PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
I.2.1 Tujuan Umum
Tersusunnya pedoman pemeriksaan kimia klinik dapat digunakan sebagai acuan
bagi petugas labolatorium dalam melakukan pemeriksaan kimia klinik yang benar.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan petugas labolatoriuman dalam melakukan pemeriksaan kimia
klinik dalam prosedur pra analitik, analitik dan pasca analitik yang baik.
b. Terwujudnya kesamaan metode pemeriksaan yang digunakan oleh petugas
labolatorium.
c. Menjaga mutu hasil pemeriksaan labolatorium
1
I.3 SASARAN
Petugas Labolatorium
2
BAB 2
STANDAR FASILITAS/PERALATAN
Peralatan yang harus di siapkan untuk pemeriksaan kimia klinik anatara lain
2.1. Fotometer
2.2. Mikropipet 100 ul, 10 ul, 25 ul, 250 ul, 1000 ul
2.3. Tabung reaksi
2.4. Rak Tabung Reaksi
2.5. Pipet Volumetrik 5 ml dan 10 ml
2.6. Beaker glass
2.7. Filler
2.8. Yellow Tip
2.9. Blue Tip
2.10. Centrifuge
3
BAB 3
TEKNIK PEMERIKSAAN
4
segera pisahkan dari cell darah untuk menghindari terjadinya glikolisis
- stabil selama 8 jam pada suhu 25 °C
- stabil selama 72 jam pada suhu 2-8 °C
- Plasma dengan antikoagulan NaF stabil selama 24 jam pada suhu ruang
3.1.5. Linearitas
Hasil reaksi liniear hingga 500 mg/dl. Jika hasil diatas 500 mg/dl encerkan
spesimen dengan larutan saline (PZ) dan ulangi pemeriksaan lalu kalikan
hasilnya dengan faktor pengenceran.
5
Glukosa darah 2 jam pp : < 200 mg/dl
3.2.5. Linearitas
Hasil reaksi liniear hingga 500 mg/dl. Jika hasil diatas 500 mg/dl encerkan
spesimen dengan larutan saline (PZ) dan ulangi pemeriksaan lalu kalikan
hasilnya dengan faktor pengenceran.
6
3.2.6. Manual Prosedur
1. Biarkan reagen dan spesimen mencapai suhu ruangan.
2. Pipetkan ke dalam tabung
Blanko Standart Spesimen
Reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Aquadest 10 µl
Standart 10 µl
Spesimen 10 ul
Campur dan inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C atau 10 menit pada
suhu ruang. Baca absorbance terhadap blanko reagen pada panjang
gelombang 500 nm (480-520 nm ). Warna hasil reaksi stabil stabil selama 1
jam
7
Pembuatan Working Reagen (Reagen Kerja)
- Masukkan isi vial R2 ( enzyme) ke dalam vial R1 (Buffer). Campur dan
diamkan selama kira-kira 2 menit hingga tercampur merata.
- Working Reagen stabil selama 1 tahun jika tidak terkontaminasi
Penyimpanan Reagen
- Simpan reagen pda suhu 2 – 8 °C dalam wadah tertutup rapat dan terhindar
dari cahaya
- Buang reagen jika keruh
3.3.5. Linearitas
Hasil pemeriksaan linear hingga 700 mg / dl. Hasil diatas 700 mg/dl encerkan
specimen dengan larutan PZ lalu ulangi pemeriksaan dan kalikan hasilnya
dengan factor pengenceran
8
hiperkalsemia, idiopatik, hiperlipopreteinemia, penyakit penimbun glikogen,
penyakit iskemia hati, hipotiroidisme, kehamilan, porfiria akut yang sering
kambuh, sindrom sesak nafas, talasemia mayor, hepatitis viral dan sindrom
werner’s
9
HDL – Cholesterol dalam spesimen stabil selama
- 1-3 hari pada suhu 2-8 °C
- 1 bulan pada suhu -20 °C
3.4.5. Limitasi
- Spesimen yang hemolisis dan ikterik jangan digunakan karena
menyebabkan peningkatan konsentrasi HDL palsu
- Asam ascobic menghambat penentuan enzimatik dari cholesterol
- Terdapat hubungan antara HDL-kolesterol dan penyakit arteri koroner
- Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis billier primer,
tercemar racun industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan kadar HDL
juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan klofibrat, estrogen, asam
nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin
3.4.6. Linearitas
Hasil pemeriksaan linear hingga 200 mg/dl. Jika hasil diatas 200 mg/dl encerkan
supernatan dengan larutan PZ kemudian ulangi pemeriksaan dan kalikan
hasilnya dengan faktor pengenceran
10
3.4.9. Implikasi Klinik
- Terdapat hubungan antara HDL- Cholesterol dan penyakit arteri koroner
- Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis billier primer,
tercemar racun industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan kadal HDL
juga adapat terjadi pada pasien yang menggunakan klofibrat, estrogen,
asam nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin
- Penurunan hDL dapat terjadi pada kasus fibrosis sistik, sirosis hati, DM,
Sindrom nefrotik, malaria dan beberapa infeksi akut. Penurunan HDL juga
dapat terjadi pada pasien yang menggunakan probucol hidrloritiazid,
progestin dan infus nutrisi parenteral
11
Hasil reaksi linear dari 1 – 900 mg/dl. Jika hasilnya diatas 900 mg/dl encerkan
spesimen dengan larutan saline dengan perbandingan 1 : 1 lalu ukangi
pemeriksaan dan kalikan hasilnya dengan 2 ( faktor pengenceran)
12
3.6.1. Definisi : Ureum darah adalah produk sisa metabolism protein dalam tubuh yang
diekskresikan oleh hati ke dalam darah atau ginja Bersama dengan urine
13
Campur dan biarkan selama 8 menit pada suhu ruang atau selama 5 menit
pada suhu 37C. Baca absorbace terhadap blanko pada panjang gelombang
578 nm (590-610 nm). Warna hasil reaksi stabil selama 2 jam
Prosedur 2
Blanko Standart Spesimen
Working Reagen (R1+R2) 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Aquabidest 10 µl
Standart 10 µl
Spesimen 10 µl
Campur dan inkubasi selama 4 menit pda suhu ruang
Base (vial R3) diluted ¼ 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Campur dan biarkan selama 8 menit pada suhu ruang atau selama 5 menit
pada suhu 37C. Baca absorbace terhadap blanko pada panjang gelombang
578 nm (590-610 nm). Warna hasil reaksi stabil selama 2 jam
Prosedur 3
Blanko Standart Spesimen
Working Reagen (R1+R2) 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Aquabidest 5 µl
Standart 5 µl
Spesimen 5 µl
Campur dan inkubasi selama 4 menit pda suhu ruang
Base (vial R3) PUR 250 µl 250 µl 250 µl
Campur dan biarkan selama 8 menit pada suhu ruang atau selama 5 menit
pada suhu 37C. Baca absorbace terhadap blanko pada panjang gelombang
578 nm (590-610 nm). Warna hasil reaksi stabil selama 2 jam
14
3.7.2. Metode dan Prinsip
metode enzimatik berdasarkan reaksi talke dan schubert, disederhanakan oleh
tiffany dan al, yang menunjukkan bahwa konsentrasi urea sebanding dengan
perubahan absorbansi pada 340 nm selama interval waktu tetap.
Skema Reaksi
15
- 18-60 tahun : 13-43 mg/dl
- 60-90 tahun : 17- 49 mg/dl
- >90 tahun : 21-66 mg/dl
Dalam urine 26-43 g/24 jam
Untuk menghitung Blood Urea Nitrogen (BUN) kalikan hasil pemeriksaan urea dengan
0,467
Penyimpanan Reagen
- Simpan reagen pada suhu 2 – 8 °C dalam wadah yang tertutup rapat dan
terhindar dari cahaya
- Buang reagen jika keruh
16
3.8.4. Spesimen
Serum atau heparin plasma
Urine : encerkan dengan aquabidest 1+19 sebelum diperiksa. Kalikan hasilnya
dengan factor pengenceran 20
Kreatinin stabil dalm specimen selama 24 jam pada suhu 2-8 C
3.8.5. Linearitas
Hasil pemeriksaan linear hingga 15 mg/dl. Di atas itu encerkan specimen dengan
larutan saline ( PZ) da ulangi pemeriksaan. Kalikan hasilnya dengan factor
pengenceran
17
3.9. PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT
3.9.1. Definisi
Asam urat merupakan produk metabolisme purin. Asam urat beredar dalam
sirkulasi darah, difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan diekskresikan keluar tubuh
bersama dengan urine. Kadar asam urat darah dipengaruhi oleh asupan
makanan mengandung asam amino purin seperti kacang dan jeroan.
Peningkatan kadar asam urat dikaitkan dengan penyakit gout ( arthritis urica) dan
resiko terbentuknya batu ginjal/saluran kemih
3.9.5. Lineritas
18
Hasil pemeriksaan linear hingga 20 mg / dl. Hasil diatas 20 mg/dl encerkan
specimen dengan larutan PZ lalu ulangi pemeriksaan dan kalikan hasilnya
dengan factor pengenceran
.
3.10. PEMERIKSAAN KADAR AST ( Aspartat Amino Transferase)
3.10.1. Definisi
AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi , ditemukan
di jantung, hati, otot rangka, ginjal otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit
19
yang menyebabkan perubahan , kerusakan atau kematian sel pada jaringan
tersebut akan mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.
20
340 nm setelah 1 menit
21
L-alanin + 2-Oxoglutarate Piruvat + L- Glutamat
LDH
+
Oxaloacetat + NADH + H L- Malate + NAD+
22
Reagent 1 ml
Biarkan mencapai suhu 30 °C kemudian tambahkan
Spesimen 100 µl
Campur lalu jalankan timer. baca absobance pada panjang gelombang
340 nm setelah 1 menit
3.11.8. Lineraitas
- Hasil pemeriksaan linear hingga 350 IU/L
- Jika Absorbance lebih dari 0,200 kurangi volume spesimen atau
encerkan spesimen dengan larutan saline lalu ulangi pemeriksaan
dan kalikan hasilnya dengan faktor pengenceran
23
BAB 5
PENGENDALIAN MUTU
24
1) Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan.
2) Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat.
3) Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-
pemeriksaan khusus
4) Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat.
e. Persiapan sampel untuk analisa
1) Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan.
2) Apakah volume sampel sudah cukup.
3) Apakah identifikasi sampel sudah benar.
25
Pelaporan Hasil
- Apakah Form Hasil bersih
- Apakah identitas pasien sudah benar
- Apakah jenis pemeriksaan sudah sesuai dengan yang diminta
- Apakah tulisan jelas, sehingga tidak salah tafsir
- Apakah hasil pemeriksaan yang ditulis sudah benar
- Apakah ada kecenderungan hasil pemeriksaan abnormal atau kritis
26
BAB 6
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABOLATORIUM
27
Jarum suntik, pipet pasteur, kaca dan pecahan kaca obyek dapat menyebabkan
luka tusuk. Untuk itu dapat dihindari dengan bekerja dengan hati-hati dan memilih
pipet pasteur yang terbuat dari plastik
28
- Membuang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah. Menggunakan
alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat bekerja. Setelah
dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan lemari pembeku harus
didesinfeksi dengan desinfektan yang tidak korosif
- Memberi label wadah yang berisi nama bahan, tanggal disimpan dan nama
orang yang menyimpan. Wadah yang tidak berlabel dan bahan yang sudah
kadaluarsa harus dimusnahkan
- Tidak menyimpan cairan yang mudah terbakar
29
- Spesimen harus ditempatkan di dalam wadah yang tertutup rapat untuk
mencegah tumpahnay/bocornya spesimen
- Wadah harus dapat didesinfeksi atau diautoklaf
- Wadah terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah/bocor
- Wadah diberi label tentang identitas spesimen
- Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik
yang dapat didesinfeksi atau diautoklaf ulang
- baki harus didesinfeksi/diotoklaf secara teratur setiap hari
- Jika mungkin wadah terletak di atas baki dalam posisi berdiri
30
membutuhkan koordinasi yang baik antara si pengirim, pemberi jasa transportasi
dan labolatorium penerima untuk menjamin bahwa bahan dikirim dengan aman dan
tiba ditujuan dalam keadaan baik
BAB 7
PENUTUP
Pelayanan labolatorium telah dislenggarakan oleh berbagai jenis dan tingkat pelayanan
kesehatan dengan mutu yang bervariasi. Karena pelayanan labolatorium merupakan salah
satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan, perlu diselenggarakan sesuai kaidah-
kaidah penyelenggaraan labolatorium Klinik yang baik (Good Labolatory Practice) untuk dapat
menjamin keamanan bagi pasien, lengkungan maupun tenaga kesehatan pada labolatorium
itu sendiri. Cara penyelengaraan Labolatorium Klinik yang baik ini harus senantiasa dijadikan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan Labolatorium Klinik pada berbagai jenis dan jenjang
pelayanan
31
DAFTAR PUSTAKA
32