Oleh Kelompok 3 :
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat-
Nyalah tugas Mata kuliah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran
Psikososial dan Budaya serta untuk memperdalam pemahaman dalam pembuatan
makalah.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami mohon saran dan
kritiknya . Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teori .............................................................................................3
B. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Seksualitas di definisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa
pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas
dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik
hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan
dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari mulai
lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan
keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk
elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender
berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspek biologis. Elemen
sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh
kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu.
Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan psikososial
laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa
pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari
aspek psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang
harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.
Individu tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika mereka
berada dalam sistem pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan
dengan pendekatan holistik, semua aspek saling berinteraksi. Aspek
seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek biologi, psikologi,
sosiologi, kultural dan spiritual. Perawat harus mempunyai dasar
pengetahuan, ketrampilan dalam pengkajian dan komunikasi serta sikap
yang tepat.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tentang seksualitas?
2. Apa yang dimaksud perkembangan seksualitas?
3. Bagaimana hubungan dimensi agama dan etik?
4. Bagaimana hubungan seksualitas?
5. Bagaimana Definisi Seksualitas dalam keperawatan?
6. Apa saja Faktor-faktor Terkait Seksualitas?
7. Bagaimana Asuhan keperawatan terkait seksualitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1. Definisi Seksualitas
Seksualitas merupakan energi psikis yang mendorong manusia
untuk bertingkah laku. Tidak hanya perilaku untuk masalah seks saja,
tetapi juga kegiatan-kegiatan nonseksual, seperti bidang kesenian, ilmiah,
melakukan kewajiban moral, dan lain-lain. Sebagai energi psikis seks
tersebut merupakan motivasi untuk berbuat sesuatu.
Aktifnya insting seks dalam diri manusia umumnya baru
berlangsung pada usia pubertas. Menurut Freud, seksualitas itu sudah
memanifestasikan diri sejak masa bayi, dalam bentuk tingkah laku yang
tidak menggunakan alat kelamin, missal waktu bayi menyusu ibunya, atau
sewaktu menikmati permukaan kulit yang di belai sayang oleh ibunya.
Seksualitas bayi ditekankan pada erotic oral atau mulut.
Seks adalah satu mekanisme, yang dengannya manusia mampu
meneruskan keturunan. Oleh sebab itu, seks merupakan mekanisme vital,
sehingga manusia dapat berevolusi sepanjang sejarah manusia. Di
samping hubungan sosial biasa, di antara wanita dan pria dapat terjadi
hubungan khusus yang sifatnya erotis dan disbut relasi seksual, yakni
kedua belah pihak dapat menghayati bentuk kenikmatan, jika dilakukan
dalam hubungan yang normal / heteroseksual, dan yang termasuk
abnormal adalah homoseksual / lesbian.
Laki-laki dan wanita dewasa adalah mereka yang mampu
melakukan relasi seksual yang adekuat atau dengan kata lain wanita
dewasa bila mampu mengadakan hubungan seksual dengan seorang pria
dalam bentuk yang normal dan bertanggung jawab.
Pria normal secara kejiwaan mampu mengadakan relasi seksual
dengan wanita. Hubungan normal mengandung arti bahwa hubungan
tersebut tidak mengakibatkan konflik-konflik psikis pada kedua belah
pihak, relasi seks yang bertanggung jawab berarti bahwa kedua belah
4
2. Perkembangan Seksualitas
Perkembangan seksualitas diawali dari masa pranatal dan bayi, kanak-
kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur, serta
dewasa.
Masa Pranatal dan Bayi
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang.
Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan, seperti
adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada
wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan
senang. Menurut Sigmund Freud, tahap perkembangan psikoseksual pada
masa ini adalah:
a. Tahap oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasaan, kesenangan, atau
kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit,
mengunyah, atau uk mendapat bersuara. Anak memiliki
ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk
mendapat rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah
masalah menyapih dan makan.
b. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini
terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai menunjukkan
keakuannya, sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri),
dan egois. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada
tahap ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan.
Masa Kanak-Kanak
Masa ini dibagi dalam usia toddler, prasekolah, dan sekolah.
Perkembangan seksual pada masa ini diawali secara biologis atau fisik,
sedangkan perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah:
a. Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun. Kepuasan anak
terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba, merasakan
6
c. Gangguan Citra
NOC:
1) Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam didapat status
kecemasan dengan indikator: Mengurangi penyebab
kecemasan dari skala 1 ke 5
2) Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam didapat status
perawatan diri dengan indikator: mempertahankan
kenbersihan tubuh skala 1 ke 5
3) Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam didapat status
perawatan diri dengan indikator: orientasi kognitif dari skala
1 ke 5.
NIC:
1) Pengurangan kecemasan
2) Bantuan perawatan diri
3) Peningkatan kesadaran diri
4) Menghadirkan diri
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan
meliputi sek, identitas dan peran orientasi seksual, erotisme, kenikmatan,
kemesraan dan reproduksi. Fungsi dari seksualitas itu sendiri yaitu sebagai
kesuburan, kenikmatan, mempererat ikatan dan meningkatkan intiman
pasangan, menegaskan maskulinitas atau feminitas, meningkatan harga diri
mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan,mengurangi ansietas
atau ketegangan, pengambilan resiko, keuntungan materi. Seksualitas
dipengaruhi oleh beberapa dimensi yakni dimensi sosiokultural, dimensi
agama dan etik, dimensi psikologis, dan dimensi biologis. Ada banyak
permasalahan seksualitas yang antara lain di sebabkan oleh ketidaktahuan
mengenai seks, kelelahan,konflik dan kebosanan
B. Saran
Masalah seksual merupakan masalah subyektif dan karena diagnosis
sering kali bergantung pada kesadaran orang untuk memeriksakan diri,
masalah atau gangguan seksual sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan
dipantau, terutama jika masalahnya bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai
seorang perawat perlu adanya promosi kesehatan seksual kepada masyarakat
agar mengetahui dengan benar konsep seksualitas untuk meningkatkan
kontrol dan meningkatkan kesehatan seksual mereka. Apalagi kepada remaja
yang rentan terlibat dalam perilaku seksual yang beresiko menyebabkan
infeksi menular seksual, kehamilan tidak di harapkan, dan kesehatan seksual
yang buruk..
DAFTAR PUSTAKA
Amy G. Miron dan Charles D. Miron. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks
Pada Remaja. Jakarta : Erlangga