Latar Belakang
Para praktisi keperawatan tentu telah paham cara merumuskan diagnosa keperawatan
sebagai langkah kedua dari proses keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan pada saat ini
masih lebih banyak terfokus pada upaya penyembuhan penyakit atau respons klien terhadap
penyakit. Hal ini berdampak pada diagnosa yang ditetapkan oleh perawat umumnya berkaitan
dengan masalah klien yang bersifat aktual dan risiko saja atau diagnosa keperawatan aktual
dan risiko saja. Bila orientasi perawat diberikan pula kepada upaya promosi kesehatan maka
masih ada lagi katagori lain dari diagnosa keperawatan yang dapat dikembangkan perawat
yaitu diagnosa keperawatan sejahtera.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan dasar
klien secara holistic memiliki tanggung jawab untuk membantu pemenuhan kebutuhan
oksigen klien yang tidak adekuat. Dalam tindakannya, seorang perawat sebelum memberikan
asuhan keperawatan harus melakukan metode keperawatan berupa pengkajian, diagnosis
keperawatan, intervensi, dan evaluasi.
Pada prakteknya kegiatan proses keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi
bisa dikerjakan pada waktu bersamaan/tumpang tindih (overlapping). Salah satu kegiatan
yang penting dalam proses keperawatan adalah pengkajian keperawatan. Pengkajian
keperawatan ini sangat penting karena dari pengkajian keperawatan maka perawat akan
mampu menentukan apa masalah keperawatan/diganosa keperawatan dan masalah
kolaboratif/diagnosis potensial komplikasi yang dialami oleh pasien dan membuat
perencanaan dalam merawat pasien.
Metode
Dalam penyusunan bahan kajian tulisan ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data
yang bukan didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian. Dalam
metode pengumpulan data, penulis menggunakan teknik studi dokumen, dimana merupakan
jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Penulis memilih sumber kajian melalui buku cetak maupun buku elektronik, jurnal
fisik maupun e-journal, tesis, skripsi, disertasi, maupun berbagai sumber tidak resmi lainnya.
Penulis mengutip berbagai sumber kajian berdasarkan pendekatan objektif, yaitu kesesuaian
isi dengan yang dicari. Kemudian penulis menyesuaikan sumber kajian sesuai dengan etik
penyusunan referensi, yaitu APA Style.
Hasil
Profesi perawat menggunakan proses keperawatan (nursing process) sebagai kerangka pikir
dan kerangka kerja dalam merawat pasien. Keperawatan sebagai proses, diperkenalkan sejak
tahun 1955 oleh Hall dan pada tahun 2004 proses keperawatan (nursing process) ditetapkan
sebagai series of steps oleh ANA (American Nursing Association) (Wilkinson, 2007), yang
terdiri dari assesment (pengkajian), diagnosis (penetapan diagnosis), planning outcomes
(perencanaan hasil), planning intervention (perencanaan intervensi), implementation
(implementasi) dan evaluation (evaluasi).
Diagnosa asuhan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah
kesehatan aktual atau potensial serta penyebabnya. Tahap diagnosa adalah tahap pengambilan
keputusan pada proses keperawatan yang meliputi identifikasi apakah maslah klien dapt
dihilangkan , dikurangi atau diubah melalui tindakan keperawatan.
Tujuan diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi
masalah adanya respon klien terhadap status kesehatan, faktor yang menunjang atau
menyebabkan suatu masalah, kemampuan pasien untuk mencegah atau menyelesaikan
masalah, mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan, mendokumentasikan
tanggung jawab dalam identifikasi masalah, mengidentifikasi masalah utama perkembangan
keperawatan.
Rawat Inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di
rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Pelayanan rawat inap
adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan
untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik
lainnya.
Menurut American Hospital Association di tahun 1978 Rawat Inap adalah suatu
institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien untuk diagnostik
dan terapeutik serta berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah
maupun non bedah. Rawat inap adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan kedokteran
intensif (hospitalization) yang diselenggarakan oleh rumah sakit, baik rumah sakit umum
maupun rumah sakit bersalin”.
Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medis dengan menginap di ruang rawat inap
pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah atau swasta, serta puskesmas perawatan dan
rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Pembahasan
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup pasien dan aspek-
aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan prefentif perawatan kesehatannya. Menurut Shore,
untuk sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifkasi proses pemecahan
masalah yang “menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan
elemen yang paling relevan dari sistem teori, dengan menggunakan metode ilmiah”. Proses
keperawatan ini diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri atas tiga
tahap : Pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah
pengamatan, pengukuran, pengumpulan data dan penganalisaan temuan. Kajian selama
bertahun-tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada pengembangan
proses keperawatan menjadi lima langkah yang konkret (pengkajian, identifikasi masalah,
perencanaan, implementasi dan evaluasi) yang memberikan metode efisien tentang
pengorganisasian proses berfikir untuk pembuatan keputusan klinis. [ CITATION Ast16 \l
1057 ]
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan
sebagai ”defenisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan ”Tanda dan
gejala”, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang
dirasakan oleh klien.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mencapai
hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalakan(NANDA Internasional, 2007).
Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap masalah
kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit. [ CITATION
Ano15 \l 1057 ]
1. Masalah (Problem)
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko dengan uraian
sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiology)
Etiologi atau faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi merupakan pedoman untuk
merumuskan intervensi. Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual
dan factor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai
penyebab ataupun factor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi factor yang mendukung
terhadap masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari
intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab maka tindakan
keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien. Unsur – unsur dalam identifikasi etiologi
meliputi unsur PSMM :
(1) Patofisiologi penyakit : semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan
atau mendukung masalah.
Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan prosedur diagnostik. Sedangkan gejala merupakan data subjektif yang
diperoleh dari hasil anamnesis atau pengkajian.
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien dalam mengalami
masalah kesehatan atau proses kehidupannya. Indikator diagnosis ini akan berbeda-beda pada
masing-masing macam jenis diagnosis.
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri dari penyebab dan tanda/gejala.
Pada diagnosis resiko, tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, melainkan hanya
faktor resiko saja.
b. Interpretasi data
• Jenis diagnosa:
– Diagnosa positif: klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat
atau optimal. Yang termasuk dalam diagnosa positif adalah Promosi kesehatan.
– Diagnosa negatif: klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit, diagnosa ini
mengarahkan intervensi berupa pemulihan, penyembuhan, pencegahan yang termasuk
dalam diagnosa negatif adalah diagnosa Aktual dan resiko.
Penutup
dalam hasil pengkajian. Perawat yang berperan sebagai pemberi pelayanan (care giver)
kepada pasien harus menerapkan proses keperawatan yang baik dan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan. Manajemen Rumah Sakit diharapkan selalu untuk meningkatkan
kemampuan skill perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan dan juga memonitoring
dan mengevaluasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif penyusunan diagnosa
keperawatan, serta menetapkan standar diagnosa keperawatan yang terkini. Perawat
pengelola pasien diharapkan dapat menggunakan diagnosa keperawatan dan perencanaan
terkini sesuai dengan penggunaan NANDA.
Referensi
Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di
rumah sakit royal prima medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2),
300-304.
Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and Knowledge
of Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North
Sumatra. Editorial Preface From the Desk of Managing Editor…, 10(9).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: DPP PPNI. hlm. 1. ISBN 978-602-18445-6-4.