Kesejahteraan Guru Sebagai Faktor Strategis Yang M
Kesejahteraan Guru Sebagai Faktor Strategis Yang M
PENDAHULUAN
Tanpa mereka tentulah kita-kita yang ada didunia ini, tidak ada
apa-apanya, mereka telah memberikan sesuatu pusaka yang tidak
lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan, apa itu tidak lain adalah
ilmu pengetahuan. Pejabat, pegawai negeri maupun swasta, para
pengusaha yang ada sekarang ini tanpa keberadaan mereka dan tanpa
tangan-tangan halus mereka dan keramahtamahan serta keikhlasan
mereka mendidik, mengajar dan melatih tentu tidak akan seperti
sekarang. Karena jasa dan pengabdian merekalah kita berada dalam
kondisi sekarang ini.
Apa yang sudah mereka berikan kepada kita, dari sesuatu yang
serba buta dan tidak tahu sama sekali, kemudian mereka didik, mereka
1
ajar, mereka latih, sehingga menjadi anak cerdas dan pintar. Dari mula
tidak tahu hurup dan angka, sampai bisa dan mampu membaca dan
berhitung, dari mulai tidak pandai mengelap lelehan ingus di pipi sampai
mampu menjadi anak yang mandiri, dari yang tidak mampu mencebok
(membersihkan) berak di celana kebetulan di sekolah, sampai kepada
anak mandiri, semua itu tidak terlepas dari peran guru di sekolah.
Sungguh besar jasa-jasamu guru, tidal terbalas rasanya apa sudah
engkau berikan kepada kami, engkaulah orang tua kedua kami, yang
tanpa perjuangan dan cita-citamu tentulah kami tidak berdaya.
2
Demikian pula kita melihat guru, sejak pagi hari sudah berangkat
ke sekolah, kemudian pada sore harinya bahkan menjelang larut malam
baru pulang ke rumah. Kemanakah mereka, jika ditelusuri dan diamati
secara seksama, banyak di antaranya sesudah melaksanakan jam wajib
di sekolah di mana mereka di tempatkan, maka sang guru bergegas
menuju sekolah lain dengan tugas yang sama, yakni menambah income
keluarga, demikian seterusnya sesuah menjelang magrib, sang guru
bergegas pula berangkat ke suatu tempat Bimbingan Belajar, juga tugas
yang sama dan niat yang sama untuk menambah pendapatan keluarga.
Pada pagi hari berangkat dengan wajah berseri pakai bersih dengan
senyum tersungging meninggalkan anak dan keluarga, serta
menyandang sebuah tas tentengan yang berisi bahan ajar plus nasi
rantangan, bagi isterinya yang rajin memperhatikan kondisi kesehatan
suaminya. Nah pada waktu pulang dari bertugas terlihat dengan wajah
kuyu dan kondisi keletihan serta kondisi pakaian serba tidak menentu.
Begitulah kondisi guru kita, dan memang tidak semua sama, ada yang
berada pada kondisi ekonomi di atas rata-rata, persentasenya sangat
minim, akan tetapi kebanyakan di bawah rata-rata, ibarat gaji, pada
tengah bulan atau sepertiga bulan gaji yang diterima sudah ludes alias
terkuras untuk keperluan sehari-hari, dan bagaimana untuk tengah bulan
atau sepertiga bulannya lagi, tentu tidak lain harus bekerja keras dengan
kegiatan lainnya, dengan nawaitu yang penting halal.
3
dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama Dewan dan PGRI sudah
direalisasikan walaupun itu belum memadai. Namun, cita-cita dan
perjuangan senantiasa harus selalu digesa, dan ini perlu perjuangan, dan
guru sudah melakukan perjuangan itu dari hari ke hari, bagaimana
memperjuangkan anak yang tidak tabu dan lugu menjadi tahu dan
berilmu.
4
Atas dasar uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang ”Kesejahteraan Guru sebagai Faktor
Strategis yang Mempengaruhi Kinerja Guru” di SMP Negeri 2 Campaka,
Kabupaten Cianjur tahun pelajaran 2004 – 2005.
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
5
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini disusun dalam
bentuk pertanyaan di bawah ini.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
2. Meningkatkan kinerja guru dengan meningkatkan kualitas
pembinaan.
1. Asumsi
7
Hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut ini.
8
(kurikulum), tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kompetensi dimaksud meliputi
kompetensi keterampilan pengelolaan proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan.
2. Hipotesis Penelitian
9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kompetensi Guru
10
e. Kompetensi keterampilan yakni kemampuan untuk melakukan
tugas secara fisik atau mental.
(Yulaelawati, 2003)
1) Pembelajaran
Guru suka belajar dan memotivasi orang lain untuk belajar juga.
Guru mendukung sistem organisasi sekolah dan kelas yang
mendorong pengembangan belajar mandiri dan belajar seumur
hidup.
2) Perhatian
3) Keunggulan
11
4) Kesetaraan
B. Kinerja Guru
12
dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi
dan loyalitas pengabdiannya.
Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau
keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK),
sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki
tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu
ketika berdampak kepada pembentukan SDM berkualitas pula. Oleh
sebab itu LPTK juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru
seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu
membentuk SDM mandiri, cerdas, bertanggungjawab dan
berkepribadian.
13
Era reformasi dan desentralisasi pendidikan menyebabkan orang
bebas melakukan kritik, titik lemah pendidikan akan menjadi bahan dan
sasaran empuk bagi para kritikus, adakalanya kritik yang diberikan dapat
menjadi sitawar sidingin di dalam memperbaiki kinerja guru. Akan tetapi
tidak tertutup kemungkinan pula akan dapat membuat merah telinga guru
sebagai akibat dari kritik yang diberikan, hal ini dapat memberikan
dampak terhadap kinerja guru yang bersangkutan.
14
pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu,
guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan
digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat
penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
15
3) Transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai melalui
penjelmaan pribadinya dan perilakunya melalui proses
interaksinya dengan peserta didik.
4) Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang
dipertanggungjawabkan baik secara formal (kepada pihak
yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral
(kepada sasaran didik serta Tuhan yang Menciptakannya).
(Makmun, 1996:18)
16
aspek pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap perilaku
siswa secara menyeluruh. Apalagi jika dikaitan dengan tujuan pendidikan
nasional sebagaimana tersurat pada Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengisyaratkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Peranan, tugas, serta tanggung
jawab ini mustahil dapat dipikul tanpa adanya upaya peningkatan
kemampuan guru itu sendiri dari waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan zaman.
17
yang dulu tidak memiliki sikap yang terarah kepada tujuan pendidikan
menjadi memiliki sikap terarah kepada tujuan pendidikan (Seno,
1984:14).
Gambar 2.1
Kewajiban
Hak
18
a. Status dan Kedudukan Guru
19
Gambar 2.2
GURU
Makhluk Tuhan:
Iman amaliah ilmiah
Amal amaliah ilmiah
Ilmu amaliah ilmiah
Makhluk Sosial:
Warga Negara
Pegawai Negeri/Swasta
Karyawan Dinas Pendidikan
Anggota masyarakat luas
Guru
Makhluk Individu:
Ilmu
Derajat/Pangkat
Harta
b. Kewajiban Guru
20
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003a:6).
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan melalui pemberitahuan
berbuat dan merencana sikap (Seno, 1984:16).
Gambar 2.3
Kewajiban Guru
ϖ Memberi tahu
ϖ Memberi kesempatan merencana
ϖ Tahu
ϖ Mengerti
ϖ Sadar
21
c. Hak Guru
1) Hak profesional:
a) memiliki kebebasan akademis baik di dalam maupun di
luar kelas yang berkaitan dengan ilmu yang dikuasainya,
metode dan teknik pendidikan;
b) kebebasan untuk memberikan penilaian, penghargaan,
dan sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan;
c) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas;
d) memperoleh dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran;
e) kebebasan untuk berserikat dalam bidang profesi guru;
dan meningkatkan kemampuan profesional guru.
2) Hak penghasilan dan kesejahteraan:
a) memperoleh penghasilan yang layak;
b) mendapat cuti;
c) mendapat perawatan kesehatan;
d) mendapat jaminan pensiun dan tunjangan hari tua;
e) mendapat tunjangan jaminan sosial;
f) memperoleh tunjangan kemahalan biaya hidup; dan
g) memperoleh asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan
asuransi kecelakaan bagi guru.
(Rancangan Kebijakan RUU tentang Guru)
22
Atas dasar kutipan serta uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa terpenuhinya hak-hak guru akan dapat meningkatkan kinerja
guru sesuai dengan tuntutan profesinya. Hak-hak guru tersebut
pada dasarnya meliputi (1) perlakuan yang adil, (2) memperoleh
penghargaan tepat pada waktunya, serta (3) memperoleh
kesempatan untuk mrningkatkan profesinya.
23
serta hubungan masyarakat, tugas menjadi wali kelas, tugas
tambahan melatih dan membina kegiatan ekstrakurikuler.
24
religius, berbudi pekerti luhur, mandiri dan memiliki tanggung jawab
sosial. Keberhasilan pengembangan karakteristik manusia Indonesia
seutuhnya pada diri siswa memang tidak semata-mata berada di tangan
guru. Namun, peran dan fungsi guru dalam mewujudkan Tujuan
Pendidikan Nasional sebagai suatu kesatuan yang utuh juga tidak dapat
diabaikan (Furqon, 1998:34).
25
kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas
keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Di
samping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
oleh guru pada saat ini menjadi ukuran penting di samping kemampuan
utamanya dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas. Dengan
demikian, pada konteks sekarang ini, peran dan fungsi guru kian
berkembang sebagaimana dikemukakan oleh Isjoni (Dekan FKIP
Universitas Riau) sebagai berikut ini.
26
d. Motivator, artinya guru memiliki motivasi untuk terus belajar
dan belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi
kepada anak didik untuk belajar dan terus belajar
sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;
27
Guru juga harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan,
pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan
keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku
adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan
kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya
diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru masa
depan juga dapat menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung
jawab, memiliki etika moral, dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi,
dan memupuk kemampuan belajar mandiri anak didik, memberikan
penghargaan ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga
akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain
baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk
agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan
pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu
yang sesuai serta pelatihan cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan
kedewasaan sosial siswa berimbang.
28
D. Tingkat Kesejahteraan Guru
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
30
a. mencari informasi faktual yang mendetail yang memerlukan gejala
yang ada;
31
Fenomena-fenomena tersebut merupakan informasi tambahan
dan akan memperkuat data yang diperoleh oleh instrumen pokok
berbentuk angket.
2. Teknik Penelitian
32
Tabel 3.1: Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian
D. Instrumen Penelitian
1. Bentuk Instrumen
33
(SR), Realistis (R), Cukup Realistis (CR), Kurang Realistis (KR) dan
Tidak Realistis (TR). Dan skor yang diperoleh adalah sebagai berikut
34
b. Menyusun penjabaran konsep yang akan dijadikan panduan
dalam penulisan butir-butir pertanyaan.
Aspek yang
Variabel Indikator
Diamati
35
Aspek yang
Variabel Indikator
Diamati
informasi dan komunikasi (e-
mail, website, atau yang
lainnya).
36
Aspek yang
Variabel Indikator
Diamati
bahan ajar bagi siswa.
4) Melaksanakan pembelajaran
di kelas.
5) Mengelola pembelajaran
dengan memberikan motivasi
dan fasilitas (menjadi
fasilitator) kepada siswa.
6) Menyusun dan
mengembangkan alat
penilaian bagi proses dan
hasil belajar siswa.
7) Melakukan penilaian proses
dan hasil belajar siswa.
8) Menganalisis hasil belajar
siswa.
9) Membuat dan melaksanakan
program perbaikan.
10) Membuat dan melaksanakan
program pengayaan bagi
siswa.
37
Aspek yang
Variabel Indikator
Diamati
38
b. Sampel yang ditetapkan kemudian diserahi angket penelitian
untuk diisi dan dikembalikan.
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Lo = | F(z) – S(z) |
b. Uji Homogenitas
39
c. Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi
r n−2
t=
1− r2
Harga t selanjutnya dibandingkan antara ttabel dengan taraf
signifikansi 0.05 dan (n-2). Apabila thitung > ttabel, maka koefesiensi
korelasi signifikan (berarti). Untuk mengetahui koefesien determi-
nasi variansi, variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas
melalui regresi linier adalah dengan mengkuadratkan nilai t.
40
Sugiyono mengemukakan bahwa regresi digunakan untuk
menganalisis antara satu variabel dengan variabel yang lain
secara konseptual mempunyai hubungan kausal atau fungsional.
JK(reg)
Fh =
JK(S)/(n − 2)
JK(TC)/(k - 2)
Fh =
JK(G)/(n − k)
JK(reg)/2
Fh =
JK(S)/(n − 3)
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi deskripsi data
ketiga variabel penelitian, pengujian persyaratan statistik, pengujian hipotesis
serta pembahasannya, dan keterbatasan penelitian. Prosedur pengolahan
data tersebut dapat diuraikan sebagaimana disajikan berikut ini.
1. Data Kualitatif
Tabel 4.1
Jumlah
Pemilih
Aspek yang Diamati Indikator yang
Menyatakan
Ya
2) Memperoleh penghasilan 11
lebih besar daripada gaji
sebagai pegawai negeri
sipil.
3) Mengharapkan penghasilan 28
yang lebih besar dan tetap
setiap bulan.
42
Jumlah
Pemilih
Aspek yang Diamati Indikator yang
Menyatakan
Ya
7) Memiliki sarana/fasilitas 27
hiburan sendiri yang relatif
memadai.
9) Memiliki fasilitas 14
transportasi yang relatif
memadai.
43
Jumlah
Pemilih
Aspek yang Diamati Indikator yang
Menyatakan
Ya
JUMLAH 315
Rata-rata 16,58
Persentase 59,21 %
44
untuk melanjutkan ke jenjang S2, serta selalu mengikuti
perkembangan pengetahuan melalui berbagai cara.
Tabel 4.2
Jumlah
Pemilih
Aspek yang
Indikator yang
Diamati
Menyatakan
Ya
4) Melaksanakan pembelajaran di 28
kelas.
45
Jumlah
Pemilih
Aspek yang
Indikator yang
Diamati
Menyatakan
Ya
46
Jumlah
Pemilih
Aspek yang
Indikator yang
Diamati
Menyatakan
Ya
kan tugas
18) Melaksanakan proses 23
pembelajaran sesuai dengan
program yang ditetapkan.
JUMLAH 542
RATA-RATA 21,68
PERSENTASE 77,43 %
47
tinggi apabila dikaitkan dengan aktivitas mereka yang lebih tinggi
dibandingkan dengan guru-guru lain.
2. Data Kuantitatif
48
1) untuk jawaban Selalu (SL) diberi skor 5;
Tabel 4.3
1 72 - 78 2 7,143 7,143
2 79 - 85 4 14,286 21,429
3 86 - 92 7 25,000 46,429
4 93 - 99 8 28,571 75,000
49
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
74,5 81,5 88,5 95,5 102,5 109,5
50
an guru yang diperoleh adalah 60,68 dengan standar deviasi sebesar
8,27 dan modus sebesar 63 serta median 61,5. Banyak kelas yang
diambil adalah 7 dan panjang kelasnya adalah 5.
Tabel 4.4
1 43 - 49 3 10,714 10,714
2 50 - 56 6 21,429 32,143
3 57 - 63 9 32,142 64,185
4 64 - 70 6 21,429 85,614
5 71 - 77 4 14,286 100,000
10
0
45,5 52,5 59,5 66,5 73,5
51
Berdasarkan skor teoritis yang dikemukakan di atas, bahwa
skor terendah adalah 43 dan skor tertinggi adalah 77, maka diperoleh
nilai tengah teoritis yaitu 42.5 dan nilai tengah empiris adalah 61,5.
Dengan demikian, data tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru
memiliki kategori baik karena di atas rata-rata nilai tengah 42,5.
52
homogenitas varians ini dilaksanakan dengan uji Bartlet yang
menggunakan uji Chi Kuadrat. Kriteria yang digunakan adalah Ho
diterima jika χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi 0,05.
C. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.5
Ŷ = 0,492 + 0,0187X
Ftabel Ftabel
Sumber
dk JK RJK Fhitung α= α=
Varians
0,05 0,01
Total 28 3104,964 - - -
Koefisien 1 1062,667 - - -
(a)
53
Ftabel Ftabel
Sumber
dk JK RJK Fhitung α= α=
Varians
0,05 0,01
(b/a) 26,3807** 3,67 7,19
27 2907,561 14,7291
Sisa
dk : derajat kebebasan
JK : jumlah kuadrat
54
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan
skor tingkat kesejahteraan guru akan menyebabkan kenaikan kinerja guru
sebesar 0,0187 pada konstanta 0,492.
Tabel 4.6
ttabel
Korelasi Koefisien Koefisien
thitung
antara Korelasi Determinasi
α = 0,05 α = 0,01
55
BAB V
A. Kesimpulan
56
Ketiga, terdapat hubungan yang positif antara tingkat
kesejahtera-an guru dan kemampuan kinerja guru. Pengertian yang
terkandung dalam kesimpulan ini adalah semakin tinggi tingkat
kesejahteraan guru maka makin tinggi pula intensitas kemampuan kinerja
guru.
B. Saran
57
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru-guru. Pemandirian
ekonomi sekolah ini selayaknya tidak selalu bergantung kepada orang
tua siswa, tetapi mampu mengembangkan jenis usaha yang berkaitan
erat dengan pendidikan ke jalur-jalur lain di luar lingkungan sekolah. Unit
produksi yang berkaitan erat dengan hajat masyarakat banyak agaknya
dapat dijadikan pilihan yang menarik bagi pengembangan ekonomi
sekolah. Wilayah kecamatan Takokak merupakan wilayah yang strategis
karena berada di antara dua kabupaten yang memiliki potensi
perkembangan yang baik, yakni kabupaten Cianjur dan kabupaten
Sukabumi. Oleh karena itu, jenis unit produksi yang dapat dikembangkan
adalah koperasi primer yang dapat membuka kesempatan usaha secara
luas bagi guru serta masyarakat yang berada di seputar sekolah.
58
DAFTAR PUSTAKA
Houston. W.R. et al. 1988. Touch the Future Teach! St. Paul: West Publishing
Company.
59
Suryadi,A. 1998. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Pendidikan.
Jurnal Pendidikan MIMBAR PENDIDIKAN. No. 4 Th. XVII. IKIP
Bandung.
60