Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN DAN RESPIRASI RATE PASIEN

CONGESTIVE HEART FAILURE PADA PERUBAHAN POSISI

The Differences Between Oxygen Saturation And Respiratory Rate Of Congestive Heart
Failure Patients On The Alteration Of Position

Suci Khasanah1*, Danang Tri Yudono 2 Surtiningsih3


¹²³STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
sucikhasanah@uhb.ac.id

ABSTRAK

Penderita Congestive Heart Failure (CHF) mengalami peningkatan seiring dengan


meningkatnya kasus penyakit pada kardiovaskuler. Keluhan yang paling menonjol pada
pasien dengan CHF adalah sesak nafas. Beberapa literatur dan hasil penelitian menunjukan
bahwa potitioning dapat mempengaruhi status pernafasan pasien dengan CHF. Penelitian
bertujuan mengetahui perbedaan respirasi rate (RR) dan saturasi oksigen (SaO2) pada posisi
head up, semi fowler dan fowler. Desain penelitian pra eksperimen pre post test series desain.
sampel penderita CHF yang dirawat inap di RSUD Prof. DR Margono Soekarjo Purwokerto
hari ke-2, dengan consecutive sampling, dan besar sampel 38. Teknik analisis yang
digunakan univariat multivariate repeated ANOVA . Hasil penelitian menunjukan bahwa dari
posisi head up ke semi fowler dan fowler rerata nilai SaO2 cenderung meningkat. Hasil
menunjukan ada perbedaan SaO2 antara posisi tersebut (p value 0.002). Perbedaan nilai
SaO2 terlihat antara posisi head up dengan posisi fowler (p value 0,033). Dari posisi head up
ke semi fowler RR cederung menurun, namun dari posisi semi fowler ke fowler cenderung
menetap. Hasil menunjukan tidak ada perbedaan nilai RR antara posisi head up, semi fowler
dan fowler. Kesimpulan ada perbedaan nilai SaO2 pasien CHF antara posisi head up, semi
fowler dan fowler bermkana secara statistik dan tidak ada perbedaan nilai RR pasien CHF
pada posisi head up, semi fowler dan fowler.
Kata kunci : posisi, SaO2, RR

ABSTRACT
Patients with Congestive Heart Failure (CHF) have increased with increasing cases of
cardiovascular disease. The most prominent complaint in patients with CHF is shortness of
breath. Some literature and research results show that the potency can affect the respiratory
status of patients with CHF. The study aims to determine the differences in respiration rate
(RR) and oxygen saturation (SaO2) in the position of head up, semi fowler and fowler. Pre-
experimental research design pre post test series design. samples of CHF patients who were
hospitalized at RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto 2nd day, with consecutive
sampling, and sample size 38. The analysis technique used was univariate and multivariate
repeated ANOVA. The results showed that from the head up to the semi fowler and fowler
positions the average value of SaO2 tended to increase. The results show there are differences
in SaO2 between these positions (p value 0.002). The difference in the value of SaO2 is seen
between the head up position and the fowler position (p value 0.033). From the head up
position to the semi fowler RR it tends to decrease, but from the semi fowler position to the
fowler it tends to settle. The results show no difference in RR values between head up, semi
fowler and fowler positions. The conclusion is that there are differences in the value of CHF
SaO2 patients between statistically head up, semi fowler and fowler positions and there is no
difference in RR values of CHF patients in head up, semi fowler and fowler positions.

Keywords: position, SaO2, RR

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 68


PENDAHULUAN kasus, tahun 2016 sebanyak 58 kasus, dan
Data World Health Organization sampai Nopember 2017 tercatat 52 kasus.
(WHO) tahun 2013, menunjukan 17,3 juta Hasl tersebut menunjukan bahwa semakin
orang meninggal akibat gangguan meningkat jumlah pasien yang mengalami
kardiovaskular pada tahun 2008. WHO tanda gejala CHF yang dapat mengancam
menyampaikan bahwa lebih dari 23 juta jiwa.
orang akan meninggal setiap tahun dengan
Adanya penyakit CHF dapat
gangguan kadiovaskular (WHO, 2013).
menimbulkan berbagai gejala klinis
Penyakit kardiovaskuler adalah diantaranya; dyspnea, ortopnea, dyspnea
penyakit yang menggagu fungsi jantung deffort, dan Paroxysmal Nocturnal
dan pembuluh darah. Hampir semua Dyspnea (PND), edema paru, asites, pitting
penyakit yang mengganggu fungsi jantung edema, berat badan meningkat, dan dan
pada akhirnya akan berdampak pada bahkan dapat muncul syok kardiogenik
munculnya penyakit Congestive Heart (Cheever & Hinkle, 2014). Munculnya
Failure (CHF). CHF adalah suatu keadaan tanda gejala tersebut berhubungan dengan
di mana jantung tidak mampu memompa adanya bendungan cairan pada system
darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan sirkulasi darah. Oleh karenanya dalam
melakukan metabolisme dan menyebabkan penanganan pasien CHF salah satunya
timbulnya kongesti (Cheever & Hinkle, dasarnya adalah mengurangi terjadanya
2014). bendungan cairan pada sirkulasi darah.

Hasil survey kejadian CHF pada Potitioning merupakan salah satu


tanggal 20 Desember 2017 di RSUD Prof. tindakan keperawatn yang dapat membantu
dr. Margono Soekardjo Purwokerto meminimalkan bendungan sirkulasi.
diperoleh informasi bahwa pada tahun Sebagaimana disampaikan oleh Cicolini et
2015 terdapat 1647 kasus dan pada tahun al (2010) bahwa posisi mempunyai efek
2016 tercatat 1524 kasu dan dan tahun terhadap perubahan tekanan darah dan
2017 terdapat 1493 pasien. Bila dilihat dari tekanan vena sentral. Posisi yang berbeda
tahun 2015 sampai 2017 terdapat mempengaruhi hemodinamik termasuk
penurunan jumlah pasien CHF di RSUD sistem vena. Beberapa hasil penelitian
Prof DR. Margono Soekarjo Purwokerto. sebelumnya seperti penelitian
Namun jumlah pasien yang di rawat di Wahyuningsih, Khasanah, & Susanti,
ICCU mengalami peningkatan yaitu (2017), pada pasien CHF yang dirawat di
sebagai berikut: tahun 2015 sebanyak 43 ICCU, didapatkan hasil terdapat

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 69


perbedaan antara respiratory rate, saturasi unit rawat inap. Dengan teknik sampling
oksigen dan keluhan sesak nafas pada adalah Consequtif sampling selama 1.
0
posisi awal dengan fowler 45 dan fowler Adapun perubah yang diamati meliputi
900, akan tetapi posisi fowler 900 lebih tekanan darah, nadi, SaO2 dan RR, pada
menguntungkan dalam perbaikan status setiap perubahan posisi yang dimanipulasi
respirasi pada pasien dengan gagal jantung. penulis dari awal head up, semi fowler dan
Cheever & Hinkle, (2014) menyatakan fowler. Adapun desain yang digunakan
bahwa pengaturan posisi tidur dengan adalah pre experiment dengan desain
meninggikan punggung bahu dan kepala penelitian one group pretest-posttest serial
sekitar 30° atau 45° memungkinkan rongga design.
dada dapat berkembang secara luas dan Variabel Independen pada penelitian
pengembangan paru meningkat. Kondisi ini ini adalah posisi, sebagai berikut:
akan menyebabkan asupan oksigen Pemberian Posisi Head up 300, yang
membaik sehingga proses respirasi kembali dilakukan selama 15 menit, selanjutnya
normal. dilakukan pengukuran SaO2 dan RR
(waktu pengukuran dengan istirahat kurang
Pada kenyataannnya diklinik mayoritas
lebih adalah 10 menit), selanjutnya pasien
posisi pasien CHF dilakukan atas dasar
diposisikan semi fowler 450 selama 15
keinginan pasien sendiri atau senyaman
menit, kemudian pengukuran SaO2 dan RR
mungkin. Selain itu sering kali perubahan
dan selanjutnya diposisikan fowler (duduk
status pernafasan belum menjadi kajian
tegak). Adapun cara ukur tindakan tersebut
bagi perawat dalam perubahan posisi. Oleh
dengan menggunakan SOP memposisikan
karena itu penulis tertarik untuk meneliti
pasien.
“Perubahan Status Pernafasan: SaO2 dan
Variabel dependen pada penelitian ini
Respirasi Rate (RR) Pasien Congestive
adalah perubahan status respirasi meliputi:
Heart Failure (CHF) Pada Posisi Head Up
respirasi rate dan SaO2, yang diukur
300, Semi Fowler 450, Dan Fowler 900 di
setelah pasien diposisikan head up, semi
ICCU RSUD Prof. dr. Margono Soekardjo
fowler dan fowler.
Purwokerto”.
Variabel respirasi rate (RR) adalah
METODE jumlah frekuensi pernafasan yang dihitung
Penelitian ini dilakukan di RSUD Prof selama satu menit dengan melihat naik
DR Margono Soekarjo Purwokerto. Besar turunya dinding dada yang diukur sesudah
sampel 38 responden pasien CHF yang dilakukan positioning dengan skala ukur
dilakukan rawat inap pada hari kedua di rasio. Sedangkan variabel SaO2 atau
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 70
saturasi Oksigen adalah ukuran seberapa III (57,9%), dan hampir seluruhnya tidak
banyak prosentase oksigen yang terikat menggunakan oksigen (84,2%).
oleh Hb, yang diukur dengan menggunakan
oxymeter pulse setelah dilakukan B. Perbedaan Status Pernafasan SaO2 dan
positioning. Hasil ukur SaO2 adalah nilai Tabel 1: Karakteristik Responden
SaO2, dengan skala ukur rasio.
Variabel Rerata St Dev Min Max
Teknik pengumpulan data yang Usia 58,5 10,3 40 83
Variabel Frek %
digunakan pada penelitian ini adalah
Jenis Kelamin Laki-laki 17 44,7
pemeriksaan, yaitu pemeriksaan terhadap Perempuan 21 55,3
Total 38 100
status pernafasan meliputi respirasi rate dan
Derajat CHF Derajat 3 22 57,9
SaO2. Sedangkan untuk penentuan pasien Derajat 4 16 42,1
CHF dan identitas responden menggunakan Total 38 100
Penggunaan O2 Ya 6 15,8
teknik study dokumentasi yaitu Tidak 32 84,2
menggunakan sumber dokumen rekam Total 38 100

medik pasien.
RR Pada Posisi Head Up (300), Semi
Metode analisis data yang digunakan
Fowler (450) dan Fowler (900)
pada penelitian ini meliputi analisis
univariat dan analisis multivariate. Analisis Tabel 2: Perubahan SaO2 dan RR Pada Posisi Head Up (300), Semi Fowler
(450) dan Fowler (900)
univariat yang digunakan adalah tendency
central. Sedangkan analisis multivariate
digunakan adalah uji beda lebih dari dua Setelah diposisikan

variable berpasangan yaitu friedman karena Head Up Semi Fowler Fowler


Variabel
p
data tidak terdistribusi normal. Med Rerata Med Rerata Med Rerata value
(min- (St (min- (St (min- (St
max) Def) max) Def) max) Def)

HASIL 96,5 97 97
(70- 93,9 (75- 94,4 (78- 94,6
A. Karakteristik Usia Responden SaO2 99) (7,5) 99) (6,5) 99) (5,7) 0,002
20 20 20
(16- 21,5 (16- 21 (16- 21,1
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa RR 33) (3,8) 31) (3,6) 32) (3,9) 0,11

menunjukan bahwa rerata umur responden


adalah 58,3 tahun, dengan umur paling
rendah adalah 40 tahun dan paling tinggi Tabel 2 menunjukan bahwa rerata SaO2
adalah 80 tahun, separoh lebih responden dari posisi head up ke semi fowler
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak meningkat 0,5 point, dan dari posisi semi
17 responden (55,3%), Separoh lebih fowler ke fowler naik 0,2 point, dengan p
responden mengalami CHF Grade NYHA value 0.002 yang menunjukan ada

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 71


perbedaan nilai SaO2 pada tiga posisi Gagal jantung dapat disebabkan oleh
tersebut. Perbedaan nilai SaO2 terlihat penurunan fusngi pompa jantung akibat
antara posisi head up dengan posisi fowler melemahnya fungsi jantung sebab karena
(p value 0,033), sedangkan antara posisi suatu penyakit ataupu degeneratif. Hal ini
head up dengan semi fowler dan semi sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh
fowler dengan fowler tidak ada perbedaan Hall, (2010) yang menyatakan bahwa
yang bermakna secara statistik (p value adanya kerusakan jantung yang tidak
0,081 dan 0,052 > 0,05). Sedangkan rerata mampu melakukan kompensasi dapat
RR dari head up ke semi fowler turun 0,5 mengakibatkan jantung menjadi lemah
point dan posisi semi fowler ke fowler naik dalam menghasilkan curah jantung secara
0,1 point, dengan p value 0,11 yang normal baik dalam kompensasi reflek saraf
menunjukan tidak ada perbedaan SaO2 dan simpatis ataupun retensi cairan.
RR antar 3 posisi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa
separoh lebih responden berjenis kelamin
PEMBAHASAN perempuan yaitu sebanyak 17 responden
Hasil penelitian menunjukan bahwa (55,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
rerata umur responden adalah 58,3 tahun, penelitian Fachrunnisa, Nurchayati, &
dengan umur paling rendah adalah 40 tahun Arneliwati, (2015), Ulfa, Sadiyanto, &
dan paling tinggi adalah 80 tahun. Hasil Khasanah, (2017) serta penelitian
penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuningsih, Khasanah, & Susanti,
Fachrunnisa, Nurchayati, & Arneliwati, (2017). Hasil penelitian tersebut
(2015), Ulfa, Sadiyanto, & Khasanah, menunjukan bahwa paling banyak
(2017), dan penelitian Wahyuningsih, responden penderita CHF berjenis kelamin
Khasanah, & Susanti, (2017). Hasil perempuan. Association, (2015),
penelitian tersebut menunjukan bahwa menyampaikan bahwa kejadian penyakit
paling banyak usia penderita CHF berkisar kardiovaskular didominasi pada jenis
pada umur 40-49 tahun. kelamin perempuan. Pada tahun 2011
Usia merupakan salah satu faktor yang terdapat 33.700 kematian pada wanita
dapat mempengaruhi fungsi jantung. karena Gagal Jantung Kongestif (57,8%).
Semakin bertambahnya usia maka fungsi Seorang wanita ketika sudah akan
jantung pun akan menurun. Gagal jantung terjadi penurunan kadar esterogen, juga
kongestif (CHF) merupakan suatu penyakit penurunan HDL (High Density
berkaitan dengan masalah-masalah Lipoprotein) dan peningkatan LDL (Low
pemompaan otot jantung di bilik jantung. Density Lipoprotein), trigliserida, dan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 72
kolesterol total yang meningkatkan resiko pembuangan sisa hasil katabolisme.
penyakit jantung koroner (Fachrunnisa, Kegelisahan terjadi akibat gangguan
Nurchayati, & Arneliwati, 2015). Pada oksigenasi jaringan, stres akibat munculnya
penelitian ini rerata usia adalah 58,3 tahun, rasa sesak saat bernapas, dan karena
sehingga tidak menutup kemungkinan penderita mengetahui bahwa jantungnya
mereka telah menopause yang dapat tidak berfungsi dengan baik (Ardiyansyah,
berkontribusi munculnya CHF pada 2012).
responden. Namun pada responden penelitian ini
Separoh lebih responden mengalami tidak terlihat pasien dalam kondisi keluhan
CHF Grade NYHA III (57,9%). Informasi bernafas yang payah. Hal ini dapat dilihat
tentang grade NYHA responden didasarkan dari penggunaan oksigen. Pada penelitian
pada dokumen rekam medik pasien. NYHA ini hampir seluruh responden tidak
Grade III memiliki tanda pasien akan menggunakan oksigen (84,2%). Oleh
mengalami pembatasan dalam melakukan karenanya kondisi pasien terlihat dikatakan
kegiatan fisik, tidak mengeluh saat lebih stabil.
istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang Berbeda dengan penelitian Ulfa,
ringan sudah menimbulkan gejala-gejala Sadiyanto, & Khasanah, (2017) serta
insufisiensi jantung (kelelahan, jantung penelitian Wahyuningsih, Khasanah, &
berdebar, sesak nafas atau nyeri dada). Susanti, (2017). Walaupun pada penelitian
Keluhan sesak nafas (dispnea) yang Ulfa, Sadiyanto, & Khasanah, (2017) serta
muncul pada passien CHF tersebut dapat penelitian Wahyuningsih, Khasanah, &
disebabkan karena peningkatan darah dan Susanti, (2017), memiliki kesamaan
cairan dalam paru yang membuat paru mayoritas grade 3, namun kondisi pasien
menjadi berat, sehingga menyebabkan pada penelitian sebelumnya pada kondisi
dispnea. Dispnea hanya dapat terjadi bila yang payah, karena responden dirawat di
pasien berbaring datar (ortopnea) karena ruang Intensif Cardiology Care Unit
cairan terdistribusi ke paru, sehingga (ICCU). Sedangkan pada penelitian ini
muncul dispnea episodik yang responden dengan penyakit CHF yang
menyebabkan pasien terbangun dimalam dirawat di ruang rawat inap pada hari
hari. kedua.
Mudah lelah dapat terjadi akibat cairan Tidak adanya penggunaan oksigen pada
jantung yang kurang sehingga menghambat responden penelitian ini dimungkinkan
sirkulasi cairan dan sirkulasi oksigen yang karena kemampuan otot jantung yang lebih
normal, disamping menurunya baik dalam memompakan darah, atau
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 73
dikarenakan pengobatan diuresis yang dan semi fowler dengan fowler tidak ada
berhasil sehingga tekanan dalam ventrikel perbedaan yang bermakna secara statistik
berkurang. Berkurangnya tekanan di p value > 0,05.
ventrikel, khususnya ventrikle kiri akan Hasil penelitian El-Moaty, El-Mokadem,
berdampak kepada menurunnya tekanan & Abd-Elhy, (2017) menujukan bahwa ada
pada kapiler paru sehingga udema paru pun peningkatan siginifikan nilai SaO2 pasien
berkurang. Berkurangnya udema paru cedera kepala setelah diposisikan fowler
inillah yang selanjutnya menyebabkan 300 atau posisi head up 300. Hasil
status pernafasan pasien menjadi lebih penelitian tersebut menujukan hasil yang
baik. berbeda dengan penelitian ini. Hal ini
Hasil penelitian menunjukan bahwa mungkin dikarenakan kondisi pasien yang
respirasi rate (RR) cenderung menurun dan berbeda dan pemberian awal posisi serta
dari posisi semi fowler ke fowler RR lama waktu memposisikan yang berbeda.
cenderung tetap (walaupun meningkat, Pada penelitian ini posisi awal adalah head
namun peningkatan tersebut sangat kecil up, sementara pada penelitian sebelumnya
dan hasil analisis multivarate menunjukan posisi awal adalah 150, dan lama waktu
tidak ada perbedaan bermakna nilai RR memposisikan pada penelitian ini adalah 15
antar posisi. Hasil penelitian ini sejalan menit, sementara pada penelitian
dengan penelitian Annisa, Utami, & Utami, sebelumnya 30 menit.
(2018) yang menunjukan bahwa tidak ada Namun Hasil penelitian El-Moaty, El-
pengaruh posisi fowler rendah, semi fowler Mokadem, & Abd-Elhy, (2017) juga
dan fowler terhadap respirasi rate pada menujukan bahwa tidak ada peningkatan
pasien dengan gangguan pernafasan. siginifikan nilai SaO2 dan RR pasien
Berbeda dengan nilai SaO2 pada cedera kepala setelah diposisikan fowler
perubahan posisi tersebut. Hasil penelitian 450 atau posisi semi fowler. Dengan
menunjukan bahwa dari posisi head up ke demikian penelitian tersebut sejalan dengan
semi fowler dan ke fowler nilai SaO2 penelitian ini, yang menunjukan tidak ada
cenderung meningkat. Hasil analisis peubahan nilai SaO2 dan RR yang
multivariate menunjukan bahwa ada bermakna statistik pada posisi semi fowler
perbedaan hasil SaO2 antara posisi head atau fowler 450. Dengan demikian menurut
up, semi fowler dan fowler. Perbedaan nilai penulis dengan menempatkan pasien pada
SaO2 terlihat antara posisi head up dengan posisi fowler (300/450) dapat meningkatkan
posisi fowler (p value 0,033), sedangkan status pernafasan pasien, dalam hal ini
antara posisi head up dengan semi fowler SaO2 dan RR dapat menjadi lebih baik
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 74
dibandingkan posisi kepala yang lebih Udema paru yang berkurang
rendah. menyebabkan keluhan sesak nafas pun
Hal tersebut dapat dimaknai bahwa pada berkurang. Disamping itu dengan udema
posisi tubuh yang semakin tegak status paru yang berkurang maka tekanan oksigen
pernafasan semakin baik. Pada posisi semi di dalam pembuluh juga semakin
fowler aliran balik darah ke jantung lebih meningkat dan sebaliknya tekanan parsial
menurun dibandingkan pada posisi head CO2 didalam tubuh semakin menurun.
up. Dan pada posisi fowler aliran balik Menurunnya tekanan parsial CO2 akan
darah semakin menurun dibandingkan pada berdampak pada kerja sistem respirasi yang
posisi semi fowler. Hasil ini sejalan dengan menurun sehingga respirasi rate juga
penelitian Kubota, Endo, & Kubota, (2013) menurun. Dan dengan semakin
yang menunjukan bahwa sedikit fleksi pada meningkatnya tekanan oksigen didalam
tubuh bagian atas dalam posisi fowler akan pembuluh maka SaO2 akan semakin
mengaktifkan fungsi pernapasan dan meningkat.
meningkatkan kontribusi aktifitas saraf Selain itu pengaturan posisi tidur dengan
vagal meninggikan punggung bahu dan kepala
ke sistem kardiovaskular. 450 dan 900 memungkinkan rongga dada
Menurunnya aliran balik darah ke dapat berkembang secara luas dan
jantung menyebabkan beban kerja jantung pengembangan paru meningkat. Kondisi ini
menurun. Menurunnya beban kerja jantung akan menyebabkan asupan oksigen
berdampak kepada penurunan tekanan membaik sehingga proses respirasi kembali
pada ventrikel dan atrium kiri, sehingga hal normal. Hal ini sebagaimana disampaikan
tersebut akan menyebabkan semakin oleh Cheever & Hinkle, (2014)
menurunnya tekanan di kapiler paru menyatakan bahwa pengaturan posisi tidur
sehingga dapat mengurangi udema paru. fowler dan semi fowler dapat meningkatkan
Sementara itu dengan semakin menurunnya kondisi pengembangan paru dan nadi.
aliran balik darah ke jantung maka darah Sebagaimana hasil penelitian Anchala,
yang menuju paru dari atrium dan ventrikel 2016 yang menunjukan bahwa ada
kanan juga akan menurun sehingga pada perbedaan yang siginifikan SaO2 pada
akhirnya dapat menurunkan udema paru. posisi semi fowler dibandingkan posisi
Pendapat ini didasarkan pada teori yang yang lain pada pasien yang dirawat di ICU.
disampaikan Hall, (2010) pada pembahasan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
tentang sirkulasi paru dan sistemik. pendapat Sudoyo, Setiyohadi, & Alwi,
(2009) yang menyampaikan bahwa pada
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 75
saat posisi supinasi dan semi fowler gaya Dengan demikian dapat ditarik
gravitasi pada peredaran darah lebih rendah kesimpulan yang harus diperhatikan dalam
karena arah peredaran tersebut horizontal merawat pasien CHF, bahwa potitioning/
sehingga tidak terlalu melawan gravitasi memposisikan pasien adalah hal penting
dan tidak perlu memompa besar. Aliran yang harus diperhatikan karena akan dapat
balik yang lambat menjadikan peningkatan memepengaruhi hemodinamik tekanan
jumlah cairan yang masuk ke paru darah, nadi, SaO2 dan RR. Posisi tidur
berkurang, sehingga udara di alveoli semi fowler dan fowler pada pasien CHF
mampu mengabsorbsi oksigen atmosfer. menunjukan haemodinak yang lebih baik
Adanya perbedaan SaO2 antara posisi daripada posisi head up. Hal ini sejalan
head up, semi fowler dan fowler pada dengan yang disampaikan oleh Cheever &
penelitian ini sejalan dengan penelitian Hinkle, (2014), bahwa pada pasien CHF
Wahyuningsih, Khasanah, & Susanti, dengan udema paru maka posisi yang
(2017) yang menunjukan bahwa ada direkomendasikan adalah fowler 900
perbedaan status pernafasan setelah dengan tangan bahu dan kaki diberikan
diposisikan semi fowler 450 dengan setelah penyangga.
diposisikan fowler 900 bermakna secara
statistik, dimana status pernafasan menjadi KESIMPULAN
0
lebih baik pada posisi fowler 90 . Rerata saturasi oksigen (SaO2), dari
Perubahan SaO2 pada penilitian semakin posisi head up ke semi fowler mengalami
meningkat pada posisi fowler, hal ini juga peningkatan 0.5 point dan dari posisi semi
sejalan dengan penelitian Wahyuningsih, fowler ke fowler juga mengalami
Khasanah, & Susanti, (2017), yang peningkatan sebesar 0,2 point. Ada
menunjukan bahwa perubahan status perbedaan rerata SaO2 yang bermakna
pernafasan menjadi lebih baik pada posisi secara statistik antara posisi head up, semi
fowler. Status pernafasan yang lebih baik fowler dan fowler (p value > 0.05). Rerata
dapat berdampak kepada kualitas tidur Respirasi Rate (RR) dari posisi head up ke
pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian semi fowler mengalami penurunan 0,5
Shahab, Fauzan, & Budiharto, (2016) point dan dari posisi semi fowler ke fowler
menunjukan bahwa ada pengaruh sudut juga mengalami peningkatan sebesar 1,1
0
tidur fowler 45 terhadap kualitas tidur, point. Tidak ada perbedaan rerata RR yang
walaupun tidak ada pengaruh posisi tidur bermakna secara statistik antara posisi head
fowler 450 terhadap tanda vital: tekanan up, semi fowler dan fowler (p value >
darah, nadi dan RR. 0.05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 76
dasar oleh rumah sakit dan perawat dalam Fachrunnisa, Nurchayati, S., & Arneliwati.
meningkatkan status pernafasan pasien, (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kualitas
khususnya meningkatkan SaO2 pada pasien
Tidur Pasien Congestive Heart
CHF, dan dapat dijadikan sebagai dasar Failure. Jurnal Online Mahasiswa
dalam meningkatkan kajian terkait Universitas Riau, 1094-1105.

potitioning dan hemodinamik pada pasien Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall
CHF Textbook of Medical Physiology.
Uniited State: Saunders.

Kubota, S., Endo, Y., & Kubota, M.


DAFTAR PUSTAKA
(2013). Effect of upper torso
inclination in Fowler’s position on
Annisa, R., Utami, W., & Utami, S. (2018). autonomic cardiovascular
Pengaruh Perubahan Posisi regulation. Pub Med, 369-376.
Terhadap Pola Nafas Pada Pasien
Gangguan Pernafasan. Jurnal Shahab, S., Fauzan, S., & Budiharto, I.
Online Mahasiswa Universitas (2016). Pengaruh Posisi Tidur Semi
Riau, 292-303. Fowler 45˚ Terhadap Kualitas Tidur
Pasien Gagal Jantung Di Ruang
Ardiyansyah, M. (2012). Medikal Bedah ICCU RSUD dr. Soedarso
Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Pontianak. Jurnal Untan.
Diva Press.
Sudoyo, W., Setiyohadi, B., & Alwi, I.
Association, A. H. (2015). Fokus Utama (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam.
Pembaruan Pedoman American Jakarta: FKUI.
Heart Association 2015 untuk CPR
dan ECG. Jakarta: American Heart Ulfa, A., Sadiyanto, & Khasanah, S. (2017,
Association. Agustus 28). Google Drive.
Retrieved Maret 28, 2019, from
Cheever, & Hinkle. (2014). Brunner and Google Drive:
Suddath's Text Book Of Medical https://drive.google.com/drive/my-
surgical Nursing. New York: drive
Lippincott Williams and Wilkins.
Wahyuningsih, R. S., Khasanah, S., &
El-Moaty, A., El-Mokadem, N., & Abd- Susanti, M. (2017, Agustus 29).
Elhy, A. (2017). Effect of Semi manuskrip resti_suci. Retrieved
Fowler’s Positions on Oxygenation Maret 28, 2019, from google drive:
and Hemodynamic Status Among https://drive.google.com/drive/my-
Critically III Patients with drive
Traumatic Brain Injury.
International Journal of Novel WHO. (2013). Prevention Of
Research in Healthcare and Cardiovaskular diseases.
Nursing, 227-236. Switzerland: WHO Press.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 77


Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 78

Anda mungkin juga menyukai