Anda di halaman 1dari 5

Indo. J. Chem. Sci.

3 (2) (2014)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

SINTESIS PLASTIK BIODEGRADABLE DARI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN


KITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL

Meilina Rahayu Utami *), Latifah dan Nuni Widiarti


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Limbah plastik merupakan masalah lingkungan dikarenakan plastik sulit
Diterima Juni 2014 terdegradasi. Plastik biodegradable menjadi salah satu solusinya. Pati merupakan
Disetujui Juli 2014 polimer alami yang dapat digunakan untuk produksi plastik biodegradable karena
Dipublikasikan Agustus 2014 sumbernya melimpah, dapat diperbaharui dan mudah terdegradasi misalnya kulit
pisang raja. Namun plastik biodegradable dari pati memiliki sifat yang kurang
elastis dan bersifat hidrofilik sehingga perlu ditambahkan bahan tambahan lain
Kata kunci:
untuk meningkatkan karakteristik mekaniknya. Penambahan plasticizer dengan
plastik biodegradable
maksud meningkatkan elastisitas untuk memperlemah kekakuan dari polimer,
limbah kulit pisang raja
misalnya gliserol. Serta penambahan aditif lain seperti kitosan, karena kitosan
gliserol
yang memiliki sifat hidrofob sehingga dapat mengurangi sifat hidrofiliknya.
kitosan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mensintesis platik biodegradable dari
limbah kulit pisang raja dengan penambahan gliserol dan kitosan serta
karakteristiknya. Dari hasil penelitian diperoleh plastik berupa lembaran tipis
berwarna cokelat (film plastik) yang telah diuji sifat mekaniknya sehingga
didapatkan kondisi terbaik yaitu formulasi pati-kitosan 6:4 g/g adalah pada
konsentrasi plasticizer gliserol 15 % dengan kekuatan tarik 12,36 Mpa, persen
elongasi 2,3 % dan persen air terserap 20,75%.

Abstract

Plastic waste is an environmental problem due to hard plastic degraded.


Biodegradable plastics into one solution. Starch is a natural polymer that can be
used for the production of biodegradable plastics because the source is abundant,
renewable and readily degradable eg plantain skin. However, biodegradable
plastics from starch has properties that are less elastic and hydrophilic, so it needs
to add other additives to improve the mechanical characteristics. The addition of
plasticizerin order to weaken the stiffness increases the elasticity of the polymer,
such as glycerol. And the addition of other additives such as chitosan, since
chitosan has hydrophobic properties that may reduce the hydrophilic.This
research was conducted with the aim to synthesize biodegradable plastic waste
from plantain skin with the addition of glycerol and chitosan and characteristic.
For results were obtained in the form of a thin sheet of plastic brown(plastic film)
that have been tested mechanical properties to obtain the best conditions for the
formulation of starch-chitosan 6:4g/g is at a concentration of 15% glycerol
plasticizer to12.36 MPa tensile strength, percent elongation 2.3% and 20.75%
percent of the water is absorbed.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: melin_loph3ly@rocketmail.com ISSN NO 2252-6951
MR Utami / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)
Pendahuluan pangan pokok, seperti limbah kulit pisang raja.
Penggunaan plastik sebagai kemasan Kulit pisang raja merupakan bahan
semakin meningkat, sehingga menyebabkan buangan pisang raja hanya digunakan sebagai
penumpukan sampah plastik. Hal tersebut akan makanan ternak seperti kambing, sapi, dan
berdampak pada pencemaran lingkungan kerbau. Kulit pisang raja memiliki kandungan
karena sampah plastik merupakan sampah yang pati 18,50 g/100 g kulit pisang raja sehingga
sulit terurai oleh mikroorganisme. Berdasarkan kulit pisang raja dapat digunakan sebagai
data yang diperoleh setiap tahun, sekitar 500 biopolimer yang dapat terdegradasi secara
miliar hingga satu triliun kantong plastik mudah di alam dan bersifat dapat diperbarui
digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap (Apriliana; 2008). Namun plastik biodegradable
orang menghabiskan 170 kantong plastik tiap dari pati memiliki sifat yang kurang elastis dan
tahun dan lebih dari 17 miliar kantong plastik bersifat hidrofilik sehingga perlu ditambahkan
dibagikan secara gratis oleh supermarket di bahan tambahan lain untuk meningkatkan
seluruh dunia setiap tahun (Margianto; 2010). karakteristik mekaniknya (Darni & Utami;
Sampah plastik rata-rata memiliki porsi 2010). Penambahan plasticizer dengan maksud
sekitar 10 persen dari total volume sampah. meningkatkan elastisitas untuk memperlemah
Berdasarkan penelitian, kurang dari 1% plastik kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan
dapat dihancurkan karena sampah plastik fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer seperti
berbahan polimer sintetik yang tidak mudah gliserol, karena gliserol memiliki kemampuan
diurai organisme dekomposer. Memerlukan mengurangi ikatan hidrogen internal pada
waktu 300-500 tahun agar dapat terdekomposisi ikatan intermolekuler. Serta penambahan aditif
atau terurai sempurna. Saat terurai, partikel- lain seperti kitosan, karena kitosan yang
partikel plastik akan mencemari tanah dan air memiliki sifat hidrofob sehingga dapat
tanah. Pembakaran plastik juga bukan pilihan mengurangi sifat hidrofiliknya (Darni & Utami;
baik. Plastik yang tidak sempurna terbakar 2010).
pada suhu 800oC akan membentuk dioksin yang Berdasarkan dari sifat-sifat yang dimiliki
berbahaya bagi kesehatan (Vedder; 2008). kulit pisang raja, gliserol dan kitosan maka pada
Plastik merupakan bahan kimia sintetik penelitian ini peneliti telah meneliti bagaimana
yang bersifat ringan, kuat, dan elastis. Namun mensintesis plastik biodegradable dengan bahan
plastik juga memiliki sifat tidak mudah terurai, utamanya adalah limbah kulit pisang raja
sehingga mencemari lingkungan apabila dengan penambahan kitosan dan plasticizer
penanganannya tidak tepat. Saat ini dilakukan gliserol.
berbagai upaya dan inovasi untuk mengurangi Metode Penelitian
dampak sampah plastik, diantaranya dengan Alat yang digunakan dalam penelitian
proses daur ulang plastik dan pengembangan meliputi neraca analitik, micrometer scrup,
plastik ramah lingkungan (Darni & Utami; spektrofotometer IR Shimadzu, ASTM D 638.
2010). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
Pengembangan plastik biodegradable telah ini antara lain limbah kulit pisang raja,
banyak dilakukan, terutama dengan bahan- CH3COOH dengan grade pro analyst buatan
bahan alam yang mengandung pati. Pati Merck, aquades, kitosan, dan plasticizer gliserol
merupakan bahan yang dapat atau mudah (Glycerin ph, BrataCo.).
terdegradasi menjadi senyawa-senyawa ramah Pembuatan pati kulit pisang berdasarkan
lingkungan. Bahan alam yang sering digunakan Anneke, et al. (2011) yang telah dimodifikasi,
sebagai penelitian adalah umbi-umbian. Pem- kulit pisang raja dicuci sampai bersih, kemudian
buatan plastik biodegradable dari komposit pati dipotong kecil-kecil. Setelah dipotong kemudian
ubi jalar dan singkong mampu menghasilkan diblender dan disaring dengan saringan plastik.
performansi yang cukup baik yaitu memiliki Filtrat diendapkan selama satu hari, endapan
ketahanan panas maksimum film plastik yang dihasilkan kemudian dikeringkan dibawah
biodegradable yang dihasilkan menunjukkan hasil sinar matahari selama ± 6 jam kemudian di-
yang cukup baik yakni 100oC (Huda & Firdaus; giling. Hasil gilingan diayak dengan mengguna-
2007). Namun demikian singkong merupakan kan ayakan.
bahan pangan pokok pengganti beras yang
Pembuatan plastik biodegradable dilakukan
banyak dibutuhkan untuk ketahanan pangan.
berdasarkan metode yang diperoleh dari Darni
Sehingga perlu dicari suatu bahan yang
et al. (2009) dan Larotonda, et al. (2004). Pati
mengandung pati tetapi tidak berasal dari bahan
164
MR Utami / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)

dan air dicampurkan dengan perbandingan 1:20


dalam gelas beaker. Campuran diletakkan pada
hot plate dan diaduk dengan magnetic stirrer pada
suhu 90oC selama 25 menit. Ditambahkan
gliserol dengan konsentrasi 15, 20, 25, 30, dan
35% pada campuran tersebut dan aduk selama
1 jam agar homogen. Kemudian larutan di-
dinginkan. Larutan sebanyak 50 mL dimasuk-
Gambar 1. Pengaruh konsentrasi gliserol terha-
kan ke dalam cetakan dan diratakan. Kemudian dap kuat tarik
diletakkan dalam oven pada suhu 60oC selama Pada Gambar 1. terlihat pengaruh penam-
24 jam. Setelah itu dimasukkan dalam desikator bahan gliserol terhadap kuat tarik semakin
selama 24 jam. Kemudian plastik dilepaskan menurun seiring bertambahnya gliserol, hal ini
dari cetakannya. Uji kuat tarik dilakukan di dikarenakan plasticizer dalam jumlah yang
laboratorium Bahan Teknik Mesin UGM, tinggi menyebabkan bahan tersebut menjadi
sedangkan karakterisasi gugus fungsi plastik elastis sehingga menurunkan tensile strengh
biodegradable dilakukan di laboratorium Kimia bahan tersebut (Darni, et al.; 2010). Hasil terbaik
FMIPA UGM. kuat tarik terdapat pada sampel plastik dengan
Uji ketahanan air didasarkan pada metode penambahan gliserol sebesar 15 %. Dikarenakan
yang dilakukan oleh Pimpan, et al. (2001) dan plastik yang memiliki kuat tarik yang besar tidak
Darni, et al. (2009). Plastik dipotong dengan akan mudah rusak karena jumlah gliserol yang
ukuran 1 cm x 1 cm. Ditimbang dengan neraca ditambahkan masih sedikit. Hal tersebut
analitik. Plastik dimasukkan ke dalam gelas dikarenakan semakin banyak ikatan hidrogen
beaker 10 mL yang diisi akuades sebanyak 5 yang terdapat dalam plastik sehingga ikatan
mL. Didiamkan pada suhu kamar. Diambil tiap kimianya semakin kuat dan sulit diputus karena
menit, air di permukaan plastik dilap dengan memerlukan energi yang besar untuk memutus
kertas tisu, kemudian ditimbang. Langkah ini ikatan tersebut (Sanjaya & Puspita; 2011).
diulang-ulang sampai diperoleh berat konstan. Dengan demikian konsentrasi gliserol 15%
Uji biodegradabilitas didasarkan pada digunakan dalam sintesis plastik dengan sebagai
metode yang dilakukan oleh Pimpan, et al. dasar sintesis plastik biodegradable dengan bahan
(2001). Plastik dipotong dengan ukuran 5 cm x tambahan adalah kitosan untuk meningkatkan
1 cm. Dikeringkan dalam desikator dan ditim- sifat hidrofobnya. Hasil pengujian kuat tarik dan
bang sampai diperoleh berat konstan. Uji ini persen elongasi dapat dilihat pada Gambar 2
dilakukan dalam medium tanah, dengan cara dan Gambar 3.
melubangi tanah yang akan digunakan sebagai
media. Lubang-lubang tersebut berkedalaman 5
cm dan diameter ± 20 cm. Sampel dikubur
dalam tanah selama 1 minggu. Kemudian
sampel dikeringkan dalam desikator lagi dan
ditimbang sampai diperoleh berat konstan.
Hasil dan Pembahasan
Parameter yang diukur dalam sifat Gambar 2. Pengaruh perbandingan pati dan
mekanik diantaranya adalah kuat tarik dan kitosan terhadap kuat tarik
persen elongasi. Sampel plastik yang dihasilkan Gambar 2. menyajikan pengaruh per-
dipotong sesuai spesimen standar ASTM D638 bandingan pati dan kitosan terhadap kuat tarik,
untuk diuji kuat tarik dan persen elongasi. Kuat diperoleh kuat tarik terjadi peningkatan
tarik merupakan salah satu uji untuk sehingga dapat disimpulkan bahwa kitosan
mengetahui tegangan maksimum suatu bahan. dapat meningkatkan kuat tarik. Dapat dilihat
Kuat tarik pada plastik biodegradable dipengaruhi terjadi penurunan pada perbandingan pati:kito-
komponen penyusunnya yaitu pati, gliserol dan san 5:5. Penurunan ini disebabkan oleh adanya
kitosan. Sedangkan persen elongasi merupakan penambahan kitosan yang mencapai setengah
parameter yang menunjukkan sifat elastis plastik berat campuran sehingga proses pencampuran
biodegradable. Hasil pengujian sifat mekanik kurang sempurna. Proses pencampuran yang
plastik biodegradable dengan variasi gliserol kurang homogen mengakibatkan distribusi
dapat dilihat dalam Gambar 1. molekul komponen penyusun plastik kurang
merata, sehingga material yang dihasilkan

165
MR Utami / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)

memiliki kuat tarik mengalami penurunan. Dan Pada Gambar 4. plastik dengan perban-
juga terlihat pada tekstur permukaannya yang dingan pati: kitosan memiliki ketahanan terbaik
masih kasar, yang menandakan kurang homo- adalah 5:5, dengan persen air terserap 20,75%.
gen (Buzarovska, et al.; 2008). Penambahan kitosan menjadikan plastik
memiliki nilai persen air terserap menjadi kecil.
Hal ini karena kitosan memiliki sifat hidrofobik
dan tidak larut dalam pelarut air. Namun hasil
yang diperoleh belum sepenuhnya baik karena
plastik masih cenderung menyerap air yaitu
20,75%, hal ini juga dipengaruhi oleh adanya
gugus OH- pada plastik yang menyebabkan
bioplastik ini masih bersifat hidrofilik (Darni &
Gambar 3. Pengaruh perbandingan pati dan Utami; 2010).
kitosan terhadap % elongasi Plastik biodegradable memiliki keunggulan
Pada uji persen elongasi diperoleh hasil dibandingkan plastik sintetis yang terbuat dari
dari perbandingan pati: kitosan 10:0 mengalami minyak bumi yaitu dalam hal lama waktu
kenaikan dan mengalami penurunan pada terdegradasinya. Plastik biodegradable lebih
perbandingan 7:3. Hal ini disebabkan oleh mudah terdegradasi di alam sedangkan plastik
semakin menurunnya jarak ikatan inter- sintesis membutuhkan waktu lama. Hal tersebut
molekulernya (Sanjaya & Puspita; 2011). disebabkan karena komponen penyusun di-
Dengan demikian dapat disimpulkan adanya dalamnya yang merupakan bahan alam yang
penambahan kitosan juga dapat meningkatkan mudah terdegradasi. Hal ini dikarenakan
elastisitas plastik. Diperoleh hasil terbaik pada plastik yang dihasilkan mengandung gugus
plastik yang memiliki kuat tarik terbaik yaitu hidroksi dan gugus karbonil (CO) dan gugus
pada perbandingan pati: kitosan 6:4. Hal ester (COOH), gugus tersebut menandakan
tersebut dikarenakan semakin banyak ikatan bahwa plastik mampu terdegradasi dengan baik
hidrogen yang terdapat dalam plastik sehingga di dalam tanah. Hasil pengujian biodegradabi-
ikatan kimianya semakin kuat dan sulit diputus litas disajikan pada Gambar 5.
karena memerlukan energi yang besar untuk
memutus ikatan tersebut (Sanjaya & Puspita;
2011).
Pada pengujian ketahanan air, penambah-
an kitosan sebagai bahan pendukung merupa-
kan salah satu campuran dari plastik biodegra­
dable yang menyebabkan plastik biodegradable
tersebut memilki ketahanan terhadap air, hal ini
karena kitosan sendiri adalah senyawa yang
bersifat hidrofobik. Dimana kitosan memodifi- Gambar 5. Pengaruh perbandingan pati dan
kasi molekul pati dengan proses grafting atau kitosan terhadap persen kehilangan berat
pencangkokan molekul kitosan kedalam Gambar 5. membuktikan bahwa plastik
molekul pati sehingga kitosan akan mampu yang dihasilkan bersifat biodegradable. Sifat yang
mereduksi sifat dari pati yang pada dasarnya cenderung hidrofil membuat plastik lebih cepat
bersifat hidrofilik. Berdasarkan uji yang dilaku- terdegradasi. Hasil yang diperoleh persen berat
kan didapat bahwa kondisi terbukti menurun- yang hilang semakin kecil dari perbandingan
kan sifat hidrofil plastik yang dihasilkan. Hasil pati:kitosan adalah 10:0 dikarenakan penam-
uji ketahanan air disajikan dalam Gambar 4. bahan kitosan akan mengurangi sifat hidrofil
dari plastik. Sehingga plastik tidak mudah
menyerap air. Hal yang sangat berpengaruh
dalam proses biodegradasi diantaranya adalah
pengaruh mikroorganisme (bakteri), jamur, dan
alga serta aktivitas enzim, selain itu sifat
hidrofobik bahan adiktif, proses produksi,
struktur polimer, morfologi dan berat molekul
plastik tersebut. Faktor eksternal lain di-
Gambar 4. Pengaruh pati dan kitosan terhadap antaranya adalah kondisi lingkungan (suhu,
persen air yang terserap
intensitas cahaya matahari, dan kelembaban)
166
MR Utami / Indonesian Journal of Chemical Science 3 (2) (2014)

(Rochmadi, et al.; 2006). Apriliana, E. 2008. Pengaruh Variasi Substrat dan


Analisis gugus fungsi plastik biodegradable Lama Fermentasi terhadap Produksi Alkohol
Pisang Klutuk (Musa branchycarpa). Skripsi.
dari limbah kulit pisang raja bertujuan untuk Malang: Universitas Negeri Malang
mengetahui perubahan gugus fungsi dalam Buzarovska, G. Bogoeva, A. Grozdanov, M.
sampel. Dari hasil analisis gugus fungsi meng- Avella, G. Gentile & M. Errico. 2008.
gunakan FT-IR diperoleh hasil spektrum yang Potential Use of Rice Straw as Filler in
ditunjukkan dalam Tabel 1. Eco-composite Material. Australian Journal
Tabel 1. Hasil analisis gugus fungsi mengguna- of Crop Science. 1 (2): 37-42
kan FT-IR Darni, Y, H. Utami & S.N. Asriah. 2009.
Peningkatan Hidrofobisitas dan Sifat Fisik
Plastik Biodegradabel Pati Tapioka dengan
Penambahan Selulosa Residu Rumput Laut
Euchema spinossum. Seminar Hasil Pene-
litian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Lampung: Universitas Lampung
Dapat dilihat pada Tabel 1. bahwa gugus Darni, Y, S. Ismiyati & T. Marbun. 2010.
fungsi pada bioplastik merupakan gabungan Influence Concentration of Plasticizer and
dari gugus fungsi spesifik yang terdapat pada Formulation of Banana Starch Chitosan to
masing-masing komponen penyusun bioplastik Mechanical Property and Water Uptake of
Bioplastic. International Journal of Enginee­
tersebut. Dimana gugus gabungan tersebut ring and Science. 7 (4):1-8
terbentuk akibat adanya proses modifikasi pati Darni, Y & H. Utami. 2010. Studi Pembuatan
yang disebut dengan grafting atau pencangkokan dan Karakteristik Sifat Mekanik dan
dimana terjadi perubahan letak gugus fungsi, Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum.
gugus OH- putus dan berganti posisi dengan Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 7
gugus dari kitosan dan gliserol. Akibatnya (4): 88-93
intensitas OH karboksil antar molekul yang Harnist, H & D. Utami. 2009. Penentuan
terjadi semakin sedikit dibanding dengan bahan Kondisi Optimum Konsentrasi Plasticizer
Pada Sintesa Plastik Biodegradable Ber-
utama pati. Sedangkan pada plastik dengan bahan Dasar Pati Sorgum. Jurnal Penelitian
penambahan gliserol dan kitosan memiliki dan Sains.
intensitas OH karboksil yang lebih besar Huda, T & F. Firdaus. 2007. Karakteristik
dibandingkan dengan plastik yang hanya Fisikokimiawi Film Plastik Biodegradable
ditambah gliserol. Hal tersebut disebabkan dari Komposit Pati Singkong-Ubi Jalar.
karena adanya gugus OH karboksil yang ada Jurnal Penelitian dan Sains “Logika”. 4 (2):
3-10.
pada kitosan yang menambah intensitas gugus
OH karboksil (Harnist & Utami; 2009). Hal Larotond, F., K.N. Matsui, V. Soldi & J.B.
Laurindo. 2004. Biodegradable Films
tersebut menunjukkan bahwa spektra FT-IR Made from Raw and Acetylated Cassava
plastik yang disintesis, tidak terdapat serapan Starch. Brazilian Archieves of Biology and
gugus fungsi baru apabila dibandingkan dengan Technology Journal. 47 (3): 477-484
spektra FT-IR pati kulit pisang raja karena Margianto, H. 2010. Inilah Bahaya Kantong
gugus fungsi plastik sama dengan komponen Plastik. Online. Tersedia di Kompas.com
penyusunnya. [diakses 12 Februari 2012]
Pimpan, V, K. Ratanarat & M. Pongchawana-
Simpulan kul. 2001. Preliminary Study on Prepara-
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tion of Biodegradable Plastic from Modi-
bahwa komposisi terbaik dari bahan-bahan fied Cassava Starch. Journal Science.
pembuat plastik dihasilkan oleh campuran pati- Chulalongkom University, 26 (2)
gliserol-kitosan dengan perbandingan pati:kito- Rochmadi, M., W. Firman & T. Setiadi. 2006.
san 6:4 dengan penambahan plasticizer gliserol Uji Biodegradabilitas Produk PHA (Poli­
15% dengan nilai kuat tarik sebesar 8,55 Mpa, hidroksialkanoat) dari Air Limbah Tapioka.
Seminar Nasional Teknik Kimia Indo-
elongasi 13,52%, ketahanan air 20,75% dan nesia. Palembang
biodegradabilitasnya plastik biodegradable mem- Sanjaya, I.G & T. Puspita. 2011. Pengaruh
butuhkan waktu terurainya yaitu 44 hari 6 jam. Penambahan Khitosan dan Plasticizer Gliserol
Daftar Pustaka pada Karakteristik Plastik Biodegradable dari
Anneke, A. Pranoto, L. Mulyandari, R.A. Pati Limbah Kulit Singkong. Skripsi.
Gunawan & D.H. Budiarto. 2011. Peng­ Surabaya: ITS
olahan Kulit Pisang Sebagai Pakan Ternak. Vedder, T. 2008. Edible Film. Online. Tersedia di
Makalah IPTEK Pengolahan Bahan http://japemethe.port5.com (diakses 26
Pakan. Malang: Universitas Brawijaya Agustus 2009)

167

Anda mungkin juga menyukai