Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR (BEA KELUAR)

TERHADAP VARIABEL-VARIABEL PERDAGANGAN


BIJI KAKAO INDONESIA
Afrianingsih Putri, Osmet, Rusda Khairati

ABSTRACT. This study aims analyzing the effect of cocoa export tax on the
volume of Indonesia’s cocoa export, the availability of domestic cocoa beans,
and its domestic price by using relevant monthly data from January 2009 to
December 2012 and appling simultaneous equation with two stages least
square. The results show that the cocoa export tax have a negative relationship
with the volume of its export and a positive relationship with the availability of
domestic cocoa beans. The volume of exports has a negative relationship with
the domestic availability. In addition, the volume of exports is also significantly
affected by the production and the exchange rate, but not significantly affected
by the previous export prices. Only the volume of import that has no significant
effected to this. Moreover, further analysis shows that the domestic price of
cocoa beans only negatively affected by export taxes and the availability of
domestic and positive effect on export prices. In sum, the empirical analysis is
consistent with theoritical suppositions about the impacts of export tax on
export and domestic supply of cocoa beans in Indonesia

Kata Kunci: pajak ekspor, volume ekspor, harga domestik

PENDAHULUAN moditas primer, termasuk komoditas


Latar Belakang kakao, yang diperdagangkan di da-
Kakao merupakan komoditas lam negeri agar mampu menum-
unggulan yang berkontribusi penting buhkan industri pengolahan dalam
dalam menghasilkandevisa negara negeri. Kebijakan ini kemudian didu-
Indonesia. Berbagai kebijakan telah kung denganPeraturan Menteri Ke-
dibuat pemerintah untuk terus uangan No. 67/PMK.011/2010 tang-
mengembangkan komoditas ini, mu- gal 22 Maret 2010 tentang penge-
lai dari hulu sampai ke hilir. Di naan bea keluar (BK) terhadap
sektor hulu, pemerintah telah mela- ekspor biji kakao. Tujuan kebijakan
kukan revitalisasi tanaman kakao ini adalah untuk menjamin pasokan
dalam bentuk peningkatan kuantitas kakao dalam negeri agar industri-
dan kualitas produksi.Di sektor hilir industri kakao di dalam negeri ber-
pemerintah telah banyak berupaya kembang baik. Banyaknya biji kakao
untuk meningkatkan perolehan nilai yang diekspor kelihatannya telah
tambah dari komoditas ini. menyebabkan pasok domestik kakao
Dalam kerangka kebijakan ini, semakin berkurang untuk meme-
pemerintah pun telah menghapus nuhi kebutuhan industridalam nege-
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) se- ri. Menurut Media Data Riset (2011),
besar 10 persen untuk seluruh ko-

Afrianingsih Putri adalah Mahasiswa S2 Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unand
Osmet danRusda Khairati adalah Dosen Pasca Sarjana S2 Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Unand
Afrianingsih Putri, Pengaruh Kebijakan Pajak Ekspor (Bea Keluar) Terhadap Variabel- 60
Variabel Perdagangan

Industri olahan domestik memang a. Untuk melihat pengaruh


kesulitan mendapatkan bahan baku. kebijakan pajak ekspor (bea
keluar) terhadap volume
Perumusan Masalah ekspor biji kakao Indonesia
Kebijakan pajak ekspor yang b. Untuk melihat pengaruh pajak
ditetapkan, secara teoritis, akan ekspor terhadap ketersediaan
memberikan serangkaian dampak. domestik biji kakao Indonesia
Pertama-tama, pajak ekspor akan
mempengaruhi volume ekspor kakao
Indonesia. Kalau produksi kakao da- METODE PENELITIAN
lam negeri tetap maka ini akan mem- Untuk melihat pengaruh kebi-
pengaruhi jumlah ketersediaan do- jakan pajak ekspor terhadap volume
mestik. Apabila volume ekspor naik ekspor, ketersediaan domestik dan
maka ketersediaan domestik akan harga domestik biji kakao berda-
berkurang, begitu pula apabila keter- sarkan data yang tersedia, maka stu-
sediaan domestik lebih besar maka di ini menggunakan uji ekono-
volume ekspor akan kecil. metrika regresi linear dengan model
Kebijakan pajak ekspor yang persamaan simultan dengan metode
telah dikeluarkan pemerintah akan Two Stage Least Square (2SLS).
berpotensi menimbulkan dampak Pengolahan data menggunakan prog-
positif maupun negatif. Di sisi posi- ram komputer SAS (Statistical Ana-
tif, kebijakan pajak ekspor, akan me- lysis System)
nambah pendapatan pemerintah. Se- Model yang dibuat merupakan
lain itu, kebijakan pajak ekspor da- suatu persamaan simultan dengan
pat menekan volume ekspor biji hubungan dua arah yang membuat
kakao Indonesia dan sekaligus me- variabel bebas dan variabel tak bebas
ningkatkan ketersediaannya di pasar bisa berganti posisi. Menurut Sup-
domestik. Hal ini selanjutnya tentu ranto (1983), dalam model simultan
akan juga dapat mendorong per- dengan hubungan dua arah, pem-
tumbuhan industri-industri olahan berian nama variabel bebas dan
biji kakao dalam negeri. variabel tak bebas di dalam sistem
Semua dugaan hipotetis di persamaan simultan sudah tidak
atas membutuhkan pembuktian se- tepat lagi. Dalam persamaan simul-
cara empiris. Inilah alasan diada- tan yang ada adalah variabel en-
kannya penelitian ini guna men- dogen dan variabel eksogen.
jawab pertanyaan-pertanyaan: bagai- Data yang digunakan meru-
mana kebijakan pajak ekspor (bea pakan data sekunder tentang biji ka-
keluar) mempengaruhi volume eks- kao Indonesia dari periode Januari
por biji kakao Indonesia dan keter- 2009 sampai Desember 2012yang
sediaan domestik. dikumpulkan dari berbagai sumber
sekunder seperti Badan Pusat
Tujuan Penelitian Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI),
Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo)
Berdasarkan latar belakang serta Departemen Pertanian. Rang-
permasalahan dan pertanyaan yang kaian hipotesis yang ingin diuji
muncul di atas, maka secara detil dalam penelitian ini disajikan dalam
penelitian ini bertujuan untuk : bentuk hubungan persamaan-per-
samaan matematis sebagai berikut:
61 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4, Nomor 1, Maret 2014, hal. 59 - 64

Persamaan 1: HASIL DAN PEMBAHASAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi Dalam uji regresi, tahap awal
Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia yang dilakukan adalah melakukan
(XCCO) uji untuk menilai apakah model
XCCO = a 0 + (-) a1 PE + a2 Y CCO +a3 P persamaan yang dibentuk bisa dila-
CCO + a4 ER + a5 PCCOt-3 +e1 kukan analisis lebih lanjut.Uji yang
dilakukan adalah uji normalitas, uji
Persamaan 2 : autokrelasi, uji multikolinearitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil pengujian normalitas
Ketersediaan Domestik Biji Kakao terhadap dua persamaan, menun-
Indonesia (SDCCO) jukkan data terdistribusi secara nor-
SDCCO = b0 + (-) b1 XCCO + b2 PE(D) + b3 Y
CCO + b4 IMCCO + (-) b5 PCCO+ (-) mal. Begitu juga, untuk uji auto-
b6PIMCCO + e2 korelasi, menunjukkan ketiga persa-
maan yang dibentuk tidak memiliki
Keterangan: gejala autokorelasi. Sedangkan un-
a. XCCO =Volume ekspor kakao (ton) tuk uji mutlikolineriti, persamaan
b. PE = Kebijakan pajak ekspor volume ekspor dan ketersediaan do-
c. YCCO = Jumlah produksi kakao mestik terdapat gejala multi-
Indonesia (ton)
d. PCCO = Harga ekspor kakao kolineariti.
(US$/ton) Setelah semua uji-uji tersebut
e. ER = Nilai tukar Rupiah dilakukan, selanjutnya dilakukan
terhadap Dollar Amerika (Rp/US$) analisis regresi terhadap ketiga
f. SDCCO = Ketersediaan kakao persamaan tersebut :
domestic (ton)
g. IMCCO = Impor kakao ke pasar
domestik Indonesia (ton) 1. Analisa faktor-faktor yang mem-
h. PIMCCO = Harga impor biji kakao pengaruhi volume ekspor biji
Indonesia (US$/ton) kakao
i. PCCOt-3 = Harga ekspor biji kakao Hasil akhir analisa regresi
Indonesia periode 3 bulan sebelumnya
(US$/ton dengan menggunakan software SAS
j. Ei = error term terhadap faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi Volume Ekspor Biji Kakao
Untuk menilai apakah analisis regresi (XCCO) berbentuk persamaan beri-
bisa dilakukan untuk model per- kut :
samaan diatas dilakukan uji norma- XCCO = 88.773,31 – 7117,65 PE
litas, uji autokrelasi,dan uji multi- + 0,4095 Y CCO +
kolinearitas. 6,0171 PCCO- 11,976
ER + 0,05177PCCO(t-
3)+e1
Hasil pengujian regresi terhadap
volume selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah ini :
Afrianingsih Putri, Pengaruh Kebijakan Pajak Ekspor (Bea Keluar) Terhadap Variabel- 62
Variabel Perdagangan

Tabel 1. Hasil analisis regresi pada persamaan volume ekspor biji kakao
Indonesia
Variabel Nilai Nilai Signifikan uji t
Koefisien t-hitung Probabilitas < 0,05
1. Intercept 88773,310 4,080
2. Pajak Ekspor (PE) -7117,650 -2,410 0,023*
3. Produksi (YCCO) 0,409 12,730 0,000*
4. Harga Ekspor (PCCO) 6,017 1,530 0,136
5. Nilai Tukar Rupiah (ER) -11,976 -5,890 0,000*
6. Harga Ekspor periode
sebelumnya (PCCOt-3) 0,052 1,700 0,096

Nilai F-hitung 49,990


R-Square = 0,851.
Adj R-Sq 0,833
*) berpengaruh nyata dengan tingkat kepercayaan 5 persen
Dari hasil pendugaan model yang menunjukkan bahwa harga
dilakukan diatas, variabel produksi, ekspor biji kakao dan produksi
pajak ekspor, harga ekspor dan harga berpengaruh terhadap penawa-
ekspor periode sebelumnya dan nilai ran ekspor biji kakao Indonesia.
tukar rupiah terhadap dollar Ame- c. Nilai tukar rupiah memiliki
rika Serikat memiliki koefisien yang hubungan negatif terhadap
sesuai dengan harapan. volume ekspor. Melemahnya
a. Produksi, harga ekspor dan rupiah terhadap dollar Ame-
harga ekspor periode sebe- rika Serikat meningkatkan
lumnya memiliki hubungan ekspor kakao keluar negeri.
positif dengan volume eks- Nilai tukar rupiah terhadap
por. Meningkatnya produksi dollar ini memiliki pengaruh
kakao akan meningkatkan yang cukup signifikan terha-
ekspor kakao keluar negeri. dap volume ekspor.
Sedangkan jika harga ekspor Hasil penelitian Arsyad,et,al
dan harga ekspor periode (2011) terkait respon ekspor kakao
sebelumnya naik maka volu- Indonesia menunjukkan harga eks-
me ekspor periode sekarang por kakao Indonesia tahun sebelum-
juga akan meningkat. nya, pertumbuhan produksi kakao
b. Pajak ekspor memiliki hu- Indonesia, nilai tukar sebelumnya
bungan negatif dengan vo- dan trend waktu menjadi faktor-
lume ekspor. Diberlakukan- faktor potensial yang mem-
nya pajak ekspor akan me- penga-ruhi ekspor kakao Indonesia.
nurunkan ekspor biji kakao Dari hasil penelitian Lolowang
keluar negeri. Hal ini (1999) juga menegaskan
menunjukkan bahwa hasil melemahnya nilai tukar (depresiasi)
analisis sesuai dengan hipo- rupiah terhadap dollar Amerika
tesis yang telah dibuat dan Serikat merangsang atau mendorong
memiliki pengaruh yang perusahaan eks-portir untuk
signifikan kecuali variabel meningkatkan kuantitas ekspor biji
harga ekspor dan harga kakao ke pasar dunia.
ekspor periode sebelumnya.
Dari hasil studi yang dilakukan 2. Analisa faktor-faktor yang mem-
Sarmila (1994) mengenai peri- pengaruhi ketersediaan domestik
laku ekspor kakao Indonesia biji kakao.
63 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 4, Nomor 1, Maret 2014, hal. 59 - 64

Hasil akhir analisa regresi 0,72549 IMCCO – 8,274220


dengan menggunakan software PCCO – 10,1947 PIMCCO+
SAS terhadap faktor-faktor yang e2
mempengaruhi ketersediaan biji
kakao (SDCCO) berbentuk persa- Hasil pengujian regresi terha-
maan berikut: dap ketersediaan domestik biji ka-
SD = 4874,809– 0,76545 XCCO + kao dapat dilihat pada Tabel 2
3.532,504 PE + 0,924645 Y
CCO +
Tabel 2. Hasil regresi pada persamaan ketersediaan domestik biji kakao Indonesia
Variabel Nilai Koefisien Nilai Signifikan uji t
t-hitung Probabilitas < 0,05

1. Intercept 4874,809 1,050 0,3010


2. Volume Ekspor (XCCO) -0,765 -9,940 0,000*
3. PajakEkspor(PE) 3532,504 2,180 0,035*
4. Produksi(YCCO) 0,925 39,00 0,000*
5. Harga Ekspor (PCCO) -8,274 -3,870 0,004*
6. Impor (IMCCO) -0,725 1,550 0,130
7. Harga Impor (PIMCCO) -10,195 -6,970 0,000*

Nilai F-hitung 528,08


R-Square 0,9872
Adj R-Sq0,98536
*) berpengaruh nyata dengan tingkat kepercayaan 5 persen
memungkinkan industri olahan
kakao melakukan impor seba-
Dari hasil analisis yang dila-
nyak-banyaknya.
kukan pada persamaan ketersediaan
b. Pajak ekspor, produksi dan im-
domestik biji kakao Indonesia, vari-
por memiliki hubungan positif
abel volume ekspor, produksi, pajak
dengan ketersediaan domestik.
ekspor, impor, harga ekspor, harga
Hal ini sesuai dengan hipotesis
impor memiliki koefisien yang sesuai
semula. Namun, untuk variabel
dengan harapan
impor tidak berpengaruh sig-
a. Volume ekspor, harga ekspor
dan harga impor memiliki hu-
bungan negatif dengan keterse-
nifikan terhadap ketersediaan
diaan domestik. Semakin ba-
domestik biji kakao sedangkan
nyak biji kakao di ekspor me-
produksi, volume ekspor dan
nyebabkan ketersediaan dalam
harga ekspor, harga impor dan
negeri berkurang. Untuk harga
pajak ekspor memiliki pengaruh
ekspor, semakin tinggi harga
nyata yang cukup signifikan.
ekspor maka semakin banyak
Studi yang dilakukan Gonar-
produsen menjual kakao keluar
syah (1990) menemukan bahwa
negeri yang mengakibatkan ke-
secara agregat produksi kakao
tersediaan dalam negeri sema-
nasional terus mengalami pe-
kin berkurang. Begitu juga yang
ningkatan, namun pada saat
terjadi pada harga impor, sema-
yang sama Indonesia juga me-
kin rendah harga impor maka
lakukan impor.
Afrianingsih Putri, Pengaruh Kebijakan Pajak Ekspor (Bea Keluar) Terhadap Variabel- 64
Variabel Perdagangan

Semakin meningkatkannya pa- nuhan kebutuhan dalamnegeri


sokan biji kakao dalam negeri diha- dengan kombinasi kebijakan
rapkan mampu meningkatkan In- pajak ekspor.
dustri pengolahan biji kakao dalam
negeri. Industri pengolahan kakao DAFTAR PUSTAKA
akan bisa membeli kakao dengan Arsyad M, Sinaga Bonar, Yusuf S,
tingkat harga yang lebih baik 2011.Analisis Dampak Kebijakan
(Askindo, 2011). Pajak Ekspor dan Subsidi Harga
Kebijakan pajak ekspor yang Pupuk terhadap Produksi dan
diberlakukan pemerintah, telah se- Ekspor Kakao Indonesia Pasca
suai dengan tujuan yang dibuat oleh Putaran Uruguay. Jurnal Sosial
pemerintah dimana kebijakan ini Ekonomi Pertanian, Volume 8,
mampu menurunkan volume ekspor Nomor 1, Februari 2011.
biji kakao Indonesia dan mening- Askindo, 2011.Memajukan Perka-
katkan ketersediaan pasokan biji ka- kaoan Sumatera Barat (Tips
kao dalam negeri. Petunjuk Praktis Bertanam
Kakao). Pradhana Print.
Gujarati, D dan Sumarna Z. 1999.
KESIMPULAN DAN SARAN Ekonometrika Dasar. Jakarta :
Pajak ekspor memiliki pengaruh Erlangga.
terhadap volume ekspor, keterse- Gonarsyah, I., T. Sudaryanto, A. Purwoto
diaan domestik dan harga domestik. dan S.H. Susilowati. 1990. Studi
Tentang Permintaan dan Penawaran
Analisis data menunjukkan bahwa Komoditi Eks-por Pertanian (Kakao).
pajak ekspor telah menekan volume Laporan Penelitian. Kerjasama Biro
ekspor dan meningkatkan keterse- Peren-canaan Departemen Pertanian
diaan dalam negeri. dengan Fakultas Pertanian Ins-titut
Dari penelitian ini, pemerintah Pertanian Bogor. Bogor.
Lolowang, T.F. 1999. Analisis Penawaran
sebagai fasilitator dan regulator per- dan Permintaan Kakao Indonesia di
lu membuat kebijakan yang me- Pasar Do-mestik dan
nyeluruh : Internasional.Tesis. Program
1. Disisi industri, pemerintah perlu Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor
kesiapan dan regulasi pengem- Sarmila. 1994. Analisis Ekspor dan
Standarisasi Biji Kakao Indonesia.
banganindustripengolahan biji Tesis Pasca Sarjana. Fakultas Pertanian.
kakao. Sehingga industri-indus- IPB
tri lokal tidak kalah bersaing Supranto,J. 1983 Ekonometrik (Buku
dengan investasi asing Kedua). Lembaga Penerbit Fa-kultas
Ekonomi Universitas In-donesia.
2. Pemerintah sendiri harus tetap
Jakarta.
memperhatikan volume ekspor Suliyanto,2011. Ekonometrika Tera-pan:
biji kakao. Karena kondisi ini Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi
berpengaruh pada daya saing biji Yogyakarta.Yogyakarta.
kakao Indonesia di pasar dunia Tim Media Data Riset. 2011. Studi Progress
Revitalisasi Pengem-bangan Industri
dan berpangaruh pada sumber
Kakao di Indonesia (Pasca penetapan
devisa negara. Pajak ekspor Bea Keluar (BK) Kakao. PT Media Data
dengan tujuan mendatangkan Riset.Jakarta
devisa bagi pemerintah harus
dapat berjalan dengan peme-

Anda mungkin juga menyukai