Anda di halaman 1dari 14

MARKETING MIX

Dosen Pengampuh: Muhammad Lathief Ilhamy, SE,MEI

Disusun Oleh kelompok 13:

- AyubTambak (0505181011)
- M.Panji Siswoyo(0505182038)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUAMTERA
UTARA MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah MANAJEMEN PEMASARAN yang berjudul “MARKETING MIX” ini.
Disamping itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman pemakalah yang telah
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat terealisasikan dengan begitu baik.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas.Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Medan, 08 Januari 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................3

B. Tujuan pembahasan makalah .................................................3

BAB II: PEMBAHASAN ....................................................................

A.pengerian marketing mix. .........................................................6

B. Produk strategies......................................................................7

C. Harga/price ...............................................................................9

BAB III : PENUTUP .......................................................................

D. Kesimpulan ..............................................................................12

F. Saran ........................................................................................12

Daftar Pustaka ...................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan zaman pada saat ini sangat berkembang pesat. Dimana pembangunan dibidang
perekonomian menyebabkan adanya peningkatan pada perkembangan lingkungan bisnis secara
global yang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga menyebabkan
terjadinya pergeseran pola konsumsi masyarakat. Dalam operasional perusahaan, pemasaran
menjadi elemen yang sangat vital, karena seberapa bagus kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan, apabila bagian pemasaran tidak bisa bekerja dengan baik dan benar, maka
perusahaan tersebut tidak akan bisa menjual produknya. Apa bila perusahaan tidak bisa menjual
produknya, perusahaan tidak bisa mencukupi kebutuhan operasional perusahaannya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran tidaklah sekedar menjual barang, akan tetapi memiliki cakupan yang lebih luas.
Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan
berapa banyak yang di butuhkan akan produk tersebut, bagaimana cara menyalurkan produk
tersebut kepada konsumen, sebarapa tinggi harga yang seharusnya kepada barang tersebut agar
cocok dengan kondisi konsumenya.

Untuk mengenalkan dan mempengaruhi konsumen, pengusaha memiliki senjata yaitu Produk
(Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), Tempat (Place), atau yang biasa di sebut “Bauran
Pemasaran” atau “Marketing Mix” dan karena senjata ini merupakan gabungan antara 4 masalah
yang mengandung kata yang di mulai dengan huruf P, lalu di sebut “Empat P dalam Pemasaran”
yaitu product, price, promotion, place.
Sunan Muria yang merupakan anak dari sunan Kalijaga dengna Dewi Saroh adalah salah satu
walisongo yang di jadikan sebagai tauladan bagi umat Islam di Indonesia. Sunan Muria memilih
berdakwah di daerah terpencil di daerah puncak pegunungan di bandingkan dengan ayahnya
yang berdakwah di daerah kota. Semasa hidupnya Sunan Muria berdakwah dari daerah Tayu,
Juwana, Pati, hingga daerah Kudus. Padepokanya yang berada di puncak gunung, membuktikan
bahwa Sunan Muria memiliki fisik yang kuat. Selain itu dia juga salah satu Wali yang
berdakwah dengan seni, salah satu peninggalanya adalah tembang Sinom dan Kinanti. Menurut
S.Soebardi dan Woodcraft Lee dalam Zakiyudin watak masyarakat Indonesia masa kini dan
warisan budayanya tidak dapat meninggalkan pengkajian terhadap peran Islam semakin
menguatkan bahwas telah terjadi akulturasi antara ritual yang sudah menjadi tradisi dengan agama
itu sendiri.

B. Tujuan pembahasan makalah

Untuk mengetahui apa yang di maksud degan teori pemasaran dan semua kegiatan yang
berhubungan degan pemasaran.

1
1 Abdullah, Thamrin & Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.hal.14
2 Indriyo Gitosumarno. Manajemen Pemasaran, Edisi kedua, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014.hal.139
3 Indriyo Gitosumarno. Manajemen pemasaran …, hal.150

3
di Indonesia masyarakat muslim berbondong-bondong untuk berziarah ke makam waliyullah ini
dan masih dilaksanakan hingga sekarang. Kedatangan peziarah dari berbagai daerah, apalagi
yang jauh atau bahkan dari mancanegara, menimbulkan dampak pula bagi masyarakat sekitar
makam. Selain pada hari-hari tertentu yang berkaitan dengan ziarah ritual seperti kamis wage,
pada hari - hari libur nasional bahkan lebih ramai oleh kunjungan para peziarah maupun
wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pada waktu banyak pengunjung yang datang ke makam Sunan muria untuk berziarah, dipastikan
banyak para pedagang tiban atau asongan yang menjajakan berbagai barang dagangannya. Hal
ini jelas membawa perubahan ekonomi pada masyarakat sekitar makam yang menjadi objek
wisata realigi. Sebagai umat Islam, sudah sewajarnya warga sekitar memanfaatkan kondisi
tersebut dengan berjualan. Karena dalam Al – Qur’an sendiri menganjurkan umatnya untuk
mencari rizki. (QS Al Jumu’ah Ayat 10)

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS Al – Jumu’ah:
10)4

Dengan banyaknya pendatang yang berziarah inilah yang di manfaatkan oleh masyarakat
sekitar makam Sunan Muria untuk melakukan usaha perniagaan. Di sekitar makam Sunan Muria
atau di desa Colo sendiri terdapat sekitar 572 kios5, dari jumlah tersebut terdapat kurang lebih
150 yang menjual oleh – oleh makanan. 6 Berbagai macam yang di jual oleh pedagang tersebut,
mulai dari kebutuhan konsumtif hingga sekedar oleh – oleh, mulai dari pakaian, gelang, peci,
surban, dll. Dari kondisi yang di lihat para pedagang memiliki barang dagangan yang hampir
serupa, akan tetapi hasil yang di capai oleh
pedagang berbeda – beda. Hal ini memungkinkan bahwa tempat dan cara promosi, juga kemasan
atau penataan dan pemilihan produk mempengaruhi tingginya produk terjual. Tingginya
penjualan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan pedagang.
Letak pedagang yang berada di sekitar terminal Colo, juga sepanjang tangga jalan menuju
makam Sunan Muria, membuat para pengunjung sangat mudah ketika ingin membeli oleh – oleh.
Tidak hanya oleh – oleh, karena di sepanjang tangga dari bawah sampai atas pedagang makanan,
sovenir menyebar secara rata. Akan tetapi, tempat pedagang juga berpengaruh terhadap tingkat
penjualan, karena konsumen membeli pasti berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu. Misal
untuk oleh – oleh makanan, konsumen lebih suka membeli di pedagang yang berada di bawah,
agar tidak keberatan membawa saat berjalan pulang. Ketika baru sampai area makam dan merasa
lapar, pengunjung akan lebih memilih makan di pedagang yang berada di atas, karena bila di
bawah akan lebih susah dalam berjalan ke atas.
Dalam mempromosikan produk dagangannya, para pedagang disekitar makam Sunan Muria
memiliki caranya masing – masing. Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawrkan perusahaan yang bersangkutan. 7 Ada pedagang yang hanya menuliskan harga murah,
atau juga membuat tulisan tentang produknya terbagus. Sampai memanggil para pengunjung
yang lewat sambil menawarkan produknya. Semua itu dilakukan demi membuat para
pengunjung membeli produk mereka. 2

4Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, Depok: Al Huda, 2005, hal. 555
5 Laporan Tahun 2014 RPJM Desa
6 Dyah Ivana Sari, Objek Wisata Religi Makam Sunan Muria, Skripsi, 2009, hal.128

4
Selain itu, kualitas dari produk yang di jual oleh pedagang sangat berpengaruh terhadap minat
para pengunjung. Mulai dari kualitas pemenuhan produk akan kepuasan konsumen, kualitas
kemasan seberapa menarik bagi konsumen, karena produk dengan kualitas biasa bisa menjadi
sangat menarik bagi konsumen dengan kemasan yang menarik. Dalam khasus para pedagang
disekitar makam Sunan Muria ini, pemilihan produk dengan merk yang sudah terkenal, akan
lebih mudah untuk membuat pengunjung membeli produk mereka. Ada juga walaupun merk
produk tidak terkenal, dengan harga murah yang ditawarkan oleh pedagang, membuat
pengunjung membeli produk tersebut. Jelas bahwa harga merupakan suatu komponen dari
Marketing Mix yang tidak boleh diabaikan peranannya dalam mempenaruhi besar kecilnya
volume penjualan. 8 Dalam menentukan harga, harus dikoordinasikan dengan rancangan produk,
tempat, dan promosi agar membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif.
Hal inilah yang membuat peniliti tertarik untuk melakukan kajian di wilayah ini. Di mana di
sekitar makam Wali Allah yang menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat muslim, bahkan
tidak menutup kemungkinan juga non muslim. Menjadikan tempat tersebut pusat kegiatan
ekonomi yang sangat besar yang bisa berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekitar. Kegiatan ekonomi oleh pedagang tergantung bagaimana penerapan strategi pemasaran
yang tepat bagi pedagang. Karena dengan penerapan strategi pemasaran yang tepat,
maka penjualan akan meningkat. Secara otomatis juga meningkatkan tingkat kesejahteraan
pedagang. Di sekitar makam Sunan Muria sendiri terdapat banyak jenis pedagang, akan tetapi
peneliti mendapatkan bahwa produk yang hampir sama atau sejenis yang di jual terdapat pada
para pedagang oleh – oleh makanan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “STRATEGI
MARKETING MIX PEDAGANG DI SEKITAR MAKAM SUNAN MURIA DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN”3

7 Ratih Hurriyati. Bauran Pemasaran & Loyalitas Konsumen.Bandung: Alfabeta.2005.Hal.75


8 Kotler, P, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Edisi Pertama. 2007.Hal.49

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. pengertian marketingmix
Menurut istilah Marketing Mix (bauran pemasaran) pertama kali digunakan oleh Neil
Borden pada tahun 1953 dalam acara pemilihan pimpinan American Marketing Association
(AMA). Sebenarnya kata tersebut merupakan formulasi ulang dari ide yang diluncurkan oleh
James Culliton pada tahun 1948 yang mendeskripsikan peran manajer pemasaran sebagai 'mixer
of ingredients' Bauran Pemasaran merupakan seperangkat alat yang terdiri dari aspek Produk,
Harga, Lokasi (Distribusi) dan Promosi yang diolah komposisinya menjadi ideal dan
dipergunakan oleh lembaga dalam pasar sasaran untuk mencapai tujuannya. Jadi, Marketing Mix
terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.Variabel atau kegiatan tersebut
perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan
tugas/kegiatan pemasarannya. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya sekadar memiliki
kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel
marketing mix tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Dari definisi
bauran pemasaran di atas dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling
berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai
tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur perlu
dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan
konsumen sesuai konseppemasaran.
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa "bauran pemasaran adalah kelompok pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran". Sedangkan
Jerome Mc-Carty dlam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P:
a) Product ( Produk)
b) Place (Tempat)
c) Promotion(Promosi)
d) Price (Harga)
4P ini dijadikan parameter yang harus dikendalikan oleh manajer pemasaran. Tujuannya
adalah untuk membuat keputusan bahwa 4P ini terpusat pada pelanggan di pasar sasaran untuk
menciptakan nilai yang dirasakan dan menghasilkan respons positif.

9 Basu Swasta dan T. Handoko, Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: BPFE, 2000), Cet.
Ke-3, h.3
10 Alex. S. Nitisemito, Marketing, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h.13
11 Buchori Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010) Cet-11, h. 294
12 Catur E. Rismiati, Pemasaran Barang dan Jasa, (Yogyakarta: kanisius, 2006)h.243

6
B.Product Strategies(Produk)
Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong (1997) adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan
dasar pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa
produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Tingkatan Produk menurut Kotler & Armstrong (1997) dalam
merencanakan produk atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar,para pemasar perlu
berpikir melalui lima tingkatan produk dalam merencanakan penawaran pasar. Lima tingkatan
produk tersebut terdiridari:
a. Manfaat Inti (core benefit) Yaitu jasa atau manfaat fundamental yang benarbenar di beli oleh
pelanggan. Misal: kasus hotel, dimana tamu hotel membeli “istirahat dantidur”.
b. Produk dasar (basic product). Para pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk
generik (generic product), yaitu versi dasar dari produk tersebut. Dengan demikian sebuah hotel
akan terdiri dari gedung dengan kamar-kamar yangdisewakan.
c. Produk yang diharapkan (expected product). Sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya
diharapkan dan disetujui oleh pembeli ketika merekamembeli produk tersebut. Misal: tamu hotel
mengharapkan ranjang yang bersih, sabun dan handuk, lemari pakaian, dan suasana yangtenang.
d. Produk yang ditingkatkan (augmented product). Layanan dan manfaat tambahan yang
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing. Misal: sebuah hotel dapat
melengkapi produknya dengan menambahkan seperangkat televisi, shampo, pemesan kamar
yang cepat, makan malam yanglezat.
e. Produk yang potensial (potensial product). Mencakup semua peningkatan dan transformasi
yang akhirnya akan dialami produk tersebut dimasadepan.

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan daya tahan
atau berwujud tidaknya, produk diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok Tjiptono (2008) yaitu:
1. Barang tidak tahan lama ( No durable Goods). Barang tidak tahan lama adalah barang
berwujud yang biasanya habis di konsumsi dalam satu atau beberapa kalipemakaian.
2. Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyakperusahaan.
3. Jasa (Service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan oleh seseorang atau organisasi yang mempunyai manfaat, baik berupa benda nyata
maupun benda abstrak atau tidak berwujud yang tujuannyauntuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan hendaknya adalah sebuah
produk yang menarik, mempunyai penampilan bentuk fisik yang bagus dan yang lebih dikenal
mudah diucapkan, dikenali dan diingat dansebagainya.
Disamping perusahaan melakukan perencanaan produk yang terdiri atas tiga tingkatan tersebut,
maka perusahaan dalam mengembangkan suatu produkhendaknya menerapkan juga strategi
produk, adapun strategi produk yang

7
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Penentuan Logo danMoto
Logo merupakan ciri khas produk, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata
yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Adapun pertimbangan
pembuatan logo dan
moto adalah sebagai berikut:
1) Logo dan moto harus memiliki arti (dalam artipositif).
2) Logo dan moto harus menarik perhatian.
3) Logo dan moto harus mudah diingat.
b. MenciptakanMerek
Merek merupakan suatu hal yang penting bagi konsumen untuk mengenal barang atau
jasa yang ditawarkan. Merek sering diartikan dengan nama, istilah, simbol, desain atau
kombinasi dari semua. Agar merek mudah dikenal masyarakat, adapun faktor-faktor untuk
mempertimbangkan penciptaan merek antara lain:

1) Mudahdiingat
2) Terkesan hebat danmodern
3) Memiliki arti (dalam artipositif)
4) Menarikperhatian.

c. MenciptakanKemasan
merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasanpun harus memenuhi
berbagai persyaratan seperti: kualitas, kemasan, bentuk, warna, dan persyaratan lainya.

d. KeputusanLabel
Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan
merupakan bagian dari kemasan. Didalam label harus menjelaskan siapa yang membuatnya,
dimana dibuat, cara menggunakannya, waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya. Klasifikasi
produk secara tradisional, pemasar diklasifikasikan
Dari adanya strategi produk yang dibuat oleh manajemen perusahaan, tentunya akan ada
kendala-kendala yang akan dihadapi. Kendala-kendala tersebut biasa terjadi pada tahap-tahap
awal dalam proses manajemen pemasaran.
Proses manajemen pemasaran merupakan kendala bagi strategi produk unit bisnis
khususnya penetapan sasaran pasar dan penentuan posisi pasar yang berdampak pada komposisi
lini produk (line product) dan atribut dari produk-produk individual Sehingga menyebabkan
perkembangan waktu mengubah lingkungan tempat bisnis unit bersaing,mendorong timbulnya
perubahan didalam strategi produk, sehingga strategi produk juga dibatasi oleh daur hidup
produk.
Selanjutnya, sebuah produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan maka produk tersebut juga
akan mengalami tahap-tahap kehidupan produk, adapun tahap kehidupan produk antara lain:

1) TahapPerkenalan
Pada tahap ini volume penjualan masih lambat naiknya, karena produk masih merupakan barang
yang baru di pasar.
2) TahapPertumbuhan
Pada tahap ini produk sudah mulai dikenaloeh konsumen, sehingga pasar sedikit demi sedikit
sudah terbuka.
3) TahapKedewasaan
Pada tahap ini produk mulai dikenal dan disukai oleh pembeli, sehingga perusahaan bias
mencapai keuntungan puncak.

12 “ibid”

8
4) TahapKemunduran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan produk. Apabila perusahaan telah
melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan produk dipasar tetapi volume penjualannya tetap
menurun, berarti produk tersebut mengalami tahap kemunduran.
6

B. Harga Strategies(Price)
bauran pemasaran (marketing mix) harga merupakan faktor penting dalam
menentukan ranah pemasaran yang dialokasikan oleh sebuah perusahaan. Dari keempat faktor
yang menentukan marketing mix, harga merupakan satu-satunya unsur yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Sementara menurut bayu swastha, harga dapat
didefinisikan sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut Tjiptono, Secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (Satuan
Moneter) dan/ atau aspek lain (Non Satuan Moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan
tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Menurut Chandra dalam Tjiptono
dikatakan bahwa harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
Sedangkan
menurut Wijaya, harga adalah apa yang dibayar seseorang untuk apa yang diperolehnya dan
nilainya dinyatakan dalam mata uang. William J. Stanton mengemukakan bahwa harga adalah
sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
pelayanan yang menyertainya. Sedangkan menurut Kotler harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah yang ditukarkan produk atau jasa tersebut.
Sehubungan dari pada itu, Stanton mengungkapkan bahwa harga adalah sejumlah uang
(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Adapun dari
pengertian harga menurut dari beberapa ahli maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah
nilai suatu barang atau jasa yang diukurdengan sejumlah barang atau jasa yang diukur dengan
sejumlah uang. Sehingga demi mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya
seorang
konsumen harus rela membayar dengan sejumlah uang. Hal ini harus diperhatikan oleh
perusahaan, jika perusahaan menetapkan harga yang tinggi dengan maksud untuk menjadikan
barang atau jasa produksinya dalam kategori luxuries, maka harga yang semakin tinggi dapat
menjadikan barang itu akan semakin dicari konsumen, akan tetapi berbeda jika barang yang
digunakanpun menyesuaikan dengan kemampuan pasar.

a) StrategiHarga
Harga merupakan salah satu komponen dalam marketing mix sebagai salah satu
komponen yang penting, maka sebuah perusahaan harus dapat menentukan strategi harga yang
tepat bagi produk yang diproduksinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
menentukan harga produk. Karena kesalahan dalam menentukan harga produk dapat
mengakibatkan produk itu semakin tidaklaku atau bahkan bahwa tidak diperbolehkan untuk
produksi lagi.
Dalam menentukan strategi harga atas suatu produk, harus dipertimbangkan produksi produk di
pasar persaingan, dan juga siklus kehidupan produk tersebut.

13”ibid”

9
7
b) Strategi PenetapanHarga
Menetapkan satu atau lebih tujuan penetapan harga memberikan suatu kerangka acuan
untuk pengembangan strategi. Kemudian, perlu dianalisis situasi penetapan harga dengan
mempertimbangkan permintaan, biaya, persaaingan, dan kekuatan-kekuatan hukum dan etis.
Analisis ini menunjukkan fleksibilitas penetapan atau pengubahan harga. Berdasarkan hal ini dan
tujuan harga, strategi penetapan harga dipilih. Akhirnya, ditetapkanlah harga dan kebijakan
tertentu untuk mengimplementasikan strategi tersebut. 7

c) Metode-Metode Penetapan Harga


Pada metote penetapan harga, perusahaan akan-perusahaan akan menentukan harga dasar
mereka dan kemudian mengubahnya untuk memenuhi faktor-faktor yang selalu berubah dalam
lingkupnya. Metode penetapan harga yang didasarkan pada biaya yang paling sederhana adalah
Cost Plus Pricing Method, Mark-Up Pricing Method.
Cost Plus Pricing Method
Penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan
jumlah biaya perunit ditambah dengan suatu jumlah menutupi laba yang diinginkan pada unit
tersebut.
Mark-Up Pricing Method
Penetapan harga jual setelah menambah harga jual dengan jumlah mark-up (kelebihan hargajual
diatas harga beli) tertentu.

Dari kedua metode diatas paling banyak digunakan oleh para pedagang adalah mark-up method.
Karena sebagian besar pedagang ecerandan pedagang besar ditentukan dengan menggunakan
kenaikan harga yang biasa dipergunakan oleh para pedagang.

d) Tujuan PenetapanHarga
Mengingat harga merupakan salah satu aspek terpenting dalam bauran pemasaran
(marketing mix), maka hendaknya sebuah perusahaan menetapkan harga terhadap suatu
produk yang akan dijual di pasaran sesuai dengan tingkat kemampuan konsumen dalam
membeli produk yang dijual. Sehubungan dengan adanya penetapan harga suatu produk yang
dibuat oleh sebuah perusahaan, penetapan harga dimaksud untuk berbagai tujuan yang hendak
dicapai. Secara umum, tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut:
1) Untuk BertahanHidup
Dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa
yang ditawarkan laku dipasar.
2) Untuk MemaksimalkanLaba
Tujuan dari penetapan harga ini adalah untuk mengharapkan penjualan meningkat sehingga laba
dapat pula ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah/tinggi.
3) Untuk Memperbesar MarketShare
Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkat
dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih keproduk yang ditawarkan.
4) Mutu Produk
Tujuan adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki
kwalitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.

5) Karena Pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang
ditawarkan jangan melebihi harga jangan melebihi harga pesaing.

14 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007),h.5

10
Disisi lain, David W. Cravens menyatakan bahwa tujuan penetapan harga berbeda-beda menurut
faktor-faktor situasi yang ada dan preferensi manajemen.Harga rendah mungkin dimaksudkan
untuk memperoleh posisi pasar, melemahkan pesaing baru, atau menarik pembeli baru. Berikut
ini adalah beberapa contoh tujuan penetapan harga:
1) Mendapatkan posisipasar
sebagai contoh adalah penggunaan harga rendah untuk mendapatkan penjualan dan pangsa pasar.
Pembatasan meliputi perang harga dan pengurangan (atau penghapusan) kontribusi laba.
2) Mencapai kinerja keuanganharga-harga dipilih untuk membantu pencapaian tujuan keuangan
seperti kontribusi laba dan arus kas. Harga yang terlalu tinggi mungkin tidak diterima oleh para
pembeli.
3) Penentuan posisiproduk
Harga dapat digunakan untuk meningkatkan citra produk, mempromosikan kegunaan produk,
menciptakan kesadaran, dan tujuaan penentuan posisi lainnnya. Visibilitas harga (tinggi atau
rendah) dapat menguarangi keefektifan komponen penentuan posisi lainnya, seperti periklanan. 8
4) Merangsangpermintaan
Harga digunakan untuk mendorong para penjual mencoba sebuah produk baru atau membeli
merek yang ada selama periode-periode ketika penjual sedang lesu (misalnya, pada saat resesi).
Salah satu masalah yang akan timbul adalah bahwa para pembeli mungkin membeli dalam partai
besar ketika harga kembali normal.
5) Mempengaruhi persaingan tujuan penetapan harga mungkin untuk mempengaruhi para
pesaing yang ada atau calonpembeli.
Manajemen mungkin ingin menghambat para pesaing yang sekarang untuk tidak dapat masuk ke
pasar atau untuk tidak melakukan pemotongan harga.

15 David W. Cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama) Edisi-4,
Jil-2., h. 57
16 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran & Loyalitas konsumen, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.58
17 “ibid”

11
A. Kesimpulan

1. Strategi marketing mix pemilik Counter handpone di Metropolitan City

Pekanbaru dalam meningkatkan daya beli konsumen memiliki 4 aspek

yakni produk, harga, tempat, dan promosi. Dari keempat aspek yang ada

penerapannya pada counter sama dan hanya promosi sebagai prioritas dan

menjadi tolak ukur dalam meningkatkan penjualan. Dengan melakukan

promosi lewat media, sales promosion, produk yang di tawarkan, harga

yang diberikan bersaing dengan tempat lain dan lokasi yang mudah

dijangkau.

2. Tinjauan ekonomi Islam terhadap strategi marketing mix pemilik Counter

handpone di Metropolitan City Pekanbaru dalam meningkatkan daya beli

konsumen dalam hal promosi dalam meningkatkan penjualan, ada yang

telah sesuai dan ada yang belum sesuai dengan ekonomi islam.

Ketidaksesuaian itu didasarkan adanya penjual nonmuslim yang tidak

mengetahui berbisnis secara Islam, dan kesesuaiannya karena promosi jelas

B. Saran

1. Perlu adanya peningkatan dalam penerapan bauran pemasaran 4P agar

dalam pemasarannya dapat maksimal, khususnya dalam konsep harga dan

penentuan pangsa pasar agar lebih luas lagi.

2. Pemilik counter handpone diharapkan dapat meningkatkan kegiatan

promosi yang sudah dilaksanakan dengan memanfaatkan sarana pemasaran

yang sudah ada.

3. Berusaha mencari sekmen pasar yang baru dengan menggunakan strategi

pemasaran yang tepat atau disesuaikan dengan kondisi pasar.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Thamrin & Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013.hal.14
2. Indriyo Gitosumarno. Manajemen Pemasaran, Edisi kedua, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,2014.hal.139
3. Indriyo Gitosumarno. Manajemen pemasaran …, hal.150
4.Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, Depok: Al Huda, 2005, hal. 555
5. Laporan Tahun 2014 RPJM Desa
6 .Dyah Ivana Sari, Objek Wisata Religi Makam Sunan Muria, Skripsi, 2009, hal. 128
7. Ratih Hurriyati. Bauran Pemasaran & Loyalitas Konsumen.Bandung: Alfabeta.2005.Hal.75
8. Kotler, P, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Edisi Pertama. 2007.Hal.49
9. Basu Swasta dan T. Handoko, Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: BPFE, 2000), Cet.
Ke-3, h.3
10. Alex. S. Nitisemito, Marketing, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h.13
11. Buchori Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010) Cet-11, h.294
12. Catur E. Rismiati, Pemasaran Barang dan Jasa, (Yogyakarta: kanisius, 2006)h.243
14. Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007),h.5
15. David W. Cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama) Edisi-4,
Jil-2., h. 57
16. Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran & Loyalitas konsumen, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.58

13

Anda mungkin juga menyukai