Anda di halaman 1dari 4

Ricky Nugroho Lumban Gaol

2 APP
062040512486

PERANAN KETERSEDIAAN ECENG GONDOK


(EICHRONIA CRASSIPES) PADA BADAN AIR
DALAM MENURUNKAN BEBERAPA PARAMETER PENCEMAR
DI SUNGAI CITARUM (WADUK SAGULING)

Tika Aprida
Institut Teknologi Bandung

A. Pendahuluan

Sungai adalah salah satu sumber daya perairan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Sungai mempunyai berbagai fungsi strategis sebagai penunjang pengembangan suatu
daerah yang sangat vital, di antaranya sebagai sumber air minum, penunjang kegiatan industri
dan pertanian, pusat listrik tenaga air, serta sarana rekreasi air. Akan tetapi, peningkatan berbagai
aktivitas manusia di sepanjang sungai dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas sungai.
Penyebab penurunan kualitas sungai adalah limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah
dari berbagai aktivitas penduduk lainnya.

Kualitas air sungai sangatlah di pengaruhi oleh limbah masyarakat, limbah pabrik, dan
limbah lainnya. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh universitas Padjajaran, terdapat
empat konsentrasi logam berat di dalam seekor ikan yang di ambil dari jarring penduduk. g.
Empat kandungan logam berat itu adalah timbal (Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn)
22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb.

Merkuri adalah satu – satunya logam yang berwujud cair di suhu ruang, merkuri biasa
masuk kedalam tubuh manusia melalui asupan asam ikan dan makanan lainnya, merkuri tidaklah
terlalu berbahaya bagi tubuh manusia, namun akan sangat berbahaya jika terpapar ke alam,
merkuri akan bereaksi dengan metana dan membentuk metil merkuri yang bersifat toksis.

Timbal banyak dipergunakan dalam pembuatan baterai, aki, peledak, pestisida, cat karat,
dan pelapisan logam. Penggunaan timbal dalam skala besar akan menyebabkan polusi terutama
jika terpapar di air, gat baik (Misalnya, Soerjani, 1975; Kirkby & Mengel, 1987).

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk melihat efisiensi penyerapan
logam berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). Selanjutnya perlu dilihat pula perubahan kualitas air
yang terjadi setelah adanya tumbuhan eceng gondok.

2. Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan Masalah Penelitian Pencemaran air sungai Citarum (waduk Saguling) sudah
sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan status mutu sungai Citarum kelas II PP No. 82 Tahun
2001, sungai Citarum termasuk dalam kategori tercemar berat, baik di hulu maupun di hilir
sungai. Pemakaian air sungai yang telah tercemar oleh masyarakat untuk keperluan perikanan
dan pertanian dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat

Untuk mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat adalah dengan memanfaatkan
eceng gondok. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa eceng gondok
mempunyai kemampuan untuk menyerap logam berat dengan sangat baik. Berdasarkan hal
tersebut, di perlukan penelitian untuk mengetahui tingkat akumulasi logam berat di sungai
citarum dengan menggunakan eceng gondok serta terhadap perubahan kualitas air sebelum dan
setelah adanya penyerapan logam berat oleh eceng gondok.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat efisiensi penyerapan logam oleh eceng gondok
di sungai Citarum (Waduk Saguling). Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengetahui tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam tumbuhan eceng gondok; dan (2)
mengetahui kualitas air sungai di lokasi sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di lapangan dan di laboratorium dengan mengambil :


(1) Tempat sampling disasarkan pada satu lokasi keberadaan tumbuhan eceng gondok di sungai
Citarum. (2) Karakteristik fisika-kimia yang akan dianalisis adalah debit air, DHL, TSS, pH, DO,
COD, temperatur, nitrat, dan fosfat. 80 (3) Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan
eceng gondok adalah logam berat PB dan Hg. (4) Sampling akan dilakukan pada empat waktu
yang berbeda berdasarkan seri waktu dengan pengulangan pada masing-masing stasiun.

5. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: “Kehadiran tumbuhan eceng gondok (eichhornia


crassipes) dapat menurunkan konsentrasi logam berat Pb dan Hg di sungai Citarum (Waduk
Saguling)”.

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori
1.1 Pencemaran Sungai

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air, seperti
danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air dapat disebabkan
oleh berbagai hal. Meningkatnya kandungan nutrient dapat mengarah pada eutrofikasi.

Pencemaran air pada umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik sektor rumah
tangga, pertanian, perikanan, maupun industri. Sumber utama limbah rumah tangga dari
masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air dan memberikan nutrient
pada tanaman air sehingga meningkatkan pertumbuhannya. Hal ini akan memengaruhi ekosistem
perairan,

Industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air. Polutan yang
dihasilkan pabrik dapat berupa logam berat maupun panas.

1.2 Pencemaran Sungai Citarum

Pencemaran Sungai Citarum Dengan kategori sungai super prioritas, sungai Citarum
merupakan sungai yang memiliki fungsi vital dalam menunjang kehidupan masyarakat luas.
Sungai ini memiliki berbagai pemanfaatan untuk menunjang kebutuhan air di Provinsi Jawa
Barat, dan juga untuk kebutuhan air di DKI Jakarta.

Hal ini cukup mengkhawatirkan bila melihat fungsi sungai Citarum yang penting
sehingga memerlukan pengelolaan yang sangat komprehensif dari semua pihak terkait.

Untuk mengatasi hal ini, di perlukan solus baik baik secara kimia maupun secara biologi,
namun dengan pengolahan bilogi kita dapat menghemat biaya, yaitu dengan menggunakan
tanaman sebagai medianya.

1.3 Fitoremediasi

Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk meminimalisasi dan


mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator, tanaman itu dapat menyerap
logam dan mineral yang tinggi. Konsep 81 pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk
meremediasi tanah yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dari teknik
pengolahan limbah. Fitoremediasi dapat diaplikasikan pada limbah organik maupun anorganik
dalam bentuk padat, cair, dan gas (Salt et.al, 1998).

1.4 Mekanisme Penyerapan Logam Berat oleh Eceng Gondok

Penyerapan logam oleh tumbuhan dapat di bagi menjadi tiga proses, yaitu penyerapan
oleh akar, daun, dan bagian tumbuhan khusus lainnya.

2. Tinjauan Pustaka

Banyak penelitian yang sudah di lakukan untuk mengatasi pencemaran air menggunakan
eceng gondog sebagai Pilot project Misalnya LIPI yang bekerja sama dengan pengelola waduk
Saguling.

Menurut Kirkby dan Mengel (1987), eceng gondok mampu menyerap logam karena
terdapatnya akar yang bercabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap
senyawa logam sehingga logam yang terlarut semakin berkurang (Kirkby & Mengel, 1987).

Di pihak lain, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Universitas Padjadjaran (2006) Bandung mengungkap adanya empat kandungan
logam berat–yaitu timbal (Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1
ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb–di dalam ikan yang dipelihara di jaring apung
di Waduk Saguling. Apabila hipotesis penelitian yang akan dilakukan ini terbukti, hasil-hasil
penelitian ini dapat memperkuat temuan-temuan pada penelitian-penelitian sebelumnya dalam
hal tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam tumbuhan eceng gondok di Waduk
Saguling, dan dalam hal kualitas air sungai di lokasi tersebut sebelum dan sesudah adanya
tumbuhan eceng gondok.

C. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Studi Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2008
sampai dengan Maret 2009 yang merupakan musim hujan. Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan yang akan dilaksanakan di DAS Citarum.
2. 2. Sumber Data Penelitian Data penelitian ini diambil dari tiga stasiun. Stasiun I
berlokasi di Kampung Balakasap. Stasiun I dibagi menjadi enam titik pengambilan
sampel air, masingmasing pada jarak ¼ (IA), ½ (IB), ¾ (IC) lebar sungai pada 0,2 dan
0,8 kali kedalaman sungai. Sampel sedimen dibagi menjadi tiga titik sesuai dengan
lokasi pengambilan sampel air. Jarak antara stasiun I sampai dengan Stasiun II adalah
700 m. dst.
3. 3. Alur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan alur yang ketat. Alur
tersebut terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut. (1) Penelitian Pendahuluan; (2)
Pengambilan Sampel Air dan Sedimen; (3) Pengambilan Sampel Eceng Gondok; (4)
Analisis Sampel; (5) Analisis Data.

DAFTAR PUSTAKA
Edward. (2008). Pengamatan kadar merkuri di perairan Teluk Kao (Halmahera) dan
perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara Sains, Vol. 12, No. 2, 97- 101.
Kirkby, & Mengel, K. (1987). Principles of landnutrition. International Potash
Institute. Swithzerland. Palar, H. (1984). Pencemaran dan toksologi logam berat.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai