Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Mozaik

Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390


Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI DALAM


MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA
TANGERANG

BAMBANG KURNIAWAN
1)
Dosen STISIP Yuppentek
E-mail: bambangkurniawan@gmail.com1)

ABSTRAK
Reformasi birokrasi baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan
kebutuhan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Ini pada dasarnya
bertujuan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat. Baik buruknya
pelayanan yang diberikan pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi publik yang
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan publik. Ini menunjukkan bahwa
kinerja organisasi pemerintahan dengan segala perangkat teknisnya harus lebih diarahkan pada fungsi
pokok melayani masyarakat sebagai hal yang utama sebagaimana tersirat dalam semangat
desentralisasi. Kondisi di atas mendorong untuk mengkajinya lebih mendalam agar diperoleh
kejelasan pada tahapan implementasi kebijkan reformasi birokrasi. Adapun yang menjadi obyek
penelitian adalah Sekretariat Daerah Kota Tangerang Untuk mengkajianya peneliti menggunakan
metode kualitatif. Sedangkan sumber data digunakan key informan yang dianggap representatif. Hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum ada road map
reformasi birokrasi, Tim Reformasi Birokrasi di Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum berdampak
siginifikan, dikarenakan minim fungsi dan tidak diberikan kewenangan secara jelas dalam
kebijakannya, Implementasi reformasi birokrasi yang ditindaklanjuti dengan output kebijakan dari
pimpinan Pemerintah Kota Tangerang dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang, perubahan
kelembagaan, adanya Pedoman SOP dan SOP masing-masing bagian untuk pelayanan publik,
kegiatan ABK dan anforjab, pedoman kompetensi jabatan, SKP, tidak diberengi kegiatan sosialisasi
dan pembinaan yang optimal, sehingga produk hukum terkesan hanya untuk menggugurkan kewajiban
dalam rangka implementasi reformasi birokrasi.

Kata kunci : Kinerja Pegawai, Reformasi Birokrasi

PENDAHULUAN tentang organisasi pemerintah, termasuk


Reformasi pemerintahan termasuk pemerintah daerah sudah semakin jelek yang
reformasi pemerintah adalah suatu hal yang menyebabkan terjadinya berbagai tuntutan
menarik untuk dikaji. Reformasi pemerintah terhadap perubahan dalam penyelenggaraan
daerah diperlukan karena beberapa alasan pemerintah daerah.
penting, antara lain adalah : Pertama, karena Reformasi birokrasi baik pada pemerintah
struktur organisaisi dan administrasi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan
daerah yang ada saat ini dipandang tidak lagi kebutuhan dalam upaya mewujudkan
efektif dalam mengemban misinya, terutama pemerintahan yang baik (good governance). Ini
jika dikaitkan dengan perkembangan kehidupan pada dasarnya bertujuan untuk dapat
masyarakat, dan tuntutan globalisasi. Kedua, memberikan pelayanan yang lebih efektif
karena dalam kenyataan sensitifitas pemerintah kepada masyarakat. Baik buruknya pelayanan
daerah dalam mencermati perkembangan yang diberikan pemerintah dalam menjalankan
keadaan sudah mulai lemah dan hal ini fungsinya sebagai institusi publik yang
diperparah dengan rendahnya kinerja aparatur bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan
pemerintah daerah. Ketiga, image masyarakat pemenuhan kebutuhan publik. Ini menunjukkan

1
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

bahwa kinerja organisasi pemerintahan dengan mempersepsikan nilai-nilai tersebut kedalam


segala perangkat teknisnya harus lebih organisasi sehingga mampu mengubah sikap
diarahkan pada fungsi pokok melayani dan perilaku pegawai di lingkungan Pemerintah
masyarakat sebagai hal yang utama Kota Tangerang Provinsi Banten guna
sebagaimana tersirat dalam semangat menghadapi tantangan masa depan. Dan
desentralisasi. melakukan perubahan cara kerja lama menjadi
Dalam melakukan reformasi termasuk cara kerja baru dalam rangka meningkatkan
menjalankan sejumlah kewenangan yang kualitas dan produktivitas sesuai dengan tugas
dimilikinya, pemerintah di daerah pokok dan fungsi.
membutuhkan perangkat organisasi yang
dibentuk berdasarkan karakteristik dan
kebutuhan. Untuk menjalankan kewenangan RUMUSAN MASALAH
yang dimiliki Pemerintah Daerah, diperlukan Permasalahan penelitian dirumuskan
suatu organisasi. Lebih lanjut dikemukakan sebagai berikut:
bahwa pada era desentralisasi sekarang ini, 1. Bagaimanakah perwujudan implementasi
Pemerintah Daerah diberi kebebasan yang luas reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan
untuk menyusun organisasinya sendiri. di Sekretariat Daerah Kota Tangerang ?
Reformasi birokrasi dihadapkan pada 2. Bagaimanakah dampak pelaksanaan
upaya untuk mengatasi in-efisiensi, in- reformasi birokrasi dalam mempengaruhi
efektivitas, tidak profesional, tidak netral, tidak kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kota
disiplin, tidak patuh pada aturan, rekruitmen Tangerang ?
PNS tidak transparan, belum ada perubahan 3. Kendala-kendala apa sajakah yang terjadi
mind-set, KKN yang marak di berbagai jenjang pada saat menerapkan reformasi birokrasi
pekerjaan, abdi masyarakat belum terbangun, dalam meningkatkan kinerja pegawai di
pemerintahan belum akuntabel, transparan, Sekretariat Daerah Kota Tangerang ?
partisipatif dan kredibel, dan pelayanan publik 4. Untuk mengetahui dan menjelaskan berbagai
belum berkualitas. upaya apa sajakah yang sudah dan akan
Reformasi birokrasi harus dimulai dari dilaksanakan dalam mengatasi kendala
penataan kelembagaan dan sumber daya penerapan reformasi birokrasi dalam
manusia aparatur. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kinerja pegawai di
membuat mekanisme, pengaturan, sistem dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang
prosedur yang sederhana tidak berbelit-belit,
menegakkan akuntabilitas aparatur,
meningkatkan dan menciptakan pengawasan DEFINISI KONSEPTUAL
yang komprehensif, dan meningkatkan kualitas 1. Implementasi
pelayanan publik menuju pelayanan publik Implementasi merupakan tindakan-tindakan
yang berkualitas dan prima. Reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk
perlu diprioritaskan pada pemahaman aparatur mencapai tujuan yang telah di tetapkan
terhadap budaya organisasi (birokrasi) dengan dalam suatu keputusan kebijakan.
tujuan pemerintah daerah harus membangun
Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa
mesin birokrasi yang kompetitif dan berkualitas
implementasi merupakan tindakan oleh
sehingga kontrol internal secara efektif dapat
individu, pejabat, kelompok badan
berjalan dengan baik.
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
Sebagai Bagian pada Sekertariat Daerah
tercapainya tujuan-tujuan yang telah
yang melaksanakan tugas dalam membuat
digariskan dalam suatu keputusan tertentu.
standar, prosedur Kelembagaan,
2. Kebijakan
Ketatalaksanaan dan SDM aparatur dalam
melaksanakan pelayanan dan pembinaan Menurut pendapat Carl Friedrich kebijakan
Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM adalah suatu tindakan yang mengarah pada
aparatur di lingkungan Pemerintah Kota tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
Tangerang Provinsi Banten, Bagian Organisasi kelompok atau pemerintah dalam
dalam melaksanakan peran, tugas pokok dan lingkungan tertentu sehubungan dengan
fungsi tidak terlepas dari nilai-nilai, budaya adanya hambatan-hambatan tertentu seraya
organisasi, budaya kerja yang ditanamkan dan mencari peluang-peluang untuk mencapai

2
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

tujuan atau mewujudkan sasaran yang Dimana reformasi biokrasi itu mencakup
diinginkan. beberapa perubahan.
3. Implementasi Kebijakan 7. Reformasi Birokrasi dan Good Governance
Winarno (2002 : 101-102), menjelaskan Reformasi birokrasi dan Good Governance
bahwa “Implementasi kebijakan dipandang merupakan dua konsep utama bagi
dalam pengertian luas merupakan alat perbaikan kondisi penyelenggaraan
administrasi hukum dimana berbagai aktor, kehidupan berbangsa dan bernegara di
organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja Indonesia. Kedua konsep ini merupakan
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan konsep yang saling terkait satu sama lainnya
guna meraih dampak atau tujuan yang dan bukanlah merupakan konsep yang relatif
diinginkan”. baru. Namun demikian sampai saat ini dan
4. Syarat-syarat Keberhasil Implementasi bahkan sampai tahun-tahun yang akan
Kebijakan datang kedua konsep tersebut akan sangat
Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gun yang berperan dalam perjalanan penyelenggaraan
dikutif oleh Wahab (2011 : 71-78) yaitu pemerintahan di Indonesia.
mengemukakan beberapa syarat yang dapat 8. Kinerja Pegawai
mempengaruhi keberhasilan suatu Kinerja berasal dari kata job
implementasi, yaitu: 1) Kondisi eksternal performance atau actual performance yang
yang dihadapi oleh badan atau instansi berarti prestasi kerja atau prestasi
pelaksana tidak akan mengalami gangguan sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
atau kendala yang serius, 2) Untuk Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
pelaksanaan program tersedia waktu dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
sumber-sumber yang cukup memadai, 3) dicapai oleh seorang pegawai dalam
Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan melaksanakan fungsinya sesuai dengan
benar-benar tersedia, 4) Kebijaksanaan yang tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
akan diimplementasikan didasarkan oleh
suatu hubungan kausalitas yang handal, 5) KERANGKA PEMIKIRAN
Hubungan kausalitas bersifat langsung dan Implementasi kebijakan Reformasi
hanya sedikit mata rantai penghubungnya, 6) Birokrasi, dimaksudkan adalah suatu perubahan
Hubungan saling ketergantungan kecil, 7) signifikan elemen-elemen birokrasi seperti
Pemahaman yang mendalam dan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur,
kesepakatan terhadap tujuan, 8) Tugas-tugas ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur,
diperinci dan ditempatkan dalam urutan pengawasan dan pelayanan publik, yang
yang tepat, 9) Komunikasi dan koordinasi dilakukan secara sadar untuk memposisikan diri
yang sempurna, dan 10) Pihak-pihak yang (birokrasi) kembali, dalam rangka
memiliki wewenang kekuasaan dapat menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan
menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang yang dinamis. Perubahan tersebut dilakukan
sempurna. untuk melaksanakan peran dan fungsi birokrasi
5. Reformasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna
Widjaja (2011:75), mengatakan bahwa menghasilkan manfaat sesuai yang diamanatkan
reformasi adalah suatu usaha yang dimaksud konstitusi.
agar praktik - praktik politik, pemerintah, Bekal teori yang akan digunakan untuk
ekonomi dan sosial budaya yang dianggap melakukan penelitian akan mengutip teori
oleh masyarakat tidak sesuai dan tidak implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh
selaras dengan kepentingan masyarakat dan oleh Wahab (2011 : 71-78) mengenai syarat-
aspirasi masyarakat diubah atau ditata ulang syarat implementasi kebijakan yaitu : 1)
agar menjadi lebih sesuai dan lebih selaras Kondisi eksternal, 2) Ketersedian waktu dan
(sosio-reformasi). sumber daya, 3) Perpaduan sumber daya yang
6. Reformasi Birokrasi diperlukan, 4) Kebijakan yang
Sedarmayanti (2009 : 72) merupakan upaya diimplementasikan, 5) Birokrasi implementasi
pemerintah untuk meningkatkan kinerja kebijakan, 6) Hubungan antar instansi, 7)
melalui berbagai cara dengan tujuan Pemahaman terhadap kebijakan, 8) Urutan
efektifitas, efisien, dan akuntabilitas. perincian tugas, 9) Komunikasi dan koordinasi
yang sempurna, dan 10) Pihak-pihak yang

3
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut Konseptual kerangka pemikiran dalam


dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna. penelitian ini dapat peneliri gambarkan berikut
ini :

Gambar 1 Kerangka pemikiran

METODE RISET 6. 1 Orang Staf yang ada di Bagian Organisasi


Metode penelitian yang digunakan dalam yang dianggap paling berpengalaman dan
penelitian ini menggunakan metode secara mengetahui proses reformasi birokrasi.
kualitatif. Penelitian kualitatif disusun atas data Dalam penelitian ini jenis data yang
kualitatif yang kredibel yaitu segala informasi dikumpulkan terdiri dari dua jenis yaitu data
yang berupa lisan maupun tulisan, bahkan bisa primer dan data sekunder. Data primer adalah
berupa gambar maupun foto, yang berkontribusi data yang diperoleh langsung dari sumbernya
untuk menjawab masalah penelitian diamati dan dicatat untuk pertama kali. Dalam
sebagaimana dinyatakan didalam rumusan penelitian ini data primer diperoleh melalui
masalah atau fokus penelitian. informasi dari pihak-pihak yang mengetahui
tentang situasi dan kondisi reformasi birokrasi
Untuk mendapatkan informasi maka di Sekretariat Daerah pada penelitian ini yaitu
peneliti menggunakan Key Informan, yang
sejumlah aparatur pemerintah dari Sekretariat
terdiri dari. Daerah Kota Tangerang.
1. 1 Orang Staf Ahli Hukum dan Politik Analisis data dilakukan setiap saat
(Eselon II). pengumpulan data di lapangan secara
2. 1 Orang Kepala Bagian Organisasi (Eselon berkesinambungan. Diawali dengan proses
III). klarifikasi data agar tercapai konsistensi,
3. 1 Orang Kepala Subagian Kelembagaan dilanjutkan dengan langkah abstraksi-abstraksi
(Eselon IV). teoretis terhadap informasi lapangan, dengan
4. 1 Orang Kepala Subagian Pendayagunaan mempertimbangkan menghasilkan pertanyaan-
Aparatur (Eselon IV). pertanyaan yang sangat memungkinkan
5. 1 Orang Kepala Subagian Ketatalaksanaan,
dianggap mendasar dan universal.
Pembinaan dan Pelayanan Publik (Eselon
IV).
sumber daya aparatur. Reformasi Birokrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dikatakan sebagai hajat besar pemerintah
1. Perwujudan Reformasi Birokrasi dalam membenahi kinerja Instansi Pemerintah
Reformasi Birokrasi yang sedang menuju penyelenggaraan pemerintahan yang
digaungkan oleh Pemerintah Kota Tangerang kredibel, diharapkan dengan adanya Reformasi
menitikberatkan pada 3 (tiga) pilar sebagaimana Birokrasi adalah adanya perubahan perilaku dan
dimaksud di atas yaitu penataan organisasi, budaya (Mind Set dan Culture Set) dari aparatur
perbaikan proses bisnis dan peningkatan birokrasi sebagai pelaku utama dan publik serta

4
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

pelaku kepentingan lainnya sebagai pendukung e. Adanya Standar Operasional Prosedur (77
serta pendorong perubahan. buah).
Ada 5 (lima) sasaran Reformasi Birokrasi f. e-Government (E-Proc/LPSE, SIAK,
yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah yang SPEKTRA, SIPBD, dan SIEVLAP).
juga menjadi pijak reformasi di Sekretariat g. Evaluasi disiplin kerja melalui finger print
Daerah Kota Tangerang, yakni : 1) Birokrasi dan token.
yang bersih, 2) Birokrasi yang efisien dan h. Evaluasi kinerja pegawai melalui SKP.
hemat, 3) Birokrasi yang transparan, 4)
Birokrasi yang melayani, dan 5) Birokrasi yang 2. Dampak Reformasi Birokrasi terhadap
terdesentralisasi. Kinerja Pegawai
Reformasi birokrasi di Sekretariat Daerah Upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam
Kota Tangerang sudah dimulai dengan intensif meningkatkan pelayanan publik dapat
dilaksanakan pada tahun 2007, dimana pada dikatakan sudah baik, hal ini terbukti dengan
tahun itu secara resmi mengusung secara resmi adanya beberapa kebijakan untuk membuat
motto pemerintahan Ahlaqul Kharimah dengan SOP dari mulai diterbitkannya Peraturan
mencoba adanya perubahan adanya perubahan Walikota Tangerang 33 tahun 2014 tentang
perilaku dan budaya (Mind Set dan Culture Set) Pedoman Penyusunan SOP AP, yang
di birokrasi Pemerintah Kota Tangerang. ditindaklanjuti oleh Sekretaris Daerah yang
Adapun nilai budaya yang menjadi program menerbitkan Surat Keputusan Sekretaris Daerah
saat itu adalah inovasi, kebersamaan, Kota Tangerang Nomor : 065/Kep. Sekda.75-
profesionalisme dan ahlaqul karimah. Bag.Organisasi/ 2013 Standar Operasional
Keempat nilai inti budaya Kota Tangerang Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah, sampai
ini sejalan dengan sepuluh prinsip tata diterbitkannya Buku Pedoman Standar
kepemerintahan yang baik (Good Governance) Operasional Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah
yang harus dijalankan oleh seluruh lapisan dari Bagian Organisasi.
masyarakat pada umumnya dan Pemda Kota Salah satu dari aspek-aspek struktural
Tangerang pada khususnya, yaitu Partisipasi, paling dasar dari suatu organisasi adalah
Penegakan Hukum, Transparasi, Kesetaraan, prosedur-prosedur kerja (SOP). Dengan
Daya Tangkap, Wawasan ke Depan, mengunakan SOP para pelaksana bisa
Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan menggunakan waktu yang tersedia, selain itu
Efektifitas, Profesionalisme. juga SOP juga menyeragamkan tindakan-
Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 tindakan dari para pejabat dalam organisasi
ada 3 (tiga) sasaran pembaharuan dan yang komplek dan tersebar luas yang pada
perubahan mendasar terhadap sistem gilirannya dapat menimbulkan fleksibilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama yang besar.
menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), Salah satu dampak penting adanya SOP ini
ketatalaksanaan, dan sumberdaya aparatur. menurut peneliti adalah bisa membantu
Perwujudan reformasi birokrasi di Sekretariat pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya
Daerah Kota Tangerang diindikasikan walaupun si pegawai itu adalah pegawai baru
dengan adanya : karena SOP adalah pemandu bagi pegawai agar
a. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi tidak kebingungan pada saat melaksanakan
melalui Keputusan Walikota Tangerang kebijakan dari pimpinan. Prosedur-prosedur
Nomor : 800/ Kep.358.Bagian kerja (SOP) dibuat agar kegiatan bisa berjalan
Organisasi/2014. dengan seefektif dan seefisien mungkin dengan
b. Perubahan kelembagaan melalui Peraturan memanfaatkan waktu yang terbatas, karena di
Walikota Nomor 60 Tahun 2014 Tugas SOP sudah ada standar mutu baku yang bisa
tentang Organisasi dan Tata Kerja mengukur berapa lama kita mengerjakan tugas.
Sekretariat Daerah Kota Tangerang. Pada sisi kelembagaan wujud reformasi
c. Adanya kegiatan survey Indeks Kepuasan birokrasi di Sekretariat Daerah Kota Tangerang
Masyarakat (IKM) yang berguna sebagai dibuktikan dengan adanya perubahan Peraturan
bahan dasar evaluasi pelaksanaan Walikota Tangerang Nomor 21 Tahun 2008
pelayanan. tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
d. Adanya Standar Pelayanan Minimal. Daerah Kota Tangerang yang berubah menjadi

5
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

Peraturan Walikota Nomor 60 Tahun 2014 Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan


Tugas tentang Organisasi dan Tata Kerja Dilingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
Sekretariat Daerah Kota Tangerang tidak Pemberian insentif dan gaji yang kecil
pernah adanya kegiatan evaluasi kelembagaan secara garis besar bisa mempengaruhi kinerja
yang sudah ditetapkan pada tahun 2014. dan motivasi pegawai dalam menjalankan
Menurutnya, persoalan anggaran menjadi tugas-tugas karena imbalan yang didapat
alasan utama ketiadaan kegiatan evaluasi kurang memadai untuk melaksanakan kebijakan
kelembagaan ini. Dimana untuk menuju secara efektif.
perubahan kelembagaan ini, sebelumnya sudah
dilaksanakan proses analisis beban kerja jabatan 3. Kendala Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(ABK) dan analisis formasi jabatan (Anforjab) Terkadang implemplementasi dihambat
dan syarat jabatan pada tahun 2013 oleh Bagian oleh para pelaksana yang menangguhkan
Organisasi. pelaksanaan suatu kebijakan yang mereka
Untuk menjamin obyektifitas, keadilan dan setujui. Di samping itu, para pelaksana
transparansi dalam pengangkatan Pegawai mungkin menghindari dampak sepenuhnya dari
Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan dan guna suatu kebijakan.
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan Implementasi kebijakan SKP, pada tataran
berwibawa serta menjamin keberhasilan implementasinya dalam pembuatannya pegawai
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, masih banyak terkendala. Dikarenakan para
maka harus ada Standar kompetensi Jabatan pegawai masih banyak yang kurang memahami
sebagai pedoman untuk penempatan seseorang cara pembuatannya dan proses perhitungan
yang akan duduk dalam suatu jabatan. Dalam beban kerjanya. Namun dari semua kendala
mewujudkan hal tersebut diatas di lingkungan yang seringkali muncul adalah persoalan
Sekretariat Daerah Kota Tangerang sudah ada komunikasi kebijakan, dalam hal ini adalah
pedoman Standar Kompetensi Jabatan yang proses sosialisasi sebelum kebijakan itu secara
mengacu pada Peraturan Kepala Badan resmi akan diimplementasikan.
Kepegawaian Negara Nomor 13 tahun 2011 Persyaratan pertama bagi implementasi
tentang Pedoman Penyusunan Standar kebijakan adalah bahwa mereka yang
Kompetensi Jabatan. melaksanakan keputusan-keputusan harus
Salah satu bagian dari agenda pelaksanaan mengetahui apa yang harus mereka
reformasi birokrasi di Sekretariat Daerah Kota lakukan.Keputusan-keputusan kebijakan dan
Tangerang bidang pendayagunaan aparatur, perintah-perintah harus diteruskan kepada
sejak tahun 2014 para pegawai sudah personil yang tepat sebelum keputusan-
dibebankan untuk membuat Sasaran Kerja keputusan kebijakan dan perintah-perintah itu
Pegawai (SKP) secara manual, dimana per dapat diikuti.Tentu saja, komunikasi-
bulan Januari tahun 2016 SKP sudah dibuat on- komunikasi harus akurat dan harus dimengerti
line dan para pegawai wajib membuatnya setiap dengan cermat oleh para pelaksana.
bulan. Penyampaian informasi atau komunikasi
Dampak dari adanya kewajiban pembuatan yang tepat, jelas dan akurat kepada staf atau
SKP para pegawai diharuskan membuat laporan pelaksana dapat membantu dalam menjalankan
SKP tiap bulannya secara mandiri. Kondisi ini kebijakan karena staf menerima dari
memaksa pegawai yang tadinya kurang familiar sumbernya langsung yaitu Walikota, akan
dengan penggunaan komputer dipaksa menjadi lebih memudahkan dalam penangkapan
bisa. pelaksanaan kebijakan karena staf mengerti dan
Dampak lain dari adanya SKP sebagai mengetahui apa yang harus mereka lakukan
bagian dari tindak lanjut hasil analisis beban sehingga tidak diabaikan maksud dan perintah
kerja adalah dikeluarkannya kebijakan dengan dari pimpinan.
diberikannya tambahan penghasilan bagi
Pegawai Neger Sipil dari sejak tahun 2014 4. Upaya Optimalisasi Pelaksanaan
sampai dengan sekarang melalui Peraturan Reformasi Birokrasi
Walikota Nomor 52 Tahun 2015 tentang Seiring dengan program Reformasi
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dan Birokrasi di Pemerintah Kota Tangerang
sendiri, sudah membuat payung hukum dengan

6
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

Peraturan Walikota Nomor 33 Tahun 2014 Kompetensi Jabatan yang mengacu pada
yang menjadi landasan bagi seluruh SKPD- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
SKPD untuk wajib membuat dan menerapkan Nomor 13 tahun 2011 tentang Pedoman
prosedur-prosedur kerja (SOP) dalam Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.
menjalankan tugas-tugasnya dengan maksud Muara dari Reformasi Birokrasi adalah
dapat membantu para pelaksana dalam berubahnya mind set dan culture set dari
melaksanakan tujuan-tujuan pencapaian aparatur pemerintahan.Mengubah personil
kebijakan. Dengan demikian tidak ada lagi dalam birokrasi pemerintah merupakan
alasan dari SKPD-SKPD untuk mengelak tidak pekerjaan yang sulit dan tidak menjamin proses
membuat SOP. implementasi dapat berjalan dengan
Sumber daya manusia adalah asset yang lancar.Salah satu cara agar para pelaksana
penting dalam mewujudkan suatu implementasi menjalankan kebijakan sesuai dengan
kebijakan namun sumber daya manusia yang pengambil kebijakan adalah dengan
banyak bukan jaminan terwujudnya menambahkan beberapa insentif untuk para
implementasi kebijakan yang baik.Kecakapan pelaksana atau pegawai.
atau kompetensi dari pegawai adalah juga Dengan cara menambah penghasilan-
faktor yang penting untuk mendukung penghasilan bagi para pelaksana, barangkali
terlaksananya kebijakan bisa berjalan secara akan menjadi faktor pendorong yang membuat
efektif. Banyak upaya yang dilakukan untuk para implementator melaksanakan perintah
meningkatkan keterampilan pegawai dimana kebijakan dengan baik. Oleh karena itu para
salahsatunya dengan melakukan diklat-diklat implementator memegang peranan penting
yang memang sudah diarahkan ke dalam implementasi kebijakan publik, maka
keterampilan-keterampilan tertentu. upaya-upaya untuk memperbaiki
Dengan melakukan Anjab dan ABK kecenderungan-kecenderungan yang tidak
biasanya organisasi atau unit kerja akan mendukung implementasi kebijakan menjadi
mengetahui berapa banyak kebutuhan penting.
pegawai yang ideal di tiap-tiap unit kerja paling
tidak mendekati kondisi yang 5. Faktor Pendukung Pelaksanaan Reformasi
sebenarnya.Rendahnya motivasi dari para Birokrasi
pelaksana atau pegawai dalam menjalankan Faktor yang mempengaruhi implementasi
perintah-perintah kebijakan disebabkan belum kebijakan reformasi birokrasi dalam
berjalannya reward dan punishment dikalangan meningkatkan kinerja pegawai sejalan dengan
aparatur hal ini menyebakan pegawai merasa pendapat Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gun
belum diperlakukan secara adil. Ke depan perlu yang dikutif oleh Wahab, yaitu:
ada tambahan pegawai yang berlatar belakang a. Kondisi eksternal
pendidikan disesuaikan dengan tugas-tugas Sering berubahnya undang-undang yang
yang ada di pemerintahan dalam penempatan berdampak perubahan susunan organisasi di
atau mutasi pegawai untuk diSekretariat Daerah Sekretariat Daerah Kota Tangerang berdampak
seyogyanya disandarkan kepada assesment pada tidak optimalnya evaluasi kinerja pegawai,
dilihat kompetensi dari pegawai itu sendiri terutama pada jabatan-jabatan struktural yang
(Anjab dan ABK) karena melihat tingginya juga ikut berubah.
tingkat kompleksitas pekerjaan yang dihadapi b. Ketersediaan waktu dan sumber-sumber
oleh pegawai. yang memadai
Untuk menjamin obyektifitas, keadilan dan Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
transparansi pengangkatan Pegawai Negeri meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
Sipil dalam jabatan dan guna mewujudkan kedua dapat dinilai sangat memadai, karena
pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta baik dilihat dari faktor kecukupan waktu
menjamin keberhasilan pelaksanaan ataupun kecukupan sumber biaya dalam
pemerintahan dan pembangunan, maka harus mendukung reformasi birokrasi di Sekretariat
ada Standar kompetensi Jabatan sebagai Daerah Kota Tangerang sudah sangat memadai.
pedoman. Dalam mewujudkan hal tersebut di c. Perpaduan sumber-sumber kebijakan
atas di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
Tangerang sudah ada pedoman Standar meningkatkan kinerja pegawai pada parameter

7
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

ketiga dapat dinilai sudah mencukupi, namun i. Hubungan saling ketergantungan kecil
karena seringkali mengalami perubahan, maka Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
pada tataran implementasi kebijakan menjadi meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
banyak bias, sebab belum tuntas melaksanakan kesembilan sudah berjalan optimal. Hal ini
kebijakan, sudah muncul kebijakan baru, walau ditunjukkan dengan berjalannya koordinasi di
masih tetap mengusung nama reformasi setiap kegiatan yang dilaksanakan di tiap
birokrasi. bagian baik kegiatan yang dilakukan secara
d. Kebijaksanaan yang akan manidiri di tiap bagian ataupun kegiatan yang
diimplementasikan didasarkan oleh suatu dilaksanakan secara tim yang melibatkan
hubungan kausalitas yang handal pegawai dari berbagai bagian yang ada di
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk Sekretariat Daerah Kota Tangerang.
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang
keempat dapat dinilai sudah sangat signifikan, kekuasaan dapat menuntut dan
karena adanya perubahan kebijakan di tingkat mendapatkan kepatuhan yang sempurna
pusat selalu dapat direspon atau kausalitasnya Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
berdampak pada perubahan susunan meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
kelembagaan organisasi di Kota Tangerang, kesepuluh sudah berjalan baik. Hal ini dapat
yang berwujud berubahnya kebijakan dilihat dari pemangku jabatan struktural sudah
organisasi dan tata kerjanya. memiliki delegasi kewenangan dalam
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan menjalankan kekuasaannya masing-masing.
hanya sedikit mata rantai penghubungnnya
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk PENUTUP
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
kelima dapat dinilai sudah sangat nyata, karena Hasil penelitian memberikan kesimpulan
perubahan kebijakan reformasi birokrasi sebagai berikut :
berdampak langsung pada kinerja pegawai 1. Dalam implementasi reformasi birokrasi di
dalam melaksanakan pelayanan kepada Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum
masyarakatnya. ada road map reformasi birokrasi.
f. Hubungan saling ketergantungan kecil
2. Upaya pembentukan Tim Reformasi
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter Birokrasi di Sekretariat Daerah Kota
keenam secara legal formal kebijakan sangat Tangerang belum berdampak siginifikan,
kecil, tapi dalam tataran implementasi dikarenakan minim fungsi dan tidak
kebijakan ketergantungannya sangatlah besar. diberikan kewenangan secara jelas dalam
g. Pemahaman yang mendalam dan kebijakannya.
kesepakatan terhadap tujuan 3. Implementasi reformasi birokrasi yang
Pada parameter ketujuh sudah
mengindikasikan adanya kesepahaman dan ditindaklanjuti dengan output kebijakan
kesepakatan yang mendalam mengenai upaya dari pimpinan Pemerintah Kota Tangerang
pelaksanaan reformasi birokrasi dalam dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang,
mendukung kinerja pegawai di Sekretariat perubahan kelembagaan, adanya Pedoman
Daerah Kota Tangerang. SOP dan SOP masing-masing bagian
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan untuk pelayanan publik, kegiatan ABK dan
dalam urutan yang tepat
anforjab, pedoman kompetensi jabatan,
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter SKP, tidak diberengi kegiatan sosialisasi
kedelapan tidak dapat dilaksanakan dengan dan pembinaan yang optimal, sehingga
optimal, sebab setiap perubahan untuk produk hukum terkesan hanya untuk
pelaksanaan reformasi birokrasi dan menggugurkan kewajiban dalam rangka
peningkatan kinerja pegawai, para pegawai implementasi reformasi birokrasi di
tidak diberikan delegasi kewenangan dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang saja,
rincian tugas yang jelas, terutama pada pegawai
sedangkan dampak pada implementasi
yang memiliki jabatan fungsional.

8
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269

reformasi birokrasi yang menginginkan 4. Perlu dipertahankan program pemberian


adanya perubahan perilaku (mindset) dan insentif (tunjangan perbaikan penghasilan
budaya kerja (culture set) pegawai ke arah daerah) bagi pegawai guna mendongkrak
yang lebih baik menjadi jauh dari harapan. kinerja pemerintahan kalau perlu ditambah
lagi, dengan berdasarkan indikator-
Terdapat beberapa saran yang dapat indikator kinerja pegawai yang terukur
diusulkan oleh peneliti berkenaan dengan hasil (SKP) sehingga prinsip adil dan tidak
penelitian, antara lain :
diskriminasi dalam pemberian insentif
1. Diperlukannya road map reformasi
pegawai bisa diterapkan..
birokrasi di Sekretariat Daerah Kota
Tangerang, implementasi kebijakannya
dapat mudah dievaluasi dan jelas tahapan DAFTAR PUSTAKA
implementasinya dari waktu ke waktu. Alwasilah A Chaedar, (2008), Pokoknya
2. Untuk mengatasi kendala sosialisasi Kualitatif. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
kebijakan, maka diperlukan penyampaian Dunn William N. 2003. Pengantar Analisis
informasi (sosialisasi) implementasi Kebijakan Publik. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
kebijakan bisa berjalan efektif maka
Maleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian
pemanfaatan media komunikasi kedinasan, Kualitatif. PT.Remaja Rosdakarya.
informasi dan teknologi (IT) sangat Bandung.
membantu sekali dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
mentransformasikan informasi kebijakan tentang Grand Design Reformasi
sehingga informasi yang diterima Birokrasi 2010-2025.
pelaksana kebijakan bisa diterima dengan Peraturan Walikota Nomor 60 Tahun 2014
Tugas tentang Organisasi dan Tata Kerja
utuh tidak terjadi interpretasi yang salah Sekretariat Daerah Kota Tangerang.
(kabur), karena faktor tidak tercatatnya Peraturan Walikota Nomor 52 Tahun 2015
pesan tersebut (karena lisan) bisa tentang Pedoman Penilaian Prestasi Kerja
menyebabkan distorsi kepada bawahan. Pegawai dan Pemberian Tunjangan
3. Perlu adanya blue print kepegawaian dari Tambahan Penghasilan Dilingkungan
BKPP dengan menyandarkan pada aspek Pemerintah Kota Tangerang.
Surat Keputusan Walikota Tangerang Nomor :
penetapan Analisa Jabatan (Anjab),
800/ Kep.358.Bagian Organisasi/2014.
Analisa Beban Kerja (ABK) dan dilakukan Surat Keputusan Sekretaris Daerah Kota
assessment pegawai kemudian melakukan Tangerang Nomor : 065/Kep.Sekda.75-
tukar ulang pegawai (mismacth) serta Bag.Organisasi/ 2013 Standar Operasional
sistem bangrier yang jelas sehingga Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah.
pegawai mengetahui perkembangan Wahab. Abdul Solichin. 2011. Analisis
kariernya. Ada reward dan punishment Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara.
berjalan sesuai dengan kinerja pegawai.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai