Anda di halaman 1dari 20

PENYIAPAN TAPAK PONDASI DAN

SARANALAINYA
PEMBORAN SUMUR SLW – A9X PAPUA
FIELD

DOCUMENT NO. REV PROCEDUR Date : 28 DESEMBER 2020


PELAKSANAAN
Hal 2 Of 20

REVISION TABEL

REVISION ATTACHMENT REVISION


PAGE
A B C D A B C D

2
PENYIAPAN TAPAK PONDASI DAN
SARANALAINYA
PEMBORAN SUMUR SLW – A9X PAPUA
FIELD

DOKUMEN NO. REV. PROCEDUR DATE : 28 DESEMBER 2020


PELAKSANAAN
HAL : 3 OFF 20

RECORD OF REVISION

3
PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
METHODE PELAKSANAAN

NAMA PERUSAHAAN : PT.INTRACO DHARMA EKATAMA

PEKERJAAN : PENYIAPAN TAPAK PONDASI DAN SARANA LAINYA


PEMBORAN SUMUR SLW – A9X PAPUA FIELD

LOKASI : LOKASI SUMUR SLW – A9X

TAHUN : 2020

LINGKUP PEKERJAAN :

1. UMUM
1.1 Pekerjaan persiapan
1.2 Base Camp
1.3 Rekayasa Lapangan
1.4 Material dan Penyimpanan
1.5 Jadwal Konstruksi
1.6 Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
1.7 Papan Nama Proyek
1.8 SIM L
1.9 APD

2. PRAKONSTRUKSI
2.1 Pembutan Direksi Kit
2.2 Pemasangan Patok ,Bowplank, Bechmark

3. PEKERJAAN CUT AND FILL 3.1 Crearing dan Pengukuran Awal

4
3.2 Pelaksanaan Galian dan timbunan
3.3 Pemadatan Tanah

4. PEKERJAAN PERKERASAN 4.1 Pekerjaan Lapangan Lokasi

5. PEKERJAAN PONDASI PANCANG 5.1 Pekerjaan Pondasi Pancang


5.2 Material Yang Dipakai
5.3 Pelaksanaan

6. PEKERJAN BETON
6.1 Pekerjaan Balok dan Lantai
6.2 Lantai Kerja
6.3 Pembesian
6.4 Pengecoran

7. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE


7.1 Galian Tanah
7.2 Lantai Kerja
7.3 Pasangan Batu Bata
7.4 Plester dan Acian
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis
dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga

5
1. UMUM
1.1 Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan
pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
b. Pembuatan Job Mix Design

Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel


bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi
tersebut, di antara nya: PASIR, GRAVEL, BASE COURSE dan TANAH
TIMBUNAN.

Untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium Beton untuk dilakukan job Mix


Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan
beton.

1.2 Direksi Keet


Tahap berikutnya penentuan lokasi direksi keet, pembuatan Kantor Lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang di perlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.

1.4 Rekayasa Lapangan


Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi
pekerjaan,

sehingga di mungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan


kerja yang telah diberikan sytem dan tata cara survey di kordinasi kan dengan direksi
teknis.

1.5 Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan di gunakan di dalam pekerjaan harus memenuhi spesifikasi dan
standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk
Dalam RKS.

Material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Perkerasan Di Area


Pengeboran diambil dari Quary :

1. Material Urugan Pilihan di ambil dari Quary PT. Pro Intertech Indonesia yang
berada di Lokasi Jl.Obet Mubalus Tilifot Kel.Saoka- Distrik Sorong Barat, Papua
Barat.

2. Material Gravel dan Base Coarse di ambil dari Quary PT. Pro Intertech Indonesia
yang berada di Lokasi Jl.Obet Mubalus Tilifot Kel.Saoka- Distrik Sorong Barat, Papua Barat.

3. Material Pasir di ambil dari Quarry tempat cuci pasir di wilayah malanu, Distrik
Sorong Utara, Papua Barat.

6
1.6 Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dilaksanakan selama 180 hari kalender yang dimulai dari tanggal 01
Desember 2020 sampai dengan 29 mei 2021 dengan metode pelaksanaan yang
berkesinambungan dengan peralatan, material dan tenaga kerja yang sudah di
perhitungkan untuk penyeselesaian proyek ini.

1.7 Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
a. Alat-alat yang digunakan adalah:
Kapasitas 8-10 ton, 2 unit
Kelas 20 ton, 1 unit
D85ESS-2, 1 unit
Kelas 10 ton, 1 unit
120K, 1 unit

b. Sebelum dilakukan mobilisasi,sudah dilakukan INSPEKSI ALAT ALAT oleh


HSE. dan Perwakilan dari PIHAK PERTAMA.

1.8 Papan Nama Proyek


a. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.

7
b. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
c. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
d. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
e. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

1.9 Pengajuan SIM L meliputi :


a. MCU
b. KTP
c. SKCK
d. Pas foto 3 x 4 latar belakang biru

1.10 APD ( Alat Pengaman Diri )


a. Coverall
b. Safety helmet
c. Safety glass
d. Safety Shoes
e. Masker
f. Sarung tangan

Semua APD di atas sebelum dibawa kelokasi akan dilakukan inspeksi


terlebih dahulu oleh HSE / USER / Perwakilan PIHAK PERTAMA

2. PRAKONTRUKSI
2.1 Pembuatan DIREKSI KEET
Membuat Direksi Keet di area Pekerjaan yang tidak terbatas pada kantor,gudang,ruang
rapat,dll.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai maka Direksi kit WAJIB DIBONGKAR

a. Sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan SURVEY secara cermat dan memasang


patok patok pada lokasi yang tetap sebagai acuan kontruksi

b. Mengumpulkan data data tentang jenis dan lokasi instalasi utilitas dibawah tanah
seperit FLOW LINE yang masih berfungsi, KABEL atau jalur lainnya yang harus di ketahui
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai,untuk menghindari kerusakan dan gangguan
oprasional sekitar SUMUR akibat pelaksanaan pekerjaan.

8
c. Memasang patok patok dan BM untuk membuat garis dan kelandaian pembetulan
ujung perkerasan,lebar bahu jalan,ketinggian perkerasan,yang telah berpedoman pada gambar
acuan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA..

3. PEKERJAAN CUT AND FILL


PEKERJAAN TANAH

3.1. Clearing dan Pengukuran awal

Sebelum pelaksanaan pekerjaan perataan tanah di area pekerjaan, terlebih dahulu


diadakan CLEARING / pembersihan area lahan dari pohon - pohon dan rumput yang
tinggi.

Kemudian Surveyor melakukan pengukuran awal dan mapping untuk mendapatkan


elevasi tanah awal dan mengetahui luasan lahan yang akan dipakai acuan untuk
perhitungan besaran tanah galian yang akan dilakukan penggalian ataupun perataan
lahan yang akan dipakai untuk sebuah bangunan.

Selanjutnya surveyor melakukan perhitungan untuk mendapatkan volume galian


berdasarkan elevasi tanah asli hasil dari pengukuran awal tadi. Hasil perhitungan tadi
harus mendapatkan persetujuan bersama dari pihak owner yang selanjutnya ditanda
tangani bersama sebagai hasil MC0 yang disepakati bersama.

Gambar ilustrasi

3.2. Pelaksanaan Penggalian dan Timbunan

Untuk memulai pekerjaan ini, kontraktor mengajukan ijin untuk memulai pekerjaan
penggalian dan perataan tanah kepada pihak owner.

9
Selanjutnya kontraktor mendatangkan alat alat berat yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini seperti Excavator untuk melakukan penggalian dan pemindahan tanah di bantu alat
Dozer untuk meratakan tanah hasil galian
Gambar ilustrasi

Dozer sangat efektif sekali sebagai alat untuk meratakan tanah dan sebagai alat untuk
pemadatan tanah awal setelah diratakannya. Alat ini bisa bekerja sangat cepat untuk
meratakan tanah galian atau urugan.

Gambar ilustrasi

3.3. Pemadatan Tanah

Proses pemadatan tanah yang sudah diratakan oleh Dozer, perlu dipadatkan dengan
menggunakan alat Vibro Compactor.

Alat ini sangat efektif sekali untuk melakukan pemadatan dengan segala medan
lokasi.
Alat ini juga bisa digetarkan saat melakukan pemadatan guna mendapatkan kepadatan
yang maksimal.

Proses pemadatan yang efektif harus dilakukan layer per layer dengan ketebalan
maksimal 20 cm per tanah timbunan, begitu seterusnya jika perlu peninggian elevasi
diurug 20 cm dan dipadatkan sampai mendapatkan tingkat kepadatan yang maximal.

10
Gambar ilustrasi

4. PERKERASAN PERKERASAN

4.1. PEKERJAAN LAPANGAN LOKASI


Tanah hasil perataan tanah yang sudah dipadatkan dengan Compact Vibro setelah
tercapai kepadatan yang maksimal, Compact Vibro digetarkan sambil berjalan untuk
memastikan bahwa tanah yang sudah dipadatkan sudah cukup untuk dipakai dasar
konstruksi di atasnya.

Gambar ilustrasi

Selanjutkanya cek ulang elevasi tanah tersebut sebelum penggelaran Geotextile, elevasi
tersebut ujung ke ujung jangan sampai ada kemiringan atau beda tinggi di atas 3 cm.

Kalau elevasi semua sudah ok maka buatkan data pengecekan elevasi dan di approve
bersama.

Berikut buatkan ijin penggelaran Geotextile, setelah approval dilakukan penggelaran /


pemasangan Geotextile Non-woven sebelum melakukan pengurugan tanah.

Setelah Geotextile selesai di gelar secara rapi dan semua sambungan sudah terjahit
dengan rapi dan benar, maka mulailah untuk pengurugan tanah layer -perlayer, tiap
layer setinggi 20 cm, kemudian dipadatkan menggunakan Compact Vibro sampai

11
tercapai kepadatan yang maximal / yang di inginkan. Untuk mendapatkan kepadatan
yang maksimal Vibro bias digetarkan saat sedang melakukan pemadatan. Dilakukan
berulang - ulang sampai mendapatkan kepadatan yang maksimal.

Selesai di padatkan, urug tanah lagi setinggi maksimal 20 cm dan dipadatkan sampai
elevasi yang di inginkan. Berikutnya buatkan ijin pengurugan Base Coarse setinggi 20
cm. Setelah ijin sudah di perbolehkan, segeralah menggelar / melakukan pengurugan
dengan material base coarse dan di ratakan, kemudian dipadatkan secara maksimal
dengan Compact Vibro sambil digetarkan sampai tercapai kepadatan yang benar benar
maksimal.

Gambar ilustrasi

Setelah pemadatan sudah tercapai yang maksimal, Cek kembali elevasi setelah
penggelaran base coarse yang sudah dipadatkan. Tolerasi kemiringan tidak boleh lebih
dari 3 cm.

5. PONDASI PANCANG
5.1. PEKERJAAN PONDASI

Setelah lahan sudah rata sesuai elevasi yang dibutuhkan, Surveyor mengukur ulang
dan menentukan titik bangunan dan titik pondasi yang nanti akan dipakai untuk
pondasi bangunan. Bikin denah penempatan titik Pondasi pancang dan beri
penomoran 1 s/d 44 dan kasih elevasi tanah yang ada pada posisi tersebut.

12
5.2. Material yang digunakan:
a. Pondasi
Pondasi yang akan dipakai adalah tiang pancang square dengan uk. 30cm x 30cm,
Panjang 6m, di sambung menjadi 12m, Upper dan Bottom. Dengan mutu beton K
500 dan berat palu untuk memancang (Drop Hammer) 2 ton s/d 2,5 ton.

b. Kawat Las
Kawat las yang dipakai untuk penyambungan adalah kawat las Diametr 3,2
mm Low
hydrogen mutu AWS E7018

c. Pelaksanaan

1. Langkah Pertama

Setelah surveyor membuat titik letak tiang pancang, dan gambar, hasil akan
diserahkan ke pihak Owner untuk mendapatkan approval sebelum
pemancangan.

Gambar ilustrasi

13
2. Langkah Kedua
Setting alat pacang pada posisi yang ditentukan, alat pacang melakukan
pemancangan satu demi satu, sampai semua selesai terpancang.
Untuk mencegah rusaknya kepala tiang akibat pukulan palu (Impac), gunakan
packing (cushion) dari plywood setebal minimum 5 cm.

Packing tersebut diperiksa dan diganti secara periodik selama pemancangan.


Pengambilan set / kalendering dilakukan dengan cara menumbuk tiang dengan
tinggi jatuh 1,0-meter sebanyak 10 kali pukulan.

Pemancangan dapat dihentikan apabila penurunan tiang selama 10 kali


pukulan tadi tidak melebihi set akhir yang telah dihitung.
Atau apabila pada pukulan terakhir penurunan tiang pancang sudah sesuai
dengan Final Set yang direncanakan.

Pengambilan set / kalendering dilakukan setiap tiang pancang dan dicatat


elevasi tiang pancang terakhir setelah di kalendering.

Setelah semua terpancang, semua tiang pancang dicatat elevasi Top Tiang
untuk mendapatkan gambaran tiang pancang sudah masuk pada kedalam
berapa elevasi untuk pemotongan kepala tiang, setelah digali untuk mencapai
elevasi yang ditentukan.

Tiang pancang setelah dibobok kepala tiangnya dicatat elevasi nya untuk tiap-
tiap tiang pancang dan dirata - rata dengan tolerasi tidak lebih dari 3 cm.

6. PEKERJAAN BETON
Mutu beton yang akan kita pakai untuk pekerjaan Lantai dan balokan adalalah beton
dengan mutu K225 dengan asumsi takaran / perbandingan 1PC : 2 Pasir : 3 Koral.

Akan tetapi untuk lebih memastikanya lagi beton bisa tercapai dengan mutu yang kita
inginkan dengan pemakaian material yaang ada dilapangan, maka kami akan membuat
Mix Design beton dengan mutu K225 & K275 di laboraturium beton yang ada di sorong.

Untuk pelaksanaanya campuran beton ( Trial Mix ) bertujuan untuk menyederhanakan


variasi komposisi campuran yang dilakukan dalam percobaan nanti dan menentukan
penggunaan kebutuhan air pencampur sehingga mudah dikerjakan.

Setelah ditetapkan komposisi campuran berdasarkan hasil mix design, selanjutnya adalah
pelaksanaan pencampuran unsur unsur beton dilapangan dengan menggunakan material
yang ada dilapangan termasuk air pencampur yang dipakai.

14
Sample beton yang dibuat dibikinkan benda uji kubus beton sebanyak 6 buah benda uji,
yang sebelumya diadakan tes slamp beton untuk mengetahui tingkat kekentalan adonan
beton tersebut.
Benda uji kubus beton tadi setelah mengeras dan dibuka dari cetakanya segera dirawat
dengan merendam kedalam air.

Untuk pengujian tekan beton, akan dilaksanakan saat beton berumur 14 hari dan umur
beton sudah mencapai 28 hari.

Gambar ilustrasi

6.1. Pekerjaan Balok dan lantai

Setelah pekerjaan pemancangan dan pemotongan serta pemecahan kepala tiang selesai
dilakukan, untuk selanjutnya adalah menyiapkan lantai kerja untuk lantai dan balok.
Pastikan ukuran balok tinggi dan lebarnya dan jarak antar balok.

15
Kalau semua sudah siap, cek ulang elevasi lantai kerja yang ada dengan dari ujung ke
ujung jangan sampai beda tinggi melebihi dari 3 cm.

Galian untuk Balok / sloof dirapikan dan buatkan bekisting dengan batako atau
pasangan batu bata sehingga untuk perletakan pembesian Balok sloof dan Pile cap
dengan ukuran sesuai gambar kerja.

6.2. Lantai Kerja

Untuk selanjutnya penyiapan pekerjaan lantai kerja, perapihan galian baik itu balok
maupun yang untuk lantai.
Beton lantai kerja atau beton non struktural adalah beton yang dipakai untuk lantai
kerja sebelum dipasang pembesian. Tujuanya untuk mempermudah perletakan
pembesian dan untuk menjaga kebersihan .
Lantai kerja dibuat dengan campuran 1semen: 3Pasir :5 Koral

Jika semua sudah siap, buatkan ijin pengecoran lantai kerja dan tentukan harinya
untuk mengerjakannya.Saat pengecoran berlangsung , tetap dipantau elevasi nya ,
toleransi yang diperbolehkan dari ujung ke ujung beda tinggi tidak melebihi 3 cm.

Gambar ilustrasi

6.3. Pembesian Lantai

Jika lantai kerja beton sudah siap, maka kita segera menggelar pemasangan pembesian
lantai dengan ukuran besi disesuaikan dengan gambar kerja dan spesifikasi yang ada.
Besi yang akan kita pakai haruslah yang memenuhi standart SNI 07-2050-2002
Dan diameter yang dipakai harus memenuhi spesifikasi yang dipakai. Diameter besi
harus diukur begitu sampai lapangan dengan alat Jangka Sorong Besi ( Sigmat ).
Untuk besi dengan ukuran 8 ≤ d ≤14 mm Toleransi yang diperbolehkan adalah
±4mm.

16
Yang perlu di perhatikan dalam pemasangan besi lantai adalah:

1. Jarak besi sesuai dengan Gambar Kerja.


2. Ikatan besi jangan terlalu jauh jaraknya, sesuaikan dengan spesifikasi yang ada.
3. Overlap besi harus mencukupi yaitu 40 D (40 cm x Diameter Besi) atau sesuai
dengan
spesifikasi yang ada.
4. Penjaga Jarak antar besi (Cakar ayam) diatur sedemikian rupa sehingga besi tidak
lentur kalau di injak.

5. Pemasangan Beton Decking harus diatur tiap 1-meter satu buah, sehingga saat dicor
besi tidak menempel pada lantai kerja.

Gambar ilustrasi

Selanjutnya buatkan bekisting di area tepi lantai dengan papan atau multiple
Setelah selesai bekisting keliling dipasang, bersihkan area dan pasang pembesian
balok dan diteruskan dengan pembesian lantai.

17
6.4. Pengecoran Lantai

Jika semua pembesian selesai dikerjankan, cek ulang elevasi pembesian dari ujung -
ke ujung jangan sampai beda tinggi melebihi dari 3 cm.
Jika selesai dan aman, buatkan Reques ijin pengecoran dan lakukan pengecoran
dengan mutu beton sesuai dengan spesifikasi yaitu K225 dengan asumsi takaran 1PC :
2 Pasir : 3 Koral atau sesuai dengan hasil tes Mix Design.

Pengambilan sample benda uji beton ( Kubus Beton ) di ambil Randem ( acak ) pada
saat pengecoran berlansung sampai terkumpul minimal 6 buah benda uji pada saat
sekali pengecoran.
Benda uji beton ( kubus beton) tadi setelah mengeras dan dibuka dari cetakanya
segera dirawat dengan merendam kedalam air.

Untuk pengujian tekan beton, akan dilaksanakan saat beton berumur 7 14 hari dan
umur beton sudah mencapai 28 hari.

7. PEKERJAAN SALURAN

7.1 Galian Tanah

Setelah surveyor marking jalur saluran dan menentukan elevasinya, langkah


selanjutnya adalah pembuatan bouwplank dan penggalian tanah saluran.

Gambar ilustrasi

Langkah selanjutnya setelah bowplank selesai dikerjakan adalah penggalian tanah


saluran, galian tanah ukuranya baik bawah maupun atas ditambah supaya
mempermudah dalam pemasangan batu batanya nanti

18
7.2. Pengecoran Lantai Kerja

Jika galian tanah sudah selesai, rapikan dan cek ulang elevasinya.
Kemudian masukan pasir urug setebal 5 cm untuk meratakan permukaan tanah
dasar saluran, cek elevasi nya bikin sloop / kemiringan yang cukup supaya air bisa
mengalir.

Untuk selanjutnya cor lantai kerja, atur supaya kemiringanya bagus. Cek kemiringan
lagi sebelum beton mengeras.

Sesudah beton lantai kerja sudah kering, pasang besi lantai, gunakan besi dengan
ukuran sesuai dengan spesifikasi / gambar kerja

7.3 Pasang Batu Bata

Batu bata yang akan kita pasang terlebih dahulu disiram air supaya lembab dan daya
serap bata terhadap air semen tidak terlalu cepat, sehingga bata tidak kehilangan daya
rekat terhadap adukan.

Buatkan markingan pemasangan dinding supaya dinding hasilnya lurus dan vertikal.
Gunakan benang lot untuk mengatur ketinggian pasangan dan vertikal nya dinding.
7.4. Plesteran & Acian

Pekerjaan plester dinding bata ataupun batako adalah pekerjaan mudah. Namun
memerlukan perhatian dan methode kerja cara plester dinding yang baik sehingga
dapat dihasilkan dinding yang bagus dan rapih.

19
Adapun peralatan yang harus disiapkan adalah sbb:
1.Meteran
2.Jidar alumunium
3.Roskam kayu / besi
4.Kertas bekas Zak semen
5.Benang
Berikut cara pelaksanaanya :

1. Basahi permukaan dinding bata dengan menggunakan air sampai basah dan rata
dalam posisi jenuh air.
2. Buat adukan plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan.
3. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horisontal dan Vertikal untuk
keperluan penggunaan Kepalaan Plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataanya.
Ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar
1,5 cm s/d 2 cm.
4. Tentukan letak instalasi elektrikal yang tertanam dalam plesteran, pastikan instalasi
sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari.
5. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat Jidar.
6. Setelah pekerjaan plesteran selesai, lakukan penyiraman dengan air selama kurang
lebihnya 7 hari, agar tidak terjadi keretakandinding.
7. Pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelahplesteran dinding benar-benar
Kering & kuat. Karena jika terlalu terburu buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi
pemanasan pada dinding yang menyebabkan finnishing dinding menjadi retak retak rambut

------ SELESAI -------

20

Anda mungkin juga menyukai