Disusun Oleh :
COVER...................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................5
B. Perumusan Masalah..................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBHASAN........................................................................................................7
A. Dasar-Dasar Proses Pengawasan..............................................................7
B. Pengertian Pengawasan.............................................................................7
C. Tipe-Tipe Pengawasan...............................................................................9
D. Tujuan Dari Fungsi Pengawasan............................................................10
E. Tahap-Tahap Proses Pengawasa............................................................11
F. Pentingnya Pengawasan..........................................................................14
G. Perancangan Proses Pengawasan...........................................................15
H. Bidang-Bidang Pengawasan Strategik...................................................17
I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial......................................................18
J. Karakteristik-Karakteristik Pengawasan Yang Efektif.......................19
K. Pengertian Pengendalian.........................................................................20
L. Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian...................................20
M. Arti Penting Pengendalian.......................................................................21
N. Faktor-Faktor Yang Menciptakan Kebutuhan Akan Pengendalian...21
O. Elemen-Elemen System Pengendalian...................................................22
P. Metoda Pengendalian..............................................................................22
Q. Jenis-Jenis Metoda Pengendalian...........................................................23
R. Karakteristik Sistem Pengendalian Yang Efektif.................................24
S. Masalah Dalam Penetapan Sistem Pengendalian Yang Efektif..........24
BAB III..................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................26
A. Kesimpulan...............................................................................................26
B. Saran..........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman yang bermanfaat bagi pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi
terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan
(preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan
juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan
Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna
untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan
berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk
menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial
dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki.
Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya
proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi
bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan
organisasi diantaranya.
Seperti hanya pada mobil,anda menekan gas,maka mobil anda akan berjalan lebih
cepat.Putarlah setir anta maka mobil akan berganti arah.tekan pedal rem,maka
mobil pun akan segera berhenti atau melaju secara perlahan. Dengan segala
perangkat ini,anda mengendalikan arah dan kecepatan: jika beberapa diantaranya
tidak berfungsi, mobil tidak akan melakukan apa yang anda inginkan. Dengan
kata lain,mobil tersebut berada diluar kendali. Sebuah Organisasi juga harus
dikendalikan; yaitu perangkat harus berda pada tempatnya untuk memastikan
bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai. Akan tetapi pengendalian organisasi
lebuh rumit daripada menegemudikan sebuah mobil.
B. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai
pembahasan-pembahasan tentang pengawasan dan pengendalian, antara lain :
1. Dasar-Dasar Proses Pengawasan
2. Pengertian Pengawasan
3. Tipe-Tipe Pengawasan
4. Tujuan dari Fungsi Pengawasan
5. Tahap-Tahap Pengawasan
6. Pentingnya Pengawasan
7. Perancangan Proses Pengawasan
8. Bidang-Bidang Pengawasan Strategik
9. Alat Bantu Pengawasan Manajerial
10. Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif
11. Pengertian Pengendalian
12. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
13. Arti Penting Pengendalian
14. Faktor-faktor yang menciptakan kebutuhan akan pengendalian
15. Eleman-elemen System Pengendalian
16. Metode Pengendalian
17. Jenis-jenis Metode Pengendalian
18. Karakteristik Sistem Pengendalian yang Efektif
19. Masalah dalam Penetapan Sistem Pengendalian yang Efektif
BAB II
PEMBHASAN
B. Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh
manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan
dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang
diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif
dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai
mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi
kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu
merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan
seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan
mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi
juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan
yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada
pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan
kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan
adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Schermerhorn (2002) menyatakan pengawasan adalah proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results.
Stoner,Freeman,&Gilbert (1995) menyatakan pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan . the process of ensuring that actual activities conform the
planned activities.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan.
C. Tipe-Tipe Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi
3 Tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan pendahuluan atau feedforward controls. Pengawasan pendahuluan ,
atau sering di sebut steering controls. Dirancang untuk mangantisipasi masalah-
masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan
memungkinan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu di selesaikan .
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan
menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang
dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan
mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-
hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang
direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada
kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-
organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang
ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-
prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang
menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari
sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan
pedoman-pedoman yang baik untuk tindakanmasamendatang.Pengawasan
pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia,
Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan
Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan atau
concurrent control. Pengawsan ini, sering di sebut pengwasan “ya-tidak”,
scereening control atau “berhenti-terus”,dilakukan selama suatu kegiatan
berlangsung.
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan
yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai.
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-
metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
3. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan umpan balik atau feedback control. Pengawasan umpan balik, juga
dikenal sebagai past-action controls , mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah di selesaikan.
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai
dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan
korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi
aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah
bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk
mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
Pengawasan Kualitas (Quality Control)
Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
D. Tujuan Dari Fungsi Pengawasan
1. adaptasi lingkungan
2. meminimalkan kegagalan
3. meminimumkan biaya
4. mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
F. Pentingnya Pengawasan
Suatu prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke
waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.Ada beberapa alasan mengapa pengawasan
itu penting, diantaranya :
a. Perubahan lingkungan organisasiBerbagai perubahan lingkungan organisasi
terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi
produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui
fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh
pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau
memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
b. Peningkatan kompleksitas organisasiSemakin besar organisasi, makin
memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis
produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.
Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien
dan efektif.
c. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahanBila para bawahan tidak
membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi
pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan
tersebut sebelum menjadi kritis.
d. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenangBila manajer
mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan
sistem penga-wasan.
e. Komunikasi
f. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
K. Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses Pengendalian
manajemen adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan
bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang di
maksud.
Proses pengendalian megukur kemajuan kearah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan perbaikan.
P. Metoda Pengendalian
Metoda pengendalian organisasi dewasa ini telah menjadi lebih cermat dan
tidak lagi mudah, sebagian diakibatkan oleh pengunaan computer dalam
pengolahan data. Kita menyadari bahwa pengendalian yang terlalu ketat akan
merugikan baik bagi organisasi maupun individu dalam organisasi itu.
Pengendalian yang memaksa para anggota organisasi tengelam dalam tata cara
resmi, atau terlalu banyak membatasi berbagai perilaku akan mematikan motivasi,
merintangi kreatifitas dan akhirnya akan merusak pelaksanaan tugas dalam
organisasi.
Tingkat pengendalian yang dianggap ekstream atau berbahaya, berbeda-
beda tergantung pada situasinya. Biro iklan misalnya mungkin akan memerlukan
pengendalian yang lebih fleksibel dari pada laboratorium riset. Iklim
perekonomian mungkin akan mempengaruhi tingkat pengendalian yang dapat
diterima oleh anggota organisasi. Dalam keadaan resesi, sebagian besar dari
masyarakat akan dapat menerima pengendalian dan pembatasan yang lebih ketat,
akan tetapi dalam kondisi pertumbuhan yang makmur, peraturan dan pembatasan
kerap kali akan tampak seolah-olah kurang sesuai. Dengan demikian, tugas
manajer dalam menegakan pengendalian adalah sedapat mungkin menemukan
keseimbangan yang memadai antara pengendalian organisasi yang cukup efektiv
dan kebebasan individu. Terlalu banyaknya pengendalian akan menjadikan
organisasi sebagai tempat kerja yang menyesakan, yang merintangi, dan yang
tidak dapat memberikan kepuasan kerja pada para karyawannya. Dengan
pengendalian yang terlalu kendor, organisasi menjadi kacau balau, tidak efisien,
dan tidak efektiv dalam mencapai tujuannya.
Karena Organisasi, orang-orang, lingkungan dan teknoligi terus
mengalami perubahan,system pengendalian yang efektif membutuhkan
peninjauan kembali dsan perubahan ayang berkesinambungan., sebagai contoh ,
bila sebuah divisi produksi mempekerjakan individu yang relative tidak memiliki
keterampilan dan tidak berminat akan pekerjaanya.,maka system pengendalian
mungkin memerlukan sering diadakannya pemeriksaan mutu dan produktifitas
yang terinci.akan tetapi jika perusahaaan bermaksud untuk memprodukdsi
produk /jasa yang sama dilokasi yang lain dengan karyawan yang lebih terampil
dan tertarik akan pekerjaanya,maka system pengendalianmya mungkin
membutuhjkan lebih sedikit tempat-tempat pengukuran dan para karyawannya
dapat dibarikan otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar untuk memantau
dan memperbaiki prestasi kerjanya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system
informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
b. Tipe-tipe pengawasan yaitu ;
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control),
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control),
3. Pengawasan Feed Back (feed back control).
c. Tahap Proses Pengawasan ;
1. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan),
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan,
3. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa
penyimpangan –penyimpangan,
4. Pengambilan tindakan koreksi.
d. Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya
kesalahan-kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan
wewenang, Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi.
e. Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang
di inginkan, Menetapkan penunjuk hasil, Menetapkan standar penunjuk dan
hasil, Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik dan Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang strategik dalam
pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan Bawahan,
dan Operasi-operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling umum
ialah Manajemen Pengecualian (Management by Exception), Management
Information System (MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran.
B. Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika
tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun
lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu
komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi.
Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat
dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin
organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang
pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara
rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi
lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
http:\\www.anakciremai.com/…/makalah-manajemen-tentang-dasar-dan.html
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id/…/bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
http:\\www.juwita.staff.gunadarma.ac.id
http:\\www.monasfaly.multiply.com
http:\\www.nurrahmanarif.wordpress.com
http:\\www.pksm.mercubuana.ac.id
http:\\www.tips-belajar-internet.blogspot.com
http:\\www.yudhim.dagdigdug.com/2
http:\\wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/dasar-dasar-pengendalian-dan.html