Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
MUHAMMAD IQBAL AKBAR
061730200113
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik Mesin Dosen Pembimbing Laporan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
dengan baik.
iii
10. Teman-teman seperjuangan dalam melaksanakan PKL di PT. Pertamina RU
III Plaju,Wirfaizin Cartha Z, M. Syafiq, Hafiz Lus S, Aries Kurniawan dari
Politeknik Negeri Sriwijaya.
11. Kak Ibrahim, Bapak Molker, Bapak Yudhi, Bapak Ermidi, Yai Mursid dan
Bapak-bapak lain yang telah membantu saya selama PKL di PT. Pertamina
RU III – Plaju.
Penulis berterima kasih semoga segala kebaikan dan jasa-jasa yang telah
diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis menyadari
dalam penulisan Laporan Akhir ini masih banyak kekurangan dan untuk itu
penulis akan menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan
dan kesempurnaan Laporan Akhir ini. Dengan demikian penulis mengharapkan
kiranya Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
BAB II TINJAUAN UMUM .................................................................... 5
vi
3.3 Pola Pemeliharaan Pompa Sentrifugal ...................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 38
5.1 Kesimpulan................................................................................ 51
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman :
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman :
x
3.11 Pompa Belahan Berderet ............................................................ 33
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pada era globalisasi industry terutama di Indonesia saat ini telah banyak
bermunculan perusahaan – perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.
Baik perusahaan asing ataupun lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber
daya manusia yang mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat menjadi
tenaga intelektual yang profesional.
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Teknik Mesin Politeknik
Negeri Sriwijaya sebagai salah satu syarat mata kuliah Teknik Mesin. Kerja
praktek ini bertujuan untuk memperkenalkan keadaan yang sesungguhnya di
industri. Dari pelaksanaan kerja praktek ini setiap mahasiswa memiliki
kesempatan untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh dari
kuliah pada kondisi yang lebih nyata di industri dan mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui dan mendapat gambaran tentang penerapan ilmu Teknik
Mesin di dunia industri khusus nya pada uraian proses pabrik dan sistem
permesinan yang diterapkan. Maka dari itu diperlukan juga sebuah wadah
yang dianggap tepat untuk tempat kerja praktik.
PT Pertamina adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan
minyak dan gas yang mempunyai berbagai macam kompleks pekerjaan
termasuk permesinan, sehingga PT Pertamina dapat menjadi wadah yang tepat
untuk memfasilitasi kegiatan kerja praktek mahasiswa karena sesuai dengan
disiplin ilmu dan latar belakang pendidikan di bidang teknik mesin. Dengan
itu penulis memilih perusahaan PT Pertamina sebagai tempat kerja praktik
yang tepat.
Pompa adalah salah satu peralatan yang vital yang terdapat pada industri
pengolahan minyak. Tanpa adanya pompa maka perusahaan yang bergerak
1
dalam bidang pengolahan minyak tidak dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
1.2 Perumusan Masalah
Pada penulisan laporan ini penulis menjelaskan tentang bagaimana cara
perbaikan dan perawatan serta apa saja penyebab kerusakan PompaVertical P-
14-101 HVU.
Hal ini dikarenakan Pemeliharaan dan perbaikan pompa yang sangat penting
itu untuk menunjang kelancaran produksi secara terus menerus.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat kerja praktik sebagai berikut:
• Membuka wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu
pengetahuan berdasarkan teori yang di dapat di dalam
perkuliahan dengan membandingkan dengan kondisi
sebenarnya.
• Mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
lingkungan kerja ketika lulus dari Politeknik Negeri Sriwijaya,
2
serta mempengaruhi pengalaman kerja guna mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia kerja.
3. Literatur
Penulis membaca dan mempelajari referensi yang ada sebagai
pelengkap, mencari referensi tambahan dari internet untuk menyesuaikan
laporan.
4. Studi Pustaka
3
Penulis mempelajari literature mengenai alat yang akan dibahas
dalam laporan.
BAB V: PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena
lokasinya berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya
dibangun beberapa unit proses antara lain:
• Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000
ton/tahun.
• Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan mengolah
gas propylene menjadi biji plastik (polytam pellet), dengan kapasitas
produksi 20.000 ton/tahun.
• Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan IV
yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan pembangunan
HVU kapasitas 54 MBSD.
• Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik
Center (PAC) yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat polyester di dalam
negeri dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun.
• Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas
produksi 75.000 ton.
• Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit (VDU) di Sungai Gerong
dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari.
• Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA kapasitasnya
di tingkatkan menjadi 225.000 ton/tahun.
• Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000 ton/tahun dan
Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD.
6
menghadapi era persaingan global dalam aspek industrialisasi. Hal ini juga
untuk merubah budaya kerja sesuai dengan konsep pola usaha Strategi Business
Unit (SBU). Pola usaha sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah
menjadi Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan
asset-asset yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar - besarnya.
Pola usaha strategi Strategi Business Unit (SBU) ini di Pertamina Refinery Unit
III Plaju, mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober 1998. Dengan adanya
program ini dan kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value Creation
sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun pertama.
Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja
hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak
perbaikan-perbaikan secara menyeluruh.
b. Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak
mentah (crude oil) yang merupakan produk bawah dan produk
7
gas/ringan dari proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar
minyak yang lebih banyak dengan tidak melupakan spesikasi dari
produk serta untuk memproduksi LPG yang dibutuhkan konsumen.
Adapun produk-produk dari hasil pengolahan minyak mentah
atau crude oil di Kilang PT Pertamina (Persero) Plaju RU III adalah
sebagai berikut:
1. Produk BBM (Bahan Bakar Minyak)
- Avigas (Aviation Gasoline), digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor.
- Avtur (Aviation Turbine Fuel), digunakan sebagai bahan
bakar pesawat terbang bermesin turbo (pesawat jet).
- Premium, digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bilangan oktan 88.
- Kerosine, digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah
tangga.
- Solar (ADO), digunakan untuk bahan bakar kendaraan
bermotor dengan mesin diesel.
- Diesel (IDO), untuk keperluan industri.
- Fuel Oil.
- Pertamax, untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bilangan oktan sebesar 92.
8
- Musi Green.
2.4.2 Misi
Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan
Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat.
9
2.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan
agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.
Pertamina RU III Plaju dipimpin oleh seorang General Manager (GM)
yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan Kepala Bagian sebagai berikut:
• SMOM
• Production Manager
• Refinery Planning & Optimization Manager
• Maintenance Planning & support Manager
• Maintenance Execution Manager
• Engineering & Development Manager
• Reliability Manager
• Procurement Manager
• HSE Manager
• Coordinator OPI
• General Affairs Manager
10
Sistem pemeliharaan di kilang Pertamina RU III dilaksanakan oleh
Maintenance Excecution yang mempunyai tugas menunjang operasi Kilang
Pertamina RU III, bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penyediaan suku
cadang, rancang bangun, engineering dan pemeliharaan alat-alat yang ada di
dalam suatu Kilang. Fungsi Maintenance Excecution adalah salah satu fungsi di
PERTAMINA RU III yang bertugas memelihara kilang baik itu kilang BBM
maupun kilang non BBM yang mempunyai luas area pemeliharaan sekitar 350
ha. Fungsi Maintenance Excecution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri
dari:
a. Fungsi Bengkel (Workshop) mempabrikasi, merekondisi, mengganti,
menginstall, suatu peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan dilapangan
atau lebih efektif dan efisien dila dilakukan di Workshop.
b. Fungsi Pemeliharaan I (Maintenace Area I) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang CD & GP
Plaju.
c. Fungsi Pemeliharaan II (Maintenace Area II) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Non BBM
Petrokimia Polypropilene, dan UTL.
d. Fungsi Pemeliharaan III (Maintenace Area III) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Sungai
Gerong.
e. Fungsi Pemeliharaan IV (Maintenace Area IV) yang mempunyai tugas untuk
memperbaiki area oil movement plaju dan sungai gerong diantaranya rumah
pompa minyak, dermaga dan oil catcher.
f. Fungsi Fasum (General Maintenace) yang mempunyai tugas untuk
memelihara dan memperbaiki fasilitas - fasilitas umum yang ada disekitar
kilang.
11
Gambar 2.3 Organization Structure Maintenance Execution
Sumber: (Literatur 1)
2.5.1 Workshop Maintenance Execution
12
Area l, ll, llldan IV, Planing&Schedulling, Mainenance Planning
&Schedulling , dan Procurement.
13
engineering MPS memberikan rekomendasi komponen - komponen
yang harus diganti dengan yang baru kepada bagianPlanning
schedulling agar dapat dibuatkan job plant nya. Lalu job plant tersebut
diproses oleh bagian Procurement untuk melakukan pembelian
terhadap komponen tersebut. Sambil menunggu barang datang, di
bengkel, pompa tersebut dibersihkan dan dicat ulang. Setelah barang
yang dibeli tiba di bagian Procurement maka bagian rotating
equipment engineering MPS melakukan pemeriksaan terhadap barang
tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Setelah
disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk kemudian
dipasang di pompa hingga selesai dan setelah selesai diperbaiki maka
akan diperiksa hasilnya kemudian oleh rotating engineering MPS dan
dilakukan Hydrotest. Kemudian setelah selesai di inspeksi dan
hasilnya bagus maka peralatan tersebut dilaporkan ke Front Desk
untuk dibuat rekaman mutunya yang kemudian akan diserahkan
kembali kepada bagian MA yang mengirimkan peralatan tersebut
untuk kemudian dipasang kembali disite.
1 Mechanical WorkShop
a Rotating
Pompa dan Bubut =>Mesin – mesin bubut, gerinda, boring,
balancing, sekrap, CNC machine dan lain - lain.
14
b Non Rotating
- Las, Kontruksidan Bundle =>Mesin las, rolling, gerinda dan
lain - lain.
- Fitting =>Mesin Lapping, pneumatic lapping dan lain - lain.
2 Listrik & Instrumentasi
a Listrik => Rewinding & O/H, Motor, Trafo, Mesin – mesin
Listrik dan lain - lain.
b Instrumentasi =>Elektronika Pneumatic dan lain - lain.
3 Tool & Kalibrasi
a Calibration Sertification
b Master tools & Front Desk
4 Maintenance SS.
a Shift Tech =>Spesial Tool dan alat yang bersifat umum.
5 Heavy Equipment & Rigging
a Heavy Equipment =>Alat transportasi dan alat angkat.
b Rigging =>Scaff Holding dan Alat keselamatan kerja.
15
• Permintaan anggaran untuk perbaikan dan pemeliharaan.
• Permintaan dan pengadaan spare part / suku cadang.
Adapun peralatan penunjang yang di pergunakan terbagi atas:
a. Alat Berat
Menangani perbaikan alat berat yang memakai motor bakar torak
yang terdiri dari motor disel. Jenis – jenis alat berat antara lain:
• Bulldozer
• Crane
• Froklift
• Play Leader
• Road Roller
b. Alat Ringan
Misalnya:
• Prime Movel peralatan kilang yang memakai motor baker
torak, seperti motor penggerak pompa air, dan lain
sebagainya.
• Mesin las disel
• Air compressor
2.6.2 Seksi Workshop Sungai Gerong
Tugas dari Workshop Sungai Gerong adalah memperbaiki atau
bahkan membuat spare part, tools atau komponen tertentu yang
dibutuhkan oleh kilang maupun untuk non kilang.
Workshop Sungai Gerong terdiri dari lima seksi, yaitu:
1. Seksi Las
Pengelasan merupakan bagian teknologi mekanik yang
cukup berperan didalam lingkungan perkilangan, karena
banyaknya penyambungan dan konstruksi yang harus dikerjakan
16
dengan las. Seperti, penyambungan pipa, tangki, HE (Heat
Exchanger), boiler, dan perbaikan pompa.
2. Seksi Rotating
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan ataupun fluida dari suatu tempat ketempat
yang lain, melalui suatu media pipa (saluran) dengan cara
menambah energy pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi pada
cairan, pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
• Pompa pemindahan positif
• Pompa pemindahan negative
17
kerusakan yang dialami pompa. Salah satu tugas dibengkel
pompa antara lain:
• Membuat suku cadang yang rusak jika keekonomisannya
terjamin.
• Menjaga agar suatu alat yang diperbaiki menjadi tahan lama.
• Membuat suatu cara perbaikan dengan melihat
keekonomisannya.
• Mengganti suku cadang dengan yang asli jika tidak mungkin
untuk dikerjakan /dibuat.
3. Seksi Bundle
Bundle atau Heat Exchange banyak sekali dipergunakan
pada industri peminyakan (kilangminyak) disamping alat
penunjang lain, seperti:
• Dapur
• Vessel
• Tower
• Tangki penimbunan, serta
• Penunjang lainnya
18
Hal ini dimaksud agar panas tidak terbuang percuma dan
suhu yang rendah dapat memungkinkan operator bekerja
dilingkungan alat tersebut. Bila suatu Exchanger memerlukan
perbaikan atau pembersihan dapat dilakukan dengan cara:
4. Seksi Fitting
Pada sesi fiting tugas utamanya adalah mengerjakan
peralatan stationary equipment seperti, gate valve, ball valve,
check valve, butterfly valve, globe valve, pressure valve, breating
valve, gasket dll. Perbaikan yang sering dilakukan yaitu overhaul
valve, relapping, bench test.
5. Seksi Bubut
Pada bengkel ini pekerjaan yang dilaksanakan adalah
pembuatan suku cadang yang dapat dikerjakan dibangku kerja
mesin bubut. Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan W.O yang
masuk dari masing-masing bagian dimana sebelum W.O tersebut
pada bagian P & S dan setelah itu baru dikirim ke bengkel bubut.
Berikut peralatan dan mesin-mesin yang dipakai dibengkel bubut,
diantaranya:
• Mesin bubut
• Mesin freis
19
• Mesin bor
• Mesin sney pipa
6. Seksi Kontruksi
Pada bengkel kontruksi tugas utamanya adalah mengerjakan
dan membuat pekerjaan kontruksi yang diberikan oleh bagian lain
yang untuk keperluan kilang ataupun non kilang. Setelah W.O
diterima oleh workshop kontruksi, dilakukan perhitungan dan
pengukuran yang akurat dan tepat, maka dilakukan pengeboran
material dan kebutuhan yang diperlukan di dalam pengerjaan
suatu W.O kebagian logostic. Setelah material yang dibutuhkan
dating barulah dilaksanakan pekerjaan kontruksi.
Pada Ben Kontruksi mesin-mesin dan pengerjaan yang dapat
dilakukan antara lain adalah:
• Pengerjaan pengerolan pelat
• Pekerjaan pengeboran
• Pekerjaan bending
• Pekerjaan pengelasan
• Pekerjaan pemotongan dengan lampu potong dan mesin
potong
• Pekerjaan pengecoran tanur/rendah
• Pekerjaan pemanasan
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Maka dari itu dapat disimpulkan pompa adalah suatu alat/ pesawat yang
digunakan untuk memindahkan fluida cair (liquid) dari suatu tempat yang rendah
ke tempat lain yang lebih tingi melalui suatu sistem perpipaan, atau dari suatu
tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi, atau dari satu
tempat ke tempat lain yang jauh serta untuk mengatasi tahanan hidrolisnya.
21
Gambar 3.1 : Klasifikasi pompa
22
dan lain-lain. Contoh jenis pompa perpindahan positif diperlihatkan pada
gambar dibawah ini :
23
➢ Gaya inersia yang timbul karena gerak bolak–balik dari piston
mengakibatkan gerakan yang tidak mantap dari cairan di dalam pipa isap dan
pipa tekan.
➢ Kerja pompa membutuhkan katup–katup, sehingga dari segi ekonomi kurang
baik.
➢ Membutuhkan dimensi yang besar untuk mendapatkan kapasitas yang tinggi.
➢ Bekerja tidak maksimal apabila digunakan untuk cairan yang bercampur zat
padat
24
Pompa rotari merupakan pompa dimana energi dari mesin penggerak
ditransmisikan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah
pompa (casing). Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus
dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Pada seluruh pompa jenis
perpindahan positif termasuk pompa rotari, jika pipa pengantarnya tersumbat,
tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak
pompa.
a. Pompa roda gigi (gear pump), Gambar 6d Pompa roda gigi adalah pompa
yang rotornya berupa roda gigi.
b. Pompa ulir/sekrup (screw pump), Gambar 6e. Pompa ulir merupakan pompa
yang rotornya berupa ulir/skrup.
c. Pompa vane (vane pump), Gambar 6f. Pompa vane adalah pompa yang
impelling elementnya berupa baling-baling (vane) yang dapat bergerak bebas
pada slot dalam rotornya. Pemasangan rotor dibuat eksentrik terhadap
permukaan dalam casing.
d. Pompa lobe (lobe pump), Gambar 6g. Pompa ini mirip dengan pompa roda
gigi dalam hal aksinya dan mempunyai duarotor atau lebih dengan dua, tiga
atau empat cuping atau lebih pada masing-masing rotor.
25
3.2.2 Pompa Tekanan Dinamik
26
pompa sentrifugal merupakan pompa yang bekerja dengan prinsip
kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
(dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Pompa
Sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah kecepatan pada
cairan dan merubahnya menjadi tinggi tekan (head).
27
Keterangan :
• Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
• Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
• Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
• Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
• Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
• Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
• Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
• Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
28
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
• Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
• Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros
agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing
juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap
pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
• Mechanical Seal
suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk
suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk
sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida
proses maupun pelumas fluida proses maupun pelu suatu part/bagian dalam
sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk sebagai
penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses
maupun pelumas.
Klasifikasi menurut impeler:
1. Impeler tertutup, Gambar 9 a Impeler tertutup merupakan impeler yang
sudu-sudunya ditutup oleh dua buah dinding baik dibelakang maupun di
depan sudu, pompa jenis ini cocok untuk fluida dengan sedikit sekali
kotoran.
2. Impeler setengah terbuka, Gambar 9 b. Impeler jenis ini terbuka dibagian
muka namun tertutup dibagian belakangnya. Pompa jenis ini digunakan
untuk cairan yang mengandung sidikit kotoran.
29
3. Impeler terbuka, Gambar 9 c. Impeler ini terbuka di bagian depan maupun
bagian belakangnya. Pompa ini digunakan untuk pemompaan fluida yang
mengandung kotoran cukup tinggi.
30
Klasifikasi menurut posisi/letak poros:
1. Poros mendatar/horisontal
1. Pompa jenis belahan mendatar : Pompa jenis ini mempunyai rumah yang
dapat dibelah menjadi bagian bawah dan bagian atas oleh bidang mendatar
yang melalui sumbu poros. Jadi bagian yang berputar dapat diangkat setelah
rumah belahan atas dibuka. Karena nosel isap dan nosel keluar keduanya
terpasang pada rumah belahan bawah, maka pada waktu pompa dibuka, pipa
isap dan pipa keluar tidak perlu dilepaskan. Dengan demikian
pembongkaran dapat dilakukan Iebih mudah. Pompa jenis rumah terbelah
sering dipakai pada pompa berukuran menengah dan besar dengan poros
mendatar
31
Gambar 3.9 : Pompa Belahan Mendatar
2. Pompa jenis belahan radial : Rumah pompa jenis mi terbagi oleh sebuah
bidang yang tegak lurus poros, seperti diperlihatkan dalam. Pompa mi
mempunyai konstruksi yang relatip sederhana serta menguntungkan sebagai
bejana bertekanan karena bidang belahan tidak mudah bocor. Sebab itu
konstruksi seperti mi sering dipakai untuk pompa-pompa kecil dengan poros
mendatar. Jenis mi juga sesuai untuk pompa berporos tegak di mana bagian-
bagian yang berputar dapat dibongkar ke atas sepanjang
poros.
3. Pompa jenis berderet : Jenis mi terdapat pada pompa bertingkat banyak yang
di mana rumah pompa terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai
dengan jumlah tingkat yang ada. Pompa jenis ini pada dasarnya mirip jenis
belahan radial yang tidak mudah bocor oleh tekanan dan dalam. Selain itu,
masing-masing tingkat biasanya dibuat dengan bentuk dan ukuran yang
32
sama sehingga dapat disusun dalam jumlah yang sesuai untuk mendapatkan
head total pompa yang dikehendaki.
2. Predictive Maintenance
Metode pmeliharaan ini tidak berdasarkan time based ataupun running hours,
melainkan berdasarkan kondisi aktual dari suatu peralatan
33
3. BreakDown Maintenance
Pada Breakdown Maintenance tidak ada aksi yang diambil terhadap suatu
peralatan yang sedang beroperasi sampai pada komponen peralatan tersebut
mengalami kegagalan atau penurunan performance
4. Overhoul
Pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan melepas bagian pompa untuk
di cek kondisinya apakah masih layak pakai atau tidak, jika memang terjadi
kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan ataupun penggantian
5. Troubleshooting
Suatu metode untuk menemukan penyebab kerusakan dan cara
memperbaikinya.
Petunjuk troubleshooting yang baik adalah :
3.2.4 Bantalan
34
komponen tersebut.
Lintasan Luar
Pemegang Bola
Outter Ring
Lintasan
Dalam
Rolling Element
Inner
Ring
Bantalan gelinding dibuat dalam berbagai jenis dan ukuran. Bantalan satu-baris
radial misalnya, dibuat dalam 4 seri, yaitu extra light, ligth,medium light dan
heavy.Seri heavy ditunjukkan dengan angka 400.
35
Gambar 3.12 : Seri bantalan gelinding NTN (NTN Application Note)
Jadi, bantalan dengan seri 6305 berarti bantalan tersebut adalah jenis
bantalan untuk beban medium (3) dengan ukuran diameter dalam 25 mm,
diameter luar mulai dari 60 mm dan merupakan jenis Deep groove ballbearing.
Digit lainnya merupakan tambahan dari masing-masing manufakturuntuk
nomor katalog.
36
tentu saja disebabkan oleh adanya gaya kontak pada kerusakan tersebut. Pada
bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan sama pada setiap bola dan pada
setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola terdapat kerusakan maka besarnya
gaya kontak tidak lagi seragam. Hal inilah yang menimbulkan getaran yang
tidak beraturan.
Jenis cacat yang termasuk dalam cacat lokal adalah adanya goresan,
keausan ataupun pecah pada lintasan dalam, lintasan luar dan bola.Sinyal yang
dibangkitkan karena cacat lokal ini berupa impuls, yaitu pada saat elemen rotasi
bersentuhan dengan cacat lokal tersebut.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
.
Tabel 4.1Data Pompa Vertical SUMP P-14-101 HVU.
Rpm 125 kw
7 3 07 BECBJ
Bearing Number
7 3 07 BECBJ
Manufacture MARUSHICHI
38
4.3 Kronologi
1. Pada hari Kamis tanggal 13 Februari 2020 ada laporan bahwa telah terjadi
excessive vibration dan abnormal sound pada pompa.
2. Kemudian dilakukan pelepasan coupling untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan timbulnya ab-normal sound pada pompa
ketika beroperasi berasal dari bearing area.
4. Dan hasil pemeriksaan on-site secara visual telah terjadi over clearance pada
bearing.
5. Selanjutnya pada hari Jum’at tanggal 14 Februari 2020 pompa di bongkar
disite dan dibawake workshop.
39
5. Melepaskan Spider.
• Pahat
• Palu
• Overhead crane
• Webbing sling
• Palu
7.
Membuka hub coupling.
• Kunci L
• Trekerhydrolic
41
8. Membuka cover bearing housing.
• Palu
• Overhead crane
• Webbing sling
• Trekerhydrolic
Sumber: (Dokumentasi)
42
4.4.2 PemeriksaanPompa
Setelah dilakukan pembongkaran maka dilakukan pemeriksaan
pada pompa :
Gambar
4.1 Bushing yang mengalami kerusakan
Sumber : (Dokumentasi)
3. Bearing mengalami kerusakan kerena terjadi vibrasi, maka bearing
harus diganti dengan yang baru.
43
4. Melakukan proses Run Out pada shaft untuk mengecek kelurusan
shaft.
4.4.3 Rekomendasi
1. Mengganti material bearing yang baru untuk pompa tersebut:
✓ SKF 7 3 07 = 2 pcs
2. Fabrikasi bearing bushing menggunakan material bronze dengan
clearance kurang lebih 0,17mm
3. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran diameter clearance pada
casing wearing ring dan impeller wearing ring.
4. Ganti part yang mengalami kerusakan.
5. Melakukan re-balancing rotor pada pompa.
6. Melakukan alignment pada pompa.
7. Melakukan cleaning seluruh internal part termasuk column pipe dan
line flushing untuk menghindari buntuan.
44
𝐾𝑊 12700 . 𝑤 6350 . 𝑤
𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 =
𝑛 2𝑛 𝑛
Keterangan:
𝑈𝑚𝑎𝑥 = Batasan unbalance yang dizinkan (g.mm)
K = Konstanta
(Untuk n> 3600 rpm, K = 6350 ;untun n< 3600 rpm, K = 12700)
W = Beban masing-masing journal / bearing mesin balancing (kg).
Untuk two plane balancing, bila beban pada masing-masing
journal tidak diketahui, maka diasumsikan beban pada masing-
masing journal.
n = Putaran operasional (rpm)
45
4.4.5 Langkah-langkah Pemasangan/penginstalan pompa P-14-101- HVU
• Kunci L
• Tang
• Palu
4. Memasang column stage 1.
46
7. Memasang Impeller pada shaft.
• Palu
• Kunci pas ring
9. Mengencangkan semua baut pada
casing • Palu
• Kunci pas ring
47
Gambar 4.5 Data Pengecekan
Sumber: (Data Lapangan)
3. Corrective Maintenance
a. Perawatan Harian
• Pengecekan secara visual, tentang operasional pompa keseluruhan.
• Pemberian grease (gemuk) pada poros pompa atau pada bagian
pompa yang bergerak.
• Pengecekan sistim perlistrikan pada pompa.
• Mencatat kegiatan perawatan harian pompa pada buku
Jurnal harian mesin.
b. Perawatan Mingguan
• Pengecekan pompa dari adanya kebocoran.
• Melakukan plant patrol.
• Ganti atau tambah oli pada bearing housing.
• Mencatat kegiatan perawatan mingguan pompa pada buku jurnal
harian mesin.
48
c. Perawatan Tahunan
• Pengecekan kebocoran casing yang disebabkan oleh karat, pada
pompa.
• Penggantian bearing pada pompa vertical.
• Penggantian sudu-sudu impeller pompa, jika yang lama tidak dapat
digunakan lagi, pada pompa vertical.
• Pengecekan kelurusan poros penggerak (shaft) pompa, pada pompa
vertical.
• Pengecekan bearing housing bearing pada pompa vertical.
• Pengecekan bushing pada pompa vertical.
• Mencatat kegiatan perawatan berkala pada buku jurnal harian mesin.
4. Troubleshooting
o Memperbaiki
Pompa tidak mau pompa
o Pompa Rusak
hidup o Perbaikan motor
o Motor rusak
o Lakukan
(Pump fails to start) o Impeler tersumbat
pembersihan
Impeler
Air tidak tersedot o Perbaiki katup
o Katup tidak terbuka o Lakukan
(Water is not
o Impeller Tersumbat pembersihan
discharge)
impeler
49
Motor kelebihan
o Mengganti Shaft
beban o Shaft rusak
dengan yang baru
o Penghantaran arus
(Motor is Over o Kurangi tekanan
terlalu tinggi
loaded) katup
o Isi pelumas
Bearing terlalu panas o Pelumaskurang
o Mengganti roller
o Bearing tergores dan
(Bearing is bearing dengan
berkarat
overheated) yang baru
o Shaft bengkok
o Ganti shaft baru
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kerusakan pada pompa tersebut adalah Vibration
dan abnormal sound yang diakibatkan oleh bearing yang aus dikarenakan
kurangnya pelumasan dan perlu dilakukan run out pada shaft pompa
5.2 Saran
51
52