Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA BERKAITAN

DENGAN PERMASALAHAN SAMPAH YANG ADA DI INDONESIA

Riskin Banatau 1811071058


Riskinbanatau09@gmail.com
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Palu

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan unsur yang sangat berperan penting bagi kehidupan mahluk hidup,
terutama manusia. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terlepas dari lingkungan. Semua
aktivitas manusia membutuhkan peran lingkungan, baik untuk makan, minum, bekerja, bahkan
beristirahat pun memerlukan dukungan lingkungan hidup yang baik. Oleh karena itu, lingkungan
dapat dikatakan merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan manusia (Astri Mei.2014).

Dalam mengupayakan lingkungan yang sehat tak lepas dari permasalahan yang besar yaitu
sampah. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah dapat membawa dampak yang
buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk
tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius.
Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan
lai-lain) yang membawa kuman penyakit. Sampah menjadi sumber penyakit yang dapat memengaruhi
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu masyarakat harus menyadari pentingnya
kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan pengolahan sampah agar tidak menimbulkan
berbagai macam penyakit sekaligus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat ndonesia dan
masyarakat dunia umumnya. Masyarakat pada akhirnya mulai menyadariefek dari pembangunan
dunia yang besar-besaran baik dalam bidang te!hnology, so!ial, budaya, dan lain sebagainya terhadap
lingkungan dan pengaruhnya terhadap statuskesehatan mereka sendiri. "kti#itas manusia sehari-hari
terutama yang berhubungandengan pembangunan industri, transportasi, dan pemukiman merupakan
penyebab utamadari rusaknya lingkungan hidup. $erilaku beberapa oknum yang memanfaatkan
sumber daya alam habis-habisan %$emborosan& tanpa adanya tanggung jawab untuk menanamatau
mengelola kembali SD" yang telah diambil semena-mena dan juga Limbah yangdihasilkan dari
akti#itas manusia sehari-hari yang tidak diolah dengan benar atau dibuangtidak pada tempatnya inilah
yang selanjutnya mempengaruhi sistem penyanggakehidupan dan juga status kesehatan manusia.

Status kesehatan merupakan refleksi dari hasil akhir interaksi kompleks antarasistem biologis
internal dan sistem lingkungan eksternal se!ara keseluruhan. Statuskesehatan seseorang atau suatu
komunitas merupakan hasil interaksi berbagai faktor , baik faktor internal manusia maupun eksternal
manusia. Faktor internal initerdiri lagi dari faktor fisik dan psikis, sedangkan untuk faktor eksternal
terdiri dari berbagai faktor seperti so!ial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi,
penidikan dan sebagainya. Secara garis besar status kesehatan dipengaruhi oleh 4 0faktor,yaitu :
1. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yangmen!akup keadaan sumber daya
alam serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun di dalam lautan. 1ontohnya
adalah ketersediaan air bersih,lingkungan hijau yang !ukup, udara yang sehat, dan bebas
polusi.
2. Gaya hidup perilaku merupakan cara2 pemikiran hidup seseorang, contohnya kebiasaan
seseorang dalam merokok, mengkonsumsialkohol, makan makanan tidak sehat, dan
malas berolahraga.
3. Ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai,men!ukupi, dan mudah diakses.
4. Genetik atau keturunan. 1ontohnya0 penyakit-penyakit yang sifatnya turunandan
mempengaruhi sumber daya masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia berkaitan dengan permasalahan
sampah yang ada di Indonesia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui mengetahui informasi tentang lingkungan yang sehat, syarat-syarat lingkungan
sehat, dampak yang timbul akibat sampah, cara mengolah sampah dan cara memelihara agar
lingkungan tetap sehat.

D. Tinjauan Teori

1. Lingkungan yang Sehat


Lingkungan sehat adalah lingkungan yang mendukung terciptanya individu hingga
masyarakat yang sehat. Lingkungan sehat juga dapat didefinisikan sebagai lingkungan yang
terhindar dari hal-hal yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti berbagai bentuk limbah
(cair, padat dan gas), terhindar dari binatang-binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia
berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal-hal lain.
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.
Menurut World Health Organisation (WHO) tentang pengertian Kesehatan
Lingkungan adalah “Those aspects of human health and disease that are determined by
factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and
controlling factors in the environment that can potentially affect health,” atau bila
disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.” Menurut HAKLI (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia) definisi kesehatan lingkungan yaitu “Suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.”
Ilmu yang berkaitan dengan lingkungan yaitu kesehatan lingkungan. Dalam
kesehatan lingkungan dipelajari upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia (Sutomo, 1991). Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni dalam
mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya
pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi
yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit,
pencemaran dan kecelakaan sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Soenhadji, 1994).
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi
kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-
unsur atau faktor-faktor lingkungan yang beresiko terhadap kesehatan manusia dengan cara
identifikasi, analisis, intervensi rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang
menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal (Cahyono, 2000).

2. Syarat-syarat Lingkungan yang Sehat

Syarat-syarat lingkungan sehat antara lain sebagai berikut:

1) Udara bersih, tidak berbau, segar, dan terasa sejuk.


2) Ada tempat sampah dan keadaannya bersih. Dengan adanya tempat sampah, sampah jadi
tidak berserakan sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor/unsur,
berikut:
a. Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi,
letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan.
e. Pembuangan.

Selain terkait dengan pembuangan sampah, hal yang perlu diperhatikan juga dalam
mengelola kotoran/tinja. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut:
a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur.
c) Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar diperlukan,
harus dibatasi seminimal mungkin.
f) Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g) Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Tersedianya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Syarat-syarat kualitas air bersih di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
b) Syarat Kimia: Kadar Besi: maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l).
c) Syarat Mikrobiologis: Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
d) Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi. Dengan adanya
tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih. Selain itu, keadaan lingkungan rumah
akan terlihat lebih indah.
e) Pemukiman/tempat tinggal yang sehat.

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: pencahayaan, ruang gerak yang cukup, terhindar
dari kebisingan yang mengganggu.
b) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu: privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.

4. Dampak yang Ditimbulkan Sampah


Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah yang berlebihan
dapat mengundang serangga, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan,
mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan cukup
banyak. Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, antara lain: Diare, kolera, dan tifus
menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak
tepat dapat mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD
(Demam Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah dengan pengelolaan
sampahnya yang tidak memadai.
Selama ini ada anggapan bahwa sampah menimbulkan pemanasan global.
Berdasarkan penelitian anggapan tersebut tidak 100% benar. Sampah yang dibuang
begitu saja berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global, karena sampah dapat
menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu
ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai
kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan
berada di atmosfer selama sekitar 7-10 tahundan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,30C
per tahun.
Sampah dapat menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang sembarangan, salah
satunya yang dibuang kesungai atau aliran air lainnya. Lama kelamaan akan menumpuk
dan menyumbat aliran air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akan
meluap menyebabkan banjir. Selain pernyataan diatas, sampah juga dapat merusak
pemandangan.

4.1 Pengolahan Sampah

Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, sampah haruslah diolah atau didaur ulang dengan baik agar tidak mencemari
lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sampah yang selama ini kita buang
begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang
bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah
dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan, dan
pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan
mengalami proses-proses tertentu, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
Ada dua proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan secara
terbuka) dan sanitary landfill(pembuangan secara sehat). Pada proses open dumping,
sampah ditimbun secara bergantian dengan tanah sebagai lapisan penutupnya.
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat di daur ulang
secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya ke sistem
pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak
dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan dari sampah-
sampah tersebut.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan dalam pengolahan sampah.
Prinsip ini sering dikenal dengan 4R, yaitu:
 Reduse (mengurangi), sebisa mungkin kita meminimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan barang atau material,
semakin banyak sampah yang kita hasilkan
 Reuse (menggunakan kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
masih bisa dipakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian
barang sebelum barang menjadi sampah.
 Recycle (mendaur ulang), sebisa mungkin, barang-barang yang tidak berguna di
daur ulang kembali. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah
banyak industri informal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
 Replace (mengganti), teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan
hanya barang-barang yang lebih ramah lingkungan.
Dalam mengelola usaha daur ulang, kita bisa hanya melakukan satu dari kegiatan-
kegiatan berikut ini: pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan
pembuangan produk/material bekas pakai, atau jika usaha daur ulang berkembang dengan
pesat, kita bisa melakukan semua kegiatan tersebut secara bersamaan.

5. Cara Memelihara Lingkungan agar Tetap Sehat


a) Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada
masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia
dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil
yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja
berkaitan dengan kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak
perlu diperintah ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya. Mereka diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan,
maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin
dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang
sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun was-
was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan terus
belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman
dengan benar.
b) Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik.
Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan
sampah. Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk
merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang
begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya
menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang paling
tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap
di rumah tangga sampai di tempat pembuangan akhir. Atau juga bagaimana cara untuk
mendaur ulang sampah agar masih dapat untuk digunakan kembali.
c) Buatlah jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan secara
terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga
kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya.
Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat. Kita tak
akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya
kemauan dari diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini
seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang
hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin.
d) Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah
benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui
beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya
saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi
barang yang lebih berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau
memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang terpenting adalah bahwa sampah
tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam
dan lingkungan.
e) Membudayakan hidup bersih dan sehat seperti membiasakan untuk membuang
sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat bermanfaat jika diberikan juga kepada
anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola perilaku yang tercipta di bawah sadar.
Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah sampah adalah masalah yang klasik.
Namun dapat dipecahkan dengan banyak hal yang sederhana. Dengan membiasakan
untuk membuang sampah ke tempat sampah yang benar adalah hal awal untuk
menanggulangi masalah sampah ini.
6. Kesimpulan
Derajat kesehatan seseorang atau dalam sekelompok orang dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya perilaku/kebiasaan masyarakat, pelayanan kesehatan,
keturunan dan lingkungan. Di antara beberapa faktor tersebut, lingkungan adalah faktor
yang paling membawa pengaruh besar terhadap status kesehatan seseorang atau
sekelompok orang tersebut. Oleh karena itu setiap orang harus memperhatikan
lingkungan di sekitarnya, apakah lingkungannya bersih, terhindar dari sampah, dan dapat
mendukung untuk hidup sehat atau sebaliknya. Dengan menerapkan kebiasaan
berperilaku hidup bersih dan sehat, seseorang dapat meminimalisir terserang oleh
penyakit. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif memelihara lingkungan juga
dapat membangun suatu masyarakat yang memiliki kesadaran akan perilaku hidup bersih
dan sehat. Sehingga terciptanya suatu lingkungan yang seimbang dan harmonis antara
manusia dengan lingkungan dan organisme yang ada di dalamnya.

Daftar Pustaka

Anonim.2015.Kesehatan Lingkungan. http://www.materikesehatan.com/2015/04/contoh-


makalah-kesehatan-lingkungan.html, diakses tanggal 21 Desember 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.2015.Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan
Bersih. http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/menciptakan-lingkungan-yang-sehat-
dan- bersih/, diakses tanggal 22 Desember 2015.
Hapsari, Dwi.,Puti Sari, dan Julianty Pradono.2009.Pengaruh Lingkungan Sehat dan
Perilaku Hidup Sehat terhadap Status Kesehatan.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/2192/1090,
diakses tanggal 22 Desember 2015.
Kompas.2015.Sampah dan Dampaknya pada Kehidupan
Kita.http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/sampah-dan-
dampaknyapada-kehidupan-kita_5518255b813311a4689de839, diakses tanggal 10
Januari 2016.
Senja, Astri Mei.2014.Pengaruh Lingkungan Sehat terhadap Status
Kesehatan.https://www.academia.edu/8496493/PENGARUH_LINGKUNGAN_SEH
AT_TERHADAP_STATUS_KESEHATAN, diakses tanggal 21 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai