Anda di halaman 1dari 10

Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

IMPLEMENTASI PANCASILA TANTANGAN DAN SOLUSINYA

oleh
BAMBANG SUGIANTO, LA TAENA, LA BILU
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
Email: labilu_fkip@uho.ac.id

ABSTRAK

Neoimperialisme masih beroperasi di berbagai bagian dunia dengan segala cara, halus
maupun kasar tergantung situasional menguntungkan pihak yang kuat, sementara yang
lemah tetap dieksploitasi dalam ungkapan lain gambaran sila kedua pancasila tentang
suasana hidup global yang berupa kemanusiaan yang adil dan beradab, tampaknya
masih belum segera menjadi kenyataan. Menghadapi persoalan mendasar ini, kita harus
memiliki kepekaan sejarah dan kepekaan nurani dalam membaca dinamika kehidupan
global, nasional, dan lokal yang berubah dengan cepat. Pancasila akan mampu
memberikan sebuah Ontological Security (Human Ontology) kepada kita semua di masa
yang akan datang. Pancasila dengan seluruh aspeknya memberikan landasan yang amat
kuat bagi peningkatan kemampuan profesionalisme, peningkatan cinta tanah air,
peningkatan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang disertai sikap
keterbukaan, sikap kebersamaan, toleransi, serta sikap harmoni.

Kata Kunci: Implementasi Pancasila, Tantangan, Solusi

PENGANTAR dibumi sudah semakin memanas, dan


sebagai akibat adanya lubang-lubang
pada ozon itu ialah cahaya ultraviolet
Persoalan krusial yang mendesak adalah matahari akan lebih leluasa memancar
beberapa diantara penduduk bumi ini ke bumi dengan segala akibat buruknya
yang benar-benar punya kepekaan bagi kehidupan manusia. Begitu juga
terhadap masalah lingkungan yang dari lingkungan politik dan ekonomi, dunia
waktu ke waktu mengalami proses jauh dari suasana adil. Bentuk-bentuk
pencemaran kuantitatif dan kualitatif neoimperialisme masih beroperasi
sekaligus. Nusantara, bumi Pancasila diberbagai bagian dunia dengan segala
tercinta ini juga tidak bebas dari cara, halus maupun kasar, tergantung
perlakuan rakus dan tidak bertanggung situasi, asal menguntungkan pihak yang
jawab yang dilakukan oleh sementara kuat, sementara yang lemah tetap saja
orang demi menguras kekayaan dan dieksploitasi. Dalam ungkapan lain
memuaskan nafsu duniawinya. Pasal 33 gambaran sila kedua Pancasila tentang
UUD 1945 sering benar dilecehkan suasana hidup global yang berupa
begitu saja. Sudah cukup lama bumi ini kemanusiaan yang adil dan beradab,
tidak mau lagi tersenyum ramah kepada tampaknya masih belum segera menjadi
penghuninya akibat derita luka kenyataan.
dikulitnya yang semakin parah. Lapisan
ozon sudah mulai tersobek, cuaca

ISSN (Print): 0854-9044 10 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

Sementara itu dalam negeri Aquinas (1225-1274), filosof sekaligus


sendiri, sila ini dicerminkan oleh membedakan antara kearifan filosofis
budaya kekerasan, brutalitas, kolusi dan dengan kearifan teologis, namun ia
korupsi, praktik penggundulan hutan masih ingin menyatukannya. Descartes
yang semakin akut dari waktu ke waktu. bukan saja membedakannya tetapi
Dengan pendahuluan ini penulis memisahkannya sama sekali.3 Maka
meminjam pemikiran Ahmad Syafii munculah dua kearifan yag dalam
Maarif1 dalam membahas substansi perjalanan waktu bergerak kearah dua
tulisan ini. Penulis ingin melihat kutub yang saling menjauh satu sama
Pancasila tidak hanya berhenti sebagai lain. Descartes bahkan berpendapat
pure conceptyang mengawang-awang, pada sistem kosmos sama sekali tidak
tetapi punya nilai praksis untuk ditemukan jejak tuhan, seperti
menyelamatkan masa depan bangsa ini diungkapkan Karen Amstrong “he
dari segala bentuk perbuatan yang tidak found the cosmos completely God-
beradab serta tegaknya keadilan secara less.”4 Dalam kalimat lain, kepada
merata dalam kehidupan berbangsa dan dunia modern telah dikenal dua tipe
bernegara. kearifan: kearifan filosofis yang sekuler
dan kearifan yang berdasarkan iman
sekali Descartes sendiri sebenarnya
PANCASILA DAN PERADABAN adalah seorang pemeluk Katolik yang
MODERN taat. Apa yang terjadi berikutnya adalah
split antara otak dan hati, perseteruan
antara filsafat dan iman. Mana yang
Sebelum memasuki pembicaraan unggul?
tentang Pancasila ada baiknya kita
melihat selintas asal usul peradaban Dalam sejarah peradaban modern
modern yang kini sedang berada di atas selama lebih tiga ratus tahun, iman
angin. Landasan filofis teori berada pada posisi kalah dan tertindas
pengetahuan dan peradaban modern dengan segala akibat buruknya dalam
ditegakkan atas sebuah postulat “cogito sikap dan pilihan moral manusia. “jika
ergo sum” (saya berpikir, oleh sebab itu tidak ada tuhan, segala menjadi
saya ada). Postulat ini adalah inti dari mungkin,” demikian ungkapan
teori ilmu pengetahuan Rene Descartes kegelisahan yang dilontarkan
(1596-1650) dan memuat segala yang Dostoevski ketika menyaksikan
terpenting dalam sistem filsafatnya 2. kerapuhan fondasi spiritual manusia
Postulat cogito yang dikaitkan dengan modern.5 Peradaban cogito memang
konsep keberadaan manusia ternyata lebih memungkinkan how(bagaimana)
punya dampak yang dasyat bagi daripada why (mengapa). How
perkembangan filsafat dan ilmu menyangkut persoalan teknis, why
pengetahuan modern. Kalau Thomas berkaitan dengan persoalan moral,
motivasi dan niat dasar. Apa yang
1
Ahmad Syafii Maarif, Pancasila, Sejarah, dan
3
Perkisaran Abad Menjelang Milenium ke-3 Etience Gilson. God and PhilosophyNew Heven
dalam Jurnal Pusat Studi Pancasila Universitas and London: Yale University Press. 1969. Hlm
Gadjah Mada No. 1. Th 1 Juli 1997. Hlm. 29-32 77.
4
dan 35-36. Karen Amstrong , “ A History of God, New
2
Lihat Rene Descartes. Discourse on Method York: Alfred A Knopf. 1993. Hlm 300.
5
and the Meditation. Terj. F.E. Sutclife. New Lihat Erich Fromm. The Revolution of Hope.
York: Penguin Books. 1976, hlm 18-19 dan 53. New York: Harper & Row. 1968 hlm 134

ISSN (Print): 0854-9044 11 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

mungkin dilakukan secara teknis harus menganggap negeri sendiri semacam


dilakukan tanpa mengingat secara remaja yang sedang tumbuh menuju
mendalam akibat buruk yang dapat yang dulu dimainkan oleh imperium
terjadi. Pembuatan bom nuklir adalah Brytania Raya.7 Angan-angan romantis
contoh yang paling mengerikan. yang bercorak imperialistik ini
tampaknya tetap terpeihara dalam benak
Sejak Descartes Barat tidak punya orang barat, khususnya Amerika, Ingris
minat lagi untuk merenungkan secara dan Prancis. Keagungan imperialisme,
mendalam masalah why karena terfokus ini diposisikan kembali kepada masa
dan terkurasnya perhatian mereka pada modern melalui berbagai metode dan
masalah how, tulis Roger Garaudy rekayasa. Amerika sendiri sebenarnya
beberapa tahun yang lalu.6 Hasilnya adalah bangsa Imperialis kesiangan,
memang luar biasa: ilmu dan teknologi muncul pada saat tata dunis telah
berkembang sangat pesat. Berkat mengalami perubahan dtastis dari era
penguasaan hukum-hukum alam bumi konialisme ke era kemerdekaan.
dan bagian-bagian lain dari alam Sekiranya negara adikuasa ini punya
semesta telah dieksploitasi secara besar- kearifan sejarah, seharusnya ambisi
besaran dengan dana ratusan bilion untuk meniru imperium Britania Raya
dolar. Perkara lingkungan yang rusak, Kuno sama dengan memutar jarum jam
kemiskinan, keterbelakangan dan ke belakang.
kebdohan yang masih diderita oleh
sekitar 2/3 umat manusia dimuka bumi, Dalam situasi dunia yang dililit
tidak perlu dirisaukan karena itu semua oleh rantai kepincangan dan
diluar kepentingan how. Bahkan ketidakadilan itu, solusi dan prinsip-
diharapkan agar negara-negara miskin prinsip moral yang bagaimana kira-kira
itu tetap saja tergantung kepada negara- yang mungkin ditawarkan Pancasila
negara berteknologi maju untuk selama untuk merakit sebuah masa depan yang
lamanya. Inilah sebenarnya salah satu lebih adil dan beradab? Sukar bagi kita
bentuk neoimperialisme yang baru saja untuk menjawab pertanyaan seperti ini,
kita singgung. Peran ini tampak jelas karena Pancasila itu sendiri sampai
dalam politik luar negeri Amerika batas-batas yang jauh baru berhasil
Serikat sejak perang dingin dan menepis isu negara Islam atau
sesudahnya. Komunis. Dalam persoalan ini
Pancasila memang telah berfungsi
George Kennan sebagai perumus sangat efektif, dan kita wajib bersyukur
politik pembendungan (containment karena secara teoritik konflik ideologis
policy) terhadap kounisme, percaya yang dapat memecah belah bangsa telah
bahwa Amerika adalah pengawa, dapat dihindari. Kini tidak muncul lagi
peradaban barat dan sekaligus bersama gelombang besar kekuatan politik kita
Eropa memimpin dunia, “dalam yang tidak menerima Pancasila sebagai
otaknya tidak diragukan lagi,” tulis dasar filosofis dan ideologi negara.
Edward W. Said,” bahwa eropa dan Dengan kenyataan ini harapan Bung
Amerika secara unit telah diposisikan Karno untuk melihat Pancasila sebagai
untuk memimpin dunia, suatu dasar negara agar bersifat abadi
pendangan yang menyebabkannya mungkin tidak ada persoalan dimasa
6
Lihat Roger Graudy “The Balance Sheet of
7
Wester Philosophy”, Al-Nahda. Vol 4 No 3. Edwar W. Said, Culture and Imperialism. New
1984/1404, 14. York: Alfredl A. Knopf. 1993, hlm 285.

ISSN (Print): 0854-9044 12 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

depan. “Tetapi dasarnya, isinya Biarkanlah Pancasila itu bertahan


Indonesia yang merdeka dan kekal dengan kelima silanya. Sebab bila
abadi menurut pendapat saya haruslah diperas-peras sila ketuhanan dan sila-
Pancasila” kata Bung Karno pada 1 Juni sila yang lain akan terkubur dalam
1945. “Itulah harus Weltanschauung epitet gotong royong. Cara semacam ini
kita”. tentu sangat berbahaya, sebab Pancasila
akan terjatuh ke dalam sekularisme.
Pelaksanaan sila ke lima dalam Setidak-tidaknya dalam perasan gotong
kehidupan konkrit masih jauh dari cita- royong, sila-sila yang lain akan
cita yang digariskan para pendiri kehilangan identitasnya, sesuatu yang
negara. Kegalauan sistem nilai yang rapuh bagi suatu sistem filsafat
sangat berat kita rasakan sekarang ini kenegaraan. Kita ingin yang kukuh
adalah pertanda bahwa nilai praksis bukan yang rapuh dengan cara peras
Pancasila masih belum hidup bersama memeras itu! Oleh sebab itu, sekalipun
kita. Jika masih demikian Bung Karno yang pertama kali
kenyataannya, bagaimana kita akan mengucapkan pidato tentang Pancasila,
punya wibawa untuk menawarkan tawarannya tentang kemungkinan
Pancasila sebagai panacea bagi susunan pengerutan sila-silanya harus ditolak
dunia yang serba zalim dan pinang ini, dengan tegas, sebab cara itu akan
sementara kepentingan itu juga sedang membunuh Pancasila itu sendiri.
menghimpit kita di tanah air? Borok- Masalah ini sangat mendasar. Oleh
borok korupsi dan kerasukan ekonomi sebab itu, orang harus berpikir
semakin hari semakin mengganas, seribukali sebelum memeras Pancasila.
menggerogoti urat nadi bangsa ini dari Dan di atas itu semua, tanpa intervensi
hari ke hari, seakan akan Pancasila telah wahyu Pancasila akan kehilangan
kehabisan tenaga menghadapinya. bentuk.
Inilah diantara fenomena bangsa
Indonesia modern yang menyesakkan
nafsu kita semua. TANTANGAN DI DEPAN
PANCASILA
Bahwa Pancasila dapat
dikembangkan menjadi sistem moral
universal, penulis tidak meragukannya. Bagaimana Pancasila menghadapi
Dipayungi oleh sila pertama, Ketuhanan persoalan mendasar di atas? Peradaban
Yang Maha Esasebagai sumber nilai modern seperti dilihat Toynbee sudah
sila-sila yang lain dan ditutupi oleh sila tidak punya tawaran apa-apa untuk
keadilan sosial sebagai tujuan menjawab pertanyaan itu. Mengenai
kemerdekaan,Pancasila punya peluang Pancasila apakah punya sesuatu untuk
untuk ditawarkan sebagai ditawarkan akan sangat tergantung
Weltanschauung yang mendunia. Tetapi kepada proposisi ini: apakah Pancasila
kelima sila hendaknya jangan diperas mau mengundang wahyu untuk
menjadi Trisila atau bahkan Ekasila menafsirkan dan menyinari dirinya atau
(gotong royong, sebagaimana Bung Pancasila itu semata-mata berdasarkan
Karno pernah menawarkan pula dalam faktor sejarah dan sosiologis
pidatonya di atas.8 masyarakat Indonesia saja? Jika
Pancasila hendak dijadikan sebuah
8
sistem filsafat yang utuh dan
Lihat Soekarno, Lahirnya Pancasila, Jakarta: komprehensif, maka kita harus
Bwaro Niaga, 1962. Hlm 28-30

ISSN (Print): 0854-9044 13 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

menjawab persoalan krusial berikut sejarah adalah karena kegagalannya


terlebih dahulu. menjawab jeritan nurani manusia untuk
mendapatkan keadilan dan untuk diakui
Pertama, harus didudukan secara sebagai manusia penuh (full human).
jelas hubungan spiritual sila pertama
berupa Ketuhanan Yang Maha Esa Akhirnya terpulang pada bangsa
dengan wahyu. Apakah konsep ini, apakah kita punya kepekaan sejarah
ketuhanan dalam Pancasila memerlukan dan kepekaan nurani dalam membaca
wahyu untuk memehami atau berikan dinamika kehidupan global dan
saja kebebasan kepada setiap orang kehidupan nasional yang berubah
untuk “membentuk” Tuhan berdasarkan dengan cepat pada saat melintasi masa
kesadaran kemanusiannya masing- transisi memasuki milenium ke-3 yang
masing seperti pendapat Descartes? cukup kritis ini untuk membuat masa
Corak jawaban yang diberikan terhadap depan yang lebih adil, anggun, dan
pertanyaan pertama ini akan ramah. Kita berharap bahwa kepekaan
menentukan corak hubungan agama itu masih bersama kita sekalipun sering
dengan sila-sila yang lain. Ungkapan ditindas oleh kerakusan komersial dan
“agama tidak akan dipancasilakan dan sikap mementingkan diri sendiri,
Pancasila tidak akan diagamakan” sesuatu yang bertentangan secara
tampaknya lebih merupakan terma diametral dengan seluruh nilai
(istilah) politik tinimbang terma filsafat. Pancasila. Pilihan bagi sebuah masa
depan bangsa harus diputuskan
Kedua, harus disepakati bahwa sekarang. Pancasila akan mampu
sila-sila dalam Pancasila itu merupakan memberikan sebuah ontological
satu kesatuan dengan sila pertama security (keamanan onotologis) kepada
sebagai komandannya. Jika persoalan kita semua di masa yang akan datang.
mendasar ini tidak ada kejelasannya,
maka Pancasila yang hendak dijadikan
sistem filsafat itu masih akan SOLUSI YANG DITAWARKAN
mengundang pertanyaan-pertanyaan
yang sulit dijawab.
Generasi muda perlu memahami semua
Ketiga, nilai praksis Pancasila ini, bahwa Pacasila dengan seluruh
harus mampu mengikat dan mencoraki aspeknya memberikan landasan yang
prilaku setiap warga negara Indonesia amat kuat bagi peningkatan kemampuan
secara efektif. Karena itu sistem dan profesionalisme, peningkatan cintah
pelaksanaan hukum sebagai penjabaran tanah air, dan peningkatan iman dan
nilai-nilai Pancasila itu harus jelas dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
tegas, sehingga rasa keadilan rakyat yang disertai sikap keterbukaan, sikap
tidak menjadi bulan-bulanan seperti kebersamaan, dan sikap kemitraan, serta
yang sering berlaku selama ini. Kalau sikap harmoni
nilai praksis ini tidak menjadi
kenyataan, maka tidak ada jaminan 1. Kemampuan Profesional Yang
bahwa Pancasila pasti selamat di masa Tinggi
depan. Bagi penulis praksisme
Pancasila itu sudah sangat mendesak Sifat tantangan yang dihadapi masa kini
dan mutlak untuk dilaksanakan. mengharuskan adanya profesionalisme
Marxisme digiring ketiang gantungan di masing-masing bidang untuk

ISSN (Print): 0854-9044 14 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

menanganinya. Dengan adanya generasi muda 1945, dengan semangat


globalisasi yang membawa keterbukaan juangnya yang tak kunjung padam,
di bidang ekonomi dengan segala telah menghadapi tantangannya di masa
implikasi persaingannya, penanganan revolusi fisik dengan pengorbanan jiwa
masalah tidak dapat dilakukan secara dan raga dalam skala besar. Makam
amatiristis dan bersifat coba-coba. para pemuda generasi 1945 yang
Apabila kemampuan profesionalisme tersebar di seluruh Tanah Air, baik yang
ini tidak diperhatikan, yang ada di Taman Pahlawan, maupun di
mengakibatkan kita tidak dapat bersaing tempat-tempat lain, merupakan bukti
dengan perusahaan asing yang terbuka keikhlasan berbakti kepada Tanah Air
masuk ke dunia usaha Indonesia dengan yang tiada ternilai harganya.
segala kecanggihannya, kita akan
tertinggal dan menjadi penonton di Semangat juang 1945 yang
Tanah Air sendiri. didasarkan cintah Tanah Air yang
mendalam telah memberikan motivasi
Profesionalisme di tingkat untuk merebut dan mengisi
menengah diperoleh melalui pendidikan kemerdekaan dengan perjuangan penuh
kejuruan pada sekolah menengah, dan keikhlasan. Nilai-nilai 1945 itu telah
pendidikan tinggi melalui program memberikan motivasi kepada generasi
Diploma, Sarjana (S1, S2, dan S3) penerus untuk dengan cinta Tanah Air
maupun pendidikan non-gelar yang yang mendalam pula, meneruskan
memberikan keterampilan yang perjuangan yang wujudnya ditentukan
diperlukan (spesialisasi). Pendidikan oleh tatangan zaman.
yang diberikan untuk meningkatkan
profesionalisme di tingkat menengah Globalisasi membawa
dan tingkat tinggi ini harus memapu konsekuensi berupa terbukanya
mengantisipasi kebutuhan akan keahlian lapangan kerja di negara-negara lain
dan keterampilan tertentu. Hal ini bagi tenaga-tenaga terdidik Indonesia
diperlukan dalam menghadapi yang professional, dengan lingkungan
persaingan bebas tersebut di atas, kerja dan imbalan yang mungkin jauh
sehingga tidak boleh terpaku pada lebih menarik daripada di Indonesia.
pendekatan konvensional di bidang Sebaliknya, tenaga-tenaga terdidik asing
pendidikan dengan hanya melihat akan berdatangan di Indonesia dengan
kepada kebutuhan nasional dalam arti kemamuan profesionalisme yang tinggi,
sempit. sehingga dengan kemampuannya itu
mereka dapat menguras kekayaan
2. Cinta Tanah Air sumber daya alam Indonesia.

Sebagaimana generasi-generasi Generasi muda Indonesia yang


terdahulu berperan dalam menghadapi terdidik, dengan berlandaskan cinta
tantangan amannya atas dasar rasa cinta Tanah Air yang mendalam, tidak akan
tanah air yang mendalam, yang membiarkan keadaan tersebut di atas
memberikan motivasi kuat untuk berlarut, karena hal itu akhirnya akan
berjuang, maka rasa cinta Tanah Air membawa kepada penjajahan dalam
yang mendalam ini juga menjadi bentuk lain, yaitu penjajahan melalui
motivasi bagi generasi muda sekarang kegiatan ekonomi dan budaya.
dalam berjuang menghadapi tantangan
zaman yang rumit ini. Terutama

ISSN (Print): 0854-9044 15 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

3. Iman dan Taqwa Terhadap sehingga apa pun dapat diteliti dan
Tuhan Yang Maha Esa diterapkannya.
Batas bagi cendekiawan Indonesia
adalah sebagaimana tercantum dalam
Sesuai dengan filsafat bangsa dan
ajaran Tuhan Yang Maha Esa melalui
negara, pancasila, iman dan taqwa
agama masing-masing, yang diperkuat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
oleh sila pertama Pancasila. Dengan
senantiasa perlu dilaksanakan oleh
demikian IPTEK di Indonesia harus
setiap insan Indonesia. Pendidikan
disertai iaman dan taqwa (Imtaq). Dari
nasional di Indonesia memberikan
sudut inilah pendidikan agama dan
landasan kepada pengembangan iman
pendidikan Pancasila di sekolah amat
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
penting fungsinya, yang
Esa sebagaimana tercantum dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
kemampuan persepsi anak didik, mulai
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sekolah dasar sampai dengan perguruan
bahwa pendidikan nasional bertujuan
tinggi.
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
4. Sikap Keterbukaan,
manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Kebersamaan, dan Kemitraan
berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan danketerampilan, Dari pengalaman yang amat banyak
kesehatan jasmani dan rohani, serta beragam dari generasi muda
kepribadian yang mantap dan mandiri sebelumnya, telah berkembang
serta rasa tanggung jawab keyakinan akan perlu dikembangkannya
kemasyarakatan dan kebangsaan. sikap keterbukaan, kebersamaan, dan
Ketentuan tersebut dijabarkan lebih kemitraan (K3). Sikap keterbukaan
lanjut dalam peraturan-peraturan adalah (a state of mind), yang
pemerintah yang bersangkutan. berkembang secara bertahap, tidak
datang dengan tiba-tiba. Sikap
Iman dan taqwa terhadap Tuhan keterbukaan adalah sikap membuka diri
Yang Maha Esa membawa konsekuensi pada orang lain dalam interaksi
kepada pelaksanaan ajaran-Nya, personal. Sikap membuka diri ini berarti
mematuhi petunjuk-Nya dan menjauhi adanya kesediaan untuk mendengarkan
larangan-Nya. Sehingga dalam orang atau pengapat lain.
menghadapi arus informasi canggih
yang masuk ke ruang setiap rumah, Kewajiban pemimin untuk mau
terutama yang datanya dari luar negeri mendengarkan pendapat orang lain
dengan pola budaya yang berbeda, yang perlu dibudayakan dimasyarakat kita.
dampaknya tidak selalu positif, maka Hal ini berkenaan denga pengakuan
iman dan taqwa merupakan alat penapis adanya hak berbicara bagi masyarakat
yang ampuh bagi tiap-tiap insane yang dijamin dalam Undang-Undang
Indonesia. Dalam pengembangan Iptek, Dasar 1945, sehingga aspirasi
cendekiawan Indonesia dalam masyarakat benar-benar dapat dipahami
melaksanakan penelitiannya tidak dapat oleh pemimpin. Ini merupakan langkah
menganut “the sky is the limit” penting dalam proses pengambilan
sebagaimana berlaku bagi cendekiawan keputusan. Keputusan yang diambil
di Barat, yang berarti tidak ada batas oleh pemimpin dengan memperhatikan
bagi penelitian dan penerapannya, aspirasi masyarakat, yang diperoleh

ISSN (Print): 0854-9044 16 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

melalui interaksi pemimpin dengan sedangkan generasi muda dapat


masyarakat, akan meningkatkan melahirkan konsep-konsep yang
kesediaan masyarakat untuk menerima cemerlang. Perlu dipahami bahwa
dan melaksanakan keputusan, karena kearifan tidak dimonopoli oleh siapa
keputusan itu merefleksikan keinginan pun, ia terdapat pada generasi tua
masyarakat. maupun generasi muda, terdapat
didaerah perkotaan maupun pedesaan.
Sikap kebersamaan didasarkan
atas keyakinan bahwa pemecahan Sikap kemitraan memandang
masalah secara bersama selalu lebih orang lain sebagai mitra, sebagai
baik daripada dipecahkan sendiri. sahabat. Perbedaan pendapat yang
Masalah pada dirinya bersifat dating dari mitra diterima sebagai hal
kompleks, sehingga tidak mungkin yang dapat memperluas wawasan dan
dipecahkan satu disiplin ilmu, lebih- oleh karena itu perbedaan pendapat
lebih masalah pembangunan. merupakan hikmah. Perbedaan pendapat
Pembangunan mencakup bidang yang dalam konfrontasi mengeskalasikan
multi-kompleks, yang harus didekati konflik karena adanya keinginan untuk
dengan inter dan multidisipliner serta tetap mempertahankan pendapat, meski
lintas-sektoral. Masalah yang dihadapi sebenarnya diakui bahwa pendapat
tidak pernah sama sepanjang masa, orang lain itu lebih daripada pendapat
karena kendala-kendala yang dihadapi sendiri. Akan tetapi karena datangnya
berbeda-beda sesuai dengan perbedaan dari lawan, maka pendapat tersebut
waktu dan tempat. Dengan demikian harus terus ditentang dengan segala
pemecahannya pun tidak sama. Oleh cara.
Karena itu harus senantiasa diupayakan
adanya alternatif pemecahan, sesuai Jawaban atas pertanyaan apakah
dengan situasi dan kondisi yang seseorang mempunyai sikap K3
dihadapi. Ini adalah tugas seorang sebagaimana diuraikan di atas hanyalan
cendekiawan, karena cendekiawan dapat dijawab oleh orang itu sendiri. Ini
adalah seseorang yang mampu adalah pertanggungjawaban moral
menginternalisasikan cara berpikir terhadap diri sendiri dan terhadap
alternative, termasuk para mahasiswa Tuhan Yang Maha Esa.
sebagai cendekiawan muda.
5. Sikap Budaya Harmoni
Kebersamaan membawa kepada
partisipasi pemikiran berbagai pihak Sikap budaya Indonesia yang sama
yang menguntungkan bagi pengambilan dalam semua kebudayaan Indonesia
keputusan yang bijaksana. Kebersamaan adalah bahwa manusia Indonesia
berkaitan pula dengan kebersamaan menegakkan harmoni dalam
antara generasi tua dan generasi muda
hubungannya dengan alam semesta dan
dengan dasar saling menghargai dan
saling memeprcayai. Dalam keadaaan masyarakat. Harmoni atau keselarasan
bagaimana pun, selalu terdapat istilah yang tergambar dalam Pancasila
keterkaitan antar generasi, karena tidak berupa Ketuhanan Yang Maha Esa,
mungkin tiba-tiba timbul suatu generasi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
tanpa adanya generasi terdahulu. Persatuan Indonesia, Kerkyatan yang
Generasi tua mempunyai pengalaman Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
yang perlu dimanfaatkan sepenuhnya,
Dalam Permusyawatan/Perwakilan, dan

ISSN (Print): 0854-9044 17 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat tetapi dijaga kontonuitas keindonesiaan.


Indonesia. Diterima Hindu tanpa membuang yang
asli, yaitu animisme dan dinamisme,
Sikap budaya harmoni banyak diterima Budha tidak menghilangkan
persamaannya dengan sikap budaya Hindu begitu seterusnya. Itu sebabnya
berbagai bangsa di Asia, antara lain Raden Fatah sebagai pimpinan Kerajaan
Jepang yang juga menegakkan harmoni Islam Demak menyatakan bahwa
dalam segenap hubungan manusianya. Demak adalah kelanjutan Majapahit
Namun, sikap buday itu berbeda bahkan bukan perpanjangan suatu kerajaan
bertentangan dengan sikap budaya Arab.
dengan sikap budaya dunia Barat yang
sejak Renaissance di abad ke-15 Sikap budaya harmonis adalah
mengmbil sikap budaya menaklukan toleran. Itu dapat dilihat saat berbagai
alam (to conquer nature). Dengan sikap umat beragama yang berbeda,
budaya itu dunia Barat mengembangkan khususnya Islam dan Kristen,
ilmu pnegetahuan secara dramatis dan bereksistensi dengan baik dan penuh
kehidupan dinamis yang memandang gotong royong antara pemeluknya
konflik sebagai jalan kemajuan.
Berdasarkan ilmu pengetahuan Barat Ketika di Indonesia, dunia Barat
mengembangkan kehidupan materilnya dengan sikap budayanya bisa diimbangi
dan kesanggupan meluaskan kekuasaan. budaya harmonis meski terjadi
penjajahan dan praktik imperialism,
Jika sikap budaya harmoni kehidupan masyarakat Indonesia dapat
memandang kebersamaan atau terpelihara sesuai prinsip-prinsip
masyarakat sebagai pilar kehidupan harmoni, toleransi dan kontinuitas.9
maka sikap budaya Barat menganggap
individu manusia sebagai nilai utama.
PENUTUP
Itu sebabnya dunia Barat menghasilkan
individualisme dan liberalisme, diikuti
materialisme yang bermuarah pada Bangsa Indonesia kini menghadapi
imperialisme dan kolonialisme. tantangan yang jauh lebih rumit
Sebagaimana dibuktikan sejarah sikap dibanding dengan keadaan sebelumnya.
budaya harmoni bukan sesuatu yang Tantangan yang dihadapi bangsa dan
pasif dan status quo. Itu terlihat dalam negara yang sedang membangun, di
tengah-tengah arus globalisasi, sungguh
sejarah Indonesia dengan kesediaan
tidaklah muda. Tantang tersebut harus
menerima agama Hindu, Budha, diikuti dihadapi dengan kemampuan
Islam dan Kristen. Sikap budaya professional yang tinggi, dilandasi cinta
harmoni berusaha melihat segi positif tanah air yang mendalam serta iman dan
barang luar untuk diambil dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
diintegrasikan dengan miliknya sendiri Generasi muda yang akan mengemban
tugas kepemimpian, kiranya perlu
Namun pengambilan itu tidak memahami serta melaksanakan sikap
membuang yang lama meski berbeda, 9
Ibid,Kompas, Jumat 23 Juni 2006.

ISSN (Print): 0854-9044 18 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

keterbukaan, kebersamaan, dan


kemitraan (K3), serta sikap budaya Soekarno. 1962. Lahirnya Pancasila.
harmoni. Keempat sikap tersebut harus Jakarta: Bwaro Niaga
menjadi cara hidup pemimpin, kini
maupun di masa mendatang.

Secara khusus penyelenggara


negara harus berkomitmen untuk
memberikan keteladanan kepada
masyarakat luas guna menjaga
kemurnian Ideologi Pancasila. Kita
harus membangun kesadaran dan
melawan apatisme.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syafii Maarif. 1997. Pancasila,


Sejarah, dan Perkisaran Abad
Menjelang Milenium ke-3.
Jurnal Pusat Studi Pancasila
Universitas Gadjah Mada No.
1. Th 1 Juli 1997

Edwar W. Said. 1993. Culture and


Imperialism. New York: Alfredl
A. Knopf.

Erich Fromm. 1968. The Revolution of


Hope. New York: Harper & Row

Etience Gilson. 1969. God and


PhilosophyNew Heven and
London: Yale University Press.

Karen Amstrong. 1993. A History of


God, New York: Alfred A Knopf

Rene Descartes. 1976. Discourse on


Method and the Meditation.
Terjemahan. F.E. Sutclife.
New York: Penguin Books

Roger Graudy. 1984. The Balance Sheet


of Wester Philosophy”, Al-
Nahda. Vol 4 No 3. 1984/1404,
14

ISSN (Print): 0854-9044 19 ISSN (Online): 2684-866X

Anda mungkin juga menyukai