Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu

penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Menurut Bloom, 60% faktor yang

menentukan status kesehatan seseorang adalah kondisi lingkungannya. Upaya terapi harus

bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner.

Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman perawatan yang tidak

menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi pasien dengan

gangguan fisik dan gangguan mental. Ada kecenderungan lingkungan rumah sakit menjadi

stresor bagi pasien .

Manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan, sehingga aspek lingkungan harus mendapat

perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia.

Lingkungan berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang yang akan berdampak pada

kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak baik pada kondisi fisik

maupun kondisi psikologis seseorang. Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta

pengalaman perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap

kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Lingkungan tersebut

akan berpengaruh pula pada proses perawatan di rumah sakit, hal ini pada akhirnya akan

menentukan keberhasilan perawatan dan pengobatan.

Nightingale percaya bahwa tubuh manusia memiliki daya penyembuhan dan tugas perawat

beserta tim kesehatan hanyalah menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung penyembuhan

alamiah tersebut. Milieu Therapy (Terapi Lingkungan) telah ada sejak akhir tahun 1800-an
ketika perawatan moral dan lingkungan terapeutik menjadi isu utama dalam masalah

keperawatan jiwa. Milieu Therapy dapat menjadi alat terapeutik yang ampuh ketika individu

yang dinamis dan sistem sosial dapat digabungkan dalam sebuah perencanaan dan cara yang

berarti untuk mengatur dan mengubah perilaku dan hubungan social.

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebagai tempat pelayanan kesehatan jiwa terhadap

pasien,telah melaksanakan kegiatan beberapa jenis terapi lingkungan guna memberikan tingkat

penyembuhan yang optimal bagi pasien. Adapun beberapa kegiatan rehabilitasi pasien jiwa yang

telah dilaksanakan di RSJ Provinsi Bali adalah terapi kerja, terapi postural, terapi olahraga, ward

meeting, terapi seni dan terapi aktivitas kelompok. Namun dari semua jenis terapi lingkungan

belum semua pernah dilakukan di lingkungan RSJ Provinsi Bali. Untuk itu refrensi Milieu Terapi

ini menjadi sangat menarik karena akan menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan terapi

lingkungan yang lebih lengkap terhadap pasien.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pemahaman dan gambaran mengenai terapi lingkungan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi konsep terapi lingkungan.

b. Mengidentifikasi konsep terapi lingkungan pada kondisi khusus.


BAB II
TREND ISSU KEPERAWATAN JIWA
MILLIEU THERAPY (TERAPI LINGKUNGAN)

1. Definisi Terapi Lingkungan

Terapi lingkungan (milieu therapy) berasal dari bahasa Prancis yang berarti

perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik (mendukung

kesembuhan) (Yosep,2009).

Menurut Wilson (1992) Mileu Therapy adalah penggunaan lingkungan untuk

tujuan terapeutik. Setiap interaksi dengan pasien dipandang dapat memberikan hasil yang

menguntungkan dalam meningkatkan fungsi yang optimal.

2. Tujuan Terapi Lingkungan

Menurut Stuart dan Laraia (2001), miliue Therapy mempunyai dua tujuan utama, yaitu :

a. Mengatur batas gangguan perilaku dan perilaku maladaptif

b. Mengajarkan kemampuan psikologi

Tujuan Milieu Therapy antara lain :

a. Meningkatkan pengalaman positif pasien gangguan mental/psikologis.

b. Membantu individu dalam meningkatkan harga diri.

c. Meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

d.   Menumbuhkan sikap percaya pada orang lain.

e. Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat dan mencapai perubahan kesehatan yang

positif/optimal.
3. Karakteristik

Adapun karakteristik lingkungan untuk mendukung tujuan terapeutik proses kesembuhan

adalah sebagai berikut :

a. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.

b. Pasien merasa senang/nyaman dan tidak merasa takut dengan lingkungannya.

c. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi.

d. Lingkungan RS terutama bangsal yang bersih.

e. Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.

f. Personal dari lingkungan RS / bangsal menghargai pasien sebagai individu yang

memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai respon

adanya stress.

g. Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan / larangan dan

memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk

perilaku yang baru.

Disamping hal tersebut terapi lingkungan harus memiliki karakteristik :

a. Memudahkan perhatian tehadap apa yang terjadi pada individu dan kelompok selama

24 jam.

b. Adanya proses pertukaran informasi

c. Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan.

d. Pasien merasa senang, nyaman, aman dan tidak merasa takut baik dari ancaman

psikologis, maupun ancaman fisik.

e. Penekanan pada sosialisai dan interaksi kelompok dengan focus komunikasi

terapeutik.
f. Staf membagi tanggung jawab bersama pasien \

g. Personal dari lingkungan menghargai klien sebagai individu yang memiliki hak,

kebutuhan, dan tanggung jawab.

h. Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.

4. Jenis-Jenis Terapi Lingkungan

a. Terapi Rekreasi

Yaitu terapi yang menggunakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada waktu luang,

dengan tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan

serta mengembangkan kemampuan hubungan social.

b. Terapi kreasi seni

Perawat dalam terapi ini berperan sebagai leader atau bekerjasama dengan orang lain

yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat, diantaranya

adalah :

1) Dance therapy / menari

Suatu terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non-verbal dengan menggunakan

gerakan-gerakan tubuh dimana mengkomunikasikan tentang perasaan-perasaan

dan kebutuhan-kebutuhan.

2) Terapi musik

Terapi ini dilakukan melalui music, dengan music akan memberikan kesempatan

kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya seperti marah, sedih,

kesepian.

3) Terapi menggambar atau melukis


Terapai ini akan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan

tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya.

4) Literature/biblio therapy

Terapi dengan kegiatan membaca seperti novel, majalah, buku-buku dan

kemudian mendiskusikan diantara pasien tentang pendapat-pendapatnya terhadap

topic yang dibaca. Tujuan dari terapi ini adalah mengembangkan wawasan diri

dan bagaimana mengekspresikan perasaan / pikiran dan perilaku yang sesuai

dengan norma-norma yang ada.

c. Pet therapy

Terapi ini bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan

hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian,

menyendiri. Sarana yang dipergunakan dalam terapi ini adalah binatang-binatang

dimana dapat memberikan respon menyenangkan kepada pasien.

d. Plant therapy

Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan pasien untuk memelihara sesuatu / makhluk

hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi dengan pribadi lainnya.

Kegiatan ini menggunakan tanaman atau tumbuhan sebagai objek dalam mencapai

tujuan terapi.
5. Terapi Lingkungan Pada Kondisi Khusus

a. Klien Rendah Diri, Depresi, dan Bunuh Diri

1) Lingkungan fisik :

a) Ruangan nyaman dan aman.

b) Terhindar dari alat yang dapat digunakan untuk menciderai diri sendiri atau orang

lain.

c) Alat-alat medis, obat-obatan dan jenis cairan medis dilemari dalam keadaan

terkunci.

d) Ruangan harus ditempatkan dilantai satu dan keseluruhan ruangan mudah

dipantau petugas kesehatan.

e) Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan

meningkatkan gairah hidup pasien, warna dinding cerah.

f) Adanya bacaan ringan, lucu dan memotivasi hidup.

g) Hadirkan musik ceria, TV dan film komedi.

h) Lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.

2) Lingkungan sosial :

a) Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering

mungkin.

b) Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan keperawatan atau

kegiatan medis lainnya.

c) Menerima pasien apa adanya.

d) Jangan mengejek, merendahkan.


e) Meningkatkan harga diri pasien

f) Membantu menilai dan meningkatkan hubungan sosial secara bertahap.

g) Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya.

h) Sertakan keluarga dalam rencana askep

i) Jangan membiarkan pasien sendiri terlalu lama.

b.      Klien Amuk

1) Lingkungan fisik :

a)   Ruangan aman dan nyaman dan mendapat pencahayaan yang cukup.

b) Pasien satu kamar satu orang, bila sekamar lebih dari satu jangan dicampur antara

yang kuat dengan yang lemah.

c) Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci, tersedia kebijakan dan

prosedur tertulis tentang protokol pengikatan dan pengasingan secara aman, serta

protokol pelepasan pengikatan.

2) Lingkungan psikososial :

a) Komunikasi terapeutik, sikap bersahabat dan perasaan empati.

b) Observasi pasien tiap 15 menit, jelaskan tujuan pengikatan/ pengekangan secara

berulang-ulang

c) Penuhi kebutuhan fisik pasien, libatkan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai