Anda di halaman 1dari 3

A.

Titik Berat
Titik berat adalah titik tangkap resultan seluruh gaya berat yang bekerja pada
setiap bagian benda.

Gambar 1.5 Benda Bentuk Beraturan

Letak titik berat (Z) benda beraturan:


a) bola, titik beratnya terletak pada titik pusatnya,
b) kubus, titik beratnya terletak pada titik potong diagonal ruangnya

Koordinat titik berat benda tidak beraturan dengan gaya berat adalah:

Apabila percepatan gravitasi sama, maka koordinat titik berat dapat dituliskan:

x0 =
∑ mi x i y ∑ mi y i
0 = dengan m adalah massa benda.
∑ mi ∑ mi
Pada bidang 2 dimensi, koordinat titik berat benda tersebut adalah:

x0 =
∑ A i xi y0 =
∑ A i yi
dengan A adalah luas bidang.
∑ Ai ∑ Ai
LKS Titik Berat

A. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki titik berat benda tidak beraturan bentuknya.

B. Alat dan Bahan:


1. Kardus bekas
2. Gunting
3. Benang
4. Pemberat (misal:pensil)
5. Statif/ softboard
6. Kertas millimeter blok
7. Jarum
C. Langkah Kerja:

Kegiatan 1
1. Menggunting kardus sehingga berbentuk bidang tidak beraturan.
2. Menimbang massa benda tidak beraturan tersebut dan mencatat data di
tabel sebagai (m0).
3. Menyusun alat dan bahan seperti gambar.

Gambar 1. Rancangan percobaan titik berat benda tidak beraturan.

4. Menentukan dua titik sembarang (misal titik A dan B) pada bidang tersebut.
5. Menggantungkan benda dengan benang di A. Membiarkan hingga benda
berhenti bergerak (diam). Mengamati benang penggantung vertikal.
Kemudian melukis garis perpanjangan benang tersebut (gambar a).
6. Menggantungkan benda kembali pada bagian lain, yaitu di titik B. Benang
akan vertikal dan membuat garis perpanjangan benang (gambar b).
7. Mengamati perpotongan garis yang terjadi. Titik perpotongan itu
merupakan titik berat benda.
8. Menguji perpotongan garis tersebut dengan menggantungkan benda di titik
C (gambar c).
9. Meletakkan benda tersebut di atas kertas milimeter blok, kemudian
mengukur koordinat titik berat saat diproyeksikan pada diagram kartesius
yaitu pada koordinat x dan y. Mencatat data pada tabel sebagai (x0 dany0).

Kegiatan 2
1. Menggunting benda tersebut menjadi dua bagian. Bisa dipotong di sepanjang
garis A atau di sepanjang garis B.
2. Menimbang massa kedua bagian potongan benda tidak beraturan tersebut
dan mencatat data di tabel sebagai (m1 dan m2).
3. Menentukan letak titik berat kembali pada masing-masing bagian potongan
tersebut dengan cara yang sama seperti kegiatan 1.
4. Menempelkan kedua bagian potongan menjadi utuh kembali pada kertas
millimeter blok.
5. Mengukur letak koordinat titik berat dari kedua potongan tersebut untuk
mendapatkan data (x1 , y1 , x2, dan y2).
6. Melakukan perhitungan untuk menentukan koordinat titik berat (x0 , y0).

D. Analisis Data dan Pembahasan

Tabel 1. Data hasil kegiatan 1.


Koordinat Benda Tidak Beraturan
Massa Awal (m0) gram
x0 (cm) y0 (cm)

Tabel 2. Data hasil kegiatan 2.


Bagian Potongan 1 Bagian Potongan 2

m1 (gram) m2 (gram)

x1 (cm) x2 (cm)

y1 (cm) y2 (cm)

Pembahasan
1. Apakah satu titik sembarang dapat menentukan letak titik berat benda
tidak beraturan?
2. Apabila jumlah titik sembarang ada tiga atau lebih, apakah ada
pengaruhnya terhadap letak titik berat? Mengapa demikian?
3. Apa keuntungan dalam mengukur terlebih dahulu massa awal benda tidak
beraturan? Jelaskan !
4. Bagaimanakah nilai koordinat titik berat dari hasil pengukuran di kegiatan
1 jika dibandingkan dengan hasil perhitungan di kegiatan 2? Jelaskan!

E. Kesimpulan:

Anda mungkin juga menyukai