Anda di halaman 1dari 23

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Sri Lestari

1912064

Fakultas Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2021
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu ilmu pendidikan yang

memiliki pengalaman, pembinaan, pengembangan potensi anak sendiri mungkin.

Meningkatkan keterampilan gerak dan fisik, keterampilan fisik dan gerak anak

juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama

anak usia dini.1

Menurut penulis, Pendidikan anak usia dini itu dunia bermain sambil

belajar dan taman kanak-kanak yang membantu anak untuk mengembangkan

seluruh aspek perkembangannya. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang

anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh

anggota tubuhnya disaat bermain.2

Anak juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan

kacamata anak-anak. Untuk itu di dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya

kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam. Dunia bermainan adalah

dunia bermain, yaitu dunia yang penuh semangat apabila terkait dengan suasana

yang menyenangkan.3

Menurut penulis perkembangan anak itu melalui pembiasaan, fisik

motorik, baik fisik motorik kasar maupun fisik motorik halus, bahasa, kognitif.

1
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini, (Way Jepara
Lampung:Darussalam Press,2016), 1-2.
2
Ibid 3-4
3
Bambang Sujiono. Metode Pengembangan Fisik (Edisi Revisi). (Jakarta:
Universitas Terbuka,2007), 23-24
Perkembangan tersebut berkembang pada masa pertumbuhan anak yang luar

biasa. Pada masa ini merupakan periode yang sangat kritis dalam tahap

perkembangan manusia.4

Pada uisa 0-6 tahun merupakan usia keemasan bagi anak dengan

perkembangan mental maupun fisik yang berlangsung secara pesat khusunya pada

anak usia 5-6 tahun. Pada anak usia 5-6 tahun memiliki perkembangan fisik

motorik yang baik bagi perkembangan badan, otot kasar dan otot halus. 5Menurut

saya perkembangan motorik kasar yang melibatkan gerakan seluruh tubuh, kaki,

dan lengan yaitu merupakan salah satu aspek pertumbuhan anak-anak yang begitu

jelas dan terlihat, kadang-kadang kita atau pendidik kurang mengamati aktivitas

yang berkaitan tentang motorik kasar anak.6

Beberapa karakteristik perkembangan motorik kasar antara lain:

1. Gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian-bagian tubuh anak terutama

otot-otot besar.

2. Misalnya bermain gerak dan lagu

3. Pertumbuhan relatif stabil, anggota badan terus tumbuh dengan cepat dalam

roposi yang seimbang, keseimbangan perkembangan jadi lebih baik

4. Gerak motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak karena seluruh

anggota tubuh ikut gerak.7

4
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspek,
(Jakarta: Kencana Media Group,2013),5.
5
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan motorik,(Way Jepara Lampung Darussalam
Press,2016),12.
6
Ibid., 13-14
7
Ibid.,15-16
Pembelajaran anak usia dini tidak bisa hanya menekankan pada. Untuk

meningkatkan perkembangan kemandirian anak dalam pembelajaran hanya

dengan kemampuan akademis anak saja seperti baca, nulis, dan berhitung. Namun

perlu juga diberikan rangsangan melalui permainan-permainan anak-anak usia

dini merupakan usia bermain sehingga bermain sambil belajar itu sangat

dibutuhkan anak, agar anak tidak terbebani dan merasa senang dalam mengikuti

proses pembelajaran.8

Anak-anak usia dini biasanya senang sekali bermain, mereka tidak pernah

lelah bermain tentunya hal ini dapat melatih kemampuan fisiknya terutama

kemampuan motorik kasarnya apalagi bila dalam permainan itu diselingi dengan

gerak dan lagu sehingga gerakan fisik mereka akan semakin berkembang. Bagi

anak kegiatan bernyanyi yang menyenangkan, dan pengalaman bernyanyi ini

memberikan kepuasan kepadanya. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak

untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya.9

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan di TK Melati Sungailiat nilai

motorik kasar anak dalam pembelajaran gerak dan lagu kurang berkembang.

Karena kegiatan atau pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi tanpa

menggunakan gerak yang melibatkan semua tubuh sehingga permainan yang

berkaitan dengan motorik kasar pun kurang maksimal. Hal ini terlihat dari

gerakan-gerakan yang belum dikuasai anak dalam melangkahkan kaki setengah

meloncat, kurangnya perkembangan anak dalam melakukan gerakan tangan

8
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Berbagai Aspeknya, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2012), hlm. 12.
9
Ibid.,13
kimbang (kayuh) dan kurangnya perkembangan anak dalam melakukan gerakan

mengikuti sesuai lagu.10

Ternyata permainan yang digunakan guru hanya itu saja jadi membuat

anak mudah bosan dan menjadikan anak kurang semangat bahkan cenderung

hanya duduk dan diam kurang semangat dalam pembelajaran yang menggunakan

fisik motorik kasar. Anak yang memasuki usia dini memiliki banyak keuntungan

dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai nilai positif terhadap perkembangan

motorik kasar, meskipun perkembangan tersebut akan berbeda pada setiap anak.

Namun hal ini sesuai dengan perkembangannya.11

Bahwasanya guru dalam melakukan kegiatan kemampuan fisik motrorik

anak pada tingkat pencapaian melatih keseimbangan, kelincahan, dan keberanian

adalah dilakukannya senam bersama pada setiap hari jumat rutin setiap satu

minggu sekali. Sebelum melakukan kegiatan senam ataupun melakukan gerakan-

gerakan berupa pemanasan.12

Salah satu indikator untuk perkembangan motorik kasar anak-anak di TK

Melati Sungailiat tingkat pencapaian melatih keseimbangan, kelincahan, dan

keberanian adalah dilakukannya senam bersama, itupun masih belum maksimal.13

Terlihat masih banyak anak yang kurang dapat mengikuti kegiatan senam

yang dicontohkan oleh guru bahkan ada beberapa anak yang tidak ikut serta dalam

senam tersebut. Tingkat motorik kasar anak melalui kegiatan ataupun permainan

yang diberikan guru pada 20 anak dan 10 anak yang sudah bisa tetapi juga kadang

10
Isjoni, Mode Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: ALFABETA, 2011), hlm.11.
11
Anita Yus, Model Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana,2011), hlm.9.
12
Ibid.,10
13
Ibid.,11
masih dibantu dan sisanya masih banyak dibantu bahkan ada 2 anak yang sama

sekali tidak bisa jadi kira-kira 50% anak bisa menirukan tetapi masih dibantu.14

Dampaknya motorik kasar anak tidak berkembangan yaitu ada 2

kemungkinan dari anak itu sendiri ataupun guru: (1) dampak dari dalam diri anak

itu sendiri misalnya anak tersebut terlalu pendiam dan malas bergerak (2) faktor

gurunya, penyajian kegiatan dalam bentuk permainan sedikit dan monoton. Jadi

pembelajaran dalam pengembangan motorik kasar kurang optimal.15

Pada umumnya anak lebih menyukai musik dan lagu, sehingga permainan

tidak disertai dengan irama musik kurang diminati oleh anak. Irama musik dapat

menarik hati anak untuk mengikuti dentuman musik yang terdengar. Howard

Gardner (dalam Hildayani, 2014:5.6) berpendapat bahwa Multipel Inteligence

yang dimiliki anak berbeda-beda, diantaranya Musical Inteligence yang

menyatakan bahwa anak-anak yang peka terhadap bunyi-bunyi non verbal dalam

lingkungan, seperti irama, tinggi-rendah suara, dan pola nada. Anak yang

memiliki kecerdasan musical senang bersenandung dan dengan mudah dapat

mengubah suara-suara jadi irama.16

Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini lebih kreatif dan inovatif

dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini agar dapat

membentuk generasi indonesia yang cerdas, kreatif, berilmu dan berakhlakul

kharimah dengan cara yang tepat.17

14
Ibid 12
15
Ami Sisila Sari, Perkembangan Motorik Kasar Anak TK, (jakarta: PT Gramedia,2012),
hlm. 34.
16
Hildayani, Rini, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2014),hlm. 4.
17
Ibid 5-6
Kecerdasan fisik motorik atau kinestetik adalah suatu kecerdasan dalam

hal melakukan gerakan-gerakan yang bagus seperti berlari, menari, melakukan

gerakan senam atau membuat berbagai karya seni. Kecerdasan fisik meliputi

berfikir melalui gerakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan dan bagaimana

berkreasi, meningkatkan keterampilan fisik.18

Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik menurut, Malina dan

Bouchard (dalam Montolalu dkk 2009) yaitu : kematangan, urutan, motivasi,

pengalaman, dan praktik, selain kelima prinsip diatas ada juga kebutuhan yang

harus dipernuhi yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar, antara lain :

ekspresi melalui gerakan, bermain, kegiatan yang berbentuk drama, kegiatan yang

berbentuk irama.19

Perkembangan motorik kasar anak berkaitan dengan kemampuan

menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya

serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah

sesuatu. Perkembangan motorik kasar ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik

seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan dan kelenturan.

Menurut Hildayani (2005:39) pengaturan keseimbangan tubuh diperlukan anak

untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih sulit dan komplek seperti

melompat, berlari, memanjat, menari, dan senam yang membuktikan banyak

variasi gerak. Dampak dari ketidakseimbangan pada anak adalah kesulitan dalam

18
Ibid 10
19
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
39.
mengatur fan mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya

kaku, ragu-ragu dan canggung.20

Hambatan dan kendala yang sering di temui di lapangan antara lain :

(1) faktor dari dalam diri anak itu sendiri misalnya anak tersebut terlalu pendiam

dan malas bergerak. (2) faktor dari gurunya, penyajian kegiatan dalam bentuk

gerak sedikit dan monoton. (3) faktor dari orang tua dan keluarga yang tidak suka

berolahraga sehingga tidak mengulangi kegiatan motorik kasar yang telah

diajarkan yang telah diajarkan guru di TK. (4) Kurangnya alokasi waktu, karena

ada lima pengembangan dasar (Nilai-nilai Agama, Sosial Emosional, Bahasa,

Kognitif, Seni) juga harus diberikan kepada anak usia dini.21

Berdasarkan hasil pengamatan di TK Melati Sungailiat mereka sangat

senang ketika diajak untuk melakukan kegiatan bernyanyi dengan menggunakan

gerakan. Melalui kegiatan inilah akan mempermudah anak dalam menirukan dan

menerima apa yang disampaikan oleh guru serta melatih perkembangan motorik

kasarnya. Karena selama ini dalam pembelajaran di TK Melati Sungailiat dalam

memfokuskan anak menggunakan gerak dan lagu akan mempermudah guru dalam

mengkondisikan kelas menjadi lebih menyenangkan dan anakpun menjadi lebih

nyaman dan bersemangat didalam mengikuti pembelajaran yang sudah disiapkan

oleh guru.22

Berdasarkan pengamatan pada anak di TK Melati yang sedang melakukan

kegiatan gerak dan lagu. Ketika anak melakukan kegiatan motorik dengan gerak

20
Hildayani, Rini, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta:Universitas Terbuka,2014),40.
21
Ibid 11
22
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
INDEKS, 2013), hlm 3.
dan lagu masih ditemukan anak yang kurang lincah dalam gerak dan lagu, anak

masih kesulitan untuk melakukan gerak dan lagu, anak masih dibantu oleh guru

untuk menirukan gerakan yang dicontohkan oleh guru. Kemampuan anak dalam

gerak dan lagu seharusnya sudah sesuai indikator dapat menggerakkan badan dan

kaki dalam rangka melatih keseimbangan, kekuatan, kelincahan dan keberanian.23

Peneliti menawarkan tindakan usulan yaitu mengembangkan motorik

kasar melalui gerak dan lagu, maka peneliti bermaksud untuk memberikan solusi

dalam memecahkan permasalahan di TK Melati Sungailiat untuk meningkatkan

mutu pembelajaran peneliti mengambil judul “Meningkatkan Kemampuan

Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini di TK Melati

Sungailiat”.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang diatas maka terdapat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak melalui Gerak dan

Lagu di TK Melati Sungailiat?

2. Adakah Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik Kasar

melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini?

23
Ibid.,4
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak

melalui Gerak dan Lagu di TK Melati Sungailiat.

2. Untuk Mengetahui Adakah Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-

Motorik Kasar melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara Teoritis penulis mengharapkan dapat menambah wawasan bagi

guru tentang upaya meningkatkan motorik kasar anak melalui gerak dan lagu,

menambah ilmu dan pengetahuan tentang motorik kasar anak.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini untuk memberi informasi dan motivasi bagi pembaca

bahwa melalui gerak dan lagu, motorik kasar anak dapat dikembangkan, dan

juga dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran bagi guru dalam

meningkatkan motorik kasar pada anak usia dini.


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI

GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI TK MELATI

SUNGAILIAT

E. Kajian Pustaka

Berikut adalah hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan sebagai kajian

terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan :

Elvinar dan Nurbaiti dalam penelitian yang berjudul “Penerapan

Kemampuan Motorik Anak Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia 4-5 Tahun

di TK Cut Mutia Banda Aceh”mengatakan kemampuan motorik anak masih

rendah terlihat dari sikap perilaku anak antara tidak tertarik atau kurang aktif

dalam mengikuti pembelajaran motorik (pendiam), tidak menirukan berbagai

gerakan yang dicontohkan guru saat pembelajaran, kurang mampu dalam

melakukan gerakan berjalan keberbagai arah seperti berjalan maju, mundur,

berjinjit, melompat ke berbagai arah, menggerakkan kepala, tangan dan kaki

sesuai dengan irama lagu, kurang keseimbangan tubuh dan kemampuan

koordinasi dan melakukan suatu gerakan.24

Elvinar dan Nurbaiti menjelaskan bahwa perkembangan motorik

merupakan perkembangan kemampuan melakukan/merespon suatu hal, jadi

bertambahnya usia bertambah pulan kemamapuan motoriknya. Untuk

mengembangkan kemampuan motoriknya, anak melakukan berbagai aktivitas.

Aktivitas tersebut dapat dilakukan secara formal maupun informal, contoh dari

24
Elvinar dan Nurbaiti, “Peningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Gerak dan
Lagu Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh” Obsesi Jurnal Anak Usia Dini.
Vol 8 Issue 2 (2021), ISSN 2086 – 1397, hlm 134-135.
aktivitas formal misalnya kegiatan senam di sekolah, dan contoh kegiatan

informalnya yaitu berbagai permainan yang dilakukan anak.25

Peningkatan kemampuan motorik pada anak didik melalui pembelajaran

gerak dan lagu memiliki posisi yang sangat penting karena pembelajaran ini bisa

menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik, anak dapat melakukan

gerakan-gerakan spontan yang indah, mengeskpresikan diri manakala mendengar

atau merasa suatu irama tertentu. Melalui pembelajaran gerak dan lagu juga

sebagai hiburan dan eksrakulikuler bagi anak, agar anak tidak merasa jenuh dalam

belajar sehingga akan muncul ide-ide kreatifnya. Kegiatan gerak dan lagu sangat

melekat erat dan tidak dapat dipisahkan terutama dalam memberikan

pembelajaran kepada anak usia dini. 26

Begitu juga hal nya dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Gerak dan Lagu pada anak

Usia dini juga dapat melatih kemampuan motorik kasar anak yang meliputi

keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh. Kemampuan menggunakan

gerak seluruh tubuh juga untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta

keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.

Maka perbedaan dan persamaan Elvinar dan Nurbaiti dengan penelitian

yang diteliti oleh peneliti yaitu sama-sama mengenai motorik kasar pada anak usia

dini melalui gerak dan lagu, perbedaannya yaitu yang diteliti oleh Elvinar dan

Nurbaiti mereka menjelaskan tentang Penerapan Kemampuan Motorik Anak

Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Cut Mutia Banda

25
Ibid.,136
26
Ibid 139
Aceh, sedangkan dalam penelitian yang di teliti oleh peneliti, yaitu mengenai

Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Gerak dan Lagu pada

Anak Usia Dini di TK Melati Sungailiat.

Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma, dalam penelitian yang

berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 tahun

melalui Gerak dan Lagu di PAUD Harapan Insani Desa Pulau permai

Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”, mengatakan bahwa Masa usia dini (0-

6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi

seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan

selanjutnya. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan

yang sangat pesat.27

Mengingat pentingnya masa ini, maka stimulus yang harus disiapkan oleh

para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh, ataupun orang dewasa lain yang

ada disekitar anak perlu adanya penyediaan lingkungan yang kondusif, sehingga

anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi

yang dimaksud adalah aspek moral dan nilai-nilai agama, fisik motorik, dan

kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik atau motorik, dan seni. Guru

harus menguasai proses belajar, cara mengajar, penggunaan alat peraga, teknik

penilaian, cara penyampaiannya, mampu membuat anak-anaknya mudah

memahami pembelajaran.

27
Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma, “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar Anak Usia 5-6 tahun melalui Gerak dan Lagu di PAUD Harapan Insani Desa Pulau permai
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”Obsesi Jurnal Anak Usia Dini. Vol 4 Issue 1 (2020),
hlm 162-171, DOI:10.31004/obsesi.v4i1.289 (diakses 9 mei 2021)
Selanjutnya pengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering

kali terabaikan atau dilupakan oleh pembimbing atau bahkan guru sendiri. Hal ini

disebabkan karena mereka belum memahami bahwa pentingnya aspek

perkembangan keterampilan motorik karena merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas

dirasakan perlu dikembangkan sebuah model atau kegiatan pembelajaran yang

mampu mengembangkan keterampilan motorik pada anak usia dini, agar semua

pihak yang berkepentingan khususnya para pendidik dapat memahami dan

mampu menerapkan pada anak didiknya.28

Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kegiatan jasmani sangat

penting ini bertujuan untuk melatih motorik kasar anak dalam berolah tubuh,

kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari

kegiatan lainnya, untuk mencapai tujuan tersebut guru harus memahami

seperangkat program kegiatan yang mengarahkan kepada gerakan serta dapat

mengaitkan dengan kebutuhan minat dan kemampuan anak didik dalam kegiatan

belajar mengajar sesuai dengan tahap-tahap perkembangan.29

Maka perbedaan dan persamaan penelitian Maimunah Ayu, Wusono

Indarto, Devi Risma dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, memiliki

persamaan yaitu menjelaskan bahwa pada masa keemasan (golden age) pada masa

ini stimulus yang harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru,

pengasuh, ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak perlu adanya

penyediaan lingkungan yang kondusif, sehingga anak memiliki kesempatan untuk

28
Ibid.,175
29
Ibid 176
mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud adalah aspek moral

dan nilai-nilai agama, fisik motorik, dan kemandirian, kemampuan berbahasa,

kognitif, fisik atau motorik, dan seni. Guru harus menguasai proses belajar, cara

mengajar, penggunaan alat peraga, teknik penilaian, cara penyampaiannya,

mampu membuat anak-anaknya mudah memahami pembelajaran. Adapun

perbedaan nya Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma meneliti tentang

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 tahun melalui Gerak

dan Lagu di PAUD Harapan Insani Desa Pulau permai Kecamatan Tambang

Kabupaten Kampar, dengan menggunakan metodologi kuantitatif, sedangkan

peneliti, meneliti tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar

melalui Gerak dan Lagu pada Anak Usia Dini di TK Melati Sungailiat dengan

menggunakan metodologi kualitatif.

Nastiti Ria Nugraheni dan Ismatul Khasanah dalam penelitian yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini melalui Metode

Gerak dan lagu pada Kelompok B di RA Taqwa Ilah Semarang”, mengatakan

bahwa ada beragam teknik untuk mengembangkan motorik kasar, diantaranya

melalui metode gerak dan lagu dengan menggunakan media berupa lagu dengan

irama yang menarik. Irama yang menarik dapat merangsang anak untuk

menggerakan tubuhnya melalui irama lagu dalam gerak dan lagu dapat

menimbulkan semangat anak untuk bergerak mengikuti irama lagu dan akan

memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan guru.30

30
Nastiti Ria Nugraheni dan Ismatul Khasanah “Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak
Usia Dini melalui Metode Gerak dan lagu pada Kelompok B di RA Taqwa Ilah Semarang”,
Prosiding Pendidikan Guru PAUD. Vol 4. No 2. 2018, ISSN : 2460, hlm: 180.
Motorik kasar yaitu gerakan fisik yang melibatkan seluruh anggota tubuh

dan otot-otot besar pada anak untuk melakukan aktivitas. Metode gerak dan lagu

adalah cara guru menerapkan kegiatan yang melibatkan seluruh anggota tubuh

untuk bergerak, seperti kepala, tangan, kaki dan badan dengan diiringi lagu. Jadi

dengan menggunakan metode gerak dan lagu, anak dapat bebas menggerakan

anggota tubuh dan dapat menjadikan anak senang dan antusias dalam

mengikutinya.31

Maka perbedaan dan persamaan penelitian Nastiti Ria Nugraheni dan

Ismatul Khasanah dengan penelitian yang di teliti oleh peneliti memiliki

perbedaan dari Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini melalui

Metode Gerak dan lagu pada Kelompok B di RA Taqwa Ilah Semarang

menggunakan metodologi tindakan kelas partisipan Sedangkan peneliti meneliti

tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Gerak dan

Lagu pada Anak Usia Dini di TK Melati Sungailiat dengan menggunakan

metodologi kualitatif. Persamaan penelitiannya, sama-sama meneliti tentang

upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia dini melalui gerak

dan lagu.

Sri Hartin Yuliana Dewi. Dalam penelitiannya yang berjudul

“Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak melalui Kegiatan Gerak dan

Lagu di Kelompok A TK Aba Lambara Tawaeli”, mengatakan bahwa Masa usia

dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini

31
Ibid 187
merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi

fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.32

Kegiatan gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan

terutama dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini. Pembelajaran

gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan

belajar sambil bermain, aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu

diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa,

kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta

keberanian mengambil resiko.33

Hal ini disebabkan karena masih banyak anak yang merasa malu dan takut

ketika ibu gurunya menyuruh untuk bernyanyi dan bergerak sesuai lagu, padahal

dengan musik dan nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan

rasa senang, lucu, haru, dan kagum. Hal ini sangat erat kaitannya dengan

perkembangan psikomotorik anak. Selain itu, masih kurangnya anak dalam

mengembangkan gerak tubuh melalui nyanyian, menyelaraskan antara pikiran dan

tubuh (koordinasi tubuh), mengembangkan kelincahan, kekuatan, dan

keseimbangan tubuh, serta mengkoordinasikan mata dengan tangan dan kaki.

Maka perbedaan dan persamaan penelitian Sri Hartin Yuliana Dewi

dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti memiliki perbedaan dari segi judul

Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak melalui Kegiatan Gerak dan

Lagu di Kelompok A TK Aba Lambara Tawaeli dengan menggunakan

32
Sri Hartin Yuliana Dewi,“Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak melalui
Kegiatan Gerak dan Lagu di Kelompok A TK Aba Lambara Tawaeli” Obsesi Jurnal Anak Usia
Dini. Vol 4 Issue 1 (2020), hlm 199-200.
33
Ibid., 201
metodologi penelitan tindakan kelas (PTK). Sedangkan peneliti meneliti tentang

Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Gerak dan Lagu pada

Anak Usia Dini di TK Melati Sungailiat dengan menggunakan metodologi

kualitatif. Adapun persamaannya yaitu, sama-sama meneliti tentang motorik kasar

pada anak usia dini melalui kegiatan gerak dan lagu.

Woro Analupin dan Nurul Khotimah Dalam penelitiannya yang berjudul

“Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Gerak dan Lagu

Anak di Kelompok Bermain”, mengatakan bahwa Pembelajaran melalui gerak dan

lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih

mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni,

bahasa dan fisiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif

anak.

Dengan demikian gerak dan lagu adalah suatu metode pengembangan

fisik/motor. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam

bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, aktivitas yang dilakukan

melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh

perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa

percaya diri, serta keberanian mengambil resiko.34 Maka perbedaan kedua

penelitian ini adalah tempat penelitian, persamaanya yaitu sama-sama

menggunakan metode kualitatif.

Skripsi ditulis oleh Fitri Triyana yang berjudul “Peningkatkan

Kemampuan Fisik Motorik Kasar melalui Metode Gerak dan Lagu pada Anak
34
Woro Analupin dan Nurul Khotimah,“Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui
Kegiatan Gerak dan Lagu Anak di Kelompok Bermain” , woroanalupin@gmail.com
, Nurul_art77@yahoo.com, hlm 166-167.
Usia Dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2016/2017”, Fitri mengungkapkan bahwa Gerak motorik kasar adalah

kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.

Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh

anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan

motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak.

Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah

lebih besar ia akan senang berolahraga.

Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh

yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu anak untuk

lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan

kognitif, bahasa,dan emosionalnya saja tetapi pada pengembangan seni dan fisik

anak.35

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan

motorik kasar melalui metode gerak dan lagu pada siswa Kelompok B RA

Rowosari Kecamatan Tuntang. Terdapat perbedaan antara kedua penelitian ini,

yaitu tempat penelitian. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan

metodologi kualitatif.

Skripsi di tulis oleh Anik Eka Delta yang berjudul “Mengembangkan

Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Gerak dan Lagu pada Anak

Kelompok A TK Dharma Wanita Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

35
Fitri Triyana yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar melalui
Metode Gerak dan Lagu pada Anak Usia Dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2016/2017”,Fakultas Tarbiyan dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga 2017.
Thaun Ajaran 2013-2014”, Anik mengungkapkan bahwa Bergerak bagi anak

merupakan suatu kebutuhan yang apabila tidak diperoleh akan membawa dampak

perkembangan yang buruk. Anak suka dan butuh bergerak agar mampu tumbuh

dan berkembang dengan baik. Gerak menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan

kebutuhan dan mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupannya. Anak yang

sedikit bergerak, penurut, dan tahan duduk manis, mungkin sangat menyenangkan

bagi pendidik karena tidak terlalu merepotkan. Sebaliknya, anak-anak yang

banyak bergerak dan memiliki kebutuhan untuk terus bergerak, tidak begitu

disukai pendidik karena sulit di kendalikan.36

Selain itu latihan ini juga bias diberikan saat anak sudah merasa lelah dan

bosan dalam kegiatannya, sehingga latihan ini bias menjadi sebuah penyegaran

agar anak kembali konsentrasi akan kegiatan yang sedang dilakukan. Dengan

menggerakkan tubuh kesekitarnya, maka anak dapat melepaskan energi-energi

yang terpendam di dalam tubuhnya dan aktivitas tersebut menjadi katub yang

aman bagi emosi anak. Latihan ritmis juga member kan sifat kebebasan dalam

mengekspresikan diri pada anak dan memberikan perasaan keseimbangan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas, dengan subjek

penelitian anak usia 4-5 tahun kelompok A TK Dharma Wanita Tiron Kecamatan

Banyakan Kabupaten Kediri. Terdapat perbedaan dalam kedua penelitiannya,

36
Anik Eka Delta yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui
Permainan Gerak dan Lagu pada Anak Kelompok A TK Dharma Wanita Tiron Kecamatan
Banyakan Kabupaten Kediri Thaun Ajaran 2013-2014”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2014.
yaitu dalam tempat penelitiannya, tetapi sama-sama meneliti upaya meningkatkan

motorik kasar pada anak usia dini melalui kegiatan gerak dan lagu.

Skripsi yang ditulis Dwi Ginta Atik Khasanah yang berjudul

“Mengembangkan Motorik Kasar Melalui kegiatan Gerak dan Lagu TK B di TK

Pertiwi Kedungupit”. Dwi mengungkapkan bahwa Bermain adalah karakteristik

anak usia dini, kegiatan bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan. Salah

satu kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar yaitu

kegiatan gerak dan lagu. Karena gerak dan lagu kegiatan yang sudah tidak asing

lagi dengan anak dan digemari anak usia dini selain menyenangkan kegiatan gerak

dan lagu ini juga dapat meningkatkan motorik kasar anak karena meliputi gerakan

tangan, gerakan kaki dan gerakan lainnya.

Dengan bermain sambil belajar anak akan lebih cepat menangkap

stimulasi yang diberikan daripada jika anak belajar monoton tidak ada hal-hal

yang menyenangkan. Dengan adanya gerak dan lagu anak dapat berekspresi bebas

dan mampu meningkatkan rasa percaya diri anak terhadap teman dan guru.

Memperlihatkan bakat jika ada salah satu anak yang gemar menari.37

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan

pengembangan motorik kasar melalui metode gerak dan lagu TK B di TK Pertiwi

Kedungupit. Terdapat perbedaan antara kedua penelitian ini, yaitu tempat

penelitian. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metodologi kualitatif.

37
Dwi Ginta Atik Khasanah yang berjudul “Mengembangkan Motorik Kasar Melalui
kegiatan Gerak dan Lagu TK B di TK Pertiwi Kedungupit”, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidkan Universitas Muhamadiyah Surakarta 2018.

Anda mungkin juga menyukai