Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Nama : Aulia Nurul Latifah


Tingkat : 1A
Dosen Pengampu : Ismar Agustin, S.Kp, M.Kes

A. PRINSIP DASAR MENGUKUR TEKANAN DARAH


Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya
diukur seperti berikut - 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole.
Tekanan darah normal adalah berkisar antara 90 mmHg sampai 119
mmHg untuk tekanan sistolik, sedangkan untuk tekanan diastolik adalah 60
mmHg sampai 79 mmHg. Tekanan darah di bawah 90\60 mmHg dikategorikan
sebagai hipotensi atau tekanan darah rendah, sedangkan di atas 140\90 mmHg
sudah dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi.

B. RENTANG TEKANAN DARAH NORMAL


Tekanan Darah Normal berdasarkan Usia
Usia Sistolik Diastolik
Bayi baru lahir (12 jam) 60-85 mmHg 45-55 mmHg
Neonatus (96 jam) 67-84 mmHg 35-53 mmHg
Bayi (1-12 bulan) 80-100 mmHg 50-65 mmHg
Balita (1-2 tahun) 90-100 mmHg 55-65 mmHg
Balita (3-5 tahun) 90-105 mmHg 55-70 mmHg
Usia sekolah (6-9 tahun) 90-110 mmHg 60-70 mmHg
Usia sekolah (10-11 tahun) 90-115 mmHg 60-75 mmHg
Remaja (12-15 tahun) 100-120 mmHg 60-80 mmHg
Dewasa 110-125 mmHg 60-90 mmHg
Lansia 130-150 mmHg 80-90 mmHg

C. FAKTOR YANG MENENTUKAN TEKANAN DARAH


1. Umur
Umumnya tekanan darah akan meningkat seiring bertambahnya umur
seseorang. Hal ini disebabkan karena berkurangnya distensibilitas dinding
pembuluh darah atau menjadi kaku (Webber, 2007).
2. Jenis Kelamin
Tekanan darah pada pria lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah
pada wanita karena pria mempunyai hormon testosteron yang menyebabkan
pembuluh darah tidak se-elastis pembuluh darah pada wanita dan memiliki TPR
(Total Peripheral Resistance) yang tinggi. Wanita memiliki hormon estrogen dan
progesteron yang membuat pembuluh darah lebih elastis, tetapi setelah
menopause, tekanan darah akan meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak
elastis (Guyton and Hall, 1997).
3. Kerja Otot
Pada saat melakukan pekerjaan yang mengerahkan kekuatan fisik,
jantung akan memompa lebih banyak darah agar memenuhi kebutuhan kerja otot
tersebut sehingga tekanan darah akan meningkat pula (Guyton and Hall, 1997).
4. Bentuk Tubuh
Orang gemuk kebanyakan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan orang yang bertubuh normal. Kegemukan menginduksi sekresi
insulin yang berlebihan yang berakibat terjadinya penebalan dinding pembuluh
darah, peningkatan curah jantung karena peningkatan adrenalin, peningkatan
volume darah karena reabsorpsi air dan darah dari ginjal yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah (Viviali, 2003).
5. Emosi
Respon kardiovaskuler berhubungan dengan kebiasaan serta emosi yang
dimediasi melalui jalur hipotalamus-serebral korteks. Berhubungan dengan respon
simpatis yang akan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah
(Sherwood, 2007).
6. Sikap Badan
Pengukuran tekanan darah akan berbeda pada berbagai sikap badan.
Tekanan setiap pembuluh di bawah jantung akan lebih tinggi dan pembuluh di
atas jantung lebih rendah akibat adanya efek gravitasi. Hal inilah yang
mempengaruhi tekanan darah, umpamanya seseorang berdiri mempunyai tekanan
arteri 100 mmHg pada setinggi jantung maka tekanan arteri di kaki akan
menunjukkan 190 mmHg (Guyton and Hall, 1997).
7. Keadaan Setelah Makan
Setelah seseorang makan maka aktivitas motorik, sekretorik, dan
absorbsi semuanya meningkat. Aliran darah juga akan meningkat selama 1 jam
berikutnya atau lebih, kemudian turun kembali ke tingkat istirahat setelah 2
sampai 4 jam kemudian (Guyton and Hall, 1997).
8. Keadaan Tidur
Pada saat tidur, kerja saraf simpatis menurun sehingga menurunkan tonus
otot, termasuk tonus otot jantung sehingga tekanan darah menurun. Tetapi tekanan
akan kembali normal jika sudah bangun kembali. Mimpi buruk akan
meningkatkan tekanan darah karena pengeluaran hormon stress.
9. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit tentu saja sangat menentukan tekanan darah. Contohya
sesorang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, tekanan darahnya akan lebih
tinggi daripada sesorang yang tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi.

D. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MENGUKUR


TEKANAN DARAH
1. Pastikan kandung kemihnya kosong dan usahakan untuk tidak dalam
kondisi menahan kemih.
2. Menghindari konsumsi kopi, alkohol, dan rokok, karena semua hal
tersebut dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Jangan melakukan pengukuran ketika setelah makan ataupun ketika
bangun tidur, karena akan meningkatkan tekanan darah.
4. Sebaiknya istirahat terlebih dahulu selama 5 menit sebelum diperiksa,
serta jangan memeriksa saat kondisi tubuh baru sampai dan napasnya
terengah-engah.
5. Jangan berbicara atau bercanda selama melakukan pengukuran.
6. Tenangkan pikiran, karena pikiran yang tegang dan stres akan
meningkatkan tekanan darah dari yang seharusnya.
7. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk dengan siku menekuk di atas
meja dan telapak tangan menghadap ke atas.
8. Gunakan manset sesuai dengan pasien dan jangan menggunakan manset
anak-anak untuk orang dewasa, ataupun sebaliknya.
9. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis. Saat bunyi pertama
terdengar dicatat sebagai tekanan sistolik dan bunyi terakhir yang didengar
dicatat sebagai tekanan diastolik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN


DARAH
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
tekanan darah atau tensi dengan menggunakan
sfigmomanometer atau tensimeter.

Indikasi 1. Semua pasien baru.


2. Pasien yang memiliki penyakit hipertensi, jantung dan
penyakit kronis lainnya.
3. Pasien sebelum dan sesudah pembedahan.
4. Pasien dengan kelainan tekanan darah.

Tujuan 1. Mengetahui tekanan darah.


2. Mengetahui keadaan hemodinamik pasien dan
keadaan kesehatan secara menyeluruh.
3. Membantu menegakkan diagnosa.

Persiapan alat 1. Sphignomanometer


2. Stetoskop dewasa
3. Buku catatan.
4. Alat tulis.

Persiapan 1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan


pasien dilakukan.
2. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks berbaring
atau duduk.

Persiapan 1. Atur pencahayaan.


lingkungan 2. Atur suasana yang nyaman (tenang atau tidak berisik).

Prosedur 1. Cuci tangan.


2. Beritahu pasien bahwa tindakan segera
dilaksanakan.
3. Minta atau bantu pasien untuk membuka atau
menggulung lengan baju sebatas bahu.
4. Pasang manset pada lengan bagian atas sekitar 2,5
cm di atas fossa cubiti dengan keadaan manset tidak
terlalu erat dan longgar.
5. Pakai stetoskop pada telinga.
6. Raba arteri brakhialis dengan jari tengah dan
telunjuk.
7. Letakkan stetoskop bagian diafragma di atas arteri
brakhialis.
8. Kunci skrup balon karet.
9. Pompa balon sampai denyut arteri tidak terdengar
hingga angka yang ditunjukkan oleh jarum terlihat
naik dari titik 0, lalu naikkan kembali pompa hingga
sebesar 20 mmHg.
10. Buka skrup balon dan turunkan tekanan perlahan
kira-kira 2 mmHg/detik hingga titik 0.
11. Dengar dengan teliti dan baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum, pada angka berapa mulai
terdengar bunyi denyut pertama sampai suara denyut
terakhir terdengar lambat dan menghilang.
12. Lepas stetoskop dari telinga.
13. Lepas manset, dan gulung dengan rapi.
14. Catat denyut pertama sebagai tekanan sistolik dan
denyut terakhir sebagai tekanan diastolik Rapikan
pasien dan atur kembali posisi seperti semula.
15. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dilaksanakan.
16. Rapikan alat-alat dan simpan pada tempatnya.
17. Cuci tangan.

Sikap 1. Sikap sopan dan ramah.


2. Jamin privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Perhatikan body mechanisme.

Evaluasi 1. Lihat perubahan tekanan darah dari sebelumnya,


normal atau tidak.
2. Tanyakan respon keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.

Dokumentasi 1. Catat tidakan yang telah dilakukan (waktu


pelaksanaan, hasil tindakan, respon objektif dan
subjektif).
2. Catat respon pasien setelah tindakan
3. Catat hasil tekanan darah pasien.
4. Catat dokumentasi dengan jelas atau mudah dibaca.
5. Tandatangani dokumentasi dan beri nama lengkap
dengan jelas.
Sumber 1. Kasiati, dan Ni Wayan Dwi Rosmalawati, 2016,
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 1, Jakarta:
Salemba Mediksa
2. Mubarak Wahit Iqbal, dkk, 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar, Jakarta: Salemba Mediksa
3. Rochimah, dkk. 2011 Keterampilan Dasar Praktik
Klinik, Jakarta: Trans Info Media.
FORMAT PENILAIAN
MENGUKUR TEKANAN DARAH

Kode Unit : KDM/I/Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Judul Unit : Melakukan pengkajian
Uraian Unit : Mengukur Tekanan Darah
Petunjuk : Memberi tanda √ bila dilakukan

A. Penilaian Keterampilan
N Y Tida
o. a k
Elemen
Indikator Penilaian ( (0
Kompetensi
1 )
)
1. Melakukan 1. Memberi salam terapeutik pada
pengkajian pasien.
kondisi dan 2. Mengkaji tekanan darah sebelum nya
kesiapan dan adanya perubahan status
pasien kesehatan pada tempat yang akan
dilakukan pengukuran.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
tindakan dengan jelas.
4. Melakukan kontrak waktu dengan
pasien.
5. Menyiapkan lingkungan dengan
nyaman dan aman.

2 Melaksanaka 1. Menyiapkan alat-alat sesuai


. n persiapan kebutuhan.
alat 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
dan bahan
3 Melaksanaka 1. Mencuci tangan
. n pengukuran 2. Memberitahu pasien bahwa
tekanan tindakan segera dilaksanakan.
darah. 3. Meminta atau membantu pasien
untuk membuka atau menggulung
lengan baju sebatas bahu.
4. Memasang manset pada lengan
bagian atas sekitar 2,5 cm di atas
fossa cubiti dengan pipa karet di
lengan atas.
5. Memakai stetoskop pada telinga.
6. Meraba arteri brakhialis dengan jari
tengah dan telunjuk.
7. Meletakkan stetoskop bagian
diafragma di atas arteri brakhialis.
8. Mengunci skrup balon karet.
9. Memompa balon sampai denyut
arteri tidak terdengar hingga angka
yang ditunjukkan oleh jarum
terlihat naik dari titik 0, lalu
menaikkan kembali pompa hingga
sebesar 20 mmHg.
10. Membuka skrup balon dan
menurunkan tekanan perlahan kira-
kira 3 mmHg/detik.
11. Mendengar dengan teliti dan
membaca angka yang ditunjukkan
oleh jarum, pada angka berapa
mulai terdengar bunyi denyut
pertama sampai suara denyut
terakhir terdengar lambat dan
menghilang.
12. Melepas stetoskop dari telinga.
13. Melepas manset, dan menggulung
dengan rapi
14. Mencatat denyut pertama sebagai
tekanan sistolik dan denyut terakhir
sebagai tekanan diastolik.
15. Merapikan pasien dan mengatur
kembali posisi seperti semula.
16. Memberitahu pasien bahwa
tindakan telah selesai dilaksanakan.
17. Merapikan alat-alat dan
menyimpannya pada tempatnya.
18. Mencuci tangan.

4 Mengevaluasi 1. Mencatat perubahan tekanan darah


. hasil tindakan dari sebelumnya, normal atau tidak.
2. Mencatat respon keadaan dan
kenyamanan dan pasien setelah
tindakan.

5 Mendokume 1. Mencatat tindakan yang telah


. n- dilakukan dengan benar.
tasikan 2. Mencatat respon pasien setelah
tindakan tindakan.
3. Mencatat hasil tekanan darah pasien
dengan benar.
4. Menandatangani dokumentasi dan
memberi nama lengkap dengan jelas.

Jumlah

Catatan: Indikator penilaian yang belum dicapai


......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................

Mahasiswa Pembimbing

(....................................) (...................................)

Keterangan :

NILAI = Nilai Perolehan × 100 %

Nilai Maksimal SM 31

A. Bila nilai 100 % = Indikator dilakukan secara keseluruhan : Mahasiswa


kompeten.
B. Bila nilai kurang dari 80 % = Mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswa perlu pendampingan ulang.

Anda mungkin juga menyukai