Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Iqbal

Npm : B1A019298

Kelas : H

Mata Kuliah : Hukum Dagang

Materi : Firma

FIRMA
Pengertian Firma

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara
beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama
atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975)
persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai
nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan.
Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.Dalam firma semua
anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang
perusahaan kepada pihak lain.

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada pemisahan harta
kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara
pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman
dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.

Tujuan Firma

Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan
mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ), sebab
perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai
pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti
perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor konsultan
hukum, dan akuntansi politik.

Proses Pendirian Firma

Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup
lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun
pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa,
tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta
demikian tidak dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.

Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut

1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;


2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi sebagai alat bukti
untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan kewajiban masing-
masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus didaftarkan kepada Panitera Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan, dan
pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan).

Dasar Hukum Firma

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum Dagang
(KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum mengenai Firma terdapat
dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan Perseroan Dengan Cara
meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35.

Sifat Firma

 Keagenan atau perwakilan bersama


 Umur terbatas
 Dalam Tanggung jawab tak terbatas
 Pemilikan kepentingan
 Partisipasi (Keikutsertaan) dalam sebuah Persekutuan Firma
 Bentuk firma ini sudah digunakan baik untuk suatu kegiatan usaha berskala besar ataupun
kecil,

Ciri-Ciri Firma

a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.

b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.

c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.

d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.

e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.

Kelebihan dan Kekurangan  Firma

Kelebihan Firma :

1.  Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk
memperluas usahanya.
2.  Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar
yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota.
Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan
menjadi lebih baik
4. Tergabung alasan-alasan rasional.

Kekurangan firma :

1. tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.


2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan timbulnya
perselisihan paham diantara para sekutu.
3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka
firma pun bubar.

Anda mungkin juga menyukai