DOSEN PENGAMPU :
Sri Rahayu Retnowulan, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Rizka Maudinna Qudsyi
NIM : 180720016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya
Semoga dengan adanya laporan ini dapat memudahkan kita dalam memahami
bagaimana “Pembuatan Pupuk Organik Cair Gulma/Kirinyuh”
Dalam penulisan laporan ini saya pun menyadari banyak kekurangan dan kesalahan
oleh karena itu, saya mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih belum
sempurna dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen serta teman-teman yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya laporan ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasi pada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
PEMBUATAN PUPUK CAIR GULMA/KIRINYUH (Chromolaena odorata L)
1. Tujuan Praktikum
2. Landasan Teori
Pupuk organik terdiri dari 2 macam yaitu pupuk organik padat dan pupuk
organik cair. Pemakaian pupuk organik cair lebih efisien dibandingkan dengan
pemakaian pupuk organik padat karena pemakaian pupuk organik cair lebih cepat
diserap tanaman. Bahan organik yang berpotensi dijadikan pupuk organik cair adalah
tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L.).
Kirinyuh banyak tumbuh pada lahan kering dengan jumlah berlimpah dan
belum banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik, karena dianggap sebagai gulma
yang memiliki kandungan alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman di
sekitarnya. Menurut Hafifah (2016) kirinyuh sangat berpotensi untuk dijadikan pupuk
organik karena kandungan unsur hara dalam jaringan tumbuhan tergolong lengkap
seperti unsur makro N, P, K, Mg, Ca dan sebagai unsur mikro adalah Fe, Na, Mo dan
Si. Biomassa kirinyuh mempunyai kandungan hara nitrogen 3,80%, fosfor 59,51
mg/kg, dan kalium 0,63 me 100/g (Hafifah, 2018). Hasil analisis POC kirinyuh
setelah terdekomposisi oleh bakteri fermentasi memiliki kandungan hara nitrogen
0,14%, fosfor 31,7 ppm dan kalium 0,45% (Duaja, 2012).
Alat yang diperlukan meliputi: penumbuk atau blender, saringan, botol, dan
timbangan. Bahan-bahan yang diperlukan adalah 1 kg Kirinyuh, 1 liter air..
4. Tahapan Praktikum
Disiapkan alat penumbuk atau blender, saringan, botol dan bahan 1 kg
Kirinyuh dan 1 liter air. Kirinyuh diambil 30 cm yang masih lunak dan kirinyuh
dipotong sekitar 2 cm, kemudian ditambahkan aquades secukupnya, lalu diblender
3
atau ditumbuk. Setelah halus kemudian disaring, ampas selanjutnya diblender atau
ditumbuk dan disaring kembali sampai tersisa serat-serat tumbuhan. Biarkan pupuk
cair Kirinyuh selama 24 jam dan simpan dalam botol sampai 3 hari.
5. Pengaplikasi-an
Mengaplikasikan pupuk organik cair ini, dicampurkan larutan dan air dengan
konsentrasi 50 ml larutan pupuk organik cair dengan 950 ml air. Dikocok dan
disemprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi hari.
Pembahasan:
Kirinyuh dalam bahasa Inggris disebut siam weed, merupakan gulma padang rumput
yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Gulma ini diperkirakan sudah tersebar di
Indonesia sejak tahun 1910-an, tidak hanya di lahan kering atau pegunungan, tetapi
juga dilahan rawa atau lahan basah lainnya. Kirinyuh berasal dari Amerika Selatan dan
Tengah, kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik dan
digolongkan sebagai gulma infasif. Gulma ini berupa semak berkayu yang dapat
berkembang dengan cepat dan membentuk kelompok yang dapat mencegah
perkembangan tumbuhan lainnya (Ernawidiasmini, 2017). Kirinyuh adalah gulma atau
tumbuhan pengganggu yang sangat merugikan tanaman budidaya di sekitarnya karena
merupakan kompetitor dalam penyerapan air dan unsur hara, sehingga menyebabkan
penurunan hasil yang sangat tinggi pada tanaman perkebunan seperti karet, kelapa
sawit, kelapa, dan jambu mete. Namun di sisi lainnya, tumbuhan kirinyuh ternyata
memiliki berbagai potensi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti pupuk
organik, biopestisida, seta obat dan uniknya gulma ini dapat membasmi gulma jenis
lain sehingga dapat digunakan sebagai herbisida (Eliandi, 2015).
Damanik (2009), mengatakan bahwa kirinyuh mengandung unsur hara nitrogen yang
tinggi sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar membuat
pupuk organik. Biomassa tumbuhan kirinyuh memiliki kandungan unsur hara NPK
yang cukup tinggi sehingga bisa dijadikan sebagai kompos (Kastono, 2005). Pada saat
proses pembuatan pupuk cair kirinyuh di hari pertama yang diawali dengan
mengumpulkan tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata L.) yang diambil 30 cm
dalam keadaan masih lunak sebanyak 1 kg, selanjutnya yang diawali dengan proses
penumbukan yang bertujuan untuk memperhalus dan membuat unsur makro dan unsur
mikro yang terkandung dalam tanaman kirinyuh tersebut dapat mudah kita ekstrasi.
Setelah proses penumbukan sudah selesai dengan dicirikannya daun menjadi halus lalu
masuk keproses pengumpulan yang mana akan diperas sari patinya dengan cara
dicampur dengan menggunakan sedikit air, yang bertujuan agar kita mudah untuk
memeras bagian tanaman kirinyuhnya tersebut. Diperas diatas saringan akan membuat
sari patinya yang mengandung unsur mikro dan makro yang terdiri dari N, P, K, Mg,
Ca, Fe, Na, Mo dan Si itu dapat terekstrasi. Ini dilakukan secara terus- menerus sampai
4
hanya tersisa serat-serat tumbuhan dari ampas kirinyuh tersebut.
Setelah proses pemerasan dan penyaringan telah selesai selanjutnya cairan yang
sudah diekstrasi tadi kita masukkan kedalam wadah untuk kita biarkan/didiamkan
selama 24 jam, setelah didiamkan selama 24 jam baru saatnya kita masukkan kedalam
wadah botol untuk penyimpanan yang hanya terbatas waktu peyimpanannya hanya
untuk 3 hari saja. Cara penggunaan pupuk organik cair ini sangat mudah untuk kita
aplikasikan terhadap tanaman budidaya, yaitu dengan cara dicampurkannya larutan
dan air dengan konsentrasi 50 ml larutan pupuk organik cair dengan 950 ml air. Kocok
dan semprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi hari. Sebagaimana yang kita tahu
kirinyuh sangat berpotensi untuk dijadikan pupuk organik karena kandungan unsur
hara dalam jaringan tumbuhan tergolong lengkap seperti unsur makro N, P, K, Mg, Ca
dan sebagai unsur mikro adalah Fe, Na, Mo dan Si. Biomassa kirinyuh mempunyai
kandungan hara nitrogen 3,80%, fosfor 59,51 mg/kg, dan kalium 0,63 me 100/g
(Hafifah, 2018).
Hasil analisis POC kirinyuh setelah terdekomposisi oleh bakteri fermentasi memiliki
kandungan hara nitrogen 0,14%, fosfor 31,7 ppm dan kalium 0,45% (Duaja, 2012).
Pada umur 6 bulan Kirinyuh dapat menghasilkan biomassa sebanyak 11,2 ton/ha dan
setelah berumur 3 tahun mampu menghasilkan biomassa sebanyak 27,7 ton/ha,
sehingga biomassa Kirinyuh merupakan sumber bahan organik yang sangat potensial
(Suntoro, 2001 dalam Damanik, 2009). Wardhani (2006), dalam penelitiannya juga
menjelaskan bahwa produksi biomassa kirinyuh adalah 18,7 ton/ha dalam bentuk segar
dan 3,7 kg/ha dalam bentuk kering. Kandungan N 103,4 kg/ha, P 15,4 kg/ha, K 80,9
kg/ha dan Ca 63,9 kg/ha.
5
LAMPIRAN
6
Langkah-langkah pencegahan kecelakaan pada
Transportasi & lalu lintas:
1. Kondisi Kendaraan
Peliharalah kendaraan anda secara rutin dan berkala. Sebelum berkendara cek oli mesin,
rem, tekanan ban, system penerangan dan perlengkapan kendaraan lainnya.
2. Patuhi Rambu
Rambu lalu lintas yang dipasang di jalan raya bukan hanya sebagai penunjuk jalan atau
membuat lalu lintas menjadi lebih tertib. Rambu juga berfungsi untuk melindungi para
pengguna kendaraan dari bahaya kecelakaan.
3. Jaga Kecepatan
Banyak pengemudi yang mengabaikan keselamatan lalu memacu kecepatan sangat tinggi.
Meski dianggap mengejar waktu mereka namun hal itu selain membahayakan diri sendiri,
juga membahayakan nyawa orang lain di sekitarnya.
Selalu gunakan lampu sein di setiap kesempatan saat akan mengambil jalur lain atau
berbelok. Selain itu, spion harus tak pernah luput dari pandangan pengemudi.
Jangan menggunakan sabuk pengaman atau helm hanya karena takut pada polisi karena anda
yang seharusnya lebih peduli pada keselamatan anda sendiri.
6. Jangan Ngantuk
Salah satu faktor kecelakaan lantaran karena pengemudinya mengantuk saat mengemudi.
Jika pengemudi sudah cukup lelah, disarankan untuk segera menepi untuk tidur sejenak.
7
diri berbentuk baju kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus pas ukurannya
hingga memunculkan kenyamanan dalam penggunaannya.
Bahaya mikroba
Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer dengan
cara yang benar sebelum dan setelah tindakan. Serta selalu menggunakan seluruh alat
pelindung diri agar terhindar dari bahaya mikroba.