Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA DASAR KURIKULUM

Makalah ini Disusun


Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah “Pengembangan Kurikulum PAUD”
Dosen Pengampu : Dwi Haryanti, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Nama : Nurul Alimah


NIM : 1912050
Kelas : PIAUD 3B
Prodi : PIAUD
Fakultas: Tarbiyah

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2021

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri. Tujuan ini tentunya secara konsisten menjadi rujukan
dalam mengembangkan tujuan kurikulum 2013.
Menurut Mulyasa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan yang mencakup tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.1
PAUD memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya membantu
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dalam semua
aspek perkembangan, baik itu aspek kognitif, psikomotorik, sosial emosional,
moral agama, bahasa, dan seni melalui kurikulum terpadu untuk anak usia
dini.2 Oleh karenanya perlunya perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
penilaian yang baik dalam generasi masa depan yang cemerlang yang
tercantum dalam kurikulum 2013 PAUD.3
Agar penerapan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini dapat
diterapkan dengan baik, maka perlunya juga memahami kerangka dasar
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu sendiri agar
penyelenggaraan program PAUD sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Oleh
karenanya penulis menyusun makalah ini dengan judul “Kerangka Dasar
Kurikulum”.

1
Suyadi, “Manajemen PAUD, TPA-TPA-KB-TK/RA”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2011), hlm. 92.
2
Eca Gesang Mentari, dkk, “Manajemen Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini”,
(Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri, 2020), hlm. 104.
3
Lilis Asiah, “Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini”, Januari 2016, http://paudpermatahatikemangbogor.blogspot.com, diakses pada 5 April
2021, pukul 09.08 WIB.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Landasan Filosofis Kurikulum 2013 PAUD?
2. Bagaimana Landasan Sosiologis Kurikulum 2013 PAUD?
3. Bagaimana Landasan Yuridis Kurikulum 2013 PAUD?
4. Bagaimana Teoritis Kurikulum 2013 PAUD?
5. Bagaimana Landasan Psikologis-Pedagogis Kurikulum 2013 PAUD?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Bagaimana Landasan Filosofis Kurikulum 2013 PAUD
2. Mengetahui Bagaimana Landasan Sosiologis Kurikulum 2013 PAUD
3. Mengetahui Bagaimana Landasan Yuridis Kurikulum 2013 PAUD
4. Mengetahui Bagaimana Landasan Teoritis Kurikulum 2013 PAUD
5. Mengetahui Bagaimana Landasan Psikologis-Pedagogis Kurikulum 2013
PAUD

3
PEMBAHASAN

A. Landasan Filosofis Kurikulum 2013 PAUD


Filosofis dalam KBBI memiliki arti “berdasarkan filsafat”. Pentingnya
peran pendidikan anak usia dini, inilah yang mendorong para pakar
pendidikan anak untuk mencari jawaban yang akurat mengenai pendidikan
4
anak. salah satunya adalah dengan mengkaji filsafat pendidikan. Bernadib
(1987) mengemukakan bahwa filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada
hakikatnya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan.
Karena bersifat filosofis, filsafat pendidikan pada hakikatnya adalah
penerapan terhadap lapangan pendidikan.5
Yahya Qohar (1983) menyatakan filsafat pendidikan sebagai filsafat yang
bergerak dalam lapangan pendidikan.6 Menurut Ozzaman & Carver (1995),
filsafat pendidikan dipandang sebagai aplikasi ide-ide filsafat terhadap
masalah pendidikan.7 Asy Syaibaniy (1979) mengemukakan bahwa filsafat
pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam
bidang pendidikan.8
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat, dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kuriulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
5
Bernabid. “Filsafat Pendidikan”, (Yogyakarta: Offcet, 1987), hlm. 33.
6
Yahya Qohar, “Filsafat Pendidikan”, (Jakarta: FIP IKIP Press, 1983), hlm. 12.
7
Howard Qohar & Samuel M. Craver, “Philosophical Foundation of Education, Jersy,
Columbus”, hlm. 121.
8
Al-Syaibani, Omar Muhammad At-Toumy, “Falsafat Al-Tarbiyah Al-Islamiyah”, terj.
Hasan Langung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 102.

4
Adapun kerangka dasar kurikulum 2013 PAUD dikembangkan
berdasarkan landasdan filosofis yaitu:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang
Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pedidikan untuk
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum.
Untuk mempersiapkan masa kini dan masa depan anak usia dini,
maka kurikulum 2013 bertugas untuk mengembangkan pengalaman
belajar bagi anak usia dini untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa yang akan mendatang, untuk
menghadapi tantangan zaman yang kian berkembang pesat. Disamping
itu pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya.9
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengenalkan
pengalaman belajar dalam konteks budaya Indonesia. Indonesia memiliki
keberagaman budaya, dengan keberagaman tersebut diharapkan anak
akan memiliki sikap untuk saling menghargai dan menghormati. Budaya
menjadi latar, sekaligus konten dalam pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini untuk membangun kompetensi diri yang diperlukan bagi
kehidupan masa kini dan masa depan yang menunjang pengembangan
budaya secara kreatif.10

9
Ma’as Shobirin, “Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar”,
(Yogyakarta: Group Penerbitan CV BUDI UTAMA, 2016), 41.
10
PAUD Jateng, “Tujuan dan Kerangka Dasar Kurikulum PAUD 2013 (5 Landasan)”,
Januari 2013, http://www.paud.id, diakses pada April 2021, jam 09.52 WIB.

5
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif
Menurut pandangan Filosofis ini, prestasi bangsa diberbagai
bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat
dalam isi kurikulum untuk dipelajari anak didik. Dalam Kurikulum 2013
PAUD mengenalkan budaya bangsa sebagai milik kehidupan anak. anak
diharapkan untuk peduli, mengenal, menyayangi, dan bangga terhadap
budaya bangsa Indonesia. Perlunya merawat dan melestarikan serta
dijadikan latar kehidupan bermasyarakat dan bernegara.11 Dalam
kurikulum 2013 PAUD budaya dikenalkan kepada anak agar
menimbulkan rasa bangga di hati mereka, kemudian dapat diaplikasikan
dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya dan kehidupan yang lebih luas tentunya.
3. Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki talenta
untuk belajar mengenai berbagai hal yang ada di sekitarnya
Kurikulum 2013 PAUD Pendidikan Anak Usia Dini memfasilitasi
anak membangun pengalaman melalui proses belajar aktif sesuai dengan
minat anak. Anak didukung untuk memiliki pengetahuan tentang diri dan
lingkungan, serta menguasai berbagai keterampilan yang diperlukan
untuk pengembangan dirinya di masa depan.12 Anak usia dini memiliki
potensi yang berbeda-beda, dengan membangun pengalaman belajar
melalui proses belajar aktif dan sesuai minat anak, maka akan besar
kemungkinan keberhasilan dalam proses pembelajaran yang berlangsung
dengan tetap memperhatikan tingkat kemampuan serta tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak yang berbeda-beda pula.
4. Pendidikan memerlukan keteladanan dan pengayoman
Pendidikan anak usia dini tentunya memerlukan keteladanan dan
pengayoman dari pendidik yang secara terus menerus dan secara
berkesinambungan. Ki Hajar Dewantara dalam filosofi mengatakan ing
ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri hadayani.
11
Ma’as Shobirin, “Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013..., hlm. 42.
12
PAUD Jateng, “Tujuan dan Kerangka Dasar Kurikulum PAUD 2013 (5 Landasan)”,
Januari 2013, http://www.paud.id, diakses pada April 2021, jam 10.17 WIB.

6
Keteladanan adalah metode yang paling meyakinkan keberhasilan dalam
mempersiapkan dan membentuk anak di dalam moral, spiritual, dan
sosial. Hal ini dikarenakan pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan anak, anak identik dengan meniru. Anak akan meniru apa saja
yang ia lihat.
Pendidik haruslah menjadi teladan bagi anak didik apalagi anak
didik yang memang masa puncaknya mudah untuk meniru apa yang ia
lihat ketimbang dari apa yang ia dengarkan. Dalam buku Tarbiyatul
Aulad fil Islam karangan Abdullah Nashih Ulwan yang terjemahan,
Abdullah Nasihih Ulwan mengutip kta-kata dari seorang penyair yang
melontarkan kecaman yang pedas terhadap pengajar yang tindak-
tanduknya bertentangan dengan ucapannya, yaitu:
Wahai orang yang mengajar orang lain
Kenapa engkau tida juga mengajari dirimu sendiri
Engkau terangkan bermacam obat bagi segala penyakit,
Agar yang sakit sembuh semua
Sedang engkau sendiri ditimpa sakit
Obatilah dirimu dahulu
Lalu cegahlah agar tida menular kepada orang lain
Dengan demikian engkau adalah seorang yang bijak
Maka apa yang engkau nasihatkan
Akan mereka terima dan ikuti
Ilmu yang engkau ajarkan akan bermanfaat bagi mereka13
5. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain14
Kurikulum 2013 PAUD dalam Kegiatan belajar anak usia dini
dilakukan melalui bermain yang ditujukan untuk mengembangkan
seluruh kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.

13
Abdullah Nashih Ulwan, “Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam”, terj. Saifullah
Kamlie, Hery Noer Ali, Asy Sifa’, jilid 2 (Semarang: Book, 1981), hlm. 3.
14
PAUD Jateng, “Tujuan dan Kerangka Dasar Kurikulum PAUD 2013 (5 Landasan)”,
Januari 2013, http://www.paud.id, diakses pada April 2021, jam 10.17 WIB.

7
B. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan
landasan sosiologis, hal ini dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran
menyesuaikan dengan tuntutan dan norma-norma yang berlaku pada
masyarakat tempat anak usia dini tinggal. Kurikulum 2013 PAUD
mengangkat keberagaman budaya sebagai kekayaan budaya yang perlu
dilestarikan dan dikembangkan. Perbedaan kebiasaan-budaya-agama-fisik
harus mampu mengembangkan sikap saling memahami dan menghargai.
Sukmadinata mengemukakan tiga sifat penting pendidikan yang
berhubungan dengan landasan sosiologis. Pertama, pendidikan mengandung
nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada
ehidupan dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan
didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
Ketiga sifat ini menjadi inspirasi bagi landasan pengembangan kuriulum
sehingga perubahan kurikulum menjawab setiap perubahan yang terjadi di
masyarakat, termasuk perubahan kurikulum untuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang sebelumnya KTSP menjadi Kurikulum 2013 PAUD atau
dikenal dengan k13.15

C. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 PAUD dikembangkan dengan landasan yuridis, adapun
landasan yuridis tersebut yaitu sebagai berkut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194516
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan17

15
Prihantini, “Strategi Pembelajaran SD”, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2020), hlm.
138.
16
Ahmad Muslih, dkk, “Analisis Kebijakan PAUD, Mengungkap Isu-Isu Menarik
Seputaran PAUD:, (Jawa Tengah: Penerbit Mangku Bumi, 2018), hlm. 214.
17
Ibid..., hlm. 215.

8
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerntah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik-Integratif.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013
Pasal 7.

D. Landasan Teoritis
Landasan Teoritis kurikulum 2013 PAUD dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan
berdasarkan menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warga negara yang dirinci menjadi:
1. Standar isi
2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
3. Standar sarana dan prasarana
4. Standar pengelolaan
5. Standar pembiayaan
6. Standar penilaian pendidikan

9
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. 18Adapun
kurikulum 2013 PAUD dikembangkan berdasarkan berbagai teori yaitu:
1. Teori perkembangan anak
Teori ini yang menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang
kompleks, tergantung pada kecepatan perkembangan masing-masing.
2. Teori perkembangan otak
Dalam teori ini menyatakan bahwa jejaring antarsel neuron menentukan
kemampuan dan kecerdasan berfikir seseorang, tempat jejaring itu
dibangun sangat cepat ketika usia masih dini. Disamping itu, dinyatakan
bahwa pembelajaran pada usia dini paling tepat dilakukan dengan cara
melakukan langsung dengan benda nyata untuk merangsang sensitifitas
penginderaan. Pada saat lahir otak bayi mengandung 100 miliar neuron
dan satu triliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap
(cabang-cabang neuron) yang akan membentuk sambungan antar neuron.
Sambungan neuron tersebut yang nantinya akan dibawa anak seumur
hidupnya.19
Hasil-hasil penelitian para ahli yang berfokus pada perkembangan otak
manusia; seperti yang dilakukan oleh Binet-Simon (1908-1911), sampai
yang dilakukan oleh Gardner (1998), menunjukkan bahwa usia dini
memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan otak
manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat pada usia
tersebut, yakni mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke dunia, anak manusia
telah mencapai perkembangan otak 25%, sampai usia 4 tahun
perkembangannya mencapai 50%, dan selebihnya berkembang sampai
usia 18 tahun. Ini berarti anak usia dini memliki perkembangan otak yang
sangat pesat dan dahsyat, dan perlu mendapatkan layanan yang optimal

18
Susianty Selaras Ndari dan Chandrawanty, “Telaah Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini”, hlm 32.
19
Mulyasa, “Manajemen PAUD”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hlm. 3.

10
melalui pengembangan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, yang
sekarang kurikulum tersebut adalah kurikulum 2013 PAUD.20
Teori yang sangat terkenal mengenai teori kognitif yaitu teori Piaget.
Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan. Dengan
demikian, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada
seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya.
Piaget merumuskan tahap perkembangan intelektual anak usia dini terbagi
dalam tiga tahap berikut:
a. Tahap sensori motorik (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini anak berpikir adalah memahami diri dan lingkungan
melalui kesan-kesan sensori dan gerakan motoriknya.
b. Tahap preoperational konkret (usia 2-6 tahun)
Menurut Piaget, pada usia ini anak mulai berfikir secara mental
meskipun belum sempurna. Khayalan masih mendominasi pikiran
anak dan ia sering mengkhayal sesuatu sebagaimana kenyataannya.21
Howard Gardner (1943) mengatakan bahwa setiap anak pada
hakikatnya merupakan anak yang cerdas. Menurutnya, kecerdasan
tidak hanya dipandang dari faktor IQ, tetapi ada pula kecerdasan lain
yang akan mengantarkan anak pada kesuksesan. Kecerdasan tersebut
menurut Gardner, yaitu sebagai berikut:22
1) Kecerdasan bahasa
2) Kecerdasan logka
3) Kecerdasan musik
4) Kecerdasan gerak (kinestik)
5) Kecerdasan gambar (spasial)
6) Kecerdasan diri (intrapersonal)
7) Kecerdasan bergaul (interpersonal)
20
Ibid..., hlm. 2.
21
Maman Sutarman, “Manajemen Pendidikan Usia Dini”, (Jawa Barat: Pustaka Setia,
2016), hlm. 22-24.
22
Howard Gardner, “Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek eds. Terjemahan”,
(Bzatam: Interaksara, 2003), hlm. 117.

11
8) Kecerdasan alami (naturalis)
9) Kecerdasan rohani (spiritual)23
3. Teori pedagogis
Teori pedagogis yang dimaksud di sini bahwa teori pedagogis yang
menekankan bahwa anak belajar dalam kondisi lingkungan yang aman,
nyaman, yang dapat merangsang keinginaan anak untuk mencari tahu dan
melakukan sesuatu.

E. Landasan Psikologis-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Uisa Dini diterapkan melalui proses
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak usia
dini. Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, baik dari kecepatan
kematangan perkembangan, cara belajar, minat, maupun bakat yang dimiliki
anak. guru harus tau cara mengelola pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak. dikarenakan pentingnya hal tersebut, maka dalam
mengembangkan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Kurikulum
2013 PAUD juga mengacu pada landasan psikologis-pedagogis ini.
Karakteristik anak usia dini sangat perlu dipahami gunanya untuk
mendukung perkembangan anak usai dini tersebut agar berjalan dengan baik.
karakter anak usia dini berbeda dengan karakter anak yang lebih besar.
Adapun karakteristik anak usia dini yaitu:
1) Bersifat unik
2) Bersifat spontan
3) Cerobah
4) Aktif dan energik
5) Egois
6) Pemarah
7) Penasaran
8) Kemampuan mengingat terbatas
9) Berjiwa petualang

23
Maman Sutarman, “Manajemen Pendidikan Usia Dini”..., hlm. 21.

12
10) Memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi
11) Mahir berkata-kata
12) Mudah frustasi dan tidak sabar
13) Sulit diajak fokus
Dari ke tiga belas karakteristik anak diatas, maka ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk membangun karakter anak usia dini. Sebab
karakter memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seseorang,
apalagi itu adalah anak usia dini, yang dimana masanya adalah masa
keemasan. Adapun metode yang dapat digunaka dalam membangun karakter
anak usia dini dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), yaitu:
1) Menegakkan kedisiplinan
2) Terlibat dalam pembangunan karakter anak
3) Menjadikan contoh bagi anak
4) Menumbuhkan nilai-nilai moral pada anak24
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter anak.
yaitu bawaan dari dalam diri dan pandangan anak terhadap dunia yang
dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip moral yang diterima,
bimbingan, pengarahan, serta interaksi antar orang tua dan anak. Seorang ahli
perkembangan berkebangsaan Rusia yaitu Vigotsky, teorinya dikenal sebagai
teori belajar sosial. Menurutnya, anak belajar melalui dua tahap, yaitu:
interaksi dengan orang lain, orangtua, saudara, teman sebaya, guru, dan
belajarn secara individual melalui pengingtegrasikan segala sesuatu yang
dipelajari dari orang lain dalam struktur kognitifnya.25

Teori belajar Vigotsky memilki empat prinsip umum berikut.26

24
Annisa Afani, “Kenali 13 Karakteristik Anak Usia Dini demi Mendukung
Perkembangannya”, diakses pada 6 April 2021, pukul 17.52 WIB.
25
Maman Sutarman, “Manajemen Pendidikan Usia Dini”..., hlm. 24.
26
M. Nur, “Teori-Teori Perkembangan”, (Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 1998), hlm. 32.

13
1) Anak akan lebih mudah mengkontruksi pengetahuan apabila diberi tools
of mind yang lebih kaya dan bervariasi.
2) Untuk membantu mengoptimalkan perkembangannya, anak harus
dilibatkan dalam interaksi sosial dengan sebaya, guru, orangtua, dan
orang dewasa lainnya.
3) Belajar memenuhi perkembangan mental.
4) Bahasa memegang peranan penting dalam membantu perkembangan
mental anak.

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Dalam mengembangkan kurikulum 2013 PAUD terdapat 5 landasan yang
mendasarinya, yaitu:
1. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 PAUD menggunakan filosofis yaitu:
- Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang.
- Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif
- Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki talenta untuk
belajar mengenai berbagai hal yang ada di sekitarnya
- Pendidikan memerlukan keteladanan dan pengayoman
- Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 PAUD menggunakan landasan sosiologis, hal ini
dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran menyesuaikan dengan
tuntutan dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat tempat anak
usia dini tinggal. Kurikulum 2013 PAUD mengangkat keberagaman
budaya sebagai kekayaan budaya yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan. Perbedaan kebiasaan-budaya-agama-fisik harus mampu
mengembangkan sikap saling memahami dan menghargai.
3. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 PAUD menggunakan landasan yuridis yaitu:
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerntah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

15
- Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik-Integratif.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 PAUD menggunakan landasan teoritis yaitu yang
dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). kurikulum 2013 PAUD dikembangkan berdasarkan
berbagai teori yaitu, 1)teori perkembangan anak, 2)teori perkembangan
otak, 3)teori pedagogis.
5. Landasan Psikologis-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Uisa Dini diterapkan melalui proses
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak
usia dini. Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, baik dari
kecepatan kematangan perkembangan, cara belajar, minat, maupun bakat
yang dimiliki anak. diharapkan guru perlunya memahai perkembangan
anak dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan cara belajar anak.

B. Saran
Diharapkan bagi pendidik, calon pendidik, dan pemerhati anak usia dini
mampu memahami kerangka dasar kurikulum 2013 PAUD agar menjadi bekal
untuk untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam
pengembangan kurikulum 2013 PAUD.

DAFTAR PUSTAKA

Suyadi, 2011. Manajemen PAUD, TPA-TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta: Pustaka


Belajar. .

16
Mentari, Eca Gesang, dkk. 2020. Manajemen Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini. Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri.
Asiah, Lilis. 2016. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini. http://paudpermatahatikemangbogor.blogspot.com, diakses
pada 5 April 2021.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Bernabid. 1987. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Offcet.
Qohar, Yahya. 1983. Filsafat Pendidikan. Jakarta: FIP IKIP Press.
Qohar, Howard dan Samuel M. Craver. Tanpa Tahun. Philosophical Foundation
of Education, Jersy, Columbus.
Al-Syaibani, Omar Muhammad At-Toumy. 1979. Falsafat Al-Tarbiyah Al-
Islamiyah. terj. Hasan Langung. Jakarta: Bulan Bintang.
Shobirin, Ma’as. 2016. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Group Penerbitan CV BUDI UTAMA.
PAUD Jateng. 2013. Tujuan dan Kerangka Dasar Kurikulum PAUD 2013 (5
Landasan). http://www.paud.id, diakses pada April 2021.
Ulwan, Abdullah Nashih. 1981. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. terj.
Saifullah Kamlie, Hery Noer Ali, Asy Sifa’, jilid 2. Semarang: Book.
Prihantini. 2020. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Muslih, Ahmad dkk. 2018. Analisis Kebijakan PAUD, Mengungkap Isu-Isu
Menarik Seputaran PAUD. Jawa Tengah: Penerbit Mangku Bumi.
Ndari, Susianty Selaras dan Chandrawanty. Telaah Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini.
Mulyasa. 2016. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutarman, Maman. 2016. Manajemen Pendidikan Usia Dini. Jawa Barat: Pustaka
Setia.
Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek eds.
Terjemahan. Bzatam: Interaksara.
Afani, Annisa. Kenali 13 Karakteristik Anak Usia Dini demi Mendukung
Perkembangannya. http://haibunda.com. diakses pada 6 April 202.

17
Nur, M. 1998. Teori-Teori Perkembangan. Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.

18

Anda mungkin juga menyukai