Anda di halaman 1dari 7

Para astronom menemukan bukti kuat bahwa planet-planet mulai terbentuk saat bintang bayi masih

tumbuh.

Gambar beresolusi tinggi yang diperoleh dari Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA)
menunjukkan cakram proto-bintang muda dengan beberapa celah dan cincin debu.

Hasil baru ini, yang baru saja diterbitkan di Nature, menunjukkan contoh cincin debu termuda dan paling
detail yang bertindak sebagai buaian kosmik, tempat benih planet-planet terbentuk dan bertahan.

Sebuah tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Dominique Segura-Cox di Institut Max Planck
untuk Fisika Luar Angkasa (MPE) di Jerman menargetkan bintang proto IRS 63 dengan radio
observatorium ALMA, seperti dikutip dari Max-Planck-Gesellschaft, Sabtu (24/10/2020).

Sistem ini berjarak 470 tahun cahaya dari Bumi dan terletak jauh di dalam awan antarbintang L1709
yang padat di konstelasi Ophiuchus. Bintang-proto IRS 63 muda masih terbungkus dalam selimut gas dan
debu yang besar dan masif yang disebut selubung.

Dalam sistem tata surya yang lebih tua dari 1.000.000 tahun, setelah proto-bintang selesai
mengumpulkan sebagian besar massanya, cincin debu sebelumnya telah terdeteksi dalam jumlah besar.

Pada IRS 63 berbeda: pada usia di bawah 500.000 tahun, ia kurang dari setengah usia bintang muda
lainnya dengan cincin debu dan bintang proto masih akan tumbuh secara signifikan dalam massa.

"Cincin di piringan di sekitar IRS 63 sangat muda," kata Segura-Cox menekankan.

"Dulu kami mengira bahwa bintang-bintang memasuki masa dewasa terlebih dahulu dan kemudian
menjadi ibu dari planet yang datang kemudian. Tapi sekarang kami melihat bahwa bintang proto dan
planet tumbuh dan berkembang bersama sejak awal, seperti saudara kandung."

Planet menghadapi beberapa hambatan serius selama tahap awal pembentukannya. Mereka harus
tumbuh dari partikel debu kecil, lebih kecil dari debu rumah tangga di Bumi.
"Cincin di piringan IRS 63 adalah tumpukan debu yang sangat besar, siap bergabung menjadi planet,"
kata rekan peneliti Anika Schmiedeke di MPE. Namun, bahkan setelah debu mengumpul untuk
membentuk embrio planet, planet yang masih terbentuk itu bisa menghilang dengan berputar ke dalam
dan dikonsumsi oleh bintang proto pusat. Jika planet mulai terbentuk sangat awal dan pada jarak yang
jauh dari bintang proto, mereka mungkin lebih baik bertahan dari proses ini.

Pandemi virus Covid-19 yang sekarang masih belum ada obatnya membuat kita lebih sering
memperhatikan kebersihan diri, seperti yang diungkapkan oleh para tenaga kesehatan yang terus
mengingatkan untuk menjaga pola hidup sehat.

24 Oktober yang merupakan peringatan Hari Dokter Nasional para tenaga medis terus mensosialisasikan
3M yaitu mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tidak lupa juga untuk menjaga
kesehatan kulit.

Dalam menghadapi virus Covid-19 yang terbilang merupakan penyakit baru, Masyarakat diminta untuk
tidak menganggap sepele penyakit baru itu, hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Siti Rosidah bersama
dua koleganya Fransisca Y. dan Reci Maulita yang tergabung dalam tim COVID-19 Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok

Dokter Siti Rosidah bersama dua koleganya Fransisca Y. dan Reci Maulita yang tergabung dalam tim
COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok meminta masyarakat tidak
menganggap sepele penyakit yang tergolong baru di dunia itu.

"COVID-19 itu nyata jangan dianggap sepele, masyarakat tetap harus patuhi protokol 3M dan stay at
home," kata mereka dikutip Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari ANTARA.

Pemberitaan seputar virus Covid-19 saat ini sudah banyak ditemukan dan dapat diakses dibeberapa
media seperti halnya media sosial yang paling banyak memberitakan virus tersebut.

Masyarakat diminta untuk mencari informasi dari sumber yang valid agar tidak terdapat keresahan dan
tidak begitu saja percaya dengan isu yang salah atau hoaks.

Para dokter juga meminta kepada masyarakat untuk menanggapi berita secara kritis dan bisa memilih
informasi yang benar mengenai berita Covid-19

Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan pernah mengatakan, hoaks sendiri menjadi
salah satu masalah di tengah penanggulangan COVID-19 di Indonesia. Menurut dia, informasi media
sosial separuhnya berisi hoaks, salah satunya mengenai risiko tertular COVID-19 di rumah sakit.
Menurut Erlina Burhan yang merupakan Dokter Spesialis paru di RSUP Persahabatan mengungkapkan,
berita hoaks yang tersebar khususnya di media sosial menjadi masalah ditengah penanggulangan Covid-
19.

Erlina mengungkapkan separuh informasi yang ada di media sosial berisi hoaks seperti berita mengenai
resiko tertularnya Covid-19 di rumah sakit yang merupakan berita hoaks.

Informasi yang membuat orang takut untuk datang ke tumah sakit bisa berdampak buruk bagi pasien
yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lainnya.

Banyak dari pasien yang akhirnya meninggal di rumah akibat tidak mendapatkan pertolongan serta
menolak untuk melakukan pengobatan karena pemberitaan mengenai mudahnya tertular virus Covid-19
di rumah sakit.

Arini Astasari Widodo yang merupakan dokter spesialis kulit dan direktur medis di Klinik Dermalogika
mengingatkan agar menjaga kesehatan kulit sebagai upaya untuk menjauhkan dari infeksi alergen, iritan
hingga penyakit Covid-19

"Kulit merupakan organ terluar dan merupakan barrier pertama pertahanan tubuh terhadap alergen,
iritan, dan infeksi. Kulit juga merupakan organ terluas dari tubuh kita, sehingga apabila kesehatan kulit
terganggu, tentu akan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan," ujar dia dalam diskusi bersama
media, Jumat23 Oktober 2020 malam.

Arini yang merupakan dosen di UKIRDA juga menjelaskan barrier kulit sangat efektif hingga apabila
covid-19 menempel pada tangan harus segera mencuci tangan agar tidak terkena penyakit tersebut

"COVID-19 kalau menempel di tangan, kita tidak akan terjangkit, tinggal cuci tangan kemudian virus
dapat inaktif. Kenapa? karena barrier kulit sangat efektif," kata Arini.***

Pesan untuk kolega dan pemerintah


Dalam diskusi bersama media pada Jumat 23 Oktober 2020 Arini Astasari Widodo yang merupakan
dokter spesialis kulit dan direktur medis di Klinik Dermalogika dan juga dosen di UKIRDA menyampaikan
doa nya untuk memperingati Hari Dokter Nasional kepada kolega yang berjuang untuk mengabdikan diri
demi kesehatan masyarakat dan memegang teguh sumpah dokter

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang terus memakan korban, para dokter dari RSUD Koja
berharap kepada para kolega aga bisa mengendalikan stres dan tetap kuat menghadapi wabah Covid-19
dan selalu berfikiran positif.

"Stay strong karena perkerjaan kita adalah panggilan yang tidak semua orang bisa mendapatkan posisi
atau kesempatan untuk melayani pada masa pandemi. Stay healthy and stay away from stressed, keep
up a positive mind, You're not walking alone," ujar Fransisca Y, yang merupakan tim COVID-19 Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok dikutip Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari Antara.

Reci Maulita yang merupakan kolega Fransisca di RSUD Koja mengatakan untuk para dokter agar
meningkatkan kelimuannya berdasarkan bidang yang digelutinya masing-masing, termasuk pengalaman
dari kasus di lapangan yang telah mereka temui.

Dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia, dukungan dari pemerintah juga diperlukan seperti
memberikan edukasi kepada masyarakat, peningkatan kegiatan tracing, testing dan treatment, hingga
dana riset untuk pengembangan terapi vocid-19 agar angka moralitas turun.

"Seharusnya ada aplikasi dana untuk peningkatan research dan development dalam bidang fasilitas
kesehatan khususnya dalam pengembangan terapi COVID-19 di Indonesia supaya bisa menurunkan
mortalitas atau kematian karena COVID-19," demikian ujar Rosidah yang juga berharap SDM dan fasilitas
di bidang kesehatan diperbanyak agar layanan kesehatan bisa mencakup seluruh pasien yang ada di
Indonesia.

Tahun 1950, Ikatan Dokter Indonesia menetapkan tanggal 24 Oktober sebagai Hari Dokter Nasional,
sebagai penghargaan jasa dokter kepada masyarakat dan kehidupan individual mereka.

Dalam memperingati Hari Dokter Nasional, kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan
kedokteran seperti pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan berbagai jenis
kegiatan lainnya sering dilakukan oleh para tenaga kesehatan***
Penerapan pembelajaran jarak jauh atau PPJ telah diberlakukan selama 4 bulan di Kabupaten Aceh
Singkil sebagai antisipasi dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Sejumlah siswa SMP dan SMA yang melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh di Aceh Singkil lebih
memilih untuk menikah dini.

Hal itu di benarkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Singkil, M. Najur,
M.Pd., Jum'at (23/10/2020).

Adanya kasus pernihakan dini oleh sejumlah siswa SMP dan SMA diungkapkan oleh M. Najur selaku
Ketua Persatuan Guru Republik indonesia atau PGRI Kabupaten Aceh Singkil pada Jumat 23 Oktober
2020.

"Kami ada menemukan kasus pernikahan dini terjadi di kalangan pelajar di Aceh Singkil. Menurut kami,
hal ini dipicu karena dampak dari penerapan pembelajaran jauh (PJJ) dengan menyalahgunakan android
yang seharusnya untuk penerapan belajar dalam jaringan (daring)," jelas M. Najur dikutip
Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari RRI

Najur berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil melalui tim gugus tugas percepatan penanganan
Covid-19 segera melaksanakan kembali proses belajar mengajar secara tatap muka dan mengakhiri
pembelajaran jarak jauh.

"Berdasarkan kacamata kasus yang kami temukan itu, kami berharap pembelajaran jarak jauh (PJJ)
dapat segera berakhir dan menerapkan PBM tatap muka," tambahnya

Selain adanya desakan dan permintaan dari PGRI Aceh Singkil, Najur juga meneruskan permintaan dari
para wali murid karena pembelajaran jarak jauh lebih banyak dampak negatif bagi para pelajar.

Dari segi ekonomi, para orang tua mengaku memiliki kesulitas, kemampuan mereka dalam
mendampingi anak ketika belajar menggunakan teknologi juga sangat terbatas.

Sebelumnya Khalilillah, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Singkil
menyetujui jika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka tentu dengan memperhatikan
protokol kesehatan.

" Pada prinsipnya PBM secara tatap muka kami sangat sependapat," sebut Khalilullah

Akan tetapi ditegaskannya, untuk penerapan pembelajaran tatap muka tersebut belum di aksanakan
karena masih terganjal dengan status zona daerah untuk Aceh Singkil.
Penerapan pembelajaran secara tatap muka masih belum dapat dilaksanakan terkait dengan status zona
daerah untuk Aceh Singkil.

Bupati Aceh Singkil, Dulmursid menyatakan pihaknya tidak keberatan jika proses belajar yang
dilaksanakan secara tatap muka diterapkan kembali, namun harus dengan sistem zonasi pada
kecamatan atau wilayah yang belum terpapar Covid-19.

Sementara itu informasi yang berhasil dihimpun RRI, Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, kepada sejumlah
wartawan menyatakan tidak keberatan apabila proses belajar tatap muka kembali diaktifkan, namun
harus dengan sistem zonasi yakni pada kecamatan atau wilayah yang belum terpapar Covid-19.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Jawa Barat menyatakan 109 unit rumah
warga di Kelurahan Kaliabang Tengah mengalami kerusakan akibat diterjang angin ribut.

"Hingga malam ini kami masih melakukan penanganan atas musibah puting beliung di Kecamatan Bekasi
Utara, Kota Bekasi," kata Ketua Satgas BPBD Kota Bekasi Karsono seperti dikutip Antara pada
(24/10/2020).

Dia mengatakan peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB itu menyebabkan ratusan rumah di
empat RT mengalami kerusakan mulai ringan hingga berat. Berdasarkan data yang dihimpun, puting
beliung menerjang dua rumah di RT 01, 67 rumah di RT 05, tujuh rumah di RT 11, serta 33 rumah di RT
12.

"Dari 109 rumah yang rusak itu, 10 rumah diantaranya mengalami rusak parah dengan kondisi sangat
memprihatinkan," ujarnya.

Karsono mengatakan akan melakukan pendataan kepada pemilik rumah agar segera mendapatkan
bantuan.
"Kami koordinasi dengan Dinsos maupun Tagana, ada 10 rumah yang rusak berat yang akan diberikan
bantuan. Kita lihat kerusakannya, nanti kami verifikasi ulang, ada rusak ringan, sedang dan berat, sesuai
kajian cepat oleh BNPB," katanya.

Sementara itu, rumah warga yang mayoritas mengalami kerusakan pada atapnya diberikan bantuan
berupa terpal. BPBD Kota Bekasi juga akan mendirikan tenda yang letaknya agak berjauhan dengan
lokasi rumah warga yang mengalami kerusakan berat untuk menghindari bangunan yang roboh
tersebut.

Camat Bekasi Utara Jalalulai mengatakan selain 10 rumah, sementara yang mengalami rusak berat
akibat tersapu angin puting beliung, satu warga dikabarkan mengalami luka ringan.

"Selain rumah, ada mobil yang kacanya pecah karena terkena pohon tumbang. Korban hanya satu
orang, luka ringan," katanya.

Menurut dia, rumah yang mengalami rusak berat sebagian karena atapnya terbawa angin. Sedangkan
mobil pribadi yang rusak diparkir di bawah pohon.

Beruntung pesawat masih bisa mendarat mulus. Sebanyak 54 penumpang selamat.

https://rri.co.id/tanggap-bencana/918546/puting-beliung-bekasi-109-rumah-warga-rusak?
utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Anda mungkin juga menyukai