Anda di halaman 1dari 13

Prinsip Kehati-hatian pada Bank Konvensional

Perkembangan Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

MAYANG SARI INTAN JUMAINAH (1920603100)

ATHALLA NAUFAL (1920603104)

ARRY PASHA MAULANA (192003106)

KMS GUNTUR AUTURA SYANAI (1920603096)

Kelas: SPS 1 (2019)

Dosen Pembimbing :

MUTMAINAH JUNIAWATI

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN FATAH PALEMBANG


1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang Telah Memberikan Rahmat, Nikmat, Serta
Hidayah Nya Sehingga Kami Dapat Menyelasaikan Makalah Prinsip Kehati-hatian pada Bank
Konvensional Perkembangan Perbankan Syariah.

Dengan Demikian Kami Dapat Mengetahui Tentang Pengertian Dan Penjelasan Mengenai Teori
Prinsip Kehati-hatian. kami Harapkan Makalah Ini Dapat Memberikan Informasi Kepada Kita
Semua Tentang Teori Makalah Prinsip Kehati-hatian pada Bank Konvensional Perkembangan
Perbankan Syariah.

Kami Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna, Oleh Karena Itu Kritik
Dan Saran Dari Semua Pihak Yang Bersifat Membangun Selalu Kami Harapkan Demi
Kesempurnaan Makalah Saya. 

Akhir Kata, Kami Sampaikan Terima Kasih Kepada Semua Pihak Yang Telah Berperan Serta
Dalam Penyusunan Makalah Ini Dari Awal Sampai Akhir. Semoga Allah SWT Senantiasa
Meridhoi Segala Usaha Kita Semua Aamiin.

Palembang, 22 MEI 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Pengertian dan Fungsi Perbankan................................................................................5


B. Prinsip Kehati-hatian Pada Bank Konvensioanal........................................................6
C. Perkembangan Perbankan Syariah..............................................................................9

PENUTUP......................................................................................................................12

Kesimpulan......................................................................................................................12

Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

3
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undang-undang Perbankan 7
Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998.Menurut Pasal 1 ayat 2Undang-undangNomor10 Tahun 1998,Bank adalah badan usaha
yangmenghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai
“financialintermediary” yakni bank sebagai perantara keuangan dimana banksebagai lembaga
utama yang menghimpun dana dari masyarakat, sebagailembaga yang menyalurkan dana ke
masyarakat dalam bentuk kredit, sertamelancarkan transaksi perdagangan dan peredaranuang
(Bank Indonesia,2002: 5). Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha
mendapatkankeuntungan sebesar-besarnya dan usaha yang dijalankannya. Sebaliknyasebagai
lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban pokok untukmenjaga kestabilan nilai uang,
mendorong kegiatan ekonomi, danperluasan kesempatan kerja.
Maka dari itu banyak orang ang menggunakan Bank Konvensional dalam menatur
manajemen keuangan mereka. Tetapi tetap saja kita harus memegang prinsip kehati-hatian
terhadap Bank Konvensional yang kita gunakan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengerian dan fungsi perbankan
2. Prinsip Kehati-hatian pada Bank Konvensional
3. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi dari Perbankan
2. Mengetahui tentang Prinsip Kehati-hatian pada Bank
3. Mengetahui Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Perbankan

Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan menurut Hasibuan (2005:2), pengertian bank adalah: Bank adalah badan usaha
yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit
juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.

Selain itu Kasmir (2008:2) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan
kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah usaha yang
berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan
dana (surplus of fund) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana
(lack of fund), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya untuk motif profit juga sosial demi
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Fungsi Perbankan

1.Penciptaanuang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme
pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan
possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau
menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum
menciptakan uang giral.

5
2.MendukungKelancaranMekanismePembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme
pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah
jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal
adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran
dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik
dan sistem pembayaran elektronik.

3.PenghimpunanDanaSimpananMasyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana
simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh
lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang
berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui
penyaluran kredit.

4.MendukungKelancaranTransaksiInternasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi
internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi
antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya
dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala
internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank
umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan
lebih mudah, cepat, dan murah.

5.PenyimpananBarang-BarangBerharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan
oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya
seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk
disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat
menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat
berharga.\

6
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat
ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang
melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Adapun secara
spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of develovment dan agen of
services.

1.AgentOfTrust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah
kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di
bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan
ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam
keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.

2.AgentOfDevelopment
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa
penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di
sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi
, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.

3.AgentOfServices
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan
kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang
lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum.

7
PeranBank
Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan, yaitu :

1.PengalihanAset(assettransmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana sumber dana yang
diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai
pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

2.Transaksi(transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi.
Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan.
Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan
sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

3.Likuiditas(liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa
giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai
tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank
memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas dan
menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

4.Efisiensi(efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa
mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang
saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric information) antara
peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk
memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu
menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak
sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.

8
B. Prinsip Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian adalah suatu asas yang mengatakan bahwa bank dalam menjalankan
fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi
dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Prinsip ini disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Penerapan pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam dunia perbankan, merupakan
suatu kewajiban atau keharusan bagi bank untuk memperhatikan, mengindahkan dan
melaksanakannya.
Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian itu supaya bank selalu dalam keadaan sehat,
likuid dan solvent. Dengan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan kadar kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu
menyimpan dananya dibank.

Namun demikian, kelengkapan peraturan terutama menyangkut prinsip kehati-hatian tidaklah


cukup untuk dijadikan ukuran bahwa perbankan nasional lepas dari segala permasalahan. Hal ini
dapat terlihat dengan adanya beberapa bank-bank nasional (khususnya bank swasta), merupakan
bank bermasalah, yang satu per satu terpaksa dilikuidasi pada masa awal krisis ekonomi dan
keuangan melanda Indonesia. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga
saat ini merupakan dampak dari lemahnya manajemen bank, konsentrasi kredit yang berlebihan,
banyaknya penyimpangan-penyimpangan terhadap ketentuan kehati-hatian, kurang
transparannya informasi mengenai kondisi keuangan bank, serta kurang efektifnya sistem
pengawasan bank.
Kondisi tersebut memberikan beberapa dampak negatif seperti penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang di kalangan perbankan, dan meningkatkan risiko kegagalan bank
serta menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional secara
keseluruhan.
Dengan demikian, dalam rangka mengatasi permasalahan perbankan nasional tersebut,
pemerintah menempuh langkah-langkah reformasi perbankan yang sekaligus juga merupakan
bagian dari program restrukturisasi ekonomi nasional.

9
Upaya-upaya tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga program utama, yaitu:
“1. Menyempurnakan ketentuan kehati-hatian dan perangkat hukum, termasuk UU Perbankan
danUUBankSentral;
2. Memperkuat fungsi pengawasan perbankan, termasuk melalui upaya memperketat penegakkan
ketentuandanundang-undangyangberlaku;
3. Memperbaiki kondisi perbankan melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi” Program reformasi
perbankan tersebut terealisasikan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Adapun kebijakan perbankan di Indonesia tersebut menganut sistem perbankan ganda (dual
banking system). Dual banking system maksudnya yaitu terselenggaranya dua sistem perbankan
(konvensional dan syariah secara berdampingan) yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, artinya bahwa bank umum konvensional juga
diperkenankan memberikan layanan syariah melalui mekanisme islamic window dengan terlebih
dahulu membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Namun sistem perbankan ganda (dual banking
system) berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan di bidang perbankan ini, ternyata
hanya berlaku bagi bank umum, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih menganut
sistem perbankan tunggal (single banking system). Dengan demikian BPR hanya bisa
menyelenggarakan kegiatan usaha secara konvensional atau secara syariah.
C. Perkembangan Perbankan Syariah
Kehadiran dan fungsi perbankan di Indonesia baik untuk masyarakat, industri besar,
menengah atau bawah mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat signifikan. Hal ini terjadi
karena kebutuhan akan bank baik untuk penguatan modal atau penyimpanan uang oleh
masyarakat sudah menjadi hal yang biasa. Dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat serta
memberikan rasa aman, nyaman dalam transaksi perbankan, kehadiran Bank Syariah merupakan
salah satu solusi untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan perbankan
khususnya di Indonesia.
Bank Syariah merupakan salah satu produk perbankan yang berlandaskan sistem
perekonomian Islam,Sistem Ekonomi Islam atau syariah sekarang ini sedang banyak
diperbincangkan di Indonesia. Banyak kalangan masyarakat yang mendesak agar Pemerintah
Indonesia segera mengimplementasikan sistem Ekonomi Islam dalam sistem Perekonomian
Indonesia seiring dengan hancurnya sistem Ekonomi Kapitalisme.

10
Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi dan
praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang
menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuagnan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai
moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Umat Islam diharapkan dapat memahami perkembangan
bank syariah dan mengembangkannya apabila dalam posisi sebagai pengelola bank syariah yang
perlu secara cermat mengenali dan mengidentifikasi semua mitra kerja yang sudah ada maupun
yang potensial untuk pengembangan bank syariah.

Perbankan Syariah sering disebut juga Perbankan Islam, yaitu perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam atau syariat. Karena berdasarkanhukum Islam, maka
perbankan syariah tidak mengenal adanya “bunga pinjaman” alias interest rate. Bunga pinjaman
dianggap riba dan berdosa. Yang dikenal di perbankan syariah adalah “sistem bagi hasil” atau
Nisbah yang prosesnya sama-sama diketahui dan disetujui oleh bank dan pihak nasabah.

Kegiatan operasional Bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (Mudharabah). Bank
Syariah pada dasarnya memiliki potensi dan peluang yang luar biasa besar. Pertumbuhan dari
segi aset pun sudah membuktikan bahwa Bank Syariah merupakan model bank yang sangat ideal
untuk mendorong kemajuan perekonomian Negara.

Namun dari segi kualitas pelayanan Bank Syariah harus mengejar ketinggalannya dari
Bank Konvensional yang telah lebih awal berdiri. Selain itu, untuk menghasilkan persaingan
yang produktif antara Bank Syariah dan Bank Konvensional diperlukan peraturan perbankan
khusus untuk Perbankan Syariah sehingga mampu menjalankan tugasnya tanpa harus mengekor
kepada sistem konvensional.

11
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pada dasarnya prinsip yang digunakan dalam perbankan syariah tidak berbeda dengan prinsip
yang digunakan dalam perbankan konvensional. Perbankan Indonesia dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehatihatian, yaitu
pelaksanaan prinsip kehati-hatian (prudential banking principle) bank untuk meminimalkan
risiko usaha operasional bank dengan berpedoman kepada ketentuan Bank Sentral (Bank
Indonesia) dan ketentuan intern bank yang wajib dilaksanakan oleh setiap bank dalam rangka
melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Bank syariah harus tetap konsisten
dalam menjalankan prinsip kehatihatian(prudential banking principle), tidak hanya pada tahap
awal proses pemberian pembiayaan saja akan tetapi juga pada saat setelah pembiayaan dicairkan
denga melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah pembiayaan. Hal ini sangat
penting sebagai langkah preventif untuk menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah yang
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank syariah.

2. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, slahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari salah, khilaf, Alfa dan lupa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang


perbankan.
UU Nomor 10 Tahun 1998. LN Nomor 182 Tahun 1998. TLN Nomor 3790.
Kajianpustaka.com,rieska1511,blogspot
Journal.unpak.ac.id
Core.ac.uk

13

Anda mungkin juga menyukai