Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konstitusi dan Tata Perundang-undangan

Disusun oleh:

Mela Anjani 2002020027

Miftahul Jannah 2002020056

Ilman Pratama 2002020084

Karina 2002020063

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Konstitusi dan Tata Perundang-
undangan" ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul
qiyamah, Aamiin.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari dosen pengajar dalam mata kuliah
"Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan" sebagai bahan diskusi kelompok yang akan
kami presentasikan. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat dalam
menunjang proses pembelajaran serta memberikan manfaat bagi pembacanya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan serta
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 20 maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................................

C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konstitusi dan tata perundang-undangan.................................................

a. Pengertian konstitusi ..............................................................................

b. Tujuan dan fungsi konstitusi ..................................................................

c. Klasifikasi dan ruang lingkup konstitusi .................................................

B. Sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia..........................

C. Perubahan konstitusi di Indonesia .............................................................

D. Konstitusi dan piranti kehidupan kenegaraan ............................................

E. Lembaga kenegaraan pasca Amandemen .................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................

B. Daftar Pustaka...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Dalam perkembangan kehidupan bernegara, konstitusi menempati posisi yang sangat


penting. Pengertian dan materi muatan konstitusi senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan peradaban manusia dan organisasi kenegaraan. Dengan meneliti dan
mengkaji konstitusi, dapat diketahui prinsip-prinsip dasar kehidupan bersama dan
penyelenggaraan negara serta struktur organisasi suatu negara tertentu. Bahkan nilai-nilai
konstitusi dapat dikatakan mewakili tingkat peradaban suatu bangsa.

Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD
dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur
hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
bagi peraturan-peraturan lainnya.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan konstitusi?

2. Apa fungsi dan tujuan dari konstitusi?

3. Jelaskan ruang lingkup dan klasifikasi dari konstitusi!

4. Jelaskan sejarah, perkembangan dan perubahan konstitusi di Indonesia!

5. Apa kaitan konstitusi dan piranti kehidupan kenegaraan?

6. Lembaga kenegaraan apa saja yang ada pasca Amandemen?

C. Tujuan pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi.

2. Untuk mengetahui fungsi, tujuan, ruang lingkup dan klasifikasi dari konstitusi.

3. Untuk mengetahui sejarah, perkembangan dan perubahan konstitusi di Indonesia.

4. Untuk mengetahui kaitan konstitusi dan piranti kehidupan kenegaraan.

5. Untuk mengetahui lembaga kenegaraan pasca Amandemen.

BAB II PEMBAHASAN
A. Konstitusi dan tata perundang-undangan

a. Pengertian konstitusi

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Constitution”,( Dalam bahasa latin :
constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara adalah sebuah
norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara yang biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. sedangkan dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang
dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar yang memuat ketentuan –
ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur cara suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.

Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum. Istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya.

b. Tujuan dan fungsi konstitusi

C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi
senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu:

 Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

 Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta


menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa.

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk
mewujudkan tujuan Negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi menjawab
berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:

 Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.


 Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang menetapkan
lembaga-lembaga penting negara.

 Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.

 Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan


pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

 Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-lembaga-


nya.

 Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.

 Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.

Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi


ditempatkan pada posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan
mencapai tujuan bersama warga negara. Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun
tidak tertulis adalah sebagai berikut (Asshiddiqie, 2006:122):

 Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

 Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.

 Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.

 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang
dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

 Fungsi simbolik sebagai pemersatu.

 Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.

 Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.

 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya
dibidang politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.

 Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering


dan social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.

c. Klasifikasi dan ruang lingkup konstitusi

Ruang lingkup konstitusi


Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik ruang lingkup paham
konstitusi (konstitusionalisme) demokrasi meliputi:

 Kekuasaan tunduk pada hokum

 Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

 Peradilan yang bebas dan mandiri.

 Akuntabilitas publik (pertanggungjawaban kepada rakyat) sebagai sendi utama dari


asas kedaulatan rakyat.

Klasifikasi Konstitusi

Berikut ini merupakan klasifikasi konstitusi dalam sistem pemerintahan presidensial.

a) Tertulis dan Tidak Tertulis :

Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki “kesakralan
khusus” dalam proses perumusannya. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi
yang lebih berkembang atas dasar adat-istiadat daripada hukum tertulis. ).

b) Fleksibel dan Kaku :

Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus dinyatakan
sebagai konstitusi fleksibel. Sebaliknya konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus
untuk perubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku.

c) Derajat-Tinggi dan Tidak Derajat Tinggi :

Konstitusi derajat tinggi ialah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam
negara. Jika dilihat dari segi bentuknya, konstitusi ini berada diatas peraturan perundang-
undangan yang lain. Demikian juga syarat-syarat mengubahnya sangat berat.

konstitusi tidak sederajat ialah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta
derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Persyaratan yang perlukan untuk mengubah
konstitusi jenis ini sama dengan persyaratan yang diperlukan untuk mengubah peraturan-
peraturan yang lain setingkat Undang-undang.

d) Serikat dan Kesatuan :

Bentuk ini berkaitan dengan bentuk suatu negara; jika bentuk suatu negara itu serikat,
maka akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat
dengan pemerintah negara bagian. Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi.
Dalam negara kesatuan pembagian kekuasaan tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaannya
terpusat pada pemerintahan pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.

e) Sistem pemerintahan Presidensial dan Sistem Pemerintahan Parlementer.


Menurut C.F. Strong terdapat dua macam pemerintahan presidensial di negara-negara
dunia dewasa ini dengan ciri-ciri pokoknya sebagai berikut:

 Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau oleh dewan pemilih, seperti Amerika Serikat dan Indonesia

 Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislative

 Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan diadakan pemilihan.

B. Sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia

Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara republik Indonesia disahkan dan ditetapkan
oleh panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 agustus 1945 diketuai
oleh Ir. Soekarno. Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah beberapa kali
mengalami pergantian baik nama maupun substansi materi yang dikandungnya. Berikut
perjalanan sejarahnya :

1. Undang-Undang Dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 – 27 Desember
1949.

2. Konstitusi RIS dengan masa berlakunya sejak 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950.

3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Republik Indonesia 1950 yang masa berlakunya
sejak 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959.

4. Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama


Indonesia dengan masa berlakunya sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 – sekarang.

C. Perubahan konstitusi di Indonesia

Berdasarkan pasal 37 UUD 1945, tata cara perubahan Undang-Undang di Indonesia


adalah :

1. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan
oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR.

2. Setiap usul perubahan pasal-[asal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan
jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-


kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR.

D. Konstitusi sebagai piranti kehidupan kenegaraan


konstitusi berperan sebagai sebuah aturan dasar yang mengatur kehidupan dalam
bernegara dan berbangsa maka sepatutnya konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan
bersama antara negara dan warga Negara.

Konstitusi menjadi suatu hal yang berkontribusi terhadap terciptanya kehidupan yang
demokratis di suatu negara yang memilih konstitusi demokratis. Jika negara menggunakan
konstitusi demokratis, maka konstitusi demokratis di negara tersebut harus dapat menjamin
terwujudnya demokrasi di negara tersebut dan tentunya setiap konstitusi yang digolongkan
sebagai demokratis tentunya harus memiliki prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.

E. Lembaga kenegaraan pasca Amandemen

menurut ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca perubahan keempat
(Tahun 2002), dalam struktur kelembagaan Republik Indonesia terdapat 8 (delapan) buah
organ negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang secara langsung menerima
kewenangan konstitusional dari UUD, yaitu:

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat;

(2) Dewan Perwakilan Rakyat;

(3) Dewan Perwakilan Daerah;

(4) Presiden dan Wakil Presiden;

(5) Mahkamah Agung;

(6) Mahkamah Konstitusi;

(7) Komisi Yudisial;

(8) Badan Pemeriksa Keuangan.

Disamping kedelapan lembaga tersebut, terdapat pula beberapa lembaga atau

institusi yang diatur kewenangannya dalam UUD, yaitu:

(1) Tentara Nasional Indonesia;

(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia;

(3) Pemerintah Daerah;

(4) Partai Politik.

Selain itu, ada pula lembaga yang tidak disebut namanya, tetapi disebut

fungsinya, dan kewenangannya dinyatakan akan diatur dengan undang-undang, yaitu:


bank sentral yang tidak disebut namanya “Bank Indonesia” , dan Komisi Pemilihan

Umum yang juga bukan nama karena ditulis dengan huruf kecil. Baik Bank Indonesia

maupun Komisi Pemilihan Umum yang sekarang menyelenggarakan kegiatan

pemilihan umum merupakan lembaga-lembaga independen yang mendapatkan

kewenangannya dari undang-undang.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

 Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Constitution”,( Dalam bahasa latin
: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara yang
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.

 Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara republik Indonesia disahkan dan


ditetapkan oleh panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
agustus 1945 diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam perjalanan sejarah, konstitusi
Indonesia telah beberapa kali mengalami pergantian baik nama maupun substansi
materi yang dikandungnya.

 Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang
dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan Negara.

 Berikut ini merupakan klasifikasi konstitusi dalam sistem pemerintahan presidensial


yaitu: Tertulis dan Tidak Tertulis, Fleksibel dan Kaku,Derajat-Tinggi dan Tidak Derajat
Tinggi,) Serikat dan Kesatuan, Sistem pemerintahan Presidensial dan Sistem
Pemerintahan Parlementer.

 menurut ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca perubahan
keempat (Tahun 2002), dalam struktur kelembagaan Republik Indonesia terdapat 8
(delapan) buah organ negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang secara
langsung menerima kewenangan konstitusional dari UUD seperti MPR dan DPR.
Daftar Pustaka

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-konstitusi/

https://www.kompasiana.com/adysantoso2829/5e6e56fbd541df71823206d2/konstitusi-
sebagai-piranti-kehidupan-negara-yang-demokratis.

Anda mungkin juga menyukai