NAMA KELOMPOK :
- Dio Gani Ramadhan (16.2018.1.00548)
- Hakim Andriansyah (16.2018.1.00549)
- Nurul Khofifah S. (16.2018.1.00550)
- Putri Moudy S. P. (16.2018.1.00552)
DOSEN PENGAMPU :
Ningroom Adiani, ST., M.Sn.
(NIP. 133003)
Nusa Tenggara Barat terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,
memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Terletak antara 115° 46' - 119° 5' Bujur
Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang Selatan. Selong merupakan kota yang
mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan laut,
sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari tujuh
gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung
tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan
gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.
Sungai-sungai di Nusa Tenggara Barat dikelompokkan ke dalam dua
wilayah sungai, yaitu Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Lombok dan WS
Sumbawa. WS Lombok terdiri atas 197 DAS dan WS Sumbawa 555 DAS.
Batas dari daerah Nusa Tenggara Barat, meliputi :
1.3 Sejarah atau asal – usul atau legenda tentang Daerah Nusa Tenggara
Barat
Keberadaan status provinsi, bagi NTB tidak datang dengan sendirinya.
Perjuangan menuntut terbentuknya Provinsi NTB berlangsung dalam rentang
waktu yang cukup lama. Provinsi NTB, sebelumnya sempat menjadi bagian
dari Negara Indonesia Timur dalam konsepsi Negara Republik Indonesia
Serikat,dan menjadi bagian dari Provinsi Sunda kecil setelah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia.
Seiring dinamika zaman dan setelah mengalami beberapa kali proses
perubahan sistem ketatanegaraan pasca diproklamasikannya Kemerdekaan
Republik Indonesia, barulah terbentuk Provinsi NTB. NTB, secara resmi
mendapatkan status sebagai provinsi sebagaimana adanya sekarang, sejak
tahun 1958, berawal dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 64 Tahun
1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dan yang dipercayakan menja di
Gubernur pertamanya adalah AR. Moh. Ruslan Djakraningrat.
Walaupun secara yuridis formal Daerah Tingkat I NTB yang meliputi 6
Daerah Tingkat II dibentuk pada tanggal 14 Agustus 1958, namun
penyelenggaraan pemerintahan berjalan berdasarkan Undang- undang
Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950, dan Undang-undang Nomor
1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Keadaan yang
tumpang tindih ini berlangsung hingga tanggal 17 Desember 1958, ketika
Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. Hari likuidasi inilah
yang menandai resmi terbentuknya Provinsi NTB. Zaman terus berganti,
konsolidasi kekuasaan dan pemerintahanpun terus terjadi.
Pada tahun 1968 dalam situasi yang masih belum menggembirakan
sebagai akibat berbagai krisis nasional yang membias ke daerah, gubernur
pertama AR. Moh. Ruslan Tjakraningrat digantikan oleh HR.Wasita Kusuma.
Dengan mulai bergulirnya program pembangunan lima tahun tahap pertama
(pelita I) langkah perbaikan ekonomi, sosial, politik mulai terjadi. Pada tahun
1978 H.R.Wasita Kusuma digantikan H.Gatot Soeherman sebagai Gubernur
Provinsi NTB yang ketiga. Dalam masa kepemimpinannya, usaha-usaha
pembangunan kian dimantapkan dan Provinsi NTB yang dikenal sebagai
daerah minus, berubah menjadi daerah swasembada. Pada tahun 1988 Drs.
H. Warsito, SH terpilih memimpin NTB menggantikan H. Gatot Soeherman.
Drs.H.Warsito, SH mengendalikan tampuk pemerintahan di Provinsi NTB
untuk masa dua periode, sebelum digantikan Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si
pada tanggal 31 Agustus 1998.
Drs. H. Harun Al Rasyid M.Si berjuang membangun NTB dengan
berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Program
Gema Prima. Tahun 2003 hingga 1 september 2008 Drs. H. Lalu Serinatadan
wakil Gubernur Drs.H.B. Thamrin Rayes memimpin NTB. Pada masa ini
berbagai macam upaya dilakukan dalam membangun NTB dan mengejar
ketertinggalan diberbagai bidang dan sektor. Di zaman ini,sejumlah program
diluncurkan, seperti Gerbang E-Mas dengan Program Emas Bangun Desa.
Selain itu, pada masa ini pembangunan Bandara Internasional Lombok di
Lombok Tengah mulai terealisasi dan rampung pada pertengahan 2009.
Dalam usianya yang ke-52 Provinsi NTB kini dipimpin oleh Gubernur
Dr. KH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Ir. H. Badrul Munir, MM. Pada
tahun 2010 ini, kedua pasangan pemimpin menggenapkan dua tahun
pemerintahannya di Provinsi NTB untuk mengemban amanah dan harapan
masyarakat Nusa Tenggara Barat dalam mencapai kesejahteraan dan
pembangunan daerah menuju NTB yang Beriman dan Berdaya Saing.
BAB II
CHAPTER 1
KAJIAN TEORI ETNIK NUSA TENGGARA BARAT
BERDASARKAN HASIL BUDAYA TRADISIONAL
Rumah adat Sasak dibagi menjadi tiga tipe. Bale Bonter yaitu rumah milik
pejabat desa, Bale Kodong untuk warga yang baru menikah atau untuk para orang
tua yang ingin menghabiskan masa tunya. Dan Bale Tani, tempat tinggal bagi yang
berkeluarga dan memiliki keturunan
Bale Tani, terbuat dari kayu dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu
dan beratapkan daun alang-alang kering. Lantai dari Bale Tani ini adalah
campuran tanah liat, getah pohon dan abu jerami yang kemudian diolesi dengan
kotoran kerbau. Bale Tani terbagi menjadi dua bagian yaitu Bale Dalam dan Bale
Luar, ruangan Bale Dalam biasanya diperuntukkan untuk anggota keluarga wanita,
yang sekaligus merangkap sebagai dapur. Sedangkan ruangan Bale Luar
diperuntukkan anggota keluarga lainnya, dan juga berfungsi sebagai ruang tamu.
Pintu masuk rumah adat ini juga unik, sengaja dibuat serendah mungkin, simbol
penghormatan kepada pemilik rumah. Ruangan bagian depan bagian kanan untuk
kamar tidur bapak dan ibu. Sedangkan bagian kiri untuk kamar tidur anak laki-laki,
ruang tamu dan langit-langitnya terdapat rak untuk menyimpan pusaka dan benda
berharga.
Di tengah rumah yang sempit terdapat tiga buah anak tangga untuk
menghubungkan ruangan depan dan belakang. Anak tangga pertama
menyimbolkan Tuhan, kedua adalah ibu dan yang terakhir adalah bapak.
Lantai Berlapis Kotoran Kerbau
Yang menjadi keunikan lain rumah adat Sasak adalah kebiasaan
masyarakat untuk mengepel lantai dengan kotoran kerbau. Penggunaan kotoran
kerbau ini berfungsi untuk membersihkan lantai dari debu dan membuat lantai
terasa halus dan lebih kuat.
Pakaian adat suku Sasak yang saat ini masih bisa kita temukan sebagai bukti
kebudayaannya adalah pakaian adat yang bernama Lambung dan Pegon.
Tentu busana adat ini cukup unik dengan karakteristiknya yang khas. Mari kita
simak penjelasannya.
Pakaian adat lambung yaitu pakaian adat NTB yang dikenakan khusus
bagi wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan pada saat upacara
adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol.
Pakaian tersebut berbentuk baju dengan warna hitam dengan bentuk kerah
huruf “V”, tanpa lengan, dan dihiasi manik-manik pada tepian jahitan. Pakaian
ini dipakai bersama dengan selendang yang bercorak Ragi Genep pada bahu
kanan atau kiri penggunanya. Selendang ini terbuat dari bahan kain songket
khas suku sasak.
Untuk busana bawahan, dipakai kain panjang yang dibalutkan pada
pinggang. Kain ini bermotif bordir kotak atau segitiga di tepinya. Guna
memperkuat balutan kain, dipakai sebuah sabuk anteng atau ikat pinggang
berbentuk kain yang ujungnya dijuntaikan ke pinggang kiri.
Pemakaian busana adat lambung untuk wanita biasanya dilengkapi dengan
aneka ragam aksesoris antara lain sepasang gelang tangan dan gelang kaki
berbahan perak, anting-anting berbentuk bulat yang dibuat dari daun lontar
(sowang), dan bunga cempaka atau mawar yang terselip di sanggulan rambut
yang bermodel Punjung Pliset.
Baju pegon khusus dipakai oleh kaum laki-laki. Baju tersebut dipercaya dari
hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara
Barat di masa lampau. Baju ini berbentuk jas hitam sebagaimana jas biasa.
Sedangkan untuk bawahannya, dipakai Wiron atau Cute yaitu batik bermotif
nangka berbahan kain pelung hitam.
2.
Pakaian Adat Wanita Dewasa
Kebaya
Pakaian adat lambung yaitu
pakaian adat NTB yang
dikenakan khusus bagi wanita
pada waktu menyambut
kedatangan tamu dan pada
saat upacara adat yang
dikenal dengan nama
Mendakin atau Nyongkol.
2.3. Furniture
Furniture yang membedakan antara daerah Lombok dengan daerah lain
yaitu terdapat pada ukiran kayu yang mempunyai nilai dan corak khas
tersendiri, Dimana ukiran kayu Lombok memilki corak khas yang membuatnya
mencolok dan layak untuk dilirik. Ukiran Lombok, selain mempunyai karakter
dalam bentuk atau nilai pahatannya tapi ada sisi yang membuatnya tampil
beda, yaitu pada ornamen Cukli yang di tempelkan pada bagian kayu, yang
tertanam pada permukaan ukiran.
“Cukli merupakan, potongan kulit kerang yang berbentuk; Segi tiga, bujur
sangkar, ketupat dan persegi panjang. Untuk yang bentuknya bulat, terdiri dari
potongan-potongan kecil kurang dari 1 cm yang ditancap pada kayu ukiran atau
bisa juga pada bahan kayu untuk furniture “Seperti; Meja, lemari, Kursi, kotak tisu,
dan lain sebagainya setelah itu ditancapkan pada permukaan kayu barulah
dilakukan proses finishing dengan pernis, plitur dan PK yang berbentuk padam.
A. Klewang
B. Tulup
Tulup adalah salah satu senjata tradisional Suku Sasak, Lombok, Nusa
Tenggara barat, yang mereka gunakan untuk berburu. Senjata ini terbuat dari
kayu Meranti yang dilubangi. Sedangkan pelurunya disebut Ancar, terbuat dari
pelepah pohon Enau yang berbentuk seperti mata panah. Biasanya mata
Ancar diolesi racun dari getah pohon Tatar. Getah ini sangat ampuh untuk
membunuh binatang buruan. Tulup milik suku Sasak memiliki tiga komponen
penting yang harus dibawa saat berburu, yaitu gagang Tulup, Ancar, dan
Terontong atau tempat menyimpan Ancar.
menurut sejarah,
Masyarakat suku Sasak menggunakan Tulup untuk berburu babi dan kera
yang banyak ditemukan di hutan Lombok. Bagi para pemburu suku Sasak,
Tulup dianggap sebagai benda yang sakral. Menurut mereka, berburu
merupakan matapencaharian mereka, dan Tulup adalah alat yang membantu
mencari nafkah, karena itu perlu dihargai dan dihormati.
C. Keris
D. Golok
Golok adalah pisau yang berukuran besar yang menjadi salah satu
senjata tradisional suku Sasak yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara
Barat. Gagang golok terbuat dari tanduk ukir berbentuk seekor singa
dengan detail ukiran yang indah.
Sarung Golok dibuat dari kayu yang sudah diukir dengan motif
tradisional. Tampak sekilas mirip dengan pola ukiran tradisional Bali.
Dalam proses pembuatan, bilah golok ditempa dari baja putih tanpa pamor
yang cukup tebal. Golok tradisional Lombok khusus untuk kalangan
tertentu, bukan souvenir. Sumber : https://milenialjoss.com/senjata-
tradisional-ntb/
Menurut teori analisis Guy Julier, bab ini menjelaskan tentang Taste Cultural
Geography
2.5. Prasasti
Kuto-Kute (Utara)
Ngeto-Ngete (Timur laut)
Meno-Mene (Tengah)
Ngeno-Ngene (Timur tengah, Barat tengah)
Meriaq-Mriku (Selatan tengah)
https://gpswisataindonesia.info
Gili Trawangan & Gili Meno disuguhi nuansa alami pantai tropis yang tenang.
Pepohonan bakau masih terlihat merimpun di
sepanjang pesisir pantainya.
Tembaga
2. Bahan galian emas sebagai mineral ikutan dari
tambang tembaga diusahakan oleh PMA di
daerah Batu Hijau. Sedangkan lima daerah
prospek lainnya yaitu Dodo-Elang, Rinti, Lunyuk
Utara, Teluk Panas di Pulau Sumbawa. Secara
umum endapan emas di daerah ini terdiri dari
Emas
dua tipe yaitu sebagai urat dan porpiri. Potensi
sumber daya endapan emas yang telah
diketahui secara keseluruhan adalah dengan
kadar rata-rata 0,14 g/t Au atau setara dengan
377 ton emas.
3. Endapan bahan galian perak umumnya
merupakan mineral ikutan dengan endapan
emas, banyak ditemukan di Kabupaten
Sumbawa dalam bentuk urat kwarsa dan
stockwork tipe epithermal dengan kadar perak
dalam batuan termineralisasi berkisar antara 5-
66 g/t Ag. Endapan perak yang berasosiasi
dengan emas dan air raksa dengan kadar 22-31
Timbal g/t Ag, ditemukan di Brang Air Panas,
Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa.
4. Endapan bahan galian perak umumnya
merupakan mineral ikutan dengan endapan
emas, banyak ditemukan di Kabupaten
Sumbawa dalam bentuk urat kwarsa dan
stockwork tipe epithermal dengan kadar perak
dalam batuan termineralisasi berkisar antara 5-
66 g/t Ag. Endapan perak yang berasosiasi
dengan emas dan air raksa dengan kadar 22-31
g/t Ag, ditemukan di Brang Air Panas,
Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa.
Perak
5. Seteluk, Jereweh, Taliwang, Moyohulu,
Sumbawa, Alas Kabupaten Sumbawa.
Potensi sumber daya Batugamping
Pemanfaatan Batugamping untuk industri,
konstruksi, pertanian, bahan pembuat semen,
dan lain-lain.
Batu Gamping
6. Endapan Sirtu tersebar di beberapa daerah
kecamatan antara lain; Alas, Taliwang, Moyo
Hilir, Lape Lopok, Lenangguar, Plampang
Kabupaten Sumbawa; Jereweh Kabupaten
Sumbawa Barat. Pemanfaatan Sirtu adalah
sebagai bahan bangunan dan pembuatan jalan
Sirtu
7. Bahan galian ini berupa komponen breksi dari
endapan piroklastik lava dan intrusi terdapat di
kecamatan; Taliwang, Plampang, Sumbawa
Besar, Lape Lopok, Batulanteh Kabupaten
Sumbawa. Pemanfaatan Batuan Andesit adalah
untuk bahan bangunan dan pembuatan jalan
ditambahkan kesegaran air jeruk limau.Rasanya
benar-benar gado-gado, pedas, manis, asam
dan sangat segar untuk makan siang sekalipun.
Ares
Tabel Identitas Nusa Tenggara Barat dalam Bentuk Logo atau Lambang
Lambang Sumbawa”
Visit 2. terdapat gambar logo bentuk rumah
3.
Lombok adat suku sasak yang atasnya
Sumbawa berbentuk siluet kepala menjangan
2.6 Teori Kognitif pada Metode Metafora dalam Ranah Sumber Nusa
Tenggara Barat (Monumen/Tugu)
Tabel Identitas Nusa Tenggara Barat dalam Bentuk Monumen atau Tugu
Tabel Identitas Nusa Tenggara Barat dalam Bentuk Flora dan Fauna
METODE PENELITIAN
Tidak ada
tambahan
motif
Motif utama adalah
berbentuk hewan
Motif seperti singa.
ukiran-ukiran
Golok Lombok
Motif
lombok
4. Tidak da
motif
tamahan
Kelewang Sesak
Motif Kelewag
Sumber: Berbahan dasri
SesaK
mateial besi.
2. Gapura
sasak
2 Gunung
rinjani
4.2 Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Flora dan Fauna)
Tabel Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Flora dan Fauna)
2. Monumen
bahari
mataram
4.5 Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Sumber daya alam)
Tabel Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Sumber daya alam)
2 Timbal
4.6 Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Makanan dan Minuman)
Tabel Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Makanan dan Minuman)
2 Ayam
taliwang
3. Brem
4. Madu
Sumbawa
BAB V
CHAPTER 1
SINTESA ETNIK NUSA TENGGARA BARAT
BERDASARKAN HASIL BUDAYA TRADISIONAL
5.1 Rumah Adat NTB
Tabel Sintesa Ragam Hias pada Rumah Adat NTB
No. Gambar Letak Unsur Etnik Utama Unsur Etnik Utama
1.
Atap Rumah
Dinding Anyam
Udeng
Kepala
2.
Kaki
Sarung
3.
Selendang
Bahu
5.4 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Rumah Adat)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Rumah Adat)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN JENIS MOTIF
MOTIF
1 Rumah 1. pola bentuk
lumbung lumbung rumah
adat
2. objek
menyerupai
segitiga
3.pengulangan
pola tersusun
2. Gapura 1.pola bentuk
sasak gapura adat
2.objek dari
bentuk
bangunan
3.pengulangan
pola tersusun
sejajar
5.5 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Senjata Tradisional)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Senjata Tradisional)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN JENIS MOTIF
MOTIF
1 Golok 1.pola bentuk benda
senjata tradisional
2.pengulangan pola
sejajar
3.bentuk siluet golok
5.1 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Tempat Wisata)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Tempat Wisata)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN JENIS MOTIF
MOTIF
1 Gunung 1. Berbentuk
Rinjani gunung
2. Bentuk
Natural
(berasal dari
alam)
2. Pantai 3. Berbentuk
Senggigi dari gambar
pantai dan
laut
4. Bentukan
natural dari
alam
5.2 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Flora dan Fauna)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Flora dan Fauna)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN JENIS
MOTIF MOTIF
1 Rusa 1. bentuk
Timur dasar hewan
rusa
2. pola
pengulangan
bentuk rusa
2. Ajan 1. bentuk
Kelicung dasar flora
(kayu (pohon kayu)
hitam)
2, pola
pengulangan
bernuansa
natural
2. bentuk
geometri
menyerupai
monumen.
3. alur pola
pengulangan
miring ke atas
2. Monument 1. pola
bumi gora wujudan dari
bentuk
monument
2. bentuk
geometri
menyerupai
monumen.
3. pengulangan
pola dengan
arah
berlawanan
2. gaya
kombinasi
pengulangan
lambang
2. Logo
sumbawa 1.bentuk
geometri logo
daerah
2.gaya
kombinasi
pengulangan
distorsi tengah
objek
5.5 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Sumber daya alam)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Sumber daya alam)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN JENIS MOTIF
MOTIF
1 Tembaga 1. bentuk
geometri
tembaga
2. gaya pattern
berulang sejajar
3. siluet tembaga
2. Timbal 1. bentuk
geometri timbal
2. gaya pattern
berulang sejajar
3. siluet timbel
5.6 Sintesa Teori Kognitif Etnik Berdasarkan Metode Metafora (Makanan & Minuman)
Tabel Sintesa Berdasarkan Metode Metafora (Makanan & Minuman)
NO NAMA GAMBAR REDRAWING PENGEMBANGAN MOTIF JENIS MOTIF
1 Plecing 1. Bentuk
kangkung Geometri
makanan
2. Gaya Small
Repeat
3. Gaya Formal
2. Ayam 1. Bentuk
taliwang Geometri
makanan
2. Pengulangan
pola sejajar
miring keatas
3. Gaya Formal
3. Brem 1. Bentuk
Geometri
minuman
2.Gaya Small
Repeat
3.Gaya Formal
4. Madu 1. Bentuk
sumbawa Geometri
minuman
2. Gaya Small
Repeat
berlawanan
3. Gaya Formal
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
macam etnis yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat, pada pulau
Lombok maupun pulau Sumbawa. dari segi pakaian adat, rumah adat, dan
logo atau lambang dari setiap daerah di NTB memiliki makna tersendiri.
Potensi di provinsi NTB dari segi wisata sangat tinggi dilihat dari budaya-
budaya yang disajikan saat berkunjung ke NTB.
6.2 Saran
Sebaiknya pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat lebih
meningkatkan dari segi promosi wisata dengan cara memperlihatkan
pesona alam dari NTB maupun budaya atau adat istiadat yang ada,
dengan menggunakan teknologi modern seperti TV atau HP. selain itu dari
segi tempat wisata yang ada lebih diperhatikan atau diperbaiki lagi dari
tingkat pelayanan sehingga wisatawan merasa puas setelah berkunjung ke
tempat-tempat wisata yang ada di NTB