen Buku 1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004.Jakarta:
Salemba Empat.

Indrayati.2017. Akuntansi Manajemen. Malang: Media Nusa Creative.

Samryn.L.M. 2000.Akuntansi Manajerial.Jakarta:Raja Grafindo

Setiawan. 2009. Analisis Perilaku Biaya. http://datakuliah.blogspot.com/.

17

Anda mungkin juga menyukai