Anda di halaman 1dari 12

Tugas Resume Makalah Mengenai Kebutuhan Belajar Klien

Dalam Promosi Kesehatan

Nama : Eka Silvia Noor Rahmi

NIM : 20.200.0016

Dosen Pengampu : Yuseran, SKM, MPH

Pendahuluan

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara


dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Kegiatan promosi
kesehatan diselenggarakan melalui proses : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, dimana disetiap proses tersebut menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.

B. Tahap Promosi Kesehatan

Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian tentang


apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien,
baik individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnose keperawatan. Pengkajian
bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman
yang terkait, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi
yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan proses asuhan
keperawatan selanjutnya.
Pembahasan

1. Identifikasi kebutuhan belajar klien

A. Pengkajian Kebutuhan Belajar klien Dalam Promosi Kesehatan


Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian tentang
apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien,
baik individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan
Bandman, 1995). Pengkajian bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup
yang dilakukan klien. Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk
menetapkan proses asuhan keperawatan selanjutnya.
Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor
(baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat
mengembangkan startegi promosi kesehatan. Hancock dan Minkler (1997), mengemukakan
bahwa bagi profesional kesehatan yang peduli tentang membangun masyarakat yang sehat,
ada dua alasan dalam melakukan pengkajian kesehatan komunitas, yaitu sebagai informasi
yang dibutuhkan untuk perubahan dan sebagai pemberdayaan.
a) Menentukan Kebutuhan Manusia
b) Tujuan pengkajian keperawatan dalam promosi kesehatan
c) Proses pengkajian dalam promosi kesehatan
d) Menentukan tindak lanjut dalam pengkajian promosi kesehatan lokal,

Pengkajian yang komperensif dalam pendidikan kesehatan dalam kaitannya dengan


kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat keperawatan dan hasil pengkajian fisik serta
melalui informasi dari orang yang dekat dengan klien. Pengkajian juga mencakup
karakteristik yang mungkin akan mempengaruhi proses belajar. Misalnya kesiapan untuk
belajar, motivasi untuk belajar, dan tingkat kemampuan untuk membaca. Selain penggalian
data melalui wawancara, perawat juga harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan
kebutuhan klien. Kebutuhan belajar dapat juga diidentifikasi dari pernyataan klien terhadap
perawat tentang sesuatu hal yang tidak mereka ketahui atau tidak terampil dalam
melakukannya.

a. Pengkajian faktor predisposisi

1. Pengkajian riwayat keperwatan


Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan
seseorang, sehingga dapat memberi arah mengenai isi pendidikan kesehatan dan pendekatan
yang digunakan. Pernyataan yang diajukan hendaknya sederhana. Pada pasien lansia,
pernyataan yang diajukan perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama pada klien
anak dapat dikaji melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas atau bermain, sehingga
mendapatkan data tetang kemampuan motorik dan perkembangan intelektualnya.

2. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan
belajar klien. Contohnya status mental, kekuatan fisik status nutrisi. Hal yang mencakup
pemeriksaan fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk
aktivitas perawatan diri sendiri.

3. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar


Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang tidak siap.
Seorang klien siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya melalui bertanya, membaca
buku dan artikel, tukar pendapat dengan sesame klien yang pada umumnya menuju
ketertarikan. Di lain pihak, klien yang tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk
menghindari masalah atau situasi.

4. Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan belajar
demi keefektifan pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar
merupakan factor penentun yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien dan
berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat
dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadap status kesehatan, kurangnya
dorongan dari lingkungan sosial, peningkatan terhadp penyakit, kecemasan, ketakutan, rasa
malu atau adanya konsep diri yang negative. Motivasi juga dipengaruhi oleh sikap dan
kepercayaan. Contoh motivasi belajar seorang pria dewasa setengah baya yang dinyatakan
hipertensi dan mulai dapat pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya
mungkin akan rendah jika teman dekatnya menceritakan bahwa ia impoten setelah mendapat
pengobatan yang sama.

5. Pengkajian kemampuan membaca


Ketidak mampuan membaca dan menulis dapat terjadi pada siapa saja. Hal ini dapat
kita jumpai pada individu yang berada di masyarakat. Penampilan seseorang dalam
penggunaan bahasa bisa menggambarkan kemampuan dalam menbaca dengan baik,
meskipun, faktor pergaulan juga dapat menjadikan seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik.

b. Pengkajian faktor kemungkinan


Faktor kemungkinan mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang ada, atau sumber
lain yang serupa. Faktor ini juga menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien
(apakah biaya, jarak, waktu dapat dijangkau?).

c. Pengkajian faktor penguat


Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung pada tujuan dan jenis
program. Di dalam pendidikan kesehatan pasien di rumah sakit misalnya, penguat diberi oleh
perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga. Apakah factor penguat itu positif atau
negative tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berpengaruh. Pengaruh itu
tidak sama, mungkin sebagian mempunyai pengaruh sangat kuat di bandingkan dengan yang
lainnya dalam mempengaruhi perubahan perilaku. Perawat perlu mengkaji secara cermat
factor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran pendidikan kesehatan mempunyai
kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik yang mendukung selama
berlangsungnya proses perubahan perilaku.

B.Tahap Intervensi/Perencanaan
Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa promosi kesehatan yang akan
dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai dengan tujuan/goal yaitu memberikan
layanan keperawatan terbaik pada klien meliputi individu, kelompok maupun masyarakat.
Model perencanaan diperlukan dalam promosi kesehatan karena perencanaan menyediakan
cara untuk memandu pilihan sehingga keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan memeiliki keuntungan supaya tujuan yang akan
dicapai jelas oleh karena itu dalam tahap perencanaan memerlukan
1) Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
2) Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
3) Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil. Target harus SMART; Sesific,
Measurable, Achieveable, Realistic, Time-limited
4) Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan
5) Evaluasi hasil
b. Perencanaan Strategis Promosi Kesehatan
Strategis menjelaskan hasil yang diinginkan dan cara dalam pencapaian tujuan yang
akan dicapai pada hasil pelaksanaan tetapi tidak selalu masuk ke detail tentang metode atau
mengukur hasil. Perencanaan strategis mengacu pada perencanaan sebuah kegiatan berskala
besar yang melibatkan berbagai intervensi pada patner yang berbeda dan bertahap.
c. Model Perencanaan Promosi Kesehatan
Menurut Elwes dan Simnett (1999), kerangka kerja perencanaan promosi kesehatan dapat
meliputi:
Stage 1: Identifikasi kebutuhan dan prioritas
Stage 2: Mementukan tujuan dan target
Stage 3: Identifikasi metode yang tepat dalam pencapaian tujuan
Satge 4: Identifikasi sumber yang terkait
Stage 5: Menyusun metode rencana evaluasi
Stage 6: Menyusun rencana pelaksanaan
Stage 7: Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan

C. Tahap Implementasi

      Tahap implementasi atau pelaksanaan adalah tindakan penyelesaian yang diperlukan


untuk memenuhi tujuan yakni untuk mencapai kesehatan yang optimal, implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana perawatan terhadap perilaku yang digambarkan dalam
hasil individu yang diusulkan. Pemilihan intervensi keperawatan tergantung pada beberapa
faktor:
(1) hasil yang diinginkan klien
(2) karakteristik dari diagnosa keperawatan
(3) penelitian yang berkaitan dengan intervensi
(4) kelayakan pelaksanaan intervensi
(5) penerimaan intervensi oleh individu
(6) kemampuan perawat (Carpenito-Moyet, 2003).

Promosi Kesehatan ini dapat diimplementasikan dalam berbagai tatanan, yaitu sebagai
berikut:
1. Promosi kesehatan melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
2. Promosi kesehatan di sekolah.
3. Promosi kesehatan di Tempat Kerja
4. Promosi kesehatan di rumah sakit

D. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan
tahap evaluasi pada proses keperawatan secara umum.. Didalam tahapan evaluasi hal penting
yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang digunakan untuk dijadikan suatu
pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya
suatu kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika kegiatan ataupun
tindakan keperawatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan
pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif dan subjektif klien atau objek
kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi kesehatan. Tujuan evaluasi diantarnya adalah
sebagai berikut:
Tujuan Umum :
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan program promosi kesehatan
2. Menyatakan apakah tujuan program promosi kesehatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan terkait program promosi
4. Memodifikasi rencana tindakan promosi
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan promosi kesehatan belum tercapai.

Tahapan evaluasi dalam kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dalam berbagai
tinjauan. Hal ini meliputi
a. Evaluasi terhadap input
b. Evaluasi terhadap proses
c. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan
d. Impact evaluation

Selain itu tindakan evaluasi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:


1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi Sumatif

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Klien


Banyak dari kita yang sudah diajarkan pentingnya kesehatan sejak menginjak
pendidikan sekolah dasar hingga bangku sekolah menengah atas. Sehingga ketika kita
dewasa, kita bisa mengetahui mana yang berguna bagi kesehatan dan mana yang bisa
menurunkan kesehatan. Jika kita maknai lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa tujuan
mengapa pendidikan kesehatan itu perlu diberikan. Antara lain:

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina


dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian.

Berikut ini juga ada beberapa sumber dari kalangan ahli dan institusi mengenai tujuan
pendidikan kesehatan, antara lain:

 Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku


perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).
 Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
 Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, maupun memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992
dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan; secara ekonomi maupun sosial, pendidikan
kesehatan di semua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
(Wahid, 2007). Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah pemahaman individu,
kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu
yang bernilai mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Herawati dkk, 2001).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman akan pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat
meningkatkan ekonomi maupun sosial untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat
menjadi sehat. Secara khusus tujuan pendidikan kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan
2. Menjadikan kesehatan sebagai kebutuhan utama di masyarakat
3. Meningkatkan pengembangan dan penggunaan sarana dan prasarana kesehatan secara tepat
4. Meningkatkan tanggung jawab dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
5. Memiliki daya tangkal atau pemberantasan terhadap penularan penyakit
6. Memiliki kemauan dan kemampuan masyarakat terkait dengan promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif dan rehabilitative (penyembuhan dan pemulihan).
Kesimpulan

Pada dasarnya proses dan kebutuhan pembelajaran pendidikan kesehatan pada tiap
tiap individu, keluarga, masyarakat itu berbeda-beda. Pendidikan kesehatan merupakan suatu
bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran
yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha, Herawani, Sumiati, & Resnayati,
2002).Adapun media pengajaran yang dapat digunakan ialah melalui teks, media audio,
media visual, media proyeksi gerak, benda-benda tiruan/miniature, dan manusia. Sehingga
dapat mempermudah proses dan memenuhi pendidikan kesehatan pada tiap tiap individu,
keluarga, maupun masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan itu sebenarnya supaya manusia memperoleh
pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan supaya tercapai perilaku kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, dan yang lebih
penting adalah menjadi manusia yang produktif secara ekonomi maupun sosial.
Daftar Pustaka

http://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan

https://www.academia.edu/29067634/PENGKAJIAN_kebutuhan_belajar

https://iliyanasari.blogspot.com/2019/10/pengembangan-program-pendidkan.html

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-1-promosi-kesehatan-kb-3-43684743

https://dokumen.tips/documents/pengkajian-kebutuhan-belajar-dalam-pendidikan-
kesehatan.html

http://www.tribunbengkulu.id/2020/06/tahapan-promosi-kesehatan-promkes.html

https://stikeshaklismg.ac.id/pentingnya-pendidikan-kesehatan/#:~:text=Tujuan%20utama
%20pendidikan%20kesehatan%20adalah,guna%20untuk%20meningkatkan%20taraf
%20hidup

Anda mungkin juga menyukai