SOSIOLOGI KESEHATAN
SOSIOLOGI KESEHATAN DAN MASYARAKAT
DOSEN PEMBIMBING :
Sainuddin, S. SiT, M. Mkes
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
A.Malfira Andriani (PO714261202001)
Haryanto Arif (PO714261202009)
Firda Indriani (PO714261202008)
Nur Annisa (PO714261202015)
Nurfitrah Fridayana Anfar (PO714261202019)
KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI PROGRAM STUDI D-IV ALIH JENJANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah Sosiologi Kesehatan Dan Masyarakat” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Kesehatan. Dengan keterbatasan
waktu yang diberikan serta pengetahuan yang kurang luas, maka penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak
kekurangan serta kesalahan yang masih harus di perbaiki. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, berguna sebagai penunjang
dan gambaran pembelajaran Mikrobiologi nantinya, terutama bagi yang berkepentingan.
Aamiin
KELOMPOK 8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II Pembahasan
A. Pengertian
B. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern
C. Gejala-gejala Modernisasi
D. Ciri-ciri Masyarakat Modern
E. Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern
F. Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia
pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak
lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan
pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini
berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada
hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya
dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang
sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu
bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan.
Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan
kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau
kebudayaan itu sendiri.
Lokalitas kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi
norma kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan,
mengambil sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat
dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau social change. Perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya.
Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk
menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar
terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut
Prof Sartono, asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk
menuju budaya yang bermutu.
Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan
atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi
kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang
disebut etos bangsa itu muncul. Sebenarnya etos bangsa kita juga sudah banyak
disinggung oleh para pujangga seperti dalam “Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV
yang disebutnya sebagai etos “mesu budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk
mementingkan penampilan yang bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam
bahasa modern disebut juga etos intelektual.
A. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang Sosiologi
Kesehatan.
B. Manfaat
Agar Mahasiswa dapat memahami tentang sosiologi kesehatan dan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socious berari berteman,
berkawan, atau bermasyarakat dan logos berarti ilmu berteman, ilmu berkawan, ilmu
bermasyarakat, atau ilmu kemasyarakatan.
Sosiologi Kesehatan adalah ilmu sosiologi yang membahasa masalah
kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat membahas kesehatan penduduk,
kesehatan keluarga, kesehatan rumah tangga di masyarakat, dan objek formal
sosiologi adalah “interaksi”.
Sosiologi Masyarakat adalah sebagai kesatuan yang tetap dari orang-orang
yang hidup di daerah tertentu dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok
berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mana memiliki rasa kesatuan dan
identitas bersama, berinteraksi satu sama lain secara kontinu, serta hidup dalam suatu
negara yaitu negara Indonesia.
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa
kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga
disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut
masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya
gelandangan.
B. Faktor-faktor yang Mendorong
Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern
1. Perkembangan ilmu
2. Perkembangan teknologi
3. Perkembangan industri
4. Perkembangan ekonomi
C. Gejala-gejala Modernisasi
1. Bidang IPTEK
Gejala Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan
pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran
masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Gejala Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas
ekonomi dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang
memperhatikan kelestarian alam sekitar.
3. Bidang Politik dan Idiologi
Pada bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan
perwakilan yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya,
dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial.
III. Pranata Keluarga :
1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang
cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipi
IV. Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi,
disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
V. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud
demokratisasi masyarakat.
E. Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern
1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia
mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu.
Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia
terasing, manusia kosong, manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik luar
biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri,
tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita
impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir
sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita kehabisan
darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan
tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern
sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi
masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah masalah
makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat
orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan
berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan
pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang
rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam
hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan
berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin
dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu
mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem
pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu
kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perubahan sosial mendorong munculnya semangat-semangat untuk menciptakan
produk baru , sehinnga terjadilah revolusi industri, dan kemunculan semangat asketisme
intelektual. Kemudian, asketisme intelektual menimbulkan etos intelektual, dan inilah
yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru
guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut
dengan istilah Modernisasi.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya
modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai
masyarakat yang modern.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.edudetik.com/2013/11/makalah-sosiologi-kesehatan-masyarakat.html?
m=1#
2. http://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/11/17/studi-masyarakat-indonesia/
3. A.Iskandar, 2012. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=VDP4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=sosiologi+kesehatan+dan+
masyarakat&ots=zTHyvCm1fO&sig=60KNXCiL86VMxsrx3b7gclpL2t8&redir_esc=
y#v=onepage&q=sosiologi%20kesehatan%20dan%20masyarakat&f=false di akses
pada bulan Desember 2012
4. Baluya Bagja, 2007, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat,
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=1ayp70vvhXMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=sosiologi+kesehatan+dan+m
asyarakat&ots=vGyhvkgz8m&sig=6zsA8EaWCTRXnADu6KRDGWAfwZI&redir_e
sc=y#v=onepage&q=sosiologi%20kesehatan%20dan%20masyarakat&f=false di
akses bulan Juni 2007