Anda di halaman 1dari 13

MODUL 3 KEPERAWATAN HIV/AIDS

PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NUSANTARA KUPANG

D.A. VIEYA PUTRI, S.Kep.,M.Si (NIDN.0817089102)


KUPANG | 2020/2021
VISI DAN MISI STIKES NUSANTARA KUPANG

V I S I
Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf Nasional
dalam waktu 5 tahun dan bertaraf Internasional dalam waktu 15 Tahun.

M I S I
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui penggunaan
berbagai teknologi pendidikan sesuai dengan standar yang dapat
dilaksanakan dengan pendekatan keilmuan secara Komprehensif
berdasarkan kebutuhan dan Kompetensi pendidikan.
2. Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia yang mempunyai
kemampuan Profesional dalam mengelola pendidikan dan pengajaran
3. Meningkatkan Sarana dan prasarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan standar mutu nasional dan internasional
4. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian bidang kesehatan
untuk meningkatkan IPTEK
5. Mendidik tenaga kesehatan Profesional yang berkualitas prima berstandar
nasional dan internasional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat
6. Menjalin kerja sama Multi sektor dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran untuk memenuhi permintaan tenaga kesehatan didalam dan luar
negeri
7. Mencetak sumber daya manusia yang Profesional, Unggul dan Berjiwa
entrepreneurship.


1
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

V I S I
Menjadi program studi yang unggul di tingkat Nusa Tenggara Timur, nasional,
dan internasional, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan
IPTEK berdasar pada ilmu, moral, dan etika keperawatan pada tahun 2024.

M I S I
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Keperawatan dengan
kekhasan kegawatdaruratan melalui penggunaan berbagai teknologi
pendidikan sesuai dengan standar yang dapat dilaksanakan dengan
pendekatan keilmuan secara comprehensive berdasarkan moral, etik,
kebutuhan, dan kompetensi pendidikan Keperawatan
2. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian dan menggunakan
hasil penelitian dalam pengembangan institusi.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di masyarakat dan
memanfaatkan serta mengelola sumber daya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
4. Terciptanya sistem manajemen SDM prodi S1 Keperawatan yang bersih,
bertanggung jawab dan transparan;
5. Meningkatkan dan memperluas jalinan kerjasama yang berkelanjutan dalam
upaya peningkatan mutu tri dharma perguruan tinggi dalam pelayanan
Keperawatan.


2
PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

a) Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan Perawat sebagai individu maupun tim
memberikan pelayanan keperawatan/ kesehatan kepada klien (individu, keluarga,
dan komunitas) berdasarkan keilmuan yang dimiliki dengan senantiasa
mempertimbangkan aspek legal dan etis.
b) Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga,dan tim kesehatan)
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan mampu menampilkan
kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif - terapeutik terhadap klien
(individu, keluarga, dan komunitas serta kemampuan membangun komunikasi
dengan rekan sejawat dan tim pelayanan kesehatan lain.
c) Educator dan health promoter (Pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga dan masyarakat) Perawat sebagai Pemberi pelayanan kesehatan mampu
menyediakan dan mengimplementasikan program promosi kesehatan bagi klien
(individu, keluarga, dan komunitas), untuk mengurangi angka kesakitan,
meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
d) Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit
maupun masyarakat) Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan
kesehatan harus mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu
unit ruang rawat rumah sakit maupun masyarakat dalam lingkup tanggung
jawabnya.
e) Researcher (Peneliti ) Perawat sebagai professional harus mampu menerapkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif berdasarkan kaidah, tata
cara dan etika ilmia dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
yang sesuai dengan bidang keahliannya.


3
CAPAIAN LULUSAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

S I K A P
1. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri
2. Mampu Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama,
kepercayaan, dan pendapat orang lain

PENGETAHUAN
1. Menguasai konsep teori dan praktik Keperawatan.
2. Menguasai konsep teori ilmu biomedik.
3. Menguasai konsep dan tekhnik penegakkan
x diagnosis asuhan keperawatan

KETERAMPILAN UMUM
1. Membuat Keputusan.
2. Bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang profesinya.
3. Meningkatkan kapasitas secara mandiri.
4. Mengkomunikasikan pemikiran / argumen yang bermanfaat.
5. Mampu bekerjasama dalam tim.

KETERAMPILAN KHUSUS
1. Menegakkan diagnosis keperawatan.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan sesuai standard an kode etik
perawat.
3. Mengaplikasikan intervensi keperawatan sesuai standard an kode etik perawat.
4. Melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien.
5. Melaksanakan prosedur penanganan bantuan hidup dasar.


4
BAHAN KAJIAN MATA KULIAH
KEPERAWATAN HIV / AIDS

1. RUANG LINGKUP HIV / AIDS


2. PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
KLIEN DENGAN HIV / AIDS
3. PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
PENYALAHGUNAAN NAPZA
4. TREND DAN ISSUES HIV / AIDS , FAMILY CENTERED
PADA ODHA DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
5. MANAJEMEN KASUS PADA KLIEN HIV / AIDS DAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA
6. PRINSIP KOMUNIKASI KONSELING PADA KLIEN
DENGAN HIV / AIDS DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA


5
BAHAN KAJIAN 3

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER


PENYALAHGUNAAN NAPZA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktif lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman baik sintetis (alami) yang dapat menyebabkan

penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan

rasa nyeri dan dapat menyebabkan ketergantungan. Psikotropika adalah

zat atau obat, baik sintetis maupun non sintetis yang berkhasiat psikoaktif

melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Zat adiktif adalah

bahan lain yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.

Berbagai jenis Narkotika diantaranya yaitu Opioid (Opiad), Kokain,

Kanabis/ganja/hemp/chasra/cimenk, heroin/putouw, metadon, morfin,

barbiturat, dls. Sedangkan Psikotropika biasanya berjenis ; Sabu–sabu,

sedatif/hipnotik, ekstasi, nipam, speed, demoral, angel dust, dll.

Ada tahap-tahap dari penyalahgunaan narkoba yaitu akan diawali

dari tahap : coba-coba, sosial/rekreasi, situasional dan akhirnya sampai

pada tahap ketergantungan, dan dampak dari penyalahgunaan narkoba ini

bukan hanya pada kondisi fisik dan kondisi psikologis saja tetapi juga

berdampak besar pada kondisi sosial-ekonomi .

Upaya pemberantasan narkoba sudah sering dilakukan, namun

masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan



6
remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP banyak

yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Hingga saat ini upaya

yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak-

anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi

dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan narkoba.

Pencegahan penyalahgunaan narkotika meliputi pencegahan primer,

sekunder, dan tersier. Pencegahan primer atau pencegahan dini ditujukan

kepada yang belum tersentuh narkotika, pencegahan sekunder yaitu

pencegahan bagi kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan

narkotika, dan pencegahan tersier yaitu pencegahan untuk mencegah

kekambuhan. Pencegahan penyalahgunaan narkotika dilakukan dalam

keluarga, sekolah, komunitas, tempat kerja, dan masyarakat luas, melalui

kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dengan menggunakan

berbagai media. Program pencegahan ditujukan kepada pengembangan

positif serta tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat.

Penyebab penyalahgunaan narkoba ini biasanya berasal dari faktor

Individu, faktor sosial budaya dan juga dari faktor lainnya. Tapi yang paling

utama terjadinya penyalahgunaan narkoba tentu karena banyak tersedia di

mana-mana baik di pemukiman, di rumah, sekolah, kampus, di jalanan, di

warung-warung kecil dan lain sebagainya. Meskipun ini dengan cara ilegal

dan sembunyi-sembunyi dari faktor-faktor penyebab yang terjadi berasal :

1) Dari faktor Individu ini sangat dominan terjadi dari aspek kepribadian,

yaitu yang menyangkut pada :


7
a) Tingkah laku anti social seperti; kepribadian ingin melanggar,

sifat memberontak, melawan apa saja yang berbau otoritas,

menolak nilai-nilai yang tradisional, mudah kecewa dan sifat

tidak sabar.

b) Kecemasan dan depresi, ini banyak terjadi pada orang yang

tidak dapat menyelesaikan kesulitan hidupnya sehingga timbul

depresi dan akan berakibat pada penyalahgunaan narkoba.

c) Pengetahuan yang kurang tentang napza akan mengakibatkan

orang berfikir positif terhadap penggunaanya, sehingga akan

mengakibatkan penyalahgunaan narkoba.

d) Ketrampilan berkomunikasi dengan teman sebaya sangat

berpengaruh pada penyalahgunaan narkoba. Pada orang/anak

yang kurang trampil berkomunikasi juga akan menyebabkan

tidak dapat menolak/menghindar jika ada orang yang

menawarkan untuk memcoba sesuatu (narkoba), sehingga

akan mengakibatkan pada penyalahgunaan narkoba.

2) Dari Faktor Sosial budaya antara lain berasal:

a) Dari kondisi keluarga; Hubungan keluarga yang kurang

harmonis sehingga, Orang tua meninggal dls. Akan

menyebabkan kurang nyamannya kondisi di dalam rumah.

b) Dari pengaruh teman kelompok sebaya ; Keinginan untuk

mencoba biasanya datang dari pengaruh teman, disamping

rasa takut seseorang/anak untuk tidak diterima dalam

kelompoknya akan menyebabkan orang/anak mencari

kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.



8
c) Dari kondisi di Sekolah; Kurang ketatnya peraturan sekolah

tentang tata tertib penggunaan narkoba, sistem control yang

kurang ketat akan menyebabkan orang/anak mencari

kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.

3) Dari Faktor Lain yaitu berasal dari :

a) Pengaruh iklan; Promosi iklan yang berlebihan atau kurang

jelas tentang khasiat suatu obat, akan menyebabkan

orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.

b) Kehidupan modern; kehidupan modern yang lebih mengarah

pada banyaknya tuntutan hidup, bisa menyebabkan stress

yang pada akhirnya akan menyebabkan orang/anak mencari

kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.

Topik 1. Pencegahan Primer Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan primer ini merupakan pencegahan yang dilakukan sejak

dahulu, jadi semua orang agar tidak menyalahgunakan atau memakai

narkoba. Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal

Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah

penyalahgunaan narkoba. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya

pencegahan ini antara lain:

a) Penyuluhan tentang bahaya narkoba.

b) Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.

c) Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.


9
Topik 2. Pencegahan Sekunder Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba

menyalahgunakan Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi

dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba.

Pencegahan ini adalah untuk memberikan pengetahuan penyalahgunaan

narkoba yang baru saja orang tersebut menggunakan atau mencoba-

coba, jadi orang tersebut perlu disadarkan agar nantinya tidak akan

berkelanjutan atau kecanduan. Karena dari efek adiktif dari narkoba

tersebut yang telah dikonsumsinya, pencegahan ini mengarahkan kepada

si penyalahgunaan narkoba untuk memulai atau melakukan pola hidup

yang sehat dalam sehari-hari agar tidak mencoba narkotika atau narkoba,

selain itu kita bantu agar mereka yang masih mencoba-coba menjalani

terapi atau rehabilitasi agar tidak menimbulkan efek kecanduan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini

antara lain :

a) Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba

b) Konseling

c) Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah

d) Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu (life skills)

antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak

tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan

baik.


10
Topik 3. Pencegahan Tersier Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan ini ditujukan kepada orang-orang yang sudah lama

mengonsumsi nerkoba atau kecanduan dan sering bergaul dengan

barang-barang yang dilarang oleh negara, dalam tahap pencegahan ini

para pecandu akan dilakukan rehabilitasi. Karena seorang pecandu

tersebut pada dasarnya adalah orang yang sakit sehingga perlu

disembuhkan, agar orang tersebut bisa menjauhi dikit demi sedikit dalam

masa rehabilitasi ini. Para pecandu akan dipulihkan dari kebiasaannya

atau ketergantungan sehingga mereka bisa hidup yang normal dan bisa

kembali bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat. Pencegahan ini

dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan yang

pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang

berpotensi dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba

dan membantu bekas korban narkoba. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dalam upaya pencegahan ini antara lain :

a) Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga

serta kelompok lingkungannya.

b) Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar

mereka tidak terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.


11
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), Ninuk Dian K, S.Kep.Ners. 2013. Asuhan


Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV, Jakarta : Salemba Medika

Sofro MAU, Anurogo D. 2013. Kewaspadaan universal dalam menangani


penderita HIV/AIDS.

Nasronudin. Pengembangan pengetahuan penyakit infeksi HIV dan AIDS.


In: HIV dan AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial. Editor:
Barakbah J, Soewandojo E, Suharto, Hadi U, Astuti WD. Surabaya:
Airlangga University Press

WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids /en/


12

Anda mungkin juga menyukai