Anda di halaman 1dari 14

Final Filsafat Ilmu

FILSAFAT ILMU

Disusun Oleh :

Nama : Lut Faizal

NPM : 2020130005

PROGRAM STUDI MAGISTER KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STIMIK) HANDAYANI MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu

makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan

yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk

menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas

masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas

wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada

dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat

dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu,

sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang

ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.

Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-

masalah dengan segala sesuatu baik dari materi maupun nonmateri untuk menemukan

suatu hakikat yang sebenarnya, dalam bahasa inggris filsafat yaitu philosophy

sedangkan ilmu merupakan pemahaman manusia dari berbagai segi atau pengetahuan

yang disusun secara sistem istilah ilmu ini berasal dari bahasa arab dan dipakai dalam

alquran dengan akar kata ain, lam, dan mim dan diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia dengan arti pengetahuan.

Menurut The Liang Gie 2010 filsafat ilmu merupakan Disiplin filosofis studi

sistematis tentang sifat sains, terutama tentangnya metode, konsep dan


praanggapannya dan disiplin umum intelektual. Wahana,2016 berpendapat filsafat

ilmu sendiri suatu pemikiran yang reflektif pada persoalan segala hal yang kritis.

Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh pemahaman tentang ilmu

pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan

kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu

pengetahuan yang sebenarnya.

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat penegtahuan secara spesifik yang

mengkaji hakikat ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang dari

pengetahuan, dimana filsafat ilmu ialah suatu usaha akal manusia yang teratur dan

taat mengenai asasnya untuk menuju penemuan keterangan pengetahuan yang benar.

(Amsal Baktiar, 2012: 12). Dalam memahami secara ilmiah dan mendalam terkait

ilmu dan pengetahuan melalui filsafat ilmu. Maka hal ini penulis menguraikan

pengertian dan berbagai landasan pemikiran terkait dengan filsafat ilmu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat

merumuskan beberapa permasalahan, terutama yang berkaitan erat dengan,

filsafat dan Sains. Adapun permasalahan yang dimaksud dalam makalah ini sebagai

berikut:

1. Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli

2. Sejarah Perkembangan Filsafat Dan Ilmu

3. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu-Ilmu Lain


C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mendapatkan bahan kajian tentang filsafat ilmu dari para ahli

2. Untuk menambah pengetahuan penulis, berupa pengalaman-pengalaman

yang bersifat praktis dalam memahami konteks filsafat ilmu

3. Untuk memenuhi persyaratan dalam proses perkuliahan mata kuliah Filsafat

Ilmu program studi magister komputer sekolah tinggi manajemen

informatika dan komputer (stimik) handayani makassar

D. Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu menurut para ahli

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat dan ilmu

3. Untuk mengetahui hubungan filsafat ilmu dengan ilmu-ilmu lain


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli

Menurut Prof.dr.Ahmad Tafsir ,2009 filsafat ilmu adalah Pertama-tama

filosof harus membicarakan (mempertanggung jawabkan) cara mereka memperoleh

pengetahuan filsafat. Yang menyebabkan kita hormat kepada para filosof antara lain

ialah karena ketelitian mereka, sebelum mencari pengetahuan mereka membicarakan

lebih dahulu (dan mempertanggung jawabkan) cara memperoleh pengetahuan

tersebut. Sifat itu sering kurang dipedulikan oleh kebanyakan orang. Pada umumnya

orang mementingkan apa yang diperoleh atau diketahui, bukan cara memperoleh atau

megetahuinya.

Menurut M. Makbul 2014 hakikat filsafat ilmu dapat ditelusuri dari 4 hal

yaitu:

1. Sumber ilmu pengetahuan dari mana ?

Sumber ilmu pengetahuan mempertanyakan darimana ilmu pengetahuan

diperoleh. Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan akal (ratio).

Akhirnya timbul paham atau aliran yang disebut empirisme dan rasonalisme. Aliran

empirisme yaitu paham yang menyusun teorinya berdasarkan pengalaman yang tokoh

tokoh diataranya David Hume dan Jhon Locke (Imam Gunawan,2016).

2. Batas-batas Ilmu Pengetahuan

Menurut Kant apa yang kita tangkap dengan panca indera itu hanya sebatas

gejala fenomena, sedangkan substansi yangdidalamnya tidak sapat kta tangkp dengan
panca idra disebut neomenon. Apa yang dapat ditangkap dengan panca idra memang

penting namun tidak hanya sebatas sampai disitu saja. Sesuatu yang dapat kita

tangkap dengan panca indra adalah hal-hal yang berada didalam ruang dan waktu.

3. Struktur

Sesuatu yang ingin mengetahui adalah subjek yang memiliki kesadaran.

Sesuatu yang ingin kita ketahui adalah objek. Diantara dua hal tersebut seolah olah

terdapat garis demarkasi. Sebenarnya garis tersebut dijembatani oleh dengan

mengadakan dialektika (Imam Gunawan, 2016: 5)

4. Keabsahan

Berfikir adalah kreativitas manusia untuk menemukan kebenaran. Apa yang

disebut seseorang benar belum tentu benar bagi orang lain. Olehnya itu ada beberapa

teori untuk menentukan kriteria ukuran sebuah kebenaran. Dalam hal ini, tiga teori

untuk mengungkapkan kebenaran yaitu; teori korespondensi, teori koherensi dan teori

pragmatisme (Imam Gunawan, 2016: 5).

Dalam buku falsafat ilmu yang ditulis Amsal Bakhtiar yang mengutip dari

kamus besar bahasa indonesia, filsafat berkaitan dengan pengetahuan, penyelidikan

dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala sesuatu yang ada, sebab,

asal, dan hukumnya (Amsal Baktiar, 2012: 5). Beberapa tokoh dalam sejarah filsafat

juga memberikan definisi tersendiri yang perlu kita ketahui agar dapat memahami

akata filsafat ini dari berbagai sudut pandang, diantaranya: Plato, mengatakan filsafat

adalah penemuan kenyataan atau kebenaran yang bersifat absolut, lewat dialektika.

Kemudian Susanto menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah ilmu


pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan

berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara

sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari

prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas,

sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah

dalam kehidupan manusia (Susanto, 2011: 48).

Dari berbagai penjelasan yang ada diatas dapat saya simpulkan bahwa filsafat

ilmu merupakan sebuah tinjauan yang kritis yang diperbandingkan dengan pendapat-

pendapat dan teori ilmiah dan dibuktikan kemudian dikembangkan.

B. Sejarah Perkembangan Filsafat dan Ilmu

Menurut Jujun S. Suriasumantri. 2017 proses perkembangan ke arah

pemikiran filasafat dapat dibedakan dalam tahapanya, seperti:

a. Karakteristik Filsafat yang terdiri dari karakter menyeluruh (tidak puas

mengenali ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri), karakter

mendasar (tidak percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar) dan karakter

spekulatif (mencurigai atau memilih buah pikir yang dapat kita andalkan)

b. Filsafat sebagai peneratas pengetahuan, yang merupakan langkah awal

untuk mengetahui segala pengetahuan. Semua ilmu baik ilmu alam

maupun ilmu soaial, bertolak dari pengembangannya bermula sebagai

filsafat. Sekiranya kita sadar bahwa filsafat adalah marinir bukan pionir

karena bukan pengetahuan yang bersifat merinci.


c. Bidang telaah filsafat, yang menelaah segala masalah yang mungkin dapat

dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia

mempermasalahkan hal-hal yang pokok, terjawab masalah yang satu

diapun mulai merambah.

d. Cabang Filsafat, yang terdiri dari: Epistimologi (Filsafat Pengetahuan),

Etika (Filsafat Moral), Etestika (Filsafat Seni), Metafisika, Politik (Filsafat

Pemerintahan), Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat

Hukum, Filsafat Sejarah dan Filsafat Matematika.

e. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik

mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat Ilmu dibagi menjadi

filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial, namun tidak terdapat

perbedaan yang secara prinsip antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial

dimana keduanya memiliki ciri-ciri keilmuan yang sama.

Filsafat ilmu erat  kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi,

yang secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk-bentuk  pengalaman

manusia, juga mengenai logika dan metodologi. Untuk menetapkan dasar pemahaman

tentang filsafat ilmu tersebut, sangat bermanfaat  menyimak empat titik pandang

dalam filsafat ilmu, yaitu:

1. Bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world-view yang konsisten dengan

teori-teori ilmiah yang penting. Menurut pandangan ini, adalah merupakan

tugas filosuf ilmu untuk mengelaborasi implikasi yang lebih luas dari ilmu;
2.  Bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan pre-

disposition dari para ilmuwan.

3. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat

konsep-konsep dan teori-teori tentang ilmu yang dianalisis dan

diklasifikasikan.

4. Bahwa filsaft ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua

Pada masa renaissance dan aufklarung ilmu telah memperoleh

kemandiriannya. Sejak itu pula manusia merasa bebas, tidak terikat dengan dogma

agama, tradisi maupun sistem sosial. Pada masa ini perombakan secara fundamental

di dalam sikap pandang tentang apa hakekat ilmu dan bagaimana cara perolehannya

telah terjadi. Ilmu yang kini telah mengelaborasi ruang lingkupnya yang menyentuh

sendi-sendi kehidupan umat manusia yang paling dasariah, baik individual maupun

sosial memiliki dampak yang amat besar, setidaknya menurut Koento (1988: 5).

C. Hubungan Filsafat Ilmu dan Ilmu-Ilmu Lain

Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu khusus merupakan

bagian dari filsafat. Karena obyek filsafat sangat umum (seluruh kenyataan),

sedangkan ilmu membutuhkan obyek material yang khusus, mengakibatkan

berpisahnya ilmu dari filsafat (namun tidak berarti hubungannya putus). Ciri-ciri yang

dimilki oleh setiap ilmu, menimbulkan batas -batas yang tegas antar masing -masing

ilmu. Disinilah filsafat bertugas yaitu :


1. Berusaha menyatupadakan masing-masing ilmu

2.  Mengatasi spesialisasi

3.  Merumuskan pandangan yang didasarkan atas pengalaman manusia

4. Mengatur hasil – hasil berbagai ilmu khusus ke dalam sesuatu

pandangan hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan

(integral), komperhensif, dan konsisten. (Komprehensif : tidak ada

satu bidang yang berada di luar jangkuan filsafat, Konsisten : uraian

kefilsafatan  tidak menyusun pendapat –pendapat yang saling

berkontradiksi

Hubungan timbak balik antara ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat

menyediakan bahan berupa fakta – fakta yang sangat penting bagi  perkembangan ide

filsafat, sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu secara kritis

menganalisis konsep – konsep dasar dan memeriksa asumsi – asumsi dari ilmu – ilmu

untuk memperoleh arti validitasnya, sehingga hasil yang dicapai mempunyai landasan

yang kuat. Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu

kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi

ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada

upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya

masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat

hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektuan manusia.


Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan,

dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif

dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data

pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala

tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh

sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang

pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis

maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat

lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan

masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas,

filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama,

moral serta seni.

Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai

batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang

sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya,

bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat

(Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam

menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik

tekan pendekatan yang berbeda.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, hasil dan pembahasan seperti telah diuraikan,

mengenai Filsafat Ilmu maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-

masalah dengan segala sesuatu baik dari materi maupun nonmateri untuk

menemukan suatu hakikat yang sebenarnya

2. Sejarah perkembangan filsafat dan ilmu terdiri dari karakter menyeluruh,

Filsafat sebagai peneratas pengetahuan, bidang telaah filsafat, cabang filsafat

dan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah)

3. Hubungan filsafat ilmu dan ilmu-ilmu lain timbal balik antara ilmu dan

filsafat, bahwa ilmu dapat menyediakan bahan berupa fakta-fakta yang sangat

penting bagi  perkembangan ide filsafat, sehingga sejalan dengan pengetahuan

ilmiah.

B. Saran

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan

pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki dengan

demikian diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta

dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam menghadapi segala permasalahan

kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

A Susanto, 2011. Filsafat Ilmu : Sesuatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis,

Epistemologis, Dan Aksiologis, Bumi Aksara, Jakarta.

Bachtiar, Amsal (2012). Filsafat Ilmu Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Gie The Liang, 2010. Pengantar Filsafat Ilmu , Yogyakarta: Liberti.

Gunawan Imam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik Cet. IV,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.

Inge Dwisvimiar. 2011. Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum. Jurnal

Dinamika Hukum.  Vo.11 No.3

Jujun S. Suriasumantri.2017. Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah

Pengantar Populer). Graduate Of School Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Khaidir Anwar. 2013. Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu. Fiat Justisia Jurnal

Hukum. Vol.7 No.2

Makbul. 2014. Filsafat Ilmu: (Filsafat Ilmu, Kasifikasi Ilmu, Ciriciri Ilmu, Dan

Sistem Kerja Keilmuan). Jurnal Filsafat.Vol 1 No.3

Paulus Wahana. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Pustaka Diamond Yogyakarta.

Wibisono, Koento, Dkk.1996, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam, Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai