Bab 2 Prilaku Kekerasan
Bab 2 Prilaku Kekerasan
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku
kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi
untuk merusak secara fisik. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada
dirinya sendiri atau orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secra fisik
fisik.maupun psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan.
B. RENTANG RESPON
Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Setiap orang mempunyai kapasitas berperilaku asertif, pasif dan agresif sampai
bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Orang yang
setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau diremehkan.”
Rentang respon kemarahan individu dimulai dari respon normal (asertif) sampai pada
C. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan
b. Faktor psikologis
perilaku kekerasan.
fasilitas atau situasi yang mendukung reinforcement yang diterima pada saat
destruktif.
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
proses sosialisasi.
2. Faktor Presipitasi
bersifat buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam.
Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan,
kematian, krisis dan lain-lain. Sedangkan dari dalam adalah putus hubungan
dengan seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit
fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain.Selain itu lingkungan
yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan
Menurut Yosep ( 2007 ) kemarahan diawali oleh adanya stressor yang berasal
dari internal atau eksterna. Stressor internal seperti penyakit, hormonal, dendam,
kesal sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari ledekan, cacian, makian,
(Disruption and loss). Hal yang terpenting adalah bagaimana individu memaknai
Bila seseorang memberi makna positif, misalnya : macet adalah waktu untuk
istirahat, penyakit adalah sarana penggugur dosa, suasana bising adalah melatih
(compensatory act) dan tercapai perasaan lega (resolution). Bila ia gagal dalam
mampu melakukan kegiatan positif (olah raga, menyapu atau baca puisi saat ia
marah dan sebagainya) maka akan muncul perasaan tidak berdaya dan sengsara
2. Menekan.
3. Menantang.
Dari ketiga cara ini yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain adalah
bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat
diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi
Ancaman
Stres
Cemas
Marah
Rasa marah
Teratasi
Muncul rasa
Bermusuhan
Rasa bermusuhan
menahun
F. Penatalaksanaan
1. Medis
Menurut Stuart obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien dengan marah
Tapi obat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan dalam waktu lama
(Yosep, 2007 )
2. Keperawatan
(Yosep, 2007 )
a. Strategi preventif
1) Kesadaran diri
masalah klien.
2) Pendidikan klien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara
3) Latihan asertif
b. Strategi antisipatif
1) Komunikasi
bicara netral dan dengan cara konkrit, tunjukkan rasa hormat, hindari
2) Perubahan lingkungan
membaca, grup program yang dapat mengurangi perilaku klien yang tidak
3) Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku yang
dapat diterina dan tidak dapat diterima serta konsekuensi yang didapat bila
kontrak dilanggar.
c. Strategi pengurungan
1) Managemen krisis
menempatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien tidak dapat keluar
pengekang
(Yosep, 2007 )
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
3. Agresi motorik : bergerak cepat, tidak mampu duduk diam, meninju dengan kuat,
(katatonia).
4. Verbal : mengancam pada obyek yang tidak nyata, mengacau minta perhatian,
G. POHON MASALAH
Menurut Keliat dkk ( 2005 ) pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
(Keliat, 2005)
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Perilaku kekerasan
I. FOKUS INTERVENSI
Menurut Keliat dkk ( 2005 ) intervensi pada diagnosa klien dengan perilaku
kekerasan.
Tujuan Khusus :
Tindakan :
1.1. Beri salam/ panggil nama
Tindakan :
2.3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan
sikap tenang.
Tindakan :
3.3. Simpulkan bersama klien tandadan gejala jengkel / kesal yang dialami
klien.
Tindakan:
dilakukan.
4.3. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai.
Tindakan:
5.3. Tanyakan kepada klien “apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.”
6.2. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
6.3. Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah
perilaku kekerasan yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal.
6.5. Beri contoh kepada klien tentang cara tarik napas dalam.
(lima) kali.
atau jengkel.
Tindakan:
7.2. Beri contoh bicara yang baik (meminta dengan baik, menolak dengan
7.5. Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang dapat
kepada perawat.
7.6. Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.
7.7. Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan
kekerasan
8.2. Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang rawat.
kegiatan harian.
perilaku kekerasan.
Tindakan:
9.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur
kegiatan harian.
10. Klien dapat mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perikau kekerasan.
Tindakan :
10.1. Anjurkan klien untuk ikut TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku
kekerasan
harian
perilaku kekerasan.
Tindakan:
demonstrasi