774-File Utama Naskah-1003-1-10-20190123
774-File Utama Naskah-1003-1-10-20190123
BAMBANG KURNIAWAN
1)
Dosen STISIP Yuppentek
E-mail: bambangkurniawan@gmail.com1)
ABSTRAK
Reformasi birokrasi baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan
kebutuhan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Ini pada dasarnya
bertujuan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat. Baik buruknya
pelayanan yang diberikan pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi publik yang
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan publik. Ini menunjukkan bahwa
kinerja organisasi pemerintahan dengan segala perangkat teknisnya harus lebih diarahkan pada fungsi
pokok melayani masyarakat sebagai hal yang utama sebagaimana tersirat dalam semangat
desentralisasi. Kondisi di atas mendorong untuk mengkajinya lebih mendalam agar diperoleh
kejelasan pada tahapan implementasi kebijkan reformasi birokrasi. Adapun yang menjadi obyek
penelitian adalah Sekretariat Daerah Kota Tangerang Untuk mengkajianya peneliti menggunakan
metode kualitatif. Sedangkan sumber data digunakan key informan yang dianggap representatif. Hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum ada road map
reformasi birokrasi, Tim Reformasi Birokrasi di Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum berdampak
siginifikan, dikarenakan minim fungsi dan tidak diberikan kewenangan secara jelas dalam
kebijakannya, Implementasi reformasi birokrasi yang ditindaklanjuti dengan output kebijakan dari
pimpinan Pemerintah Kota Tangerang dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang, perubahan
kelembagaan, adanya Pedoman SOP dan SOP masing-masing bagian untuk pelayanan publik,
kegiatan ABK dan anforjab, pedoman kompetensi jabatan, SKP, tidak diberengi kegiatan sosialisasi
dan pembinaan yang optimal, sehingga produk hukum terkesan hanya untuk menggugurkan kewajiban
dalam rangka implementasi reformasi birokrasi.
1
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
2
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
tujuan atau mewujudkan sasaran yang Dimana reformasi biokrasi itu mencakup
diinginkan. beberapa perubahan.
3. Implementasi Kebijakan 7. Reformasi Birokrasi dan Good Governance
Winarno (2002 : 101-102), menjelaskan Reformasi birokrasi dan Good Governance
bahwa “Implementasi kebijakan dipandang merupakan dua konsep utama bagi
dalam pengertian luas merupakan alat perbaikan kondisi penyelenggaraan
administrasi hukum dimana berbagai aktor, kehidupan berbangsa dan bernegara di
organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja Indonesia. Kedua konsep ini merupakan
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan konsep yang saling terkait satu sama lainnya
guna meraih dampak atau tujuan yang dan bukanlah merupakan konsep yang relatif
diinginkan”. baru. Namun demikian sampai saat ini dan
4. Syarat-syarat Keberhasil Implementasi bahkan sampai tahun-tahun yang akan
Kebijakan datang kedua konsep tersebut akan sangat
Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gun yang berperan dalam perjalanan penyelenggaraan
dikutif oleh Wahab (2011 : 71-78) yaitu pemerintahan di Indonesia.
mengemukakan beberapa syarat yang dapat 8. Kinerja Pegawai
mempengaruhi keberhasilan suatu Kinerja berasal dari kata job
implementasi, yaitu: 1) Kondisi eksternal performance atau actual performance yang
yang dihadapi oleh badan atau instansi berarti prestasi kerja atau prestasi
pelaksana tidak akan mengalami gangguan sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
atau kendala yang serius, 2) Untuk Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
pelaksanaan program tersedia waktu dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
sumber-sumber yang cukup memadai, 3) dicapai oleh seorang pegawai dalam
Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan melaksanakan fungsinya sesuai dengan
benar-benar tersedia, 4) Kebijaksanaan yang tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
akan diimplementasikan didasarkan oleh
suatu hubungan kausalitas yang handal, 5) KERANGKA PEMIKIRAN
Hubungan kausalitas bersifat langsung dan Implementasi kebijakan Reformasi
hanya sedikit mata rantai penghubungnya, 6) Birokrasi, dimaksudkan adalah suatu perubahan
Hubungan saling ketergantungan kecil, 7) signifikan elemen-elemen birokrasi seperti
Pemahaman yang mendalam dan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur,
kesepakatan terhadap tujuan, 8) Tugas-tugas ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur,
diperinci dan ditempatkan dalam urutan pengawasan dan pelayanan publik, yang
yang tepat, 9) Komunikasi dan koordinasi dilakukan secara sadar untuk memposisikan diri
yang sempurna, dan 10) Pihak-pihak yang (birokrasi) kembali, dalam rangka
memiliki wewenang kekuasaan dapat menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan
menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang yang dinamis. Perubahan tersebut dilakukan
sempurna. untuk melaksanakan peran dan fungsi birokrasi
5. Reformasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna
Widjaja (2011:75), mengatakan bahwa menghasilkan manfaat sesuai yang diamanatkan
reformasi adalah suatu usaha yang dimaksud konstitusi.
agar praktik - praktik politik, pemerintah, Bekal teori yang akan digunakan untuk
ekonomi dan sosial budaya yang dianggap melakukan penelitian akan mengutip teori
oleh masyarakat tidak sesuai dan tidak implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh
selaras dengan kepentingan masyarakat dan oleh Wahab (2011 : 71-78) mengenai syarat-
aspirasi masyarakat diubah atau ditata ulang syarat implementasi kebijakan yaitu : 1)
agar menjadi lebih sesuai dan lebih selaras Kondisi eksternal, 2) Ketersedian waktu dan
(sosio-reformasi). sumber daya, 3) Perpaduan sumber daya yang
6. Reformasi Birokrasi diperlukan, 4) Kebijakan yang
Sedarmayanti (2009 : 72) merupakan upaya diimplementasikan, 5) Birokrasi implementasi
pemerintah untuk meningkatkan kinerja kebijakan, 6) Hubungan antar instansi, 7)
melalui berbagai cara dengan tujuan Pemahaman terhadap kebijakan, 8) Urutan
efektifitas, efisien, dan akuntabilitas. perincian tugas, 9) Komunikasi dan koordinasi
yang sempurna, dan 10) Pihak-pihak yang
3
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
4
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
pelaku kepentingan lainnya sebagai pendukung e. Adanya Standar Operasional Prosedur (77
serta pendorong perubahan. buah).
Ada 5 (lima) sasaran Reformasi Birokrasi f. e-Government (E-Proc/LPSE, SIAK,
yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah yang SPEKTRA, SIPBD, dan SIEVLAP).
juga menjadi pijak reformasi di Sekretariat g. Evaluasi disiplin kerja melalui finger print
Daerah Kota Tangerang, yakni : 1) Birokrasi dan token.
yang bersih, 2) Birokrasi yang efisien dan h. Evaluasi kinerja pegawai melalui SKP.
hemat, 3) Birokrasi yang transparan, 4)
Birokrasi yang melayani, dan 5) Birokrasi yang 2. Dampak Reformasi Birokrasi terhadap
terdesentralisasi. Kinerja Pegawai
Reformasi birokrasi di Sekretariat Daerah Upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam
Kota Tangerang sudah dimulai dengan intensif meningkatkan pelayanan publik dapat
dilaksanakan pada tahun 2007, dimana pada dikatakan sudah baik, hal ini terbukti dengan
tahun itu secara resmi mengusung secara resmi adanya beberapa kebijakan untuk membuat
motto pemerintahan Ahlaqul Kharimah dengan SOP dari mulai diterbitkannya Peraturan
mencoba adanya perubahan adanya perubahan Walikota Tangerang 33 tahun 2014 tentang
perilaku dan budaya (Mind Set dan Culture Set) Pedoman Penyusunan SOP AP, yang
di birokrasi Pemerintah Kota Tangerang. ditindaklanjuti oleh Sekretaris Daerah yang
Adapun nilai budaya yang menjadi program menerbitkan Surat Keputusan Sekretaris Daerah
saat itu adalah inovasi, kebersamaan, Kota Tangerang Nomor : 065/Kep. Sekda.75-
profesionalisme dan ahlaqul karimah. Bag.Organisasi/ 2013 Standar Operasional
Keempat nilai inti budaya Kota Tangerang Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah, sampai
ini sejalan dengan sepuluh prinsip tata diterbitkannya Buku Pedoman Standar
kepemerintahan yang baik (Good Governance) Operasional Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah
yang harus dijalankan oleh seluruh lapisan dari Bagian Organisasi.
masyarakat pada umumnya dan Pemda Kota Salah satu dari aspek-aspek struktural
Tangerang pada khususnya, yaitu Partisipasi, paling dasar dari suatu organisasi adalah
Penegakan Hukum, Transparasi, Kesetaraan, prosedur-prosedur kerja (SOP). Dengan
Daya Tangkap, Wawasan ke Depan, mengunakan SOP para pelaksana bisa
Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan menggunakan waktu yang tersedia, selain itu
Efektifitas, Profesionalisme. juga SOP juga menyeragamkan tindakan-
Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 tindakan dari para pejabat dalam organisasi
ada 3 (tiga) sasaran pembaharuan dan yang komplek dan tersebar luas yang pada
perubahan mendasar terhadap sistem gilirannya dapat menimbulkan fleksibilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama yang besar.
menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), Salah satu dampak penting adanya SOP ini
ketatalaksanaan, dan sumberdaya aparatur. menurut peneliti adalah bisa membantu
Perwujudan reformasi birokrasi di Sekretariat pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya
Daerah Kota Tangerang diindikasikan walaupun si pegawai itu adalah pegawai baru
dengan adanya : karena SOP adalah pemandu bagi pegawai agar
a. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi tidak kebingungan pada saat melaksanakan
melalui Keputusan Walikota Tangerang kebijakan dari pimpinan. Prosedur-prosedur
Nomor : 800/ Kep.358.Bagian kerja (SOP) dibuat agar kegiatan bisa berjalan
Organisasi/2014. dengan seefektif dan seefisien mungkin dengan
b. Perubahan kelembagaan melalui Peraturan memanfaatkan waktu yang terbatas, karena di
Walikota Nomor 60 Tahun 2014 Tugas SOP sudah ada standar mutu baku yang bisa
tentang Organisasi dan Tata Kerja mengukur berapa lama kita mengerjakan tugas.
Sekretariat Daerah Kota Tangerang. Pada sisi kelembagaan wujud reformasi
c. Adanya kegiatan survey Indeks Kepuasan birokrasi di Sekretariat Daerah Kota Tangerang
Masyarakat (IKM) yang berguna sebagai dibuktikan dengan adanya perubahan Peraturan
bahan dasar evaluasi pelaksanaan Walikota Tangerang Nomor 21 Tahun 2008
pelayanan. tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
d. Adanya Standar Pelayanan Minimal. Daerah Kota Tangerang yang berubah menjadi
5
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
6
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
Peraturan Walikota Nomor 33 Tahun 2014 Kompetensi Jabatan yang mengacu pada
yang menjadi landasan bagi seluruh SKPD- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
SKPD untuk wajib membuat dan menerapkan Nomor 13 tahun 2011 tentang Pedoman
prosedur-prosedur kerja (SOP) dalam Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.
menjalankan tugas-tugasnya dengan maksud Muara dari Reformasi Birokrasi adalah
dapat membantu para pelaksana dalam berubahnya mind set dan culture set dari
melaksanakan tujuan-tujuan pencapaian aparatur pemerintahan.Mengubah personil
kebijakan. Dengan demikian tidak ada lagi dalam birokrasi pemerintah merupakan
alasan dari SKPD-SKPD untuk mengelak tidak pekerjaan yang sulit dan tidak menjamin proses
membuat SOP. implementasi dapat berjalan dengan
Sumber daya manusia adalah asset yang lancar.Salah satu cara agar para pelaksana
penting dalam mewujudkan suatu implementasi menjalankan kebijakan sesuai dengan
kebijakan namun sumber daya manusia yang pengambil kebijakan adalah dengan
banyak bukan jaminan terwujudnya menambahkan beberapa insentif untuk para
implementasi kebijakan yang baik.Kecakapan pelaksana atau pegawai.
atau kompetensi dari pegawai adalah juga Dengan cara menambah penghasilan-
faktor yang penting untuk mendukung penghasilan bagi para pelaksana, barangkali
terlaksananya kebijakan bisa berjalan secara akan menjadi faktor pendorong yang membuat
efektif. Banyak upaya yang dilakukan untuk para implementator melaksanakan perintah
meningkatkan keterampilan pegawai dimana kebijakan dengan baik. Oleh karena itu para
salahsatunya dengan melakukan diklat-diklat implementator memegang peranan penting
yang memang sudah diarahkan ke dalam implementasi kebijakan publik, maka
keterampilan-keterampilan tertentu. upaya-upaya untuk memperbaiki
Dengan melakukan Anjab dan ABK kecenderungan-kecenderungan yang tidak
biasanya organisasi atau unit kerja akan mendukung implementasi kebijakan menjadi
mengetahui berapa banyak kebutuhan penting.
pegawai yang ideal di tiap-tiap unit kerja paling
tidak mendekati kondisi yang 5. Faktor Pendukung Pelaksanaan Reformasi
sebenarnya.Rendahnya motivasi dari para Birokrasi
pelaksana atau pegawai dalam menjalankan Faktor yang mempengaruhi implementasi
perintah-perintah kebijakan disebabkan belum kebijakan reformasi birokrasi dalam
berjalannya reward dan punishment dikalangan meningkatkan kinerja pegawai sejalan dengan
aparatur hal ini menyebakan pegawai merasa pendapat Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gun
belum diperlakukan secara adil. Ke depan perlu yang dikutif oleh Wahab, yaitu:
ada tambahan pegawai yang berlatar belakang a. Kondisi eksternal
pendidikan disesuaikan dengan tugas-tugas Sering berubahnya undang-undang yang
yang ada di pemerintahan dalam penempatan berdampak perubahan susunan organisasi di
atau mutasi pegawai untuk diSekretariat Daerah Sekretariat Daerah Kota Tangerang berdampak
seyogyanya disandarkan kepada assesment pada tidak optimalnya evaluasi kinerja pegawai,
dilihat kompetensi dari pegawai itu sendiri terutama pada jabatan-jabatan struktural yang
(Anjab dan ABK) karena melihat tingginya juga ikut berubah.
tingkat kompleksitas pekerjaan yang dihadapi b. Ketersediaan waktu dan sumber-sumber
oleh pegawai. yang memadai
Untuk menjamin obyektifitas, keadilan dan Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
transparansi pengangkatan Pegawai Negeri meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
Sipil dalam jabatan dan guna mewujudkan kedua dapat dinilai sangat memadai, karena
pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta baik dilihat dari faktor kecukupan waktu
menjamin keberhasilan pelaksanaan ataupun kecukupan sumber biaya dalam
pemerintahan dan pembangunan, maka harus mendukung reformasi birokrasi di Sekretariat
ada Standar kompetensi Jabatan sebagai Daerah Kota Tangerang sudah sangat memadai.
pedoman. Dalam mewujudkan hal tersebut di c. Perpaduan sumber-sumber kebijakan
atas di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
Tangerang sudah ada pedoman Standar meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
7
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269
ketiga dapat dinilai sudah mencukupi, namun i. Hubungan saling ketergantungan kecil
karena seringkali mengalami perubahan, maka Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
pada tataran implementasi kebijakan menjadi meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
banyak bias, sebab belum tuntas melaksanakan kesembilan sudah berjalan optimal. Hal ini
kebijakan, sudah muncul kebijakan baru, walau ditunjukkan dengan berjalannya koordinasi di
masih tetap mengusung nama reformasi setiap kegiatan yang dilaksanakan di tiap
birokrasi. bagian baik kegiatan yang dilakukan secara
d. Kebijaksanaan yang akan manidiri di tiap bagian ataupun kegiatan yang
diimplementasikan didasarkan oleh suatu dilaksanakan secara tim yang melibatkan
hubungan kausalitas yang handal pegawai dari berbagai bagian yang ada di
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk Sekretariat Daerah Kota Tangerang.
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang
keempat dapat dinilai sudah sangat signifikan, kekuasaan dapat menuntut dan
karena adanya perubahan kebijakan di tingkat mendapatkan kepatuhan yang sempurna
pusat selalu dapat direspon atau kausalitasnya Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
berdampak pada perubahan susunan meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
kelembagaan organisasi di Kota Tangerang, kesepuluh sudah berjalan baik. Hal ini dapat
yang berwujud berubahnya kebijakan dilihat dari pemangku jabatan struktural sudah
organisasi dan tata kerjanya. memiliki delegasi kewenangan dalam
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan menjalankan kekuasaannya masing-masing.
hanya sedikit mata rantai penghubungnnya
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk PENUTUP
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter
kelima dapat dinilai sudah sangat nyata, karena Hasil penelitian memberikan kesimpulan
perubahan kebijakan reformasi birokrasi sebagai berikut :
berdampak langsung pada kinerja pegawai 1. Dalam implementasi reformasi birokrasi di
dalam melaksanakan pelayanan kepada Sekretariat Daerah Kota Tangerang belum
masyarakatnya. ada road map reformasi birokrasi.
f. Hubungan saling ketergantungan kecil
2. Upaya pembentukan Tim Reformasi
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter Birokrasi di Sekretariat Daerah Kota
keenam secara legal formal kebijakan sangat Tangerang belum berdampak siginifikan,
kecil, tapi dalam tataran implementasi dikarenakan minim fungsi dan tidak
kebijakan ketergantungannya sangatlah besar. diberikan kewenangan secara jelas dalam
g. Pemahaman yang mendalam dan kebijakannya.
kesepakatan terhadap tujuan 3. Implementasi reformasi birokrasi yang
Pada parameter ketujuh sudah
mengindikasikan adanya kesepahaman dan ditindaklanjuti dengan output kebijakan
kesepakatan yang mendalam mengenai upaya dari pimpinan Pemerintah Kota Tangerang
pelaksanaan reformasi birokrasi dalam dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang,
mendukung kinerja pegawai di Sekretariat perubahan kelembagaan, adanya Pedoman
Daerah Kota Tangerang. SOP dan SOP masing-masing bagian
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan untuk pelayanan publik, kegiatan ABK dan
dalam urutan yang tepat
anforjab, pedoman kompetensi jabatan,
Pelaksanaan reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada parameter SKP, tidak diberengi kegiatan sosialisasi
kedelapan tidak dapat dilaksanakan dengan dan pembinaan yang optimal, sehingga
optimal, sebab setiap perubahan untuk produk hukum terkesan hanya untuk
pelaksanaan reformasi birokrasi dan menggugurkan kewajiban dalam rangka
peningkatan kinerja pegawai, para pegawai implementasi reformasi birokrasi di
tidak diberikan delegasi kewenangan dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang saja,
rincian tugas yang jelas, terutama pada pegawai
sedangkan dampak pada implementasi
yang memiliki jabatan fungsional.
8
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 1 E-ISSN: 2614-8390
Juli 2017 P-ISSN: 1858-1269