PROPOSAL
PROPOSAL
Menurut Ottman (1998:89) menyatakan bahwa produk hijau secara prinsip dapat
bertahan dalam periode waktu yang cukup lama, tidak mengandung racun, terbuat dari
bahan yang bersahabat dengan lingkungan dan dapat didaur ulang, atau dikemas secara
sederhana (Simple) dan minimalis. Green product tersebut dibuat, disebarluaskan, dan
1
digunakan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan seperti kerusakan dan
pencemaran pada lingkungan. Di sini akan mengenalkan pengertian dari green product yaitu
barang – barang yang salah satu cirinya menggunakan material yang baik dengan ramah
lingkungan serta tidak merusak sekeliling kita dan bisa untuk didaur ulang, dan proses
pembuatan green product itu sendiri menggunakan manajemen pembuangan yang baik,
dimana setiap kita memiliki tanggung jawab akan kebersihan lingkungan. Kita juga dapat
mengelolah sampah yang dilakukan dengan dasar tanggung jawab, dasar berkelanjutan,
dasar manfaat, dasar keadilan, dasar kesadaran, dasar kebersamaan, dasar keselamatan, dasar
keamanan dan dasar nilai ekonomi sehingga secara keseluruhan menggunakan green
product yang berarti menggurangi emisi karbon dan turut membantu menggurangi dampak
dari pemanasan global.
Salah satu perusahaan global yang menerapkan environmentally friendly product dan
juga merupakan salah satu pelopor green marketing adalah The Body Shop. Perusahaan ini
bergerak di bidang kosmetik dan menawarkan produk dengan bahan-bahan alami, ramah
lingkungan, dan tidak mengujicobakan produknya pada hewan. Body Shop di Indonesia
sendiri menjadi salah satu perusahaan yang merajai bidang kosmetik dan kecantikan dengan
total 1.032.171 member aktif LYB, sekitar 93% anggota adalah perempuan, hanya 7% laki-
laki. Dan sekitar 53% pelanggan The Body Shop berada di usia 20-34 tahun. “Menariknya
dari 7 juta item The Body Shop yang terjual 4 juta botol dikembalikan ke toko sebagai bukti
kepedulian tinggi pelanggan setia Body Shop pada lingkungan. Dan 87% dari pelanggan
memberikan donasi. Concern Body Shop yang menawarkan green product itu sendiri
menjadi daya tarik konsumen di Indonesia. Prinsip dasar ramah lingkungan yang dimiliki
The Body Shop lahir dari ide-ide untuk menggunakan kembali, mengisi ulang dan mendaur
ulang apa yang mereka bisa pakai kembali, besarnya peranan bisnis sebagai penentu arah
perubahan tercermin dengan munculnya pendekatan “triple bottom lines” yang
mengarahkan bisnis untuk mengukur keberhasilan dari tiga pilar pendukungnya yaitu profit,
people dan planet. Perusahaan tidak hanya mementingkan profit saja tetapi juga
mementingkan aspek sosial (people) dan aspek lingkungan (planet). Core Value dari The
Body Shop adalah against animal testing, support community trade, activate self- esteem,
defends human rights and the planet (www.the bodyshop-usa.com).
2
Beberapa penelitian terdahulu memiliki teori yang berbeda-beda dalam menganalisis
faktor-faktor penentu utama yang mempengaruhi pembelian dan konsumsi green product.
Misalnya penelitian yang dilakukan (Eunju Woo at al., 2018) yang berjudul Consumer
attitudes and buying behavior for green food products menjelaskan bahwa Functional
Value, Conditional Value, Social Value, Emotional Value memiliki pengaruh terhadap
keputusan niat membeli konsumen terhadap product green. Namun yang memebedakan
penelitian ini dari penelitian sebelumnya menambahakan variabel baru Eco label yang
merupakan label yang ada pada kemasan sebuah produk untuk menunjukan komposisi yang
terkandung dihasilkan melalui proses produksi ramah lingkungan menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli product green. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai seberapa besar pengaruh Functional
Value, Conditional Value, Social Value, Emotional Value dan Eco label terhadap keputusan
niat membeli green product dengan melakukan survey konsumen pada The Body Shop di
Jakarta. Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan persepsi konsumen terhadap green
product dengan latar belakang yang berbeda. Penelitian ini mengambil responden dengan
usia 18 tahun ke atas karena pada usia tersebut akrab dengan pembelian green product The
Body Shop.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pengungkapan perumusan masalah maka diperoleh tujuan
penelitian sebagai berikut :
Manfaat Penelitian
4
Difinisi ilmiah
Functional Value
Menurut Park (2003: 173) Functional Value merupakan penilaian pelanggan yang rasional,
karena nilai dihubungkan dengan fungsi produk dan efisiensi bagi pelanggan. Functional Value
ritel meliputi pelayanan cepat, penilaian atas atau persepsi yang mencerminkan biaya bagi
pelanggan, lokasi, dan kebersihan. Harga masih menjadi faktor dominan dalam penilaian
fungsional. Menurut Guerin (2003) harga merefleksikan value of money. Dan uraian Guerin
(2003) tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai fungsional meliputi harga, kualitas, dan kuantitas.
Nilai yang paling mudah dilihat adalah nilai fungsional, yaitu nilai yang di peroleh dari
kualitas produk yang memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen. Menurut
5
Oesman (2010) mengemukakan bahwa nilai fungsional berkaitan langsung dengan fungsi yang
diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen. Jika memiliki keunggulan secara
fungsional, maka sebuah merek mendominasi kategori.
Menurut Surachman (2008:22): Nilai fungsional yakni nilai yang diperoleh dari atribut produk yang
memberikan kegunaan (utility) fungsional pada pelanggan. Nilai tersebut berkaitan langsung
dengan fungsi yang diberikan oleh produk layanan kepada pelanggan.
Conditional Value
6
7