Di Susun
OLEH :
I KETUT WIRNATA
NIM : 202001157
ABSTRAK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
Kasus Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi di RS
Bhayangkara Palu ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih pada pihak RS Bhayangkara Palu, Karumkit Bhayangkara Palu, dan
Para Staf Rumah Sakit yang sudah memberikan izin kepada kami Mahasiswa Profesi
Ners STIKes Widya Nusantara untuk melaksanakan penelitian keperawatan Pasien gerontik.
Dan harapan kami semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki agar menjadi lebih
baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan seminar ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
seminar ini.
I KETUT WIRNATA
TINJAUAN PUSTAKA
2. Anatomi Fisologi
a. Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah sistem transport (peredaran) yang membawa
gas-gas pernapasan, nutrisi, hormon, dan zat lain dari dan ke jaringan tubuh.
Sistem kardiovaskuler dibangun oleh :
1) Darah
Merupakan jaringan cair kompleks yang mengandung sel-sel khusus
dalam cairan plasma
2) Jantung
Merupakan pompa ganda yang terdiri dari empat ruang yang bekerja
memompa darah ke pembuluh-pembuluh darah
3) Pembuluh darah
5. Patway Keperawatan
Faktor predisposisi :stress, merokok, kurang gerak,
genetik, alkohol, konsentrasi garam,obesitas,
HIPERTENSI
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Merangsang aldosteron
Retensi natrium 2
Resiko ketidakefektifan
3 3
Intoleransi Aktivitas
edema
5 3 3
6. Manifestasi Klinik
a) Diet :
Beberapa diet yang dianjurkan:
No
Diagnos NOC NIC Rasional
a
1 a. Cardiac Pump effectiveness 1. Perhatikan warna kulit, suhu, dan Kulit dingin, lembap, dan pucat
b. Circulation Status kelembaban. merupakan akibat kenaikan kompensasi
c. Vital Sign Status pada stimulasi sistem saraf simpatis dan
d. Tissue perfusion: perifer curah jantung rendah dan desaturasi
Setelah dilakukan asuhan selama… oksigen.
jam penurunan kardiak output klien 2. Periksa adanya perubahan tingkat Penurunan perfusi serebral dan hipoksia
teratasi dengan kriteria hasil: kesadaran. tercermin dalam iritabilitas, kegelisahan,
1) Tekanan darah dan denyut nadi dan dan sulit berkonsentrasi. Pasien usia
ritme dalam parameter normal sangat rentan terhadap perfusi yang
untuk pasien; denyut perifer yang berkurang.
kuat; dan kemampuan untuk 3. Kaji denyut jantung dan tekanan darah. Sebagian besar pasien memiliki takikardia
mentolerir aktivitas tanpa gejala kompensasi dan tekanan darah rendah
dispnea, sinkop, atau nyeri dada. secara signifikan sebagai respons
2) Pasien menunjukkan kulit hangat, terhadap penurunan curah jantung
kering, eupnea tanpa adanya 4. Periksa gejala nyeri dada. Curah jantung rendah dapat menurunkan
kerutan paru. perfusi miokard, sehingga menyebabkan
nyeri dada
Menyatakan rasa nyaman setelah 5. Berikan penjelasan kepada keluarga Menurunkan stimulasi yang berlebihan
nyeri berkurang dan pasien jika nyeri tersebut muncul yang dapat mengurangi nyeri
Tanda vital dalam rentang normal segera melaporkan kepada petugas Pengenalan segera meningkatkan
Tidak mengalami gangguan tidur kesehatan intervensi dini dan dapat menurunkan
6. Kolaborasi dalam pemberian analgetik beratnya serangan
Analgetik dapat memblok nyeri sehingga
Menunjukkan nilai laboratorium 4) Beri atau anjurkan bantuan terkait Untuk membantu pasien membangun
(Hb/Ht) dalam rentang yang dapat aktivitas dan ambulasi sesuai kebutuhan kemandirian
A. Pengkajian
Pada pengkajian yang kami lakukan didapati klien mengatakan sakit kepala,
pusing seperti rasa goyang, seperti tidak seimbang, tegang pada leher, mata sebelah
kanan kabur yang dialami sejak 3 hari terakhir (sejak tanggal 22 juni 2020), dialami
secara tiba-tiba pada pagi hari setelah klien selesai sholat subuh. Pusing akan hilang jika
klien menutup mata dan beristirahat tidur dan muncul kembali jika klien berjalan. Skala
nyeri : ringan (3). TD : 150/100 mmHg, N : 74 x/menit, RR : 19 x/menit, S : 36,8 0C.
klien rajin untuk kontrol tekanan darah di puskesmas dan juga rutin minum obat.
Secara teori gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Gejala lain berupa nyeri atau berat di tengkuk, sukar tidur, mudah lelah dan
marah, tinnitus, mata berkunang-kunang, epistaksis, gemetar, nadi cepat setelah
aktivitas, sesak napas, mual, muntah
B. Pathway Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus Ny S yaitu nyeri dan defisiensi
pengetahuan.
Sedangkan pada konsep keperawatan masalah keperawatan yang dapat
muncul yaitu :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload (perubahan
tekanan darah)
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko gangguan
sirkulasi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan tekanan vesikuler
serabral
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dengan
kebutuhan oksigen
C. Intervensi
Intervensi yang direncanakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien
meliputi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.
Rencana keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini adalah
lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, amati isyarat nonverbal dari
1. Kesimpulan
Pada pengkajian yang kami lakukan pada Ny. S didapati klien mengatakan sakit
kepala, pusing seperti rasa goyang, seperti tidak seimbang, tegang pada leher, mata
sebelah kanan kabur yang dialami sejak 3 hari terakhir (sejak tanggal 22 juni 2019),
dialami secara tiba-tibapada pagi hari setelah klien selesai sholat subuh. Pusing akan
hilangjika klien menutup mata dan beristirahattidur dan muncul kembali jika klien
berjalan. Skala nyeri : ringan (3). TD : 150/100 mmHg, N : 74 x/menit, RR : 19 x/menit,
S : 36,80C
Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. S yaitu nyeri dan defisiensi
pengetahuan sehingga untuk intervensi keperawatan yang diberikan lebih kepada
pemberian informasi atau pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang dideritanya.
2. Saran
a. Dengan adanya asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadikan pedoman bagi
perawat khususnya mahasiswa keperawatan dalam menjalankan praktek asuhan
keperawatan pada lansia dengan hipertensi
b. Bagi pasien dan keluarga pasien diharapkan mampu mengenali atau mengetahui
bagaimana tanda dan gejala dari hipertensi dan mampu mengenali adanya
kekambuhan sehingga dapat melakukan tindakan untuk mengatasi masalah di rumah.