Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,


mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.

Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi
semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali
sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian
hari

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya yaitu
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris
terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas.

Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak
ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh
karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.

1.2 TUJUAN PENULISAN

 Tujuan umum

Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)

 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui definisi nutrisi
 Untuk mengetahui anatomi fisiologi pencernaan
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi
 Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
 Untuk mengetahui prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi
 Pemasangan NGT dewas
 Pemasangan NGT bayi
 Pemberian nutrisi secara oral
1.3 RUMUSAN MASALAH

a) Apa itu pengertian nutrisi?


b) Apa saja faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi?
c) Apa masalah yang timbul dalam pemenuhan nutrisi?
d) Bagaimana prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
PENGERTIAN

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan
nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme


menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy.

Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :

 Karbohidrat

Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :

Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri
dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh
sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat
dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan
volume feces.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat  60-75% dari kebutuhan energi total.

 Protein

Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa
sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati.
Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri,
dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur
nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-
enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh
usus. Fungsi protein :

Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan
proses  pengausan yang normal. Protein menghasilkan jaringan baru.

Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus
dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin. Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan protein  10-15%  atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.

 Lemak

Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas
gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak   10-25% dari kebutuhan
energi total. Fungsi lemak : Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
Perlindungan. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul
rasa lapar kembali segera setelah makan.

 Vitamin

Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai
katalisator proses metabolisme tubuh.

Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2,
B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).Berikut ini rincian
dari beberapa vitamin dan penting:

a)      Vitamin A

Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses
kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta
gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain:
telur, keju, dan hati.

b)      Vitamin B-kompleks

Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak
bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh
menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12
digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu
mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan
gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung
vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c)       Vitamin C

Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka
memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia
lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C
juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita
kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.

d)     Vitamin D

Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak,
kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat
penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D
kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya,
banyak produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin
D. Keju dan yogurt  kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang
diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi
diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau
menjadikan tulang cacat.

 Mineral dan Air

Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat
penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh
tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor. Pembentukan garam-garam
yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg,
P (intraseluler). Bahan dasar enzim dan protein. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat
dari mineral.

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara
1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN NUTRISI

 Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan

 Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi gizi seseorang .
 Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi.

 Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

 Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
di bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

 Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.
Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

 Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

 Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme
basal tubuh juga menjadi lebih besar.

 Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena  efek samping obat.

2.3 MASALAH YANG TIMBUL DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.

 Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :

 Berat badan 10-20% dibawah normal


 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
 Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
 Nafsu makan menurun

 Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

 Berat badan lebih dari 10% berat ideal


 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton

Kemungkinan penyebab :

 Perubahan pola makan


 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

 Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.

 Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

 Diabetes mellitus

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.

 Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

 Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

 Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian


lemak secara berlebihan.

Anoreksia nervosa

2.4 PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

a) Pemberian nutrisi melalui oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.

Persiapan Alat dan Bahan :

a)     Piring

b)    Sendok

c)     Garpu

d)    Gelas

e)     Serbet

f)     Mangkok cuci tangan


g)    Pengalas

h)    Jenis diet

Prosedur Kerja :

a)     Cuci tangan

b)    Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c)     Atur posisi depan

d)    Pasang pengalas

e)     Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum berdoa

f)     Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan.

g)    Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.

h)    Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan

i)      Cuci tangan

b) Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung.

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.

Persiapan Alat dan Bahan :

a)     Pipa penduga dalam tempatnya

b)    Corong

c)     Spuit 20cc

d)    Pengalas

e)     Bengkok

f)     Plester, Gunting

g)    Makanan dalam bentuk cair

h)    Air matang

i)      Obat

j)      Stetoskop

k)    Klem
l)      Baskom berisi air (kalo tidak ada stetoskop)

m)  Vaselin

Prosedur Kerja :

a)     Cuci tangan

b)    Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c)     Atur posisi semi/fowler pada pasien

d)    Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada

e)     Letakkan bengkok (neirbekken) di dekat pasien

f)     Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai
hidung. Kemudian dibengkokkkan ke telinga, dan beri tanda batasnya.

g)    Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.

h)    Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara :

1)   Masukknya ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka).
Perhatikan bila ada gelembung, pipa tersebut masuk ke lambung. Setelah itu di klem atau
dilipat kembali.

2)   Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan
dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk.
Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalm sebanyak jumlah yang dimasukkan.Setelah
selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan memasang corong atau spuit
pada pangkal pipa.

i)      Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15cc melalui pinggirnya.

j)      Berikan makanan dlam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka
asupan, kemudia beri minum, lalu pipa pendugadiklem

k)    Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.

l)      Cuci tangan

c) Pemansangan NGT pada dewasa

Pengertian

NGT  adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan
untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai
lambung. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
Dewasa ukurannya 16-18 Fr

Anak-anak ukurannya 12-14 Fr

Bayi ukuran 6 Fr

Indikasi pemasangan NGT

indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:

 Pasien tidak sadar


 pasien Karena kesulitan menelan
 pasien yang keracunan
 pasien yang muntah darah
 Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

Tujuan Pemasangan NGT

Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:

 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan
 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
 Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
pendarahan pada lambung

Kontraindikasi pemasangan NGT

a) Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus


b) Pasien yang mengalami cidera serebrospinal

Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;

1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya

 Handscun bersih
 Handuk
 Perlak
 Bengkok
 Jelli atau lubricant
 Spuit 10 cc
 Stetoskop
 Tongue spatel
 Plaster
 Pen light
 Gunting
 Prosedur Kerja:
 Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT
 Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan
pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
 Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien
 Pakai handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
 Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
 Letakkan bengkok di dekat pasien
 Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga
tadi ke prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas
selang yang akan dimasukkan
 Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik
kembali selang dan pasang lagi
 Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea
dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan
stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian
aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi
 Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
 Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan
lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
 Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.

Pemasangan NGT pada bayi

Pengertian

Merupakan tindakan keperawaan yaitu memasang NGT pada bayi yang mengalami
gangguan nutrisi.

Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi/anak

Alat dan bahan

 baki dan alas


 NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
 Spuit 10-20 cc
 Serbet makan
 Kain alas
 Nierbeken
 Plester dan gunting\
Proseduur Kerja

 Jelaskan prosedur pada pasien/keluarga pasien


 Cuci tangan
 Pasang handscoon
 Anak diatur dalam posisi semi fowler. Pada anak yang gelisah bila tidak ada orang
lain yang membantu pasang restrain, pada bayi di bedong
 Meletakkan kain alas di bawah kepala bayi/anak
 Serbet makan dipasang di atas dada. Nierbeken diletakkan disamping pipi
 Lubang hidung dibersihkan
 Mengukur panjang pipa yang akan di masukkan
 Memberi batas panjang pipa yang harus masuk
 Memasukkan pipa lambung ke dalam salah satu lubang hidung sampai batas yang
telah ditentukan
 Memeriksa ketepatan pipa masuk ke dalam lambung dengan cara:
 Menghisap cairan lambung dengan spuit
 Mendengarkan melalui stetoskop sementara melalui pipa dimasukkan udara 2-3 cc
dengan spuit
 Menambatkan pipa lambung dengan plester
 Spuit dipasang pada pangkal pipa kemudian udara di hisap kembali
 Rapikan alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi tindakan
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

3.2 SARAN

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien, Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika

Iklan

Anda mungkin juga menyukai