Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM GEOFISIKA TAMBANG

GEOMAGNETIK
DATA AKUISISI GEOMAGNETIK

KELOMPOK 5 :

1. AMYLIA LUTFI OCTA RAHMAWATI (1031811026)


2. EDI SAFITRA (1031811027)
3. IRFAN (1031811030)
4. MELIANA (1031811031)
5. SEPTIYANDI NURHUDAYAH (1031811034)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode geomagnetik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
sifat kemagnetan bumi. Pada metode ini, bumi diyakini sebagai batang magnet
raksasa tempat medan magnet bumi dihasilkan. Adanya medan magnet bumi pada
bagian bumi tertentu disebut anomaly magnet yang dipengaruhi oleh suseptibilitas
batuan dan remanen megnetiknya. Menurut sifat kemagnetannya, batuan terbagi
atas batuan diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, ferrimagnetik,
antiferromagnetic (Siahaan, 2009).
Metode magnetik dalam geofisika mempunyai kompleksitas yang tinggi
dibandingkan dengan metode geofisika yang berlaku secara regional. Keadaan ini
dikarenakan perbedaan antara kutub-kutub magnet pada bumi beserta penjalaran
medan magnetnya. Secara umum peta magnetic menunjukkan beberapa anomali
secara local yang tersebar. (Telford, 1973). Pengukuran atau akusisi data pada
metode magnetik di geofisika yang selanjutnya akan dikenal dengan penyebutan
geomagnetic merupakan kegiatan akuisisi data yang dibuat lebih mudah dalam
pengukuran dan pengambilan data dan diyakini memiliki nilai kegaiatan yang
lebih murah. (Reynold, 1988).
Metode Geomagnetik adalah satu diantara metode geofisika yang sering
digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi,
batuan mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi.
Metode ini mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan
pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan
dengan metode geofisika lainnya. koreksi pembacaan praktis tidak perlu
dilakukan (Hartantyo, 2018).
Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan
biasanya medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan
lebih tak menentu dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang
merupakan besaran vektor. Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar
anomali residu yang merupakan hasil variasi yang besar bagian mineral magnetik
yang terkandung dalam batuan dekat permukaan. Sebagai akibat dari hal-hal
tersebut diatas, maka interpretasi yang tepat dalam metode geomagnetik relatif
lebih sulit (Hartantyo, 2018).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui tentang metode geomagnetik dalam ilmu geofisika.
2. Mengetahui cara dan intrumentasi dalam pengambilan data geomagnetik.
3. Mengetahui konses akuisisi data geomagnetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet
raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan
medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan
bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu,
biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan
tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan
ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik (Agung, 2014).
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan
yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga
suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat
yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin
besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak
(Agung, 2014).
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan
interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan
mineral- mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet
yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada
medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau
mungkin juga bagian atas mantel (Agung, 2014).
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga
keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi (Agung, 2014).

2.2 Intrumentasi Akuisisi Data Geomagnetik

2.3 Lampiran Data


Berikut lampiran akuisisi data geomagnetik dari hasil pengukuran
lapangan yang praktikan dapatkan dari studi literatur yang kemudian akan diolah
pada praktikum selanjutnya :
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktikum geofisika tambang yang berjudul
“Akuisisi Data Geomagnetik” maka didapatkan beberapa kesimpulan yakni
sebagai berikut :
1. Metode geomagnetik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
sifat kemagnetan bumi yang sering digunakan untuk survei pendahuluan
pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun untuk
keperluan pemantauan (monitoring) gunung api.
2.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Fatahillah. 2014. BAB 2 Geomagnetik dalam


https://www.slideshare.net/fatahagoenk/bab-2-geomagnetik (Diakses pada
tanggal 8 Juni 2020)
Hartantyo. 2018. Metode Geomagnetik dalam
https://datageoscience.mipa.ugm.ac.id/teori/catatan-metode-geomagnetik/
(Diakses pada tanggal 8 Juni 2020)
Reynolds, J. M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics.John Wiley & Sons, Inc, New York
Siahaan, B, U, B, M. 2009. Penentuan Struktur Pada Zona Hydrokarbon Daerah
“X” Menggunakan Metode Magnetik, Skripsi. Jakarta: FMIPA Jurusan
Fisika. Universitas Indonesia.
Telford W.M, Geldart, L.P. Sheriff dan R.E. Keys, D. A. 1976. Applied
Geophysics. Second edition. Cambridge University Press. Cambridge

Anda mungkin juga menyukai