Anda di halaman 1dari 6

MAKNA DAN HUBUNGAN PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH

Disususn Oleh:

Yunita Asri

180603194

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

2021
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kepada allah SWT atas segala
rahmaat dan karunianyaa penulia dpat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari
mata kuliaah akuntansi syariah yang membahas tentang sejarah akuntansi syariah yang berjudul
Makna dan Perkembangan sejarah Akuntansi Syariah .

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membina
dalam pembelajaran mata kuliah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagau pihak, kritik dan saran
diharaopkan dapat diberikan agar berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi merupakan saah satu pokok materi kehidupan keseharian kita. Berkenaan dengan
prospek ekonomi kedepan, diharapkan kondisi terhadap perekonomian domestic seiring dengan
perbaikan produktifitas dan efisiensi perekonomian domestic.

Akuntansi syariah pada tartan ontology dan epistemology terdapat kesepahaman antar para
akuntansi bahwa akuntasi syariah berbeda dengan akuntansi konvensioanal. Namun, dalam tataran
metodologi masih ada pandangan di kalangan pakar akuntansi syariah perbedaan tersebut sangat
mudah diketahui denga cara membaca hasil dari karya-karya terkait akuntansi syariah baik tulisan
tingkat internasioanal maupun skala nasional.

Sejarah Akuntasi syariah, sebenarnya sudah lama lahir. Dimana dengan adanya standar
akuntansi syariah dapat menyajikan informasi yang relevaan dan dapat dipercaya kebenarannya.
Standar akuntasi juga digunakan oleh pemakai lporan keuangan seperi investor, kerditor,
pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan menganslisi laporan
keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil keoutusan yang benar.

Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak penyusun dan
pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan interpretasi atas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

2. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang dibahas penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut,
a. Bagaimana makna Sejarah akuntansi syariah ?
b. Bagaimana perkembangan sejarah akuntansi syariah.

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Makna sejarah akuntasi syariah
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan sejarah akuntansi syariah.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Makna Sejarah Akuntansi Syariah
Awal mula ide pembentukan sejarah standar akuntansi syariah dimulai dari kevakuman proses
akuntansi yang dirasakan oleh manajemen pengelola bank syariah pertama, yaitu Bank Muamalat
Indonesia. Akibat adanya sebuah kebutuhan praktik akuntansi yang sesuai dengan ajaran syariah
Islamiah, Direksi Bank Muamalat Indonesia, dalam hal ini Achmad Baraba, resah merasakan
bahwa proses bisnis pada BMI yang sudah mengarah pada implementasi ide ekonomi syariah,
namun ternyata pada periode kepemimpinannya selama 4-5 tahun berjalan proses akuntansinya
masih menerapkan proses akuntansi konvensional. Karena keresahan inilah beliau kemudian
menulis surat kepada Bank Indonesia dan IAI agar BMI dibuatkan standar akuntansi perbankan
syariah. Jadi Achmad Baraba adalah salah seorang pelaku sejarah asal mula akuntansi syariah di
Indonesia.

Sejarah, menurut Kartodirdjo (1993: 20-21) dapat dianggap sebagai alat untuk mengurangi
kekhawatiran terhadap hal-hal yang tidak diketahui. Sejarah akan memperkuat perasaan akan
suatu realitas. Kehidupan modern menuntut alat-alat intelektual yang dapat memahami lingkungan
secara mendalam. Hal ini dapat dipahami melalui pemahaman sejarah. Kemudian, bila dikaitkan
dengan ekonomi dan akuntansi Islam, maka perkembangan pemikiran ekonomi dan akuntansi
Islam adalah juga produk intelektual manusia yang juga melibatkan berbagai masalah sosial
Indonesia.

Dengan memahami sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dan akuntansi Islam di


Indonesia, maka kita akan lebih memahami keterjalinan antara budaya dan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Perkembangan pemikiran ekonomi dan akuntansi Islam tidak akan terpisah dari
perkembangan Islam itu sendiri di Indonesia. Kuntowijoyo (1994: 100-101) mengelompokkan
periode sejarah Islam di Indonesia menjadi 3 periode, yaitu utopia, ideologi, dan ide. Periode
utopia digambarkan Kuntowijoyo (1994) sebagai periode dimana orang masih berandai-andai
mengharapkan masyarakat seperti yang kelompok ini inginkan tanpa mempertimbangkan
kenyataan obyektif sekitarnya. Jadi Islam dicoba diterapkan mengikuti kehendaknya. Sebagai
contoh yaitu munculnya ide negara Islam oleh Kartosuwirjo.
Sebagai tonggak sejarah, dikenalnya dan memasyarakatnya ekonomi dan akuntansi Islam di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian bank syariah
pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat, adalah tonggak sejarah mulai diterapkannya ajaran
Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses
perjuangan sekelompok masyarakat dan pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat
Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran Islam.

B. Perkembangan sejarah akuntansi syariah


Dalam proses kemunculannya, akuntansi Islam ini juga mengalami proses sejarah. Selain bisa
dilacak dari munculnya berbagai buku tentang akuntansi Islam ini, secara sepintas, perubahan
pemikiran akuntansi Islam bisa dilacak dari perubahan Standar Akuntansi bentukan Ikatan
Akuntan Indonesia, yaitu mulai dari PSAK 59 menjadi PSAK 101 sampai 111. Semua perubahan
ini belum terdokumentasikan secara ilmiah.

Selain kebutuhan akan akuntansi Islam, berdirinya bank syariah juga membutuhkan
seperangkat aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan sendiri,
kebutuhan pengawasan, kebutuhan pemahaman terhadap produkproduk syariah dan lain-lain.
Kesemuanya ini menimbulkan sebuah kebutuhan baru. Maka, bersamaan dengan itu
bermunculanlah berbagai lembaga yang mendukung kebutuhan tersebut, antara lain, lembaga
yang mengajarkan manajemen dan produk syariah, lembaga keuangan dan pasar modal syariah,
dan institusi resmi yang melahirkan para akuntan syariah.

Dalam jangka pendek, karena kemungkian bank syariah juga akan go publik, maka pasti akan
diperlukan auditor independen yang paham akan syariah Islam. Dengan demikian jelas bahwa
kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi Islam adalah karena berdirinya
bank syariah. Pendirian bank syariah adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi
Islam.

Perkembangan akuntansi di negara Islam dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Hal universal yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi syariah adalah pemenuhan kebutuhan dasar dari negara
tersebut, misalnya dalam hal pendirian kantor-kantor pemerintahan, spesialisasi kemampuan, dan
juga kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai. Selain
hal universal yang harus dipenuhi tersebut, perkembangan akuntansi syariah juga dilatarbelakangi
oleh sisi kebutuhan pribadi dari seorang muslim sendiri yaitu faktor zakat. Penghitungan zakat
harus dilakukan secara benar karena kita tahu bagi umat Islam, zakat merupakan salah satu rukun
Islam yang wajib untuk dipatuhi.
Faktor pendorong perkembangan akuntansi di negara Islam dapat dijelaskan sebagai berikut :
a). Pendirian kantor – kantor pemerintahan yang disebut dengan kata diwan sangat berkaitan erat
dengan perkembangan sistem administrasi dalam kantor tersebut. Perkembangan sistem
administrasi ini yang kemudian menjadi faktor pendorong perkembangan akuntansi di negara
Islam.
b). Spesialisasi kemampuan dan signifikansi karena adanya pembagian tugas dari masing-masing
tenaga kerja yang nantinya akan dapat melakukan tugas serta fungsinya sesuai dengan
kemampuan yang dia miliki. Begitu pula dengan spesialisasi dalam bidang akuntansi, ketika
seorang tenaga kerja telah mendapatkan spesialisasi di bidang akuntansi sesuai dengan
kemampuannya, tentu itu akan menjadi faktor untuk perkembangan akuntansi semakin lebih lagi.
c). Memilih dan memilah pegawai yang benar-benar memiliki kemampuan serta kapasitas yang
cocok dengan bidang kerja yang dia akan duduki. Seperti ketika Muhammad SAW memilih
pegawainya, beliau sangat memperhatikan dari kemampuan pegawainya sehingga bidang
pekerjaan yang ditekuni pun dapat berjalan dengan maksimal. Begitu pula dalam bidang
akuntansi, seorang yang memiliki kemampuan dan kapasitas tinggi dalam bidang akuntansi tentu
akan sangat membantu perkembangan akuntansi semakin lebih lagi.

Anda mungkin juga menyukai