A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan unsur yang sangat berperan penting bagi kehidupan mahluk hidup,
terutama manusia. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terlepas dari lingkungan. Semua
aktivitas manusia membutuhkan peran lingkungan, baik untuk makan, minum, bekerja, bahkan
beristirahat pun memerlukan dukungan lingkungan hidup yang baik. Oleh karena itu, lingkungan
dapat dikatakan merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan manusia (Astri Mei.2014).
Dalam mengupayakan lingkungan yang sehat tak lepas dari permasalahan yang besar yaitu
sampah. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah dapat membawa dampak yang
buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk
tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius.
Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan
lai-lain) yang membawa kuman penyakit. Sampah menjadi sumber penyakit yang dapat memengaruhi
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu masyarakat harus menyadari pentingnya
kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan pengolahan sampah agar tidak menimbulkan
berbagai macam penyakit sekaligus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat ndonesia dan
masyarakat dunia umumnya. Masyarakat pada akhirnya mulai menyadariefek dari pembangunan
dunia yang besar-besaran baik dalam bidang te!hnology, so!ial, budaya, dan lain sebagainya terhadap
lingkungan dan pengaruhnya terhadap statuskesehatan mereka sendiri. "kti#itas manusia sehari-hari
terutama yang berhubungandengan pembangunan industri, transportasi, dan pemukiman merupakan
penyebab utamadari rusaknya lingkungan hidup. $erilaku beberapa oknum yang memanfaatkan
sumber daya alam habis-habisan %$emborosan& tanpa adanya tanggung jawab untuk menanamatau
mengelola kembali SD" yang telah diambil semena-mena dan juga Limbah yangdihasilkan dari
akti#itas manusia sehari-hari yang tidak diolah dengan benar atau dibuangtidak pada tempatnya inilah
yang selanjutnya mempengaruhi sistem penyanggakehidupan dan juga status kesehatan manusia.
Status kesehatan merupakan refleksi dari hasil akhir interaksi kompleks antarasistem biologis
internal dan sistem lingkungan eksternal se!ara keseluruhan. Statuskesehatan seseorang atau suatu
komunitas merupakan hasil interaksi berbagai faktor , baik faktor internal manusia maupun eksternal
manusia. Faktor internal initerdiri lagi dari faktor fisik dan psikis, sedangkan untuk faktor eksternal
terdiri dari berbagai faktor seperti so!ial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi,
penidikan dan sebagainya. Secara garis besar status kesehatan dipengaruhi oleh 4 0faktor,yaitu :
1. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yangmen!akup keadaan sumber daya
alam serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun di dalam lautan. 1ontohnya
adalah ketersediaan air bersih,lingkungan hijau yang !ukup, udara yang sehat, dan bebas
polusi.
2. Gaya hidup perilaku merupakan cara2 pemikiran hidup seseorang, contohnya kebiasaan
seseorang dalam merokok, mengkonsumsialkohol, makan makanan tidak sehat, dan
malas berolahraga.
3. Ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai,men!ukupi, dan mudah diakses.
4. Genetik atau keturunan. 1ontohnya0 penyakit-penyakit yang sifatnya turunandan
mempengaruhi sumber daya masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia berkaitan dengan permasalahan
sampah yang ada di Indonesia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui mengetahui informasi tentang lingkungan yang sehat, syarat-syarat lingkungan
sehat, dampak yang timbul akibat sampah, cara mengolah sampah dan cara memelihara agar
lingkungan tetap sehat.
D. Tinjauan Teori
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor/unsur,
berikut:
a. Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi,
letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan.
e. Pembuangan.
Selain terkait dengan pembuangan sampah, hal yang perlu diperhatikan juga dalam
mengelola kotoran/tinja. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut:
a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur.
c) Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar diperlukan,
harus dibatasi seminimal mungkin.
f) Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g) Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Tersedianya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Syarat-syarat kualitas air bersih di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
b) Syarat Kimia: Kadar Besi: maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l).
c) Syarat Mikrobiologis: Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
d) Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi. Dengan adanya
tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih. Selain itu, keadaan lingkungan rumah
akan terlihat lebih indah.
e) Pemukiman/tempat tinggal yang sehat.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: pencahayaan, ruang gerak yang cukup, terhindar
dari kebisingan yang mengganggu.
b) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu: privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, sampah haruslah diolah atau didaur ulang dengan baik agar tidak mencemari
lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sampah yang selama ini kita buang
begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang
bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah
dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan, dan
pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan
mengalami proses-proses tertentu, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
Ada dua proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan secara
terbuka) dan sanitary landfill(pembuangan secara sehat). Pada proses open dumping,
sampah ditimbun secara bergantian dengan tanah sebagai lapisan penutupnya.
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat di daur ulang
secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya ke sistem
pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak
dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan dari sampah-
sampah tersebut.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan dalam pengolahan sampah.
Prinsip ini sering dikenal dengan 4R, yaitu:
Reduse (mengurangi), sebisa mungkin kita meminimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan barang atau material,
semakin banyak sampah yang kita hasilkan
Reuse (menggunakan kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
masih bisa dipakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian
barang sebelum barang menjadi sampah.
Recycle (mendaur ulang), sebisa mungkin, barang-barang yang tidak berguna di
daur ulang kembali. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah
banyak industri informal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
Replace (mengganti), teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan
hanya barang-barang yang lebih ramah lingkungan.
Dalam mengelola usaha daur ulang, kita bisa hanya melakukan satu dari kegiatan-
kegiatan berikut ini: pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan
pembuangan produk/material bekas pakai, atau jika usaha daur ulang berkembang dengan
pesat, kita bisa melakukan semua kegiatan tersebut secara bersamaan.
Daftar Pustaka