PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di seluruh dunia tanpa kendala jarak dengan menggunakan teknologi yang disebut dengan
internet. Hal ini, secara tidak langsung, membuat masyarakat Indonesia menjadi pintar
masuk, karena belum tentu isi dari sebuah informasi tersebut benar dan berguna. Belum
lagi, saat ini sudah ada wadah yang bisa digunakan untuk menjadi perpanjangan “lidah
manusia” dalam menyampaikan suatu pendapat atau pandangan yang disebut dengan
media sosial.
Pada perkembangan teknologi saat ini, internet telah menjadi salah satu media
yang sering digunakan untuk mencari atau mendapatkan informasi dari seluruh dunia.
Pada tahun 2018 pengguna Internet di Indonesia telah mencapai 171,17 juta jiwa dimana
angka ini mengalami kenaikan 10,12% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 143,26 juta jiwa, menurut data yang dikeluarkan oleh APJII.
Kesehatan dunia atau World Health Organization telah mendeklarasikan bahwa virus
COVID-19 merupakan pandemi global. WHO telah melaporkan terdapat 52 juta orang
yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 1,2 juta orang dinyatakan meninggal
pada minggu kedua bulan November 2020. Sementara di Indonesia telah tercatat
sebanyak 463 ribu orang telah terkonfirmasi positif Covid-19 dengan jumlah meninggal
mencapai 15.148 orang. Penyebaran dari virus Covid-19 secara cepat ditularkan melalui
kontak fisik sehingga semua negara menerapkan kebijakan social distancing dan physical
distancing untuk mengurangi adanya interaksi. Faktor utama penularan dari Covid-19
adalah melalui droplets yang dikeluarkan selama berbicara, batuk, atau bersin menjadikan
Berskala Besar (PSBB). Pembatasan sosial berdampak pada ruang publik, termasuk
kantor, sekolah atau kampus. Dalam pendidikan, strategi ini melarang proses belajar tatap
muka dan memaksa semua institusi pendidikan menghentikan proses belajar dan
menggantinya dengan pembelajaran daring. Maka dari itu kebutuhan akan internet
masa pandemi dengan mengeluarkan kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR). Kebijakan
Salah satu provider yang menyediakan layanan internet untuk kebutuhan daring
baik untuk bekerja maupun pendidikan adalah Indosat. Pada tahun 1967 Indosat didirikan
dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia. Seiring berjalannya waktu dan indosat makin
berkembang pada tahun 2008 Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik
sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%.
Selanjutnya Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) atas nama Ooredoo
Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd. (65%), pemerintah Indonesia (14,29%) dan
Komunikasi dan Informatika, dan anak perusahaan, IM2, memenangkan tender untuk
lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah. Kemudian Indosat resmi berganti nama
operator telekomunikasi yang mereka gunakan berjalan dengan lancar tanpa adanya
mengalami gangguan. Berdasarkan riset yang dirilis Hootsuite, pada Januari 2020,
kecepatan Internet Indonesia memiliki rata-rata hanya 20,1 Mbps atau jauh dibawah rata-
rata kecepatan internet didunia (worldwide) yang mencapai 73,6 Mbps. Dalam
Indonesia yang mengalami gangguan atau lemot membuat Indonesia masih terjebak
dijaringan 3G dan 4G padahal beberapa negara sudah mulai mengakses jaringan 5G maka
dilakukanlah penelitian dengan judul “Analisis Sentimen Terhadap Penggunaan Operator
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian