Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUWEB II

MATA KULIAH
PERSPEKTIF PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (SD)

UNIVERSITAS TERBUKA

OLEH :

NAMA : UI PURNAMA ULTRA


NIM : 859752153
UPBJJ-UT : KENDARI
POKJAR : TONGGONI POMALAA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021.1
RANGKUMAN
MODUL 3
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

KB 1. Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Orde Baru


Pemerintahan di bawah Presiden Soekarno (1945-1965) yang kemudian secara politik
disebut Era Orde Lama, kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Soeharto (1967-1998) atau
lebih dikenal dengan Era Orde Baru. Era Orde Baru berakhir pada masa kepemimpinan BJ
Habibie (21 Mei 1998) yang dikenal sebagai Era Reformasi.

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikn nasional
sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran No. 104/Bhg O, Tanggal 1 Maret
1946 tentang pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran RI di bawah Ki Hajar
Dewantara.
2. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
(PKK) .
3. UU No.12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
(PKK), yang merupakan pemberlakuan UU No.4 Tahun 1950 di seluruh RI.
4. Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan Pendidikan sesuai
dengan Manipol-USDEK.
5. Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan, yang mengganti rumusan Tujuan Pendidikan Nasioal.
6. UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi, mewadahi
dinamika pemikiran tentang arah dn tujuan pndidikan nasional dan manajemennya.
7. UU No 2 Tahun 1989, aturan sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS).

B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT DAN/ATAU TENTANG


PENDIDIKAN SD
Strategic policy atau kebijakan strategi artinya kebijakan atau keputusan
manajemen/politik yang bersifat mendasar dan menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam hal
ini negara yang merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat untuk
memaksa warganya.
Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh sektor kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan, dan agama.
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara
keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara RI diharapkan
“...memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi
kemampuan membaca, menulis, dan behitung, serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang
diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD


Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Dengan keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 ditetapkan Kurikulum Pendidikan Dasar
yang mencakup 10 mapel (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Kerajinan
Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal). Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 dikenal sebagai Sistem Pendidikan yang sangat Sentralistik.
Untuk mewujudkan program wajib belajar, ditetapkan tiga kriteria daerah penyebaran, yaitu:
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya berjauhan dengan daerah lain dan
komunikasi yang sulit.
2. Daerah dengan penduduk yang padat.
3. Daerah normal.
Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan melalui
pengembangan SD Kecil, yakni SD yang terdiri atas dua atau tiga guru untuk melayani murid
pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran kelas rangkap melalui program satuan bakti guru
daerah terpencil seperti di Kepulauan Riau. Daerah dengan penduduk yang padat, di daerah
perkotaan dikembangkan gedung bertingkat dengan ruang belajar lebih dari 6 ruangan agar
dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Daerah normal, daerah yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk di bawah 1000 orang per kilometer persegi, sehingga dibangun gedung
SD dengan enam ruangan untuk enam kelas.
SD Tradisional (Konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki tempat belajar atau
gedung yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui program Inpres. Madrasah Ibtidaiyah
(MI) merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang dalam proses pendidikannya
mengajarkan bidang studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak dari SD biasa.
SD Pamong merupakan program pendidikan SD kolaborasi dengan masyarakat.
Program Kejar (Paket A) merupakan program pendidikan luar sekolah yang bermakna bekerja
sambil belajar (Kejar). Sekolah Luar Biasa (SLB) merupaka lembaga pendidikan yang
diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Sekolah Terpadu merupakan lembaga
pendidikan yang bersifat inklusif, yakni pendidikan yang menggabungkan anak yang normal
dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersama dan gurunya terdiri atas guru biasa dan
guru pembimbing khusus untuk anak yang memiliki ketunaan tersebut.

KB 2. Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Reformasi

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada Era
Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen yang terjabar atas:
1. UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional sampai
dengan tahun 2003
2. UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional dari
tahun 2003 sampai dengan saat ini
3. PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai salah satu
ketentuan perundang-undangan turunannya.

Perlu dikemukakan bahwa proses pendidikan nasional termasuk pendidikan SD tetap


dikelola secara nasional dalam bingkai politik NKRI, namun dalam paradigma yang berbeda
yakni semula menerapkan paradigma sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan peran
Pemerintah Pusat yang sangat besar, sekarang menjadi Paradigma desentralisasi pendidikan
yang menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.

B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT DAN/ATAU TENTANG


PENDIDIKAN SD DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era Reformasi adalah
lanjutan Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal Repelita VI (1994/1995 –
1998/1999) yang merupakan kelanjutan Repelita I hingga Repelita V era Orde Baru. hal ini
diarahkan pada perwujudan komitmen nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan dan tujuan akhir pendidikan. Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah
sebagai berikut. :
1. Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun
2. Penyelenggaraan Pendidikan nonformal yang bermutu
3. Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan IPTEK
4. Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan, multikultural, budi pekerti dan
lingkungan hidup
5. Penyediaan pendidik yang profesional
6. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik
8. Mengembangkan TIK
9. Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi
10. Menyempurnakan manajemen pendidikan
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
12. Menata sistem pembiayaan pendidikan
13. Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
14. Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar
Dikdas 9 tahun.

C. MENGAPA DIPERLUKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN?


Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan dan
pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga diperlukan
Standar Nasional Pendidikan yang mencakup :
1. SKL
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar penilaian
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Standar pendanaan
7. Standar pengelolaan dan pengawasan
8. Standar sarana prasarana.

D. BAGAIMANA VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL?


Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah” Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia
dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI
E. APAKAH ESENSI DARI SISDIKNAS TERSEBUT?
Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai “ Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”

F. BAGAIMANA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA,


MASYARAKAT DAN PEMERINTAH?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakn melalui sistem pendidikan yang dijamin
secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 UU Sisdiknas 20/2003 sebagai
berikut:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu.
2. Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang tepencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak untuk
memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.

Namun demikian mereka juga dituntut untuk melaksanakan kewajiban “Menjaga


norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan dan ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.

G. BAGAIMANA KELEMBAGAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL?


Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur pendidikan yang bersifat
nasional-sistematik, yang tercakup dalam suatu jalur ( pendidikan formal, nonformal, dan
informal), jenjang (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi), dan jenis pendidikan ( umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

H. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD


Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya serta
pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Selain tujuan dan cakupan kelompok mata
pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, dikemukakan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut dikemukankan sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
MODUL 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

KB 1. Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik, Emosi, dan Sosial anak.

A. Karakteristik Perkembangan Fisik


1. Pengaruh Keluarga/Keturunan Yang dimaksud adalah faktor keturunan. Anak akan
mewarisi gen dari orang tuanya.
2. Gizi Anak yang dalam pertumbuhannya dibesarkan dengan gizi maupun perawatan
yang serba berkecukupan, akan terlihat lebih besar, lebih tinggi dan sehat untuk
seumurnya.
3. Tingkat Sosial Ekonomi Anak yang dibesarkan oleh keluarga dengan tigkat sosial
ekonomi sosial yang lebih tingg biasanya akan lebih terpenuhi semua kebutuhan
hidupnya, terutama kebutuhan fisik.
4. Faktor Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan.
5. Jenis Kelamin Sekitar umur 11-12 tahun, anak perempuan lebih cepat tinggi dan berat
daripada anak laki-laki.
6. Kesehatan Anak yang sehat dan jarang sakit, akan terlihat sehat dan segar
penampilannya, aktif bergerak seakan tidak mengenal lelah
7. Suku Bangsa/Ras Keadaan anak dapat juga dipengaruhi oleh suku bangsa/ras yang
diwarisi dari nenek moyangnya.

B. Karakteristik Perkembangan Motorik


Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerja
sama antara otot, otak dan saraf. Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila
dipelajari dan adanya bimbingan. Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti
menulis, atau memegang sendok disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan
keterampilan anak berjalan, melompat, melempar, menangkap, berlari serta menjaga
keseimbangan badannya disebut sebagai keterampilan motorik kasar. Semakin bertambah usia
anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya, seperti gerakan-gerakan berikut.
1. Cara memegang Anak-anak yang masih kecil, cara memegang sesuatu masih asal-
asalan saja, setelah lebih dewasa, cara memegang sesuatu sudah sempurna dan siap
untuk melakukan segala aktivitas tanganya dengan baik.
2. Cara berjalan Anak kecil yang berjalan, seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak.
Namun, pada anak yang lebih dewasa, mereka hanya mempergunakan otot yang perlu
saja, karena mereka sudah dapat mengoordinasi anggota badanya.
3. Cara memegang Anak kecil yang menendang bola, kedua belah tangannya mengayun
ke depan dengan berlebihan, seakan seluruh anggota badannya ikut bergerak. Namun,
pada anak yang lebih dewasaakan menendang bola dengan menggunakan kakinnya
dengan menempatkan pada objek sasaran dengan tepat.

C. Karakteristik Perkembangan Emosi


Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi
yang kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain, sehingga anak
mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut.
Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan meninjang ekspresi
emosi yang menyenangkan. Anak akan lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia Sekolah
Dasar merupakan masa peralihan antara masa anak dan menjelang remaja, sehingga emosi anak
kadang-kadang kurang stabil. Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan
emosi yang sangat berlebihan. Hal tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun
orang lain. Melalui bimbingan tersebut, emosi anak bisa terkendali.

D. Karakteristik Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan
sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama
teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia apabila
dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut.
Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan
melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi. Motivasi berteman
pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu: tahap pemenuhan
kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab.
1. Tahap Pemenuhan Kebutuhan Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu
bukan karena status sosial ekonomi atau yang lainnya, tetapi mereka lebih tertarik
kepada anak lain yang mau bermain bersama, sehingga terjalin persahabatan. Sebab,
anak mengaggap bahwa berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap Balas Jasa Pada tahap ini, anak mendapatkan teman karena adanya suatu
kepentingan rasa keadilan.
3. Teman Akrab Pada tahap ini, anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab.
Mereka saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa, bercerita,
dan kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bercanda lagi,
sehingga akan terbentuk ikatan emosional yang mendalam.

Perkembangan sosial anak usia SD merupakan suatu tahapan yang dapat menentukan
kkualitas sosial mereka setelah dewasa. Guru memegang peran untuk membangun kehidupan
sosial siswanya. Untuk mengetahui hubungan antar siswa dalam satu kelas, guru dapat
mempergunakan teknik sosiometri. Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik
sosiometri untuk mengetahui hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik untuk
menggambarkan struktur hubungan yang ada dalam bentuk sosiogram. Adapun kegunaan
sosiometri bagi guru atau konselor adalah dengan sosiometri tersebut dapat diidentifikasi siswa
mana yang memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya teerhadap kelompok.

KB 2. Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan Spiritual Anak


A. Karakteristik Perkembangan Intelektual
Intelegensi atau intelek, pada adasarnya mempunyai arti yang sama, dalam hal ini
intelek maksudnya ialah pikir, sedang intelektual adalah kemampuan kecerdasan. Berpikir
merupakan perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan, sampai pada
akhirnya mengambil keputusan. Sedang kecerdasan merupakan kemampuan kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat.

1. Desentrasi dan konservasi


Anak punya konsep bahwa perubahan pada satu dimensi, dapat dikompensasikan
dengan perubahan dari dimensi lain.
2. Seriasi
Karakteristik lain dari tahap operasional konkret adalah kemampuan utuk mengatur
benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif, seperti berat atau ukuran.
3. Pemikiran rasional
Anak dapat membandingkan dua benda atau lebih atau suatu kejadian. Dalam hal ini
anak dapat berpikir secara rasional sesuai dengan yang mereka lihat.
4. Inklusi kelas
Anak pada tahap operasi konkret dapat berpikir secara bersamaan tentang bagian dan
keseluruhan.Selain itu, anak dalam tahap operasi konkret dapat mengerti bahwa sifat
khusus dari benda dapat termasuk lebih dari satu golongan yang mempunyai hubungan
pada satu saat yang disebut dengan prinsip penggandaan kelas atau relasi.

Di sekolah, guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang dapat memberi


kesempatan pada siswa untuk beraktivitas baik dalam kelas maupun di luar kelas untuk
memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang lain. Anak harus diberi kesempatan
untuk bergerak, berbuat, bertindak, dan sekaligus berpikir.

B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak


Manusia mempunyai kemampuan berbahasa lebih tinggi derajatnya daripada binatang.
Karena manusia mempunyai akal dan pikiran, juga mempunyai ragam bahasa. Nilai-nilai moral
harus diberikan sedini mungkin, agar tertanam dalam diri anak tentang hal-hal yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana bersikap, bertutur kata yang baik
terhadap oranng lain.

1. Perkembangan Bahasa Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa.


Bahasa yang digunakan dapat dalam bentuk percakapan, tulis, isyarat tangan, gerak
tubuh, ekspresi wajah, ungkapan musik, dan sebagainya. Tiap individu dituntut
memiliki kemampuan untuk menyatakan/mengekspresikan pikirannya dan
menanngkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga komunikasi dapat
berlangsung secara efektif. Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan
proses berbicara, anak akan semakin jelas mengutarakan kemauan, pikiran maupun
perasaannya melalui ucapan atau bahasanya. Hal tersebut tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan, orang tua atau orang yang selalu dekat dengan anak yangn
mampu memberikan rangsangan dengan cara mengajak berbicara. Dengan sering
mengajak berbicara, maka anak akan cepat berbicara dan mengenal bahasa.
Keluarga sebagai salah satu model yang dapat dicontoh anak dalam belajar bicara,
dapat mempengaruhi kelancaran anak dalam berbahasa.
2. Fungsi Bahasa
a Untuk mengekspresikan perasaan
b Untuk memengaruhi orang lain
c Untuk menyampaikan informasi
3. Tahap-tahap Berbicara
a. Menangis Menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan juga
melakukan hubungan sosial dengan sekelilingnya. Melalui irama, intensitas
maupun gerakan badan yanng mengiringinnya tersebut akan diketahui arti
tagisan bayi.
b. Berceloteh Dengan bertambahnya umur dan semakin berkembangnya
mekanisme suara, bayi dapat mengeluarkan sejumlah bunyi eksplosif. Suara-
suara yang dikeluarkan kalau didengar tidak menimbulkan arti, hanya beberapa
huruf hidup atau mati yang digabungkan sehingga menimbulkan bunyi.
c. Holofrase Selain sebagai sarana berkomunikasi, berbicara juga berfungsi
sebagai sarana bersosialisasi. Disamping sebagai sarana berkomunikasi dan
bersosialisasi, berbicara dapat berfungsi untuk memperoleh kemandirian.
d. Mengobrol Mengobrol merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna
sosial, bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh orang lain.
Inti dari berkomunikasi adalah mengerti apa yang dikatakan orang lain.
4. Faktor-faktor yang Memacu Anak Cepat Berbicara
a. Keluarga Peran orang tua sebagai pembimbing bicara dan bahasa anak,
sehingga akan memacu anak berani mengutarakan pendapatnya.
b. Media elektronik Media elektronik dapat membantu anak untuk belajar bicara
dan menambah kosakata.
c. Sekolah Melalui buku pelajaran, komunikasi dengan guru dan teman-teman di
sekolah, anak-anak dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Mereka juga
mampu mennngkatkan pemahaman terhadap kalimat-kalimat yang dibaca, dan
didengar di sekolah.
C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang dihubungkan
dengan tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai moral
bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir, melainkan sesuatu yang diperoleh dari luar. Pada
mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang beerlaku di rumah, kemudian di sekolah, dan
selanjutnya setelah mereka bergaul dan menyesuaikan dengan dengan norma kelompoknya.
1. Perkembangan Moral Menurut Pakar
a. Menurut Piaget Anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih
dipahami dengan kaku. Tetapi pada anak usia 11 tahun, proses berpikirnya sudah
mulai berkembang, banyak bergaul dengan teman sebayanya dan adanya pengaruh
dari lingkungan, kadang-kadang mengangggap bahwa berbohong tidak selalu
buruk.
b. Menurut Kohlberg Kohlberg menamakan moralitas anak baik untuk tinngkat
pertama pekembangan moral anak-anak. Pada tahap ini anak mengikuti semua
peratutan yang telah diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan
berharap dapat diterima dalam kelompok.

Sedangkan pada tingkat kedua tingkat perkembangan anak, ia sebut dengan morallitas
konvensional atau moralitas dari aturan-aturan. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri pada
aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut.

2. Fakto-faktor yang mempengaruhi moral


a. Lingkungan Rumah
b. Lingkungan Sekolah
c. Teman Sebaya dan Aktivitasnya
d. Intelegensi dan Jenis Kelamin
D. Perkembangan Agama
Agama menjadi pengarah dan penentu dalam siap dan perilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai
pedoman hidup yang universal dan abadi sifatnya. Selain itu, agama mengajarkan untuk
bertingkah laku dan berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan.

Pendidikan agama di sekolah meliputi dua aspek, yaituaspek pembentukan kepribadian


(ditujukan kepada jiwa) dan pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran). Belajar agama
dengan mencontoh, melalui pendengaran, penglihatan dan berbagai panca indera lainnya.
Selanjutnya dengan semakin bertambahnya usia, anak mampu berpikir secara abstrak, sehingga
dapat mencerna pendengaran dan penglihatan yang diterimanya dan menjalankan agama
dengan penuh kesadaran. Metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama,
antara lain:
1. Metode Bercerita
2. Metode Bermain
3. Metode Karyawisata
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Pemberian Tugas
6. Metode Diskusi dan Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai