KOGNITIF AUD
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
BANGKA BELITUNG
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia kognitif masa anak-anak prasekolah adalah kreatif, bebas, dan
penuh imajinasi. Di dalam seni mereka, matahari kadang-kadang berwarna
hijau, dan langit berwarna kuning. Mobil mengambang di awan, dan manusia
seperti kecebong. Imajinasi anak-anak prasekolah terus bekerja, dan daya
serap mental mereka tentang dunia semakin meningkat. Dimana faktor yang
paling berpengaruh terhadap perkembangan kognitif seorang anak adalah
faktor lingkungan. Karena, banyak sekali orang-orang sukses yang berasal
dari latar belakang orang tua yang tidak berpendidikan tinggi. Dan juga
beberapa faktor dari enam faktor kognitif lebih mengacu kepada faktor
pembentukan. Menurut Piaget dan Asri Budiningsih (2005: 35) makin
bertambahnya umur seorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya
dan makin meningkat pada kemampuannya. Ketika individu berkembang
menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya
yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam
struktur kognitifnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan kognitif?
2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kognitif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan kognitif.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Fadilah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
(Yogyakarta: Pustaka Hidayah, 2013), hlm. 26.
2
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspek,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 44.
3
baru. Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru serta
marupakan transformasi keperiode berikutnya.3
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan
dengan masalah mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan
agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca
inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak
dapat melangsungkan hidupya.
3
Siti Partini Suardiman, Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Untuk Anak
Usia TK, (Yogyakarta: FIP UNY, 2003), hlm. 56.
4
Sriningsih, Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini, (Bandung:
Pustaka Sebelas, 2008), hlm. 16.
4
60) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif antara
lain:
1. Faktor Hereditas/Keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah
membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.
2. Faktor Lingkungan
John Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci
seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa.
Taraf intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan penggetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini berhubungan
dengan usia kronologis.
4. Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan yaitu
pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja
(pengaruh alam sekitar).
5. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan
untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan
mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki bakat
tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6. Faktor Kebebasan
5
Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang bearti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan
bebas memilih masalah sesuai kebutuhan.5
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah faktor kematangan dan
pengalaman yang berasal dari interaksi anak denngan lingkungan. Dari
interaksi dengan lingkungan, anak akan memperoleh pengalaman dengan
menggunakan asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan oleh prinsip
kesimbangan. Pada anak PAUD, pengetahuan itu bersifat subyektif dan akan
berkembang menjadi obyektif apabila sudah mencapai perkembangan remaja
atau dewasa.
5
Slamet Suyanto, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005), hlm. 52.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi perkembagan kognitif
pada anak terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya (internal)
maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal meliputi hereditas,
kematangan, minat dan bakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi linglungan
(pengalaman), pembentukan, dan kebebasan. Perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena
sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir.
Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20) perkembangan
kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir
itu bekerja.
B. Saran
Yang perlu dipahami dengan baik agar sebagai orang tua dan guru
dapat mengantisipasi jika nampak hambatan dalam perkembangan
kognitifnya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif memiliki
peran besar bagi anak serta orang tua maupun guru untuk mengetahui apakah
faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami perkembangan kognitif
yang sesuai dengan harapan, perkembangan kognitif yang berjalan sangat
cepat, maupun perkembangan kognitif yang berjalan lambat pada anak.
7
DAFTAR PUSTAKA
Siti Partini Suardiman. (2003). Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya
Cipta Untuk Anak Usia TK. Yogyakarta: FIP UNY.
Slamet Suyanto. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidiikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.