PENDAHULUAN
2.1 Tu
Tujuan
juan
+ada laporan ini disajikan kasus seorang laki-laki $2 tahun dengan diagnosis
hernia skrotalis sinistra inkarserata. +asien dira(at di bangsal ahlia S artini
)epara selama # hari dan telah dilakukan hernioraphy / mesh pada tanggal 10 )uli
2"1.
2"1. ujuan
ujuan penuli
penulisan
san lapora
laporan
n ini adalah
adalah untuk
untuk menget
mengetahu
ahuii cara
cara menega
menegakka
kkan
n
diagnosis
diagnosis dan mengelola pasien dengan
dengan hernia skrotalis inkarserata sekaligus untuk
menge3aluasi tindakan yang telah diberikan sesuai dengan kepustakaan yang ada.
3.1 Manfaat
+enulisan
+enulisan laporan ini diharapkan
diharapkan dapat membantu
membantu mahasis(a
mahasis(a kedokteran
kedokteran
untu
untuk
k bela
belajar
jar mene
menega
gakk
kkan
an diag
diagno
nosi
sis,
s, mela
melaku
kukan
kan peng
pengel
elol
olaa
aan
n pasie
pasien
n deng
dengan
an
permasalahan seperti pada pasien ini secara komprehensif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anat!"
Anat!" #an $"%"lg"
$"%"lg"
inding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks.
i bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas
pada iga dan di bagian ba(ah pada tulang panggul. inding perut terdiri dari
beberapa lapis dari luar ke dalam antara lain lapisan kulit kutis dan subkutis&,
lemak
lemak subk
subkut
utan
an dan
dan fasci
fasciaa supe
superf
rfisi
isial
al fasci
fasciaa scarp
scarpa&
a&,, keti
ketiga
ga otot
otot peru
perutt
m.o
m.obl
bli4
i4uu
uuss abdo
abdomi
mini
niss ekst
ekster
ernu
nus,
s, m.ob
m.obli
li4u
4uus
us abdo
abdomi
mini
niss inte
intern
rnus
us dan
dan
m.trans3ersus abdominis& dan akhirnya lapisan preperitoneum dan peritoneum
yaitu fascia trans3ersalis, lemak preperitoneal dan peritoneum parietal. 5tot di
bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fascianya
di mana di garis tengah nya dipisahkan oleh linea alba. 2
inding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut.
Integritas lapisan muskulo-aponeurosis dinding perut sangat penting untuk
mencegah terjadinya hernia ba(aan, akuisita maupun iatrogenik. 6ungsi lain otot
dinding perut adalah untuk pernapasan, proses berkemih dan buang air besar
dengan meningkatkan tekanan intraabdomen. +erdarahan dinding perut antara lain
craniodorsal diperoleh dari cabang aa. intercostales 7I s8d 9II dan a.epigastrika
superior, caudal diperoleh dari a. iliaca sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda
eksterna dan a.epigastrika inferior. +ersarafan dinding perut secara segmental oleh
n.thorakalis 7I s8d 9II dan n. lumbalis I. 2
c. +emeriksaan +enunjang
Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 1"."""-1C."""8mm
dengan shift to the left yang menandakan strangulasi dan serum elektrolit
meningkat. es urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha. #
+emeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin
hernia. +ada pemeriksaan S: daerah inguinal, pasien dalam posisi supine
dan posisi berdiri dengan maneu3er 3alsa3a dilaporkan memiliki sensitifitas
dan spesifitas diagnosis mendekati 0"%. #
6oto rontgen abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus atau obstruksi usus. #
adang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu
gambaran massa. :ambaran ini dikenal dengan Spontaneus eduction of
Hernia en Aasse. =dalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan
kantong hernia beserta isinya ke rongga ekstraperitoneal. =da ; tipe
pembagian reduction of hernia en masse yaitu retropubic, intra abdominal,
pre peritoneal dan pre peritoneal locule.;
d. iagnosis @anding $
1. Hidrocele
+asien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan
membesar, bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. @ila benjolan
terdapat pada skrotum, maka dilakukan pada satu sisi, sedangkan disisi
yang berla(anan diperiksa melalui diapanascopy. @ila tampak bening
berarti hidrocele diaphanoscopy /&.
2. riptokismus
estis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinannya hanya
sampai kanalis inguinalis.
. Fimfadenopati8limfadenitis inguinalis
+erhatikan infeksi pada kaki sesisi. 7arises 3ena saphena magna didaerah
lipat paha. +ada perkusi jika isinya gas pada usus akan terdengar bunyi
timpani.
Penatalak%anaan
+enanganan di I: $,C
sebesar ibu jari, muncul saat akti3itas8berjalan, menghilang saat tiduran8istirahat. ± !
bulan sebelum masuk rumah sakit, benjolan timbul hingga kantung pelir sebelah kiri,
benjolan masih dapat keluar masuk. idak didapatkan keluhan mual, muntah dan
kembung. @=@ dan @= tidak ada kelainan. ± ! jam sebelum masuk rumah sakit,
benjolan pada kantung pelir kembali menonjol setelah berakti3itas, namun tidak
dapat hilang dengan istirahat8tiduran. +enderita merasa nyeri dan didapatkan adanya
gangguan pencernaan berupa mual, muntah, kembung. @=@ terakhir C jam sebelum
masuk rumah sakit, @= terakhir ! jam sebelum masuk rumah sakit. eluhan batuk
lama disangkal namun adanya ri(ayat sering mengangkat beban berat sejak usia
muda dapat menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya hernia pada penderita.
Aelanjutnya benjolan dari lipat paha kiri hingga ke skrotum kiri, menunjukkan
bah(a hernia pada penderita adalah hernia skrotalis, yang merupakan lanjutan dari
hernia inguinalis lateralis. =danya gejala benjolan yang tidak dapat hilang dengan
istirahat8berbaring serta adanya tanda gangguan pasase usus berupa mual muntah,
dan kembung adalah akibat dari semakin banyaknya isi hernia yang masuk akan
terjepit oleh cincin hernia dan tidak dapat kembali ke rongga perut. Hernia skrotalis
irreponible dengan gangguan pasase usus ini yang disebut hernia skrotalis
inkarserata.
Hasil pemeriksaan fisik pada penderita juga mendukung diagnosis bernia
skrotalis sinistra inkarserata. ari keadaan umum, pasien tampak kesakitan namun
tidak didapatkan adanya tanda dehidrasi. Hal ini dimungkinkan karena proses
gangguan pasase usus terjadi sebagian. +ada regio inguinal sinistra sampai scrotum
sinistra ditemukan benjolan berbentuk seperti buah pir dengan konsistensi kenyal,
(arna sama dengan kulit sekitar, tidak kemerahan dan tidak adanya perbedaan suhu
dengan kulit sekitar, tidak ada fluktuasi dan testis teraba terpisah dari benjolan.
ntuk menyingkirkan diagnosis banding hidrokele, penderita diminta untuk
mengejan, hernia tampak lebih besar dan dilakukan test diafanoskopi, didapatkan
hasil negatif.
ari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan leukosit C0"8mm, dan
serum elektrolit yang normal, tidak menunjukkan adanya strangulasi pada hernia
penderita. +emeriksaan laboratorium lain, E:, serta ?-foto thora? dilakukan untuk
persiapan anestesi pre operasi.
+enatalaksanaan pada kasus ini dibagi menjadi penatalaksanaan a(al yang
bersifat suportif dan penatalaksanaan lanjut yang bersifat definitif. ntuk
penatalaksanaan a(al, penderita dapat diposisikan redelenburg, dimana posisi
kepala lebih rendah dari kaki. arena terjadi inkarserata pada hernia penderita,
diperlukan pemasangan G: untuk dekompresi mengurangi tekanan intraabdomen
akibat obstruksi&, pemasangan infus F 2" tpm untuk menghindari dehidrasi akibat
obstruksi usus yang terjadi, dan pemasangan kateter urin untuk memantau balance
cairan. Sedasi diberikan untuk mengistirahatkan pasien agar tekanan inraabdomen
tidak meningkat, sedasi yang diberikan berupa injeksi dia*epam 1 ? 1" mg.
=nalgetik diberikan untuk mengurangi nyeri pada penderita, analgetik yang
diberikan berupa injeksi ketorolac 1 ? mg..
+enatalaksanaan definitif pada kasus hernia adalah dengan operasi
hernioraphy. 5perasi pada penderita harus dilakukan segera karena adanya tanda
a(al inkarserata yang harus segera dilakukan reposisi untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut pada usus. +ada penderita dilakukan operasi hernioraphy dengan
pemasangan mesh. +ada operasi ini dilakukan pembukaan kantong hernia dan
reposisi usus, serta untuk memperbaiki defek ditempatkan sebuah prosthesis, mesh
yang tidak diserap. Hasil yang baik dengan teknik ini dapat mengurangi angka
kekambuhan hingga kurang dari 1 %. +rogram pre operasi yang dilakukan pada
penderita adalah puasa K C jam serta pemberian antibiotik profilaksis berupa injeksi
ceftriakson 1 ? 2 gr.
+ada tanggal 10 )uli 2"1, dilakukan operasi hernioraphy dengan mesh. +ost
operasi penderita diberikan antibiotik berupa injeksi ceftriakson 1 ? 2 gr, analgetik
berupa injeksi ketorolac ? " mg, ranitidin 2 ? #" mg, serta dilakukan aff G: dan
kateter. +asien pulang dengan kondisi perbaikan setelah hari pera(atan ke ; post
operasi.