Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SUSPENSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepadaa Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya saya diberikan kesehatan sehingga makalah dengan judul “Suspensi” ini dapat
terselesaikan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan do’a saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi orang lain.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Seiring berjalannya teknologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, maka
manusia juga mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, salah satu bukti
kemajuan dari teknologi manusia adalah sediaan suspensi yang dapat menyatukan dua
unsur yang tidak dapat menyatu apabila terdapat di alam. Suspensi adalah preparat yang
mengandung partikel obat yang terbagi secara halus (dikenal sebagai suspensoid)
disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat
minimum (Ansel, 354). Beberapa suspensi yang diperdagangkan tersedia dalam bentuk
siap pakai, telah disebarkan dalam cairan denga atau tanpa penstabil dan bahan tambahan
farmasetik lainnya.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Penggunaan
dalam bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan sangatlah efesien sebab suspensi
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air. Jadi alas an pembuatan
suspensi yaitu untuk membuat sediaan obat dalam bentuk cair dengan menggunakan zat
aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi hanya terdispersi secara merata. Dengan kata
lain, bahan-bahan obat yang tidak dapat larut dapat dibuat dalam bentuk suspensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sediaan suspensi?
2. Apa saja persyaratan sediaan suspensi?
3. Apa kelebihan dan kekurangan sediaan suspensi?
4. Bagaimana metode pembuatan sediaan suspensi?
5. Apa itu suspending agent?
6. Apa saja yang harus diperhatikan dalam sediaan suspensi?
7. Apa itu stabilitas sediaan suspensi?
8. Bagaiamana pengemasan dan penandan sediaan?
4
9. Bagaimana pembuatan sediaan suspensi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan macam-macam sediaan suspensi
2. Mengetahui persyaratan sediaan suspensi
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan suspensi
4. Mengetahui metode pembuatan sediaan suspensi
5. Mengetahui tentang suspending agent
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan suspensi
7. Mengetahui tentang stabilitas sediaan suspensi
8. Mengetahui cara pengemasan dan penandaan sediaan
9. Mengetahui hal-hal yang dilakukan dalam pembuatan sediaan suspensi
BAB II
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak
boleh cepat mengendap, bila digojok perlahan – lahan, endapan harus segera
terdispersii kembali.
6. Suspensi tetes telinga adalah sediaan : cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk di teteskan telinga bagian luar.
7. Suspensi optalmik adalah sediaan cair steal yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi
harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornea. Suspensii obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi masses yang mengeras
atau penggumpalan.
8. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair
yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.
9. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
3. Propilenglikol (Ditjen
POM:712,1995)
a. Nama Bahan a. Propylenglycolum
b. Sinonim b. Propilen glikol
c. Berat Molekul c. 76,09
d. Pemerian d. Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa
khas, praktis tidak berbau; menyerap air
e. Kelarutan pada udara lembab.
e. Dapat bercampur dengan air, aseton, dan
f. Penyimpanan kloroform; larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esensial.
f. Dalam wadah tertutup rapat.
4. Sukrosa (Ditjen
POM:762,1995)
f. Nama Bahan a. Sucrosum
g. Sinonim b. Sakarosa
h. Berat Molekul c. 342,30
i. Pemerian d. Hablur putih atau tidak berwarna; massa
hablur atau berbentuk kubus atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa manis;
stabil di udara.
j. Kelarutan e. Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah
larut dalam air mendidih, sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform dan
k. Penyimpanan eter.
f. Dalam wadah tertutup baik.
5. Nipasol (Ditjen
POM:713,1995)
a. Nama Bahan a. Propylis parabenum
b. Sinonim b. Propil paraben / Nipasol
c. Berat Molekul c. 180,20
d. Pemerian d. Serbuk putih atau hablur kecil, tidak
berwarna.
e. Kelarutan
e. Sangat sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter, sukar larut
f. Penyimpanan
dalam air mendidih.
f. Dalam wadah tertutup baik.
6. Nipagin (Ditjen
POM:378,1979)
a. Nama Bahan a. Methylis parabenum
b. Sinonim b. Metil paraben / Nipagin
c. Berat Molekul c. 152,15
d. Pemerian d. Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak
berbauk; tidak mempunyai rasa, kemudian
agak membakar diikuti rasa tebal.
e. Kelarutan e. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20
bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian
etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton.
f. Penyimpanan f. Dalam wadah tertutup baik.
7. Aquadest (Ditjen
POM:96,1979)
a. Nama Bahan a. Aqua destillata
b. Sinonim b. Air suling
c. Berat Molekul c. 18,02
d. Pemerian d. Cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai rasa.
e. Penyimpanan e. Dalam wadah tertutup baik.
B. Formulasi sediaan
1. Komposisi sediaan
R/ Asam Mefenamat 2% = 2 gram
Na CMC 0,25% = 0,25 gram
Propilenglikol 10 gram
Sukrosa 20% = 20 gram
Nipagin 0,09 gram
Nipasol 0,02 gram
Aquadest ad 100 mL
Semua bahan
Asam Mefenamat
Campuran Asam
Mefenamat
Sediaan
- Dimasukkan dalam
piknometer kosong.
- Ditimbang, didapat A2
gram.
- Dilakukan perhitungan.
Didapat BJ sediaan.
3. Pemeriksaan pH SEDIAAN
4. Volume Sedimentasi
SEDIAAN
- Dimasukkan ke dalam gelas
ukur sampai 50 mL.
- Diamkan ± 1 jam. Sehingga
terbentuk 2 fase.
- Diamati, dicatat hasil dari
volume sedimentasi
5. Pemeriksaan Viskositas
SEDIAAN
- Dimasukkan ke dalam gelas
beker secukupnya.
- Dipasang alat
viskometer stromer yang
telah diatur
kecepatannya.
- Dicatat hasil viskositas yang
sudah didapat.
6. Redispersi
SEDIAAN
- Diendapkan ±1 jam, hingga
terbentuk 2 fase cair.
- Diputar 180o / dikocok.
- Diamati, dicatat hasil yang
didapat dari redispersi.
7. Kebocoran
SEDIAAN
- Di dalam botol dimasukkan
dalam gelas beker yang sudah
berisi air.
- Diamati terjadi kebocoran/
tidak, lalu dicatat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang masing – masing fase
apabila terdapat di alam tidak akan bisa disatukan atau digabungkan, sediaan suspensi
secara garis besar ada tiga jenis yaitu suspensi oral, suspensi topical dan suspensi otic.
2. Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan metode presitipasi yang
keduanya membutuhkan suspending agent dalam prosesnya, baik suspending agent yang
berasal dari alam maupun sintetik.
3. Suatu sediaan harus mamiliki formula yang tepat agar hasil evaluasi juga baik
DAFTAR PUSTAKA