Anda di halaman 1dari 1

002

PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU
SMP IT IBNU ABBAS KLATEN

MATERI PELAJARAN AKHLAQ ( 8 )


َ‫ َيا َر َّب ْال َع َالم ن‬،‫ي‬
َ‫ آم ن‬،‫يم‬ َ ْ َ َ َ ‫اهد َنا‬ْ َ ُ‫َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ُ َ َّ َ َ ْ َ ن‬
.‫ي‬ ِ ِ َ ‫ِصاطك ال ُم ْست ِق‬
ِ ِ ‫ ف‬،‫ي‬ ‫اللهم ِإياك نعبد و ِإياك نست ِع‬

JUDUL BAB 17
ً َ ِّ َْ ً َ َ ً َّ
: ‫باب َمن َسن ُسنة ح َسنة أو َسيئة‬
َّ ُ َ
ARTI JUDUL : Pelopor Amalan Baik Ataupun Buruk
INSTRUKSI MATERI :
1. Baca dan hapalkanlah ayat dan hadits-hadits di bawah ini berikut terjemahannya !
2. Bacalah penjelasan nash-nash/teks-teks tersebut dengan baik !
3. Tanyakanlah hal-hal yang masih belum jelas via pesan WA grup atau pribadi !
َ َ ُ َ َ
‫ ﱡﭐ ﱁ ﱂ ﱃ ﱄ ﱅ ﱆ ﱇ ﱈ‬:‫هللا ت َعاَل‬ ‫قال‬

‫ﱌﱎﱏ ﱐﱑﱠ‬
‫ﱍ‬ ‫ﱉﱊﱋ‬
AllAh Ta’ala berkalam : Dan Kami jadikan mereka (IbrAhim, Ishaq dan Ya’qub ‘AS) sebagai pemimpin yang memberi
petunjuk, yakni berdakwah, sesuai dengan perintah Kami. Dan Kami wahyukan kepada mereka untuk melakukan
amal kebajikan, (di antaranya yang paling pokok adalah) mendirikan shAlat dan menunaikan zakat. Dan mereka
benar-benar beribadah (hanya) kepada Kami, lahir dan bathin sesuai dengan syari’at. (Q.S. Al Anbiyaa’/21: 73)
ُ ََّ ُ َّ َ َّ ُ
: ‫الّش َيفة‬ ‫ة‬‫ي‬‫و‬ ‫ب‬ ‫الن‬ ‫يث‬ ‫اد‬ َ ‫َا ْ َْل‬
‫ح‬
ِ َِ ِ
َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َُْ ُ َ ‫َ ن‬ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ
:-‫صَّل هللا علي ِه وسلم‬- ‫هللا‬ ِ ‫ قال رسول‬:‫ قال‬،-‫ض هللا عنه‬ ‫ي‬ ِ ‫ر‬- ‫هللا‬
ِ ‫ عن أ ِ يب عم ٍرو ج ِر ِير ب ِن عب ِد‬#1
‫ور ِه ْم‬ ‫ج‬ُ ‫ص م ْن ُأ‬ َ ‫نق‬
ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ً َ َ َ ً َّ ُ َ ْ ْ ‫َ َ َّ ن‬
‫ ِمن غ ِي أن ي‬،‫ وأجر من ع ِمل ِبها بعده‬،‫((من سن ِ يف ِاْلسَل ِم سنة حسنة فله أجرها‬
ِ ِ َ
ُ َ َ َ ً َ ِّ َ ً َّ ُ َ ْ ْ ‫ََ ْ ٌ َ َ َ َّ ن‬
َ ‫ ِم ْن غ ْي أن َينق‬،‫ان َع َل ْي ِه و ْز ُر َها َوو ْز ُر َم ْن َعم َل ب َها ِمن َب ْع ِد ِه‬
‫ص ِم ْن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ ومن سن ِ يف ِاْلسَل ِم سنة سيئة ك‬،‫شء‬ ‫َ ي‬
ٌ.‫ش ٌء)) َر َو ُاه ُم ْس ِلم‬ ْ ََ ‫أ ْو َزار ِه ْم‬
‫ي‬ ِ
Dari Abu ‘Amr, yaitu Jarir bin ‘AbdullAh R’a, ia berkata: Telah bersabda RasulullAh S’aw: “Siapapun yang mengawali
suatu perbuatan baik, maka ia diberi pahalanya (amalan tersebut) dan pahala orang yang meniru setelahnya, tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapapun yang mengawali suatu perbuatan buruk, (maka) pasti ia
dikenai dosanya (amalan tersebut) dan dosa siapa saja yang meniru amalan tersebut setelahnya, tanpa mengurangi
dosa mereka sedikitpun”. H.R. Muslim
َُْ َْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َّ َّ َّ َ ُ ْ َ ُ َ ‫َ ن‬
‫س تقت ُل‬
ٍ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫س‬َ ‫ي‬ْ ‫((ل‬ : ‫ال‬ ‫ق‬ - ‫م‬ ‫ل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ِ ‫ي‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫هللا‬ ‫َّل‬ ‫ص‬- ‫ أن الن ِ يب‬:-‫ض هللا عنه‬ ‫ي‬ ِ ‫ر‬- ‫ود‬ٍ ‫ َو َع ِن ْاب ِن َم ْس ُع‬#2
َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ِّ ٌ ْ َْ َ َ َ َ َّ ْ ُ
.‫ان أ َّو َل َمن َس َّن ال َق ْت َل)) ُم َّت َف ٌق َعل ْي ِه‬ ‫ ِْلنه ك‬،‫ظل ًما ِإَّل كان َعَّل ْاب ِن آد َم اْل َّو ِل ِكفل من د ِمها‬
Dan dari Ibnu Mas’ud R’a, bahwa Nabiy S’aw bersabda: “Tidaklah dari satu nyawa yang terbunuh secara zhAlim,
melainkan pasti ada bagian dosa dari darahnya (yang tertumpah) untuk anak pertama Adam ‘As; sebab dulu dialah
yang mengawali pembunuhan”. Muttafaqub ‘alayh.
Penjelasan Singkat :
ُ ‫إن َش َاء‬, sudah cukup jelas, sebab terjemah sudah disesuaikan dengan tafsirnya.
Maksud ayat, ‫هللا‬ ِ
Di hadits yang pertama, RasulullAh S’aw menyampaikan kepada kita bahwa suatu amalan, baik ataupun buruk, pasti
dicatat oleh AllAh SwT dan kelak mesti mendapatkan balasannya. Tidak hanya itu, jika ada orang yang meniru perbuatan
tersebut, maka pelaku sebelumya mendapatkan tambahan catatan pahala atau dosa yang besarnya sama dengan yang
meniru. Luar biasanya lagi adalah, hal itu tidak mengurangi jatah balasan si peniru sedikitpun. Sehingga, catatan pelaku
yang amalannya ditiru akan selalu bertambah seiring bertambahnya jumlah yang meniru. Itulah yang disebut dengan
pahala atau dosa jariyah. Dan sedikit catatan yang perlu diingat di hadits ini adalah bahwa RasulullAh S’aw menggunakan
َُ َ
kata “ ‫” له‬, untuk balasan yang baik dan “ ‫ “ َعل ْي ِه‬untuk balasan yang buruk.
Sedangkan hadits yang kedua memberikan penekanan bahwa nilai jariyah suatu amalan akan tetap berlanjut,
meskipun pelaku pertama sudah meninggal. Bahkan, di sini Beliau S’aw menyampaikan bahwa anak pertama Nabiy Adam
‘As, yaitu QAbil, pasti mendapatkan tambahan nilai dosa atas pembunuhan setiap jiwa secaraَ dzAlim. Hal itu karena
ialah yang melakukan pembunuhan pertama kali, yaitu membunuh Habil. Demikian, ‫اب‬ َ َّ َُْ ُ َ
ِ ‫وهللا أعلم ِبالصو‬.

MATERI/AKHLAQ/VIII/2020 - On-line Page 1

Anda mungkin juga menyukai