Anda di halaman 1dari 12

Penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEAKSARAAN DASAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA
KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) SUKU DAYAK MERATUS
Nunung Nurazizah
e-mail: nunungnurazizah@yahoo.co.id
BP-PAUD dan Dikmas Kalimantan Selatan
Jl. Ambulung, Kalimantan Selatan 70714
Abstrak: Perangkat pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar, silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), panduan pembelajaran, panduan penilaian pendidikan keaksaraan dasar pada
Komunitas Adat Terpencil (KAT) suku Dayak Meratus disusun untuk kelengkapan pembelajaran pendidikan
keaksaraan dasar dalam mencapai standar kompetensi lulusan peserta didik pendidikan keaksaraan dasar
sesuai Permendikbud No. 86 tahun 2014. Penyusunan perangkat pembelajaran menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (research and development). Uji coba dalam penelitian pengembangan
ini dilakukan di PKBM Belimbing Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sebagai kelompok treatment) dan
SPNF SKB Kabupaten Balangan (sebagai kelompok control) dari Agustus sampai Oktober 2017. Uji
validitas konseptual produk perangkat pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar diperoleh dengan
perhitungan rata-rata (mean) 82,8%, tingkat validitas sangat tinggi. Uji kemenarikan dan keterbacaan
konseptual diperoleh dengan perhitungan rata-rata (mean) 76,4%, tingkat kemenarikan dalam kategori
tinggi. Dampak dari penerapan perangkat pembelajaran agar peserta didik dapat memiliki literasi dalam
segala bidang kehidupan.

Kata-kata kunci: perangkat pembelajaran, keaksaraan dasar, suku Dayak Meratus

THE DEVELOPMENT OF THE BASIC LITERACY EDUCATIONAL


LEARNING INSTRUMENTS BASED ON THE LOCAL WISDOM OF
DAYAK MERATUS REMOTE COMMUNITY
Abstract: The learning instruments that consisted of the teaching materials, syllabuses, lesson plans
(RPP), learning guides, and evaluation guides of basic literacy educational learning at the remote
indigenous community of Dayak Meratus tribe were composed for the completion of the basic literacy
educational learning instruments in order to achieve course learning outcome of the basic literacy education
in accordance to the regulation of the minister of education and culture no.86 2014. The research and
development method was employed in developing the learning instruments. The tryouts in this research
and development were conducted in PKBM Belimbing of Hulu Sungai Selatan (as the experiment
group) and SPNF SKB Balangan (as the control group) from August to October 2017. The basic literacy
educational learning instruments conceptual product validity test was obtained with the mean calculation
of 82.8% which meant that validity level was very high. The attractiveness and conceptual literacy test
was obtained with the mean calculation of 76,4% which meant that the attractiveness level was in the
high category. The effect of the learning instruments’ implementation was intended that the learners could
get the literacy in all aspects of their life.

Keywords: learning instruments, basic literacy educational learning literacy, Dayak Meratus language

PENDAHULUAN
Agenda pendidikan tahun 2030, komitmen agenda tersebut, layanan pendidikan keaksaraan
dunia mendukung kesempatan belajar sepanjang memegang peran strategis dan penting. Hal ini
hayat untuk semua, pada seluruh lingkungan dan karena pada tahun 2016 secara nasional masih
tingkat pendidikan (Ella, 2016). Sejalan dengan terdapat sebesar 2,07% atau 3,9 juta orang buta

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 123
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

aksara usia 15-59 tahun dan dua pertiga diantaranya Hulu Sungai Selatan merupakan kabupaten
adalah perempuan (Susenas BPS, 2016). Program di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat
layanan pendidikan keaksaraan ini diharapkan dapat komunitas Dayak, sedangkan suku Dayak Meratus
menurunkan angka buta aksara di Indonesia. banyak bertempat tinggal di Kabupaten Hulu Sungai
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Selatan, Kecamatan Loksado.
berdasarkan data buta aksara tahun 2010, angka Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan
buta aksara untuk usia 15 tahun ke atas mencapai Dasar hendaknya sesuai dengan Peraturan Menteri
144.500 orang dan mengalami penurunan signifikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
tahun 2016 sejumlah 12.800 orang dan pada tahun Nomor 86 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
2017 diharapkan tinggal 31.000 orang (Kalimantan Pendidikan Keaksaraan Dasar. Berdasarkan
Pos, 2016), sedangkan jumlah buta aksara di wawancara dengan beberapa pengelola program
Kabupaten Balangan tahun 2015 usia 15-59 tahun pendidikan keaksaraan bahwa pengelola mengalami
berjumlah 1.483 dengan rincian laki-laki 678 orang kesulitan dalam melaksanakan program pendidikan
dan perempuan 805 orang, yang sudah terlayani keaksaraan dasar yang mengacu pada Peraturan
pendidikan keaksaraan dasar pada tahun 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
berjumlah 1.050 dengan rincian laki-laki 180 orang Indonesia Nomor 86 Tahun 2014. Oleh karena itu,
dan perempuan 870 orang (Dinas Pendidikan perlu upaya untuk memudahkan pengelola program
Kabupaten Balangan, 2017). dalam menyelenggarakan pendidikan keaksaraan
Jumlah penduduk di Kabupaten Hulu Sungai dasar yang sesuai dengan kurikulum pendidikan
Selatan berjumlah 256.075 jiwa, sedangkan buta keaksaraan dasar.
aksara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada Salah satu pendukung agar pelaksanaan
tahun 2010 sebanyak 9.471 orang dan pada tahun pendidikan keaksaraan dasar sesuai dengan
2016 yang buta aksara sebanyak 1973 orang kurikulum adalah ketersediaan bahan ajar, silabus
(Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan RPP, panduan pembelajaran, panduan
2016). Jumlah Penduduk pada Kecamatan Loksado penilaian yang mengacu pada kurikulum pendidikan
pada tahun 2013 berjumlah 9.575 jiwa (Dinas keaksaraan dasar. Dengan adanya bahan ajar,
Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Hulu Sungai silabus dan RPP, panduan pembelajaran, panduan
Selatan, 2013), sedangkan data kependudukan di penilaian pendidikan keaksaraan dasar diharapkan
Desa Loklahung Kecamatan Loksado Kabupaten mampu memberikan pengetahuan, keterampilan
Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada tabel 1. sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.
Hasil studi kelayakan menemukan masih banyaknya
Tabel 1 masyarakat yang buta aksara di Kabupaten Hulu
Data Kependudukan Desa Loklahung Kecamatan Sungai Selatan yang berjumlah 17.675 jiwa dengan
Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan realisasi penuntasan buta aksara sampai tahun
Jumlah Penduduk Jumlah 2013 berjumlah 7.202 jiwa sehingga masih terdapat
No. RT
LK PR LK+PR KK 10.473 jiwa penduduk buta aksara (Dinas Pendidikan
1 RT. 01 108 89 197 47 Kab. Hulu Sungai Selatan, 2013).
2 RT. 02 91 62 153 25 Masyarakat yang buta aksara perlu layanan
3 RT. 03 56 47 103 20 program pendidikan keaksaraan, sehingga dapat
Jumlah Penduduk Jumlah membaca, menulis, berhitung, dan berdaya dalam
No. RT
LK PR LK+PR KK kehidupan sehari-hari. Diantara kendala dalam
4 RT.04 37 33 70 18 pembelajaran adalah masalah ketersediaan bahan
Jumlah 292 231 523 110 ajar dimana bahan ajar yang tersedia adalah bahan
ajar terbitan tahun 2009, sehingga kurang sesuai
Sementara itu, untuk agama yang dengan kompetensi keaksaraan yang mengacu
dianut masyarakat Desa Loklahung tempat pada Permendikbud No.86 Tahun 2014. Sementara
penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar di sisi lain, instrumen penilaian sudah mengunakan
Komunitas Adat Terpencil (KD-KAT) yaitu Agama kurikulum keaksaraan dasar yang mengacu pada
Islam 10 orang, Kristen 10 orang, dan Kaharingan Kurikulum 2013. Hal ini menyebabkan kurang sinkron
503 orang. Kabupaten Balangan dan Kabupaten antara bahan ajar yang tersedia dan penilaian akhir

124 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

program. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan
menyusun bahan ajar KD-KAT suku Dayak Meratus, keluarga dan masyarakat.
apalagi dengan kondisi sosial budaya komunitas Program pendidikan keaksaraan dasar ini
yang khusus tersebut. dilaksanakan dengan alokasi waktu minimal 114 jam
Pengembangan perangkat pembelajaran pelajaran @60 menit yang terdiri atas keterampilan
pendidikan keaksaraan dasar berbasis kearifan lokal membaca dan menulis sebanyak 80 jam dan
pada KAT suku Dayak Meratus diharapkan dapat keterampilan berhitung sebanyak 34 jam. Menurut
mendukung kegiatan pembelajaran yang berbasis Permendikbud Nomor 86 Tahun 2014 tentang
lokal dan berupa konteks lokal sebagai upaya Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar,
peningkatan keberaksaraan warga masyarakat kompetensi dasar pendidikan keaksaraan dasar
sesuai kebutuhan, kondisi, permasalahan, budaya, pada dimensi sikap meliputi (1) mampu melakukan
dan karakteristik masyarakat sasaran program ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
pendidikan KD-KAT. Hal ini sesuai dengan masing-masing; (2) mampu menunjukkan sikap
isi Permendikbud No.86 tahun 2014 tentang santun dalam berkomunikasi dan taat pada aturan
Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar yang disepakati; dan (3) mampu menunjukkan sikap
yaitu membantu menumbuhkan kebiasaan pada jujur dalam berkomunikasi dan berhitung pada
peserta didik untuk mencari dan mempergunakan kehidupan sehari-hari.
media baca tulis hitung sendiri dari berbagai sumber Sementara itu, kompetensi dasar pendidikan
di sekitar lingkungan tempat peserta didik berdomisili. keaksaraan dasar pada dimensi pengetahuan
Oleh karena bahan ajar yang dikembangkan untuk meliputi (1) menguasai teknik membaca; (2)
suku Dayak Meratus, maka bahan ajar ditulis dalam mengenal teks personal tentang identitas diri; (3)
dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa mengenal teks deskripsi minimal 3 (tiga) kalimat
Dayak Meratus. Diharapkan dengan pemberdayaan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lokal, hari; (4) mengenal teks informasi sederhana dalam
akan meningkatkan kualitas dan taraf hidup Suku bentuk poster yang berkaitan dengan kehidupan
Dayak Meratus. sehari-hari; (5) mengenal teks narasi pendek minimal
Pendidikan keaksaraan dasar adalah program 3 (tiga) kalimat sederhana yang berkaitan dengan
yang bertujuan untuk pemberantasan buta huruf dan kehidupan sehari-hari; (6) mengenal teks petunjuk/
buta pendidikan dasar agar seseorang melek aksara arahan minimal 3 (tiga) kalimat yang berkaitan
atau memiliki literasi dalam segala bidang kehidupan, dengan kehidupan sehari-hari; (7) mengenal
untuk menghadapi pesatnya perubahan sosial dan bilangan (1-1000), uang, dan operasinya dalam
perkembangan masyarakat (Lampiran Peraturan kehidupan sehari-hari; dan (8) mengenal dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 membaca satuan panjang, berat, isi, dan waktu
Tahun 2014 tentang pedoman Penyelenggaraan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan Keaksaraan Dasar). (Permendikbud Nomor 86 Tahun 2014).
Mengacu kepada Permendikbud Nomor 86 Kompetensi dasar pendidikan keaksaraan
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dasar pada dimensi keterampilan meliputi (1)
Keaksaraan Dasar yang meliputi ranah sikap, membaca suku kata dan kata yang terdiri atas huruf
pengetahuan, dan keterampilan, maka capaian vokal dan konsonan berkaitan dengan kehidupan
hasil belajar bagi lulusan pendidikan keaksaraan sehari-hari; (2) membaca lancar teks minimal 3 (tiga)
dasar meliputi (1) ranah sikap, memiliki perilaku kalimat sederhana dan memahami isinya; (3) menulis
dan etika yang mencerminkan sikap orang beriman kata dan kalimat sederhana yang berkaitan dengan
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan kehidupan sehari hari; (4) menulis teks personal
lingkungan keluarga, masyarakat, dan alam dalam tentang identitas diri; (5) menulis teks deskripsi
kehidupan sehari-hari; (2) ranah pengetahuan, tentang penggambaran sebuah objek (benda,
menguasai pengetahuan faktual, tentang cara hewan, tumbuhan, atau orang) dalam bahasa
berkomunikasi melalui bahasa Indonesia dan Indonesia minimal tiga kalimat sederhana berkaitan
berhitung dalam hidup bermasyarakat; dan (3) ranah dengan kehidupan sehari-hari; (6) menulis teks
keterampilan, memiliki kemampuan menggunakan informasi dalam bentuk poster menggunakan bahasa
bahasa Indonesia dan keterampilan berhitung untuk Indonesia; (7) menulis teks narasi minimal tiga

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 125
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

kalimat yang di dalamnya terdapat kalimat majemuk keaksaraan dasar adalah (1) sebagai alat bantu
berdasarkan gambar tunggal atau gambar seri; (8) bagi tutor untuk membelajarkan materi pendidikan
menulis teks petunjuk/arahan tentang kehidupan keaksaraan dasar yang disesuaikan dengan
sehari-hari minimal tiga kalimat dengan atau tanpa standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai
bantuan gambar; (9) melakukan dan menggunakan Permendikbud No. 86 tahun 2014; dan (2) sebagai
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, alat bantu bagi peserta didik untuk mencapai standar
dan pembagian bilangan sampai dua angka dalam kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
kehidupan sehari-hari; dan (10) mengukur dan dipetakan pada tiap-tiap bahan ajar.
menggunakan satuan ukuran panjang, jarak, berat, Bahan ajar pendidikan keaksaraan dasar
dan waktu yang biasa digunakan dalam kehidupan dikembangkan dengan maksud (1) kesesuaian
sehari-hari serta menafsirkan hasil pengukuran bahan ajar dengan kondisi lingkungan dan sosial
(Permendikbud No. 86 Tahun 2014). budaya peserta didik; (2) meningkatkan kemampuan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan keberaksaraan peserta didik; (3) memberikan
yang digunakan untuk membantu tutor dalam kemudahan peserta didik dalam memahami
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi karena materi sesuai dengan kehidupan
memungkinkan peserta didik untuk belajar karena mereka senari-hari; (4) mengembangkan kesadaran
sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik. kritis peserta didik tentang kondisi lingkungan
Dalam pengertian lain bahan ajar dapat dimaknai sesuai dengan materi di bahan ajar; (5) membentuk
sebagai benda-benda fisik yang digunakan sikap mental rasional peserta didik terhadap materi
dalam sebuah pembelajaran yang memengaruhi pembelajaran; (6) berorientasi pada nilai, sikap
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar juga dimaknai mental, dan keterampilan yang diinginkan; dan (7)
sebagai seperangkat materi/substansi pelajaran memberikan hiburan pada peserta didik khususnya
(teaching material) yang disusun secara sistematis, pada bahan ajar yang berupa foto atau video (Subdit
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan Pendidikan Keaksaraan, 2005).
dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar pendidikan keaksaraan dasar
Bahan ajar merupakan media agar peserta dalam penelitian ini adalah media yang digunakan
didik dapat mengalami, menghayati, mengolah, oleh tutor dan peserta didik dalam pembelajaran
mengungkapkan, menyimpulkan, dan menerapkan keaksaran dasar yang disesuaikan dengan
materi-materi yang telah diajarkan dalam kehidupan budaya lokal masyarakat adat terpencil dengan
sehari-hari, juga segala bentuk bahan yang digunakan menggunakan pendekatan bahasa ibu (bahasa
untuk membantu tutor dalam melaksanakan kegiatan Dayak Meratus) dalam bentuk buku, brosur, leaflet,
pembelajaran (Heinic dalam Arsyad, 2003). Bahan foto, dan video kegiatan pembelajaran peserta didik.
ajar dapat mendukung proses pembelajaran pada Masing-masing suku memiliki kearifan lokal
program pendidikan keaksaraan dengan syarat sendiri. Kearifan lokal merupakan sesuatu yang
sebagai berikut (1) meningkatkan motivasi belajar berkaitan secara khusus atau ciri khas dari budaya
peserta didik; (2) sesuai dengan lingkungan dan tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara
kehidupan peserta didik; dan (3) langsung diterapkan hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal).
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan kata lain, kearifan lokal ada pada budaya
Secara umum jenis bahan ajar biasanya lokal (local culture). Budaya lokal disebut juga
terdiri atas handout, buku, modul, dan belajar budaya daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam
terprogram. Dalam pendidikan KD-KAT ini yang Negeri Nomor 39 Tahun 2007 Pasal 1 mendefinisikan
dimaksud dengan bahan ajar adalah isi pesan yang budaya daerah sebagai suatu sistem nilai yang
menjadi materi belajar berupa tulisan atau gambar dianut oleh komunitas atau kelompok masyarakat
yang dituangkan dalam bentuk buku, poster, daN tertentu di daerah, yang diyakini akan dapat
leaflet yang digunakan oleh peserta didik. Bentuk memenuhi harapan-harapan warga masyarakatnya
bahan belajar pendidikan KD-KAT terdiri atas (1) dan di dalamnya terdapat nilai-nilai, sikap tata
tulisan seperti buku, brosur, dan leaflet; (2) gambar, cara masyarakat yang diyakini dapat memenuhi
seperti poster, film, dan video; dan (3) alat peraga, kehidupan warga masyarakatnya.
yaitu alat dan bahan praktik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Kegunaan bahan ajar dalam pendidikan kearifan lokal adalah pengetahuan, keterampilan,

126 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

dan sikap dalam menghadapi lingkungan hidup Banjar sendiri mendapatkan pengaruh dari bahasa
yang dikembangkan oleh para leluhur agar dapat Jawa. Misalnya adanya kosakata ayying (air) yang
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan hidup sudah tidak ada lagi dalam bahasa Banjar dan
sekitar mereka, yang menjadikan pengetahuan dan digantikan dengan kata pinjaman banyu dari bahasa
sikap itu sebagai bagian dari budaya dan selanjutnya Jawa, sedangkan bahasa Dayak Meratus sudah
dapat memperkenalkan serta meneruskannya ke banyak dipengaruhi oleh bahasa Banjar, sehingga
generasi berikutnya. Beberapa bentuk pengetahuan kosa kata dalam bahasa Dayak Meratus tidak begitu
tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda- berbeda dengan bahasa Banjar yang merupakan
legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga bahasa suku Banjar di Kalimantan Selatan.
aturan atau hukum setempat. Pada suku Dayak Dalam sistem kepercayaan yang dianut oleh
Meratus, ritual diadakan pada saat akan memulai masyarakat suku Dayak Meratus, terdapat empat
menanam padi dan pada saat panen padi sebagai agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan agama
rasa syukur terhadap alam dan Yang Maha Kuasa. pribumi yaitu Kaharingan. Agama Kaharingan tetap
Kearifan lokal dayak adalah nilai-nilai budaya, menjadi agama mayoritas yang sampai saat ini
ritual keagamaan pada masyarakat suku dayak. masih dianut dan dihayati oleh suku Dayak Meratus.
Dayak sendiri adalah nama yang oleh penduduk Agama Kaharingan atau disebut pula dengan Hindu
pesisir Pulau Borneo diberi kepada penghuni Kaharingan merupakan kepercayaan tradisional
pedalaman yang mendiami pulau. Di Kalimantan suku Dayak. Secara etimologi, Kaharingan berarti
Selatan ada suku Dayak Meratus di Kabupaten Hulu tumbuh dan hidup. Agama Kaharingan juga memiliki
Sungai Selatan dan suku Dayak Dusun Balangan di berapa kitab suci diantaranya Panuturan, Talatah
Kabupaten Balangan yang termasuk pada golongan Basrah (kumpulan doa-doa), dan Tara (kitab
suku Dayak Ngaju. Kearifan lokal Dayak mencakup petunjuk tata cara meminta pertolongan kepada
jenis mata pencaharian, upacara-upacara adat, Tuhan dengan upacara menabur beras), sehingga
tarian adat, bangunan adat seperti balai adat sebagai dalam kartu tanda penduduk, identitas keagamaan
tempat upacara adat, pertemuan warga, dan tempat dimasukkan dalam agama Hindu. Tempat ibadah
menyimpan benda tradisional yang digunakan untuk dalam agama Kaharingan disebut Balai Basrah
upacara adat (Syahriansyah, dkk, 2011). Balai adat atau Balai Kaharingan yang merupakan tempat
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Balai utama bagi umat Hindu Kaharingan melakukan
adat Malaris, Balai Manutui, Balai Mawak, dan ibadah sembahyang, juga untuk melakukan ritual
Balai Haratai yang semuanya berada di Kecamatan keagamaan seperti aruh ganal pada saat memulai
Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. dan panen padi.
Bahasa sehari-hari yang digunakan orang Sistem mata pencaharian suku Dayak secara
Dayak terdiri dari berbagai bahasa, karena pada keseluruhan dapat dikategorikan dalam tiga hal yaitu
suku Dayak ada beragam suku atau komunitas adat. bertani atau berladang, berburu dan menangkap
Bahasa yang banyak digunakan oleh orang Dayak ikan, serta pegawai dan karyawan. Namun, sistem
adalah bahasa Dayak Ngaju. Dalam tata bahasa mata pencaharian utama sekaligus paling utama
Dayak Ngaju, menyatakan Dayak Ngaju dari kata bagi suku Dayak adalah bertani dan berburu.Untuk
Dayak yang berarti sedikit atau kecil dan Ngaju suku Dayak Meratus tempat peserta didik program
berarti udik atau hulu. Dengan demikian diduga KD-KAT, memiliki mata pencaharian berladang (kayu
asal muasal penutur bahasa Dayak Ngaju berdiam manis, buah kemiri, dan pohon karet) dan menanam
di daerah hulu sungai terutama Sungai Kapuas, padi.
Katingan, Sungai Barito, Seruyan, Mentaya, dan Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio,
Kahayan. “diteruskan”) adalah sesuatu yang telah dilakukan
Bahasa Melayu Bukit atau bahasa Dayak sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan
Meratus merupakan salah satu bahasa dalam masyarakat Dayak Meratus. Ritual adalah
rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan oleh serangkaian kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
suku Dayak Bukit yang mendiami daerah sepanjang pada waktu yang telah ditentukan oleh para
pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Bahasa ketua adat dan pendeta/balian. Salah satu ritual
Melayu Bukit ini merupakan bentuk arkhais (bahasa keagamaan yang menjadi tradisi masyarakat adat
terdahulu) dari bahasa Banjar sebelum bahasa Dayak di Kalimantan Selatan yang sangat terkenal

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 127
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

bahkan menjadi tujuan wisata adalah aruh adat. Aruh sudah semakin lentur karena setiap anak diberikan
adat diartikan sebagai upacara adat, ada berupa kebebasan dalam menentukan teman hidupnya.
aruh ganal. Aruh ganal dapat dilaksanakan sampai Dalam hal ini jenis perkawinan yang dilarang adalah
7 hari 7 malam. Bagi masyarakat adat suku Dayak, perkawinan dengan golongan keluarga sendiri, yaitu
aruh ganal adalah sebagai rasa syukur atas panen saudara sekandung (incest) dan saudara sepupu
yang sudah mereka laksanakan dan sebagai awal dari garis keturunan ayah (patriparalel cousin).
untuk memulai kembali bercocok tanam. Dalam aruh Kondisi geografis suku Dayak Meratus berada
ganal terdapat serangkaian kegiatan mulai dari tari- di bentangan pegunungan Meratus yang terletak
tarian sampai dengan acara persembahan. antara 115035’55” sampai 115047’43” Bujur timur
Sistem kekerabatan adalah gabungan dan 02025’32” sampai 02035’26” Lintang selatan.
patrilineal dan matrilineal atau sistem kekerabatan Jarak desa ke ibukota kecamatan 35 km, jarak
bilateral. Bagi suku Dayak tidak ada perbedaan desa ke ibukota kabupaten 48 km, dan jarak desa
dalam pembagian warisan bagi anak laki-laki dan ke ibukota provinsi 231 km. Oleh karena itu, dikenal
perempuan, yang berbeda di wilayah pembagian dengan Dayak Meratus, karena berada di wilayah
tugas saja. Suku Dayak biasa tinggal satu rumah bentangan pegunungan maka kondisi geografisnya
(balai) bagi mereka yang belum memiliki rumah. Jika berupa pegunungan, perbukitan yang naik turun,
sudah mampu membuat rumah mereka akan keluar dan terdapat aliran sungai.
dari balai tersebut (Faidi, 2015). Sistem perjodohan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan (b) diskusi terpumpun draft model, yaitu kegiatan
perangkat pembelajaran pada pendidikan keaksaraan seminar draft model agar mendapatkan masukan
dasar dengan sasaran komunitas adat suku dari ahli dan praktisi yang mengikuti diskusi
Dayak Meratus. Sesuai dengan tujuan penelitian terpumpun; (c) uji coba konseptual, dilakukan
ini, yaitu agar bahan ajar yang dikembangkan dengan melibatkan ahli, praktisi, dan peserta
dapat digunakan oleh peserta didik keaksaraan didik pendidikan keaksaraan dasar sesuai dengan
dasar pada suku Dayak Meratus, maka metode model yang sedang dikembangkan serta kepada
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian calon pengguna model (tutor program pendidikan
pengembangan (reseach and development). keaksaraan dasar dan peserta didik) dengan
Metode penelitian dan pengembangan/research menggunakan instrumen validasi yang disusun
and development adalah metode penelitian yang oleh peneliti; dan (d) review model konseptual,
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dilakukan dengan melibatkan tim pengembang,
dan memiliki inovasi dengan menguji keefektifan akademisi/pakar/praktisi yang membidangi untuk
produk. Tujuan pengembangan model ini adalah memperoleh perbaikan model konseptual; (3) uji
untuk menghasilkan produk berupa perangkat coba model operasional, tahap ini digunakan untuk
pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar, silabus mengukur tingkat keefektifan, keterlaksanaan atau
dan RPP, panduan pembelajaran, panduan kepraktisan, dan kemenarikan. Adapun langkah
penilaian yang berkontek lokal suku Dayak Meratus, ujicoba meliputi (a) menetapkan rancangan uji
maka metode yang digunakan adalah metode coba pada dua kelompok sasaran, yaitu kelompok
penelitian pengembangan yang mengacu pada yang eksperimen dan kelompok kontrol yang keduanya
dikembangkan oleh Borg and Gall. berada di wilayah/ kabupaten yang berbeda.
Prosedur pengembangan disesuaikan dengan Kelompok eksperimen pada Kabupaten Hulu Sungai
kebutuhan secara konseptual (Borg dan Gall, 1979), Selatan dan kelompok kontrol pada Kabupaten
dalam penelitian ini mengikuti langkah berikut (1) Balangan, dengan jumlah kelompok treatment
identifikasi kebutuhan pengembangan, dilakukan 10 kelompok masing-masing 10 warga belajar;
melalui studi lapangan/eksplorasi sebagai studi (b) menyiapkan model dan perangkat pendukung
empiris dan studi kepustakaan; (2) pengembangan model yang akan diujicobakan; (c) melaksanakan
model konseptual, meliputi (a) penyusunan draft orientasi calon sasaran uji coba pengembangan
model pengembangan perangkat pembelajaran; model kepada penyelenggara program dan pendidik

128 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

yang akan melaksanakan pembelajaran, sehingga saat uji coba konseptual model untuk mengetahui
terdapat persamaan persepsi terhadap model yang tingkat keterbacaan dan kemenarikan naskah
akan diujicobakan; (d) melaksanakan uji coba, model yang selanjutnya dianalisis menggunakan
observasi, dan mencatat kegiatan pembelajaran rata-rata (mean). Teknik tes digunakan untuk
selama pelaksanaan uji coba juga dilakukan; (e) mengukur keberhasilan pembelajaran menggunakan
analisis data dengan menggunakan t-test untuk uji naskah model pengembangan yang selanjutnya
keefektifan, rata-rata/mean untuk uji kemenarikan dianalisis menggunakan t-test untuk mengetahui
dan keterlaksanaan; serta (f) diskusi terpumpun tingkat efektivitas produk. Teknik wawancara untuk
hasil uji coba pengembangan model, untuk merevisi memperoleh informai mendalam terkait penggunaan
model dari hasil analisis dan masukan-masukan dari produk yang dikembangkan, dan observasi untuk
penyelenggara sehingga menjadi naskah model final melihat keterpakaian model dan dampak model
yang siap dibakukan dan selanjutnya digandakan; yang selanjutnya dianalisis secara induktif kualitatif
dan (4) pembakuan model hasil pengembangan, dengan rata-rata/mean untuk uji kemenarikan dan
yang dilakukan melalui kegiatan diskusi dengan keterlaksanaan.
melibatkan unsur Direktorat Pendidikan Masyarakat Skema pengembangan perangkat
untuk memperoleh masukan perbaikan dan pembelajaran pendidikan KD-KAT suku Dayak
pengesahan/validasi model. Meratus lebih jelasnya digambarkan pada gambar 1.
Uji coba dalam penelitian pengembangan
ini dilakukan di PKBM Belimbing Kabupaten Hulu
Sungai Selatan (sebagai kelompok treatment)
dan SPNF SKB Kabupaten Balangan (sebagai
kelompok control), mulai dari Agustus sampai
Oktober 2017. Subjek uji coba dalam penelitian
ini adalah tutor sebanyak 20 orang dan peserta
didik sebanyak 100 orang peserta didik pendidikan
keaksaraan dasar. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian pengembangan ini berupa tes,
wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi.
Teknik dokumentasi digunakan saat tahap Gambar 1. Langkah pengembangan perangkat
studi pendahuluan. Teknik kuesioner digunakan pembelajaran

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil konteks lokal, desain lokal, partisipatif, dan
Kompetensi lulusan pendidikan keaksaraan bermanfaat bagi peserta didik. Dengan jumlah jam
dasar merupakan kualifikasi kemampuan pelajaran @ 60 menit adalah 114 jam pelajaran yang
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, terdiri atas keterampilan membaca dan menulis
dan keterampilan yang terdiri atas (1) memiliki 80 jam dan keterampilan berhitung sebanyak 34
perilaku dan etika yang mencerminkan sikap orang jam dengan mengacu pada Peraturan Menteri
beriman dan bertanggung jawab dalam berinteraksi Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan lingkungan keluarga, masyarakat, dan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
alam dalam kehidupan sehari-hari; (2) menguasai Pendidikan Keaksaraan Dasar.
pengetahuan faktual tentang cara berkomunikasi Kurikulum pendidikan keaksaraan dasar
melalui bahasa Indonesia dan berhitung untuk terdiri atas kompetensi inti dan kompetensi dasar
melakukan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keluarga dan bermasyarakat; serta (3) mampu keterampilan. Kompetensi inti 1 (sikap), yaitu
menggunakan bahasa Indonesia dan keterampilan menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan
berhitung untuk melakukan aktivitas sehari-hari masing-masing sehingga dapat berperilaku dan
dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. memiliki etika sebagai warga masyarakat yang
Kurikulum yang digunakan berbasis pada baik. Kompetensi inti 2 (pengetahuan), yaitu

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 129
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

menguasai pengetahuan faktual tentang cara No. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
mendengar, membaca, menulis, dan berbicara 5 Menulis teks deskripsi ten-
dalam bahasa Indonesia, serta berhitung untuk tang penggambaran sebuah
objek (benda, hewan, tumbu-
menyelesaikan masalah sehari-hari. Kompetensi han, atau orang) dalam ba-
inti 3 (keterampilan), yaitu mampu membaca, hasa Indonesia minimal tiga
kalimat sederhana berkaitan
menulis, dan berhitung untuk mendukung aktivitas dengan kehidupan sehari-hari
di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam 6 Menulis teks informasi
kehidupan sehari-hari (Permendikbud Nomor 86 dalam bentuk poster meng-
gunakan bahasa Indonesia
Tahun 2014).
7 Menulis teks narasi minimal
tiga kalimat yang di dalam-
Tabel 1 nya terdapat kalimat ma-
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) jemuk berdasarkan gambar
tunggal atau gambar seri
No. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
8 Menulis teks petunjuk/arahan
1 Dimensi sikap 1 Mampu melakukan ibadah tentang kehidupan sehari-hari
sesuai dengan agama dan minimal tiga kalimat dengan
kepercayaan masing-masing atau tanpa bantuan gambar
2 Mampu menunjukkan sikap 9 Melakukan dan menggunakan
santun dalam berkomunikasi dan operasi penjumlahan, pengura-
taat pada aturan yang disepakati ngan, perkalian, dan pembagian
3 Mampu menunjukkan sikap jujur bilangan sampai dua angka
dalam berkomunikasi dan berhi- dalam kehidupan sehari-hari
tung pada kehidupan sehari-hari 10 Memperkirakan atau mem-
2 Dimensi penge- 1 Menguasai teknik membaca bulatkan hasil perhitungan
tahuan dalam kehidupan sehari-hari

2 Mengenal teks perso- 11 Mengukur dan menggunak-


nal tentang identitas diri an satuan ukuran panjang,
jarak, berat, dan waktu yang
3 Mengenal teks deskripsi biasa digunakan dalam ke-
mi-nimal tiga kalimat seder- hidupan sehari-hari serta
hana yang berkaitan de- menafsirkan hasil pengukuran
ngan kehidupan sehari-hari
4 Mengenal teks informal
sederhana dalam bentuk Identifikasi struktur tema dan materi mengacu
poster yang berkaitan de- pada kurikulum program pendidikan keaksaraan
ngan kehidupan sehari hari
dasar maupun potensi dan permasalahan lokal yang
5 Mengenal teks narasi pendek
minimal tiga kalimat seder- ada pada masyarakat KAT suku Dayak Meratus,
hana yang berkaitan den- terutama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Ruang
gan kehidupan sehari-hari
lingkup bahan ajar dalam program pendidikan KD-
6 Mengenal teks petunjuk/
arahan minimal tiga kalimat KAT meliputi tema ekonomi, kesehatan dan siklus
sederhana yang berkaitan hidup, serta ritual.
dengan kehidupan sehari-hari
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
7 Mengenal bilangan (1-
1000), uang, dan operasinya
yang telah diuraikan di atas dapat dilihat secara
dalam kehidupan sehari-hari rinci pada tabel 2.
8 Mengenal dan membaca sa-
tuan panjang, berat, isi, dan
waktu yang biasa digunakan
Tabel 2
dalam kehidupan sehari-hari Struktur Tema Bahan Ajar Seni dan Budaya
3 Dimensi keter- 1 M e m bac a s uk u k at a y a n g Jam
Sub Tema Kompetensi Dasar
ampilan terdiri atas huruf vokal dan Pel
konsonan berkaitan de-
Ekonomi/ 2.1 Menguasai teknik membaca 48
ngan kehidupan sehari-hari
pekerjaan/
2 Membaca lancar teks mini- profesi
mal tiga kalimat seder- 3.1 Membaca suku kata dan kata
hana dan memahami isinya yang terdiri atas huruf vokal
3 Menulis kata dan kalimat dan konsonan berkaitan dengan
sederhana yang berkaitan kehidupan sehari-hari
denga kehidupan sehari-hari 2.7 Mengenal bilangan (1-1000),
4 Menulis teks perso- uang, dan ope-rasinya dalam
nal tentang identitas diri kehidupan sehari-hari

130 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

Jam Jam
Sub Tema Kompetensi Dasar Sub Tema Kompetensi Dasar
Pel Pel
3.9 Melakukan dan menggunakan 3.4 Menulis teks personal tentang
operasi penjumlahan, penguran- identitas diri
gan, perkalian, dan pembagian 2.3 Mengenal teks deskripsi ten-
bilangan sampai dua angka tang penggambaran sebuah
dalam kehidupan sehari- hari objek (benda, hewan, tumbuhan,
3.10 Memperkirakan atau membu- atau orang) minimal dalam tiga
latkan hasil perhitungan dalam kalimat yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
2.8 Mengenal dan membaca satuan 3.5 Menulis teks deskripsi tentang
panjang, berat, isi, dan waktu penggambaran sebuah ob-
yang biasa digunakan dalam jek dalam bahasa Indonesia
kehidupan sehari-hari minimal tiga kalimat sederhana
berkaitan de-ngan kehidupan
3.11 Mengukur dan mengguna-kan sehari-hari
satuan ukuran panjang, jarak,
berat, dan waktu yang biasa 2.6 Mengenal teks petunjuk/ ara-
digunakan dalam kehidupan han minimal tiga kalimat yang
sehari-hari serta menafsirkan berkaitan dengan kehidupan
hasil pengukuran sehari-hari
Kesehatan 2.7 Mengenal bilangan (1-1000), 44 3.8 Menulis teks petunjuk/ arahan
uang, dan ope-rasinya dalam tentang kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari minimal tiga kalimat dengan atau
tanpa bantuan gambar
3.9 Melakukan dan menggunakan
operasi penjumlahan, penguran- Catatan: 1 jam pelajaran setara dengan 60 menit,
gan, perkalian, dan pembagian 114 jam pelajaran
bilangan sampai dua angka
dalam kehidupan sehari- hari
3.10 Memperkirakan atau membu- Dari struktur kurikulum tersebut dikembangkan
latkan hasil perhitungan dalam bahan ajar yang didesain berkonteks lokal suku
kehidupan sehari-hari
Dayak Meratus dengan menggunakan dua bahasa
2.8 Mengenal dan membaca satuan
panjang, berat, isi, dan waktu yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Meratus.
yang biasa digunakan dalam Bahan ajar disusun dalam tiga seri yaitu (1) seri
kehidupan sehari-hari
pekerjaan, (2) seri kesehatan, dan (3) seri siklus
3.11 Mengukur dan mengguna-kan
satuan ukuran panjang, jarak, hidup.
berat, dan waktu yang biasa Uji validitas konseptual produk bahan ajar
digunakan dalam kehidupan
sehari-hari serta menafsirkan pendidikan KD-KAT diperoleh dengan perhitungan
hasil pengukuran rata-rata (mean) dalam bentuk persentase. Hasil
3.2 Membaca lancar teks minimal perhitungan tingkat validitas model konseptual
tiga kalimat sederhana dan
memahami isinya diperoleh 82,8% yang berarti tingkat validitas sangat
3.3 Menulis kata dan kalimat seder- tinggi. Uji kemenarikan dan keterbacaan konseptual
hana yang berkaitan dengan diperoleh dengan perhitungan rata-rata (mean)
kehidupan sehari-hari
dan diperoleh hasil 76,4% yang berarti tingkat
2.4 Mengenal teks informasi seder-
hana dalam bentuk poster yang kemenarikan model dalam kategori tinggi. Bahan
berkaitan de-ngan kehidupan ajar diterapkan pada dua kelompok sasaran pada
sehari-hari
wilayah yang berbeda, namun memiliki karakteristik
3.6 Menulis teks informasi dalam
bentuk poster menggunakan yang sama yaitu menggunakan bahasa sehari-hari
bahasa Indonesia yang sama bahasa Dayak Meratus, dan memiliki
2.5 Mengenal teks narasi pendek kondisi lingkungan dan permasalahan yang sama
minimal tiga kalimat sederhana
yang berkaitan dengan kehidu- yaitu masyarakat pegunungan Meratus yang mata
pan sehari-hari pencaharian tergantung pada perkebunan dan
3.7 Menulis teks narasi minimal sumberdaya alam pegunungan Meratus.
tiga kalimat yang di dalamnya
terdapat kalimat majemuk ber- Penerapan bahan ajar diawali dengan
dasarkan gambar tunggal atau kegiatan pretest atau penilaian awal dan dilanjutkan
gambar seri
dengan kegiatan pembelajaran serta diakhiri
Siklus hidup 2.2 Mengenal teks personal tentang 22
identitas diri dengan ujian dengan soal yang sama antara kedua
kelompok. Aksi dalam kegiatan pembelajaran

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 131
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

keaksaraan dasar berupa praktik membaca, menulis, Guna mendukung terlaksananya program
dan berhitung yang sesuai dengan kegiatan hidup pendidikan KD-KAT, maka perlu adanya kelengkapan
mereka sehari-hari, yaitu menjual hasil sumber daya sarana pembelajaran berupa bahan ajar, silabus dan
alam pegunungan Meratus. Perancangan kegiatan RPP, panduan pembelajaran, dan panduan penilaian
atau aksi dalam pembelajaran melibatkan peserta yang didesain berkonteks lokal sehingga dapat
didik berdasarkan minat dan kebutuhan peserta didik memberikan kemudahan bagi para penyelenggara
dengan memanfaatkan potensi setempat yang ada. dan pendidik program pendidikan KD-KAT.
Analisis kelas/uji normalitas Pembahasan hasil kajian pembelajaran pendidikan
Menggunakan uji normalitas kormogorov KD-KAT suku Dayak Meratus difokuskan pada (1)
smirnov, dengan membandingkan distribusi data produk pengembangan, bahan ajar, silabus dan RPP,
yang akan diuji normalitasnya. Distribusi data tes panduan pembelajaran, dan panduan penilaian; (2)
diperoleh signifikan di atas 0,05 berarti data yang penggunaan produk bahan ajar, silabus dan RPP,
diuji normal. panduan pembelajaran, dan panduan penilaian
Uji efektifitas produk dalam pembelajaran, serta (3) efektivitas produk.
Dilakukan melalui uji t paired two sample for Produk pengembangan yang dihasilkan
means. Uji ini digunakan untuk membandingkan dalam penelitian pengembangan ini berupa
selisih dua mean dari dua sampel berpasangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari bahan
dengan asumsi distribusi normal. Menurut hipotesis ajar, silabus dan RPP, panduan pembelajaran, dan
dalam uji t paired sample test, jika sig. < 0,05 berarti panduan penilaian pendidikan keaksaraan dasar
ada perbedaan. Dari uji t paired two sample for pada komunitas adat terpencil suku Dayak Meratus.
means, hasil signifikan 0,000. Berarti angka signifikan Perangkat pembelajaran yang didesain konteks lokal
kurang dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan ada dengan mengunakan pendekatan bahasa ibu, yaitu
perbedaan antara kedua kelas yang diuji. dalam bahasa Dayak Meratus dan bahasa Indonesia
Dilanjutkan dengan uji t independent t-test, dengan materi pembelajaran dari kehidupan sehari-
diperoleh hasil 0,033 (≤0,05) yang berarti ada hari di kelompok sasaran komunitas suku Dayak
perbedaan yang signifikan antara kelompok Meratus, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan Selatan dan Kabupaten Balangan.
bahan ajar hasil pengembangan dengan kelompok Berdasarkan Permendikbud No. 86 Tahun
kontrol sehingga bahan ajar pendidikan keaksaraan 2014, silabus yang dikembangkan sesuai dengan
dasar yang digunakan dalam pembelajaran struktur kurikulum yang dikembangkan yaitu
berpengaruh terhadap efektivitas keberhasilan diperuntukan 114 jam pelajaran @60 menit yang
pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar pada terdiri dari keterampilan membaca dan menulis
KAT suku Dayak Meratus. sebanyak 80 jam dan keterampilan berhitung
Pembahasan sebanyak 34 jam. Materi disusun dalam 3 seri bahan
Pendidikan keaksaraan dasar pada KAT ajar. Materi disajikan dengan strategi transliterasi
adalah layanan pendidikan pada warga masyarakat yaitu disajikan dalam dua bahasa, meliputi (1) teks
buta aksara latin dan bahasa Indonesia agar berwarna merah menggunakan bahasa Dayak
memiliki kemampuan membaca, menulis dan Meratus, yaitu bahasa asli masyarakat Dayak pada
berhitung, berbahasa Indonesia, dan menganalisis pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai
sehingga memberikan peluang untuk aktualisasi Selatan; dan (2) teks berwarna hitam menggunakan
potensi diri pada masyarakat di sekitarnya. Sesuai bahasa Indonesia, sesuai dengan standar
dengan Permendikbud No 86 Tahun 2014 tentang kompetensi lulusan yaitu bisa berkomunikasi dalam
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan bahasa Indonesia. Penggunaan produk dalam
Dasar, dijelaskan bahwa desain pembelajaran pembelajaran dipermudah dengan adanya panduan
sebaiknya berkonteks lokal. Pembelajaran yang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
berkonteks lokal akan memudahkan peserta didik masing-masing perangkat pembelajaran yang
dalam memahami materi dalam rangka mencapai disusun.
standar kompetensi yang diprasyaratkan, karena Respon pengelola dan pendidik
materi belajar berhubungan dengan kehidupan dan Perangkat pembelajaran yang disusun
kebiasaan mereka sehari-hari. memberikan kemudahan bagi pengelola maupun

132 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

tutor pendidikan KD-KAT dalam menyusun RPP, menggunakan bahan ajar yang disusun pengembang
melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran dengan yang tidak menggunakan bahan ajar yang
maupun melakukan penilaian hasil belajar peserta disusun pengembang. Hasil pengujian tersebut
didik. Penggunaan bahan ajar dapat dilakukan memberikan pengertian bahwa adanya produk
dalam pembelajaran baik tatap muka, tutorial dan penelitian pengembangan yang berupa perangkat
pendampingan. Karena keterbatasan penyusunan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
bahan ajar, maka dalam pembelajaran materi pendidikan keaksaraan dasar pada komunitas adat
dapat berkembang atau bertambah dari hasil terpencil suku Dayak Meratus ada pengaruhnya
pembelajaran dengan strategi belajar, yaitu Belajar terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik.
dari Pengalaman Sendiri (BDPS). Dengan pengujian tersebut maka perangkat
Respon peserta didik dapat diketahui dari pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar pada
wawancara dan pengamatan, dengan adanya bahan komunitas adat terpencil suku Dayak Meratus
ajar maka peserta didik juga dapat membaca dan berhasil dan berguna sebagai alat bantu bagi tutor
mengulang kembali materi pembelajaran di rumah. untuk membelajarkan materi pendidikan keaksaraan
Pengulangan dapat dilakukan bersama pendidik dasar yang sesuai dengan kurikulum, dan sebagai
maupun orang lain (yang dikenal dengan sebutan alat bantu bagi peserta didik untuk menguasai materi
tutor sebaya). Peserta didik dapat memanfaatkan pembelajaran yang disampaikan oleh tutor. Dengan
materi dalam bahan ajar untuk meningkatkan demikian perangkat pembelajaran pendidikan
kualitas kehidupan sehari-hari. keaksaraan dasar pada komunitas adat terpencil
Efektivitas produk dalam pembelajaran suku Dayak Meratus telah efektif meningkatkan hasil
Efektivitas produk dalam pembelajaran belajar peserta didik baik ranah sikap, pengetahuan
diketahui dengan membandingkan selisih dua maupun keterampilan.
mean dari sampel kelas eksperimen dan kelas Dampak lain pembelajaran pendidikan
kontrol. Uji efektivitas ini mengunakan nilai hasil keaksaraan dasar pada komunitas adat terpencil
pretest dan posttest kedua kelompok. Berdasarkan suku Dayak Meratus yaitu adanya perubahan
hasil pengujian diperoleh angka signifikan 0,033 perilaku masyarakat, dalam hal ini adanya rasa
yang menurut hipotesis jika angka signifikan percaya diri dalam berinteraksi sosial dengan
< 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak. Artinya lingkungan di antara sesama suku Dayak Meratus
terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang maupun di luar lingkungan suku Dayak Meratus.

PENUTUP
Kesimpulan dengan standar kurikulum akan menghantarkan
Pendidikan keaksaraan dasar pada peserta didik untuk mencapai standar kompetensi
komunitas adat terpencil adalah layanan pendidikan lulusan. Menyiapkan bahan ajar adalah tanggung
pada masyarakat buta aksara latin agar memiliki jawab pendidik yang dianggap sulit. Oleh karena
kemampuan membaca, menulis dan berhitung, itu, dengan adanya pengembangan model ini
berbahasa Indonesia, dan menganalisa sehingga diharapkan memudahkan pengelola dan tutor
memberikan peluang untuk aktualisasi potensi dalam menyelengarakan program pendidikan pada
diri pada komunitas adat terpencil/khusus. Sesuai komunitas adat suku Dayak Meratus. Bahan yang
dengan Permendikbud No. 86 Tahun 2014 tentang dikembangkan didesain lokal dengan memanfaatkan
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan potensi, budaya, permasalahan, dan kondisi
Dasar, dijelaskan bahwa desain pembelajaran lingkungan sekitar sasaran program yang ditulis
sebaiknya berkonteks lokal. Pembelajaran yang dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan
berkonteks lokal akan memudahkan peserta didik bahasa Dayak sehingga diharapkan memudahkan
memahami materi dalam rangka mencapai standar peserta didik memahami materi pembelajaran dan
kompetensi yang diprasyaratkan. bisa memanfaatkan isi materi dalam aspek kehidupan
Bahan ajar merupakan salah satu sarana sehari-hari. Bahan ajar ini disusun berdasarkan
dalam penyelenggaraan program pendidikan kearifan lokal dan budaya lokal komunitas adat
keaksaraan dasar. Bahan ajar yang sesuai khusus suku Dayak, sehingga pemakaian bahan

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018 133
Pengembangan Perangkat Pembelajaran...

ajar ini masih terbatas pada wilayah suku Dayak di pendidikan KD-KAT khususnya pada suku Dayak
Kalimantan selatan. Meratus. Kedua, menyiapkan bahan ajar yang
Saran sesuai dengan konteks lokal untuk memudahkan
Penyelenggaraan pendidikan keaksaraan tutor dalam membelajarkan isi suatu program.
dasar komunitas adat terpencil suku Dayak Bahan ajar yang berkonteks lokal dan sesuai dengan
Meratus memiliki satu kesulitan tersendiri, untuk standar kurikulum akan menghantarkan peserta
mengatasi kesulitan tersebut upaya yang dapat didik untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
dilakukan diantaranya pertama, penyiapan perangkat Ketiga, pembuat kebijakan memfasilitasi kegiatan
pembelajaran seperti bahan ajar, silabus dan RPP pengembangan perangkat pembelajaran bagi KAT
yang berkonteks lokal akan memudahkan pengelola suku Dayak Meratus.
dan tutor dalam menyelengarakan program

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2003). Media pembelajaran. Jakarta: pendidikan-prasd
Raja Grafindo. Faidi, A. (2015). Suku dayak suku terbesar dan tertua
Badan Pusat Statistik. (2016). Survei sosial ekonomi di Kalimantan. Makassar: Arus Timur.
nasional tahun 2016. Diakses dari https:// Kalimantan Pos. (2016). Sambutan Gubernur
microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/ Kalimantan Selatan pada Hari Aksara
catalog/SUSENAS Internasional tahun 2016. Diakses dari
Borg, W. R., & Gall, M.D. (1979). Educational http://pauddikmaskalsel.kemdikbud.go.id/
research, an Introduction 3 ed. New York: index.php/berita-bp-paudni/496-upacara-
Longman. peringatan-hari-aksara-internasional-provinsi-
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten kalimantan-selatan
Hulu Sungai Selatan. (2013). Data Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kependudukan. Diakses dari http://dukcatpil. Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2014
hulusungaiselatankab.go.id/ tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan. (2017). Data Keaksaraan Dasar
buta aksara tahun 2017. Diakses dari http:// Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
www.balangankab.go.id/?set=viewBk&flag_te 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Ormas
mplate2=1&flag=1&page=1&id=473 Bidang Budaya, Keraton dan Lemadat
Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Subdit Pendidikan Keaksaraan. (2005). Bahan ajar
(2016). Data buta aksara tahun 2016. Diakses keaksaraan. Jakarta: Direktorat Pendidikan
dari http://disdik.hulusungaiselatankab.go.id/ Masyarakat.
Ella, Y. (2016). Tahun 2030 seluruh anak peroleh Syahriansyah, dkk. (2011). Upacara adat dayak
akses pendidikan pra-SD. Diakses dari https:// dan banjar Kalimantan Selatan. Banjarmasin:
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/02/ Antasari Press.
tahun-2030-seluruh-anak-peroleh-akses-

134 Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai