DISUSUN OLEH :
LAILATUL MAGHFIROH
P27824118012
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “R” G2P10001 Uk 6-7 Minggu
Dengan Abortus Inkomplit” yang disusun oleh mahasiswa semester VI Program Studi D3
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Tahun akademik 2020/2021
ini sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya.
Tempat Praktik : RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya
Tanggal Praktik : 24 Mei s/d 19 Juni 2021
Titi Maharani S.ST. M.Keb Evi Pratami, S.ST. M.Keb Dian Triana Sari, A.Md. Keb.
NIP. 198503202006042003 NIP. 197905242002122001 NIP. 198607272010012013
Mengetahui,
Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Rita Oktavia Harahap, A.Md. Keb.
NIP. 197910302005012001 NIP. 198510162010012016
Dosen Tabulasi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. drg. Bisukma Kurniawati, M.Kes., Selaku Direktur RSUD Bhakti Dharma Husada
Surabaya.
2. Astuti Setyani, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb., Selaku Ketua Program studi D3 Kebidanan
Sutomo Surabaya.
4. Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes., Selaku Dosen Pembimbing Akademik Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
5. Titi Maharani, S.ST. M.Keb., Selaku Pembimbing Institusi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
6. Evi Pratami, S.ST. M.Keb., Selaku Pembimbing Institusi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
7. Dian Triana Sari, A.Md. Keb., Selaku Pembimbing praktek di Ruang bersalin RSUD
Bhakti Dharma Husada Surabaya
8. Rita Oktavia Harahap, A.Md. Keb., Selaku Kepala Ruangan di Ruang bersalin RSUD
Bhakti Dharma Husada Surabaya
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat dibutuhkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.3. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum
Suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang
terapung-apung dalam vitelus di lingkari oleh zona pelusida dan kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti sel, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi
Peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi.
d. Nidasi
Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasenta
Alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukaran antara ibu
dengan janin dan sebaliknya
2.1.4. Tanda Dan Gejala Hamil
a. Tanda dugaan hamil
1.) Amenorea (terlambat datang haid)
Konsepsi nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel degraff dan
ovulasi.
2.) Mual (nuesea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron mengakibatkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Akibat mual muntah dapat menurunkan nafsu makan.
Namun dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
3.) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah umur kehamilan 16 minggu.
4.) Payudara tegang
Pengaruh hormon estrogen-progesteron menimbulkan deposit lemak air dan
garam pada payudara, sehingga payudara membesar dan tegang. Ketika ujung saraf
tertekan menyebabkan sakit terutama pada hamil pertama.
5.) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
miksi sering. Pada trimester 2 sudah hilang.
6.) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
7.) Pigmentasi kulit
Sekitar pipi (cloasma gravidarum)keluarnya melanophore stimulating hormon
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit. Sekitar payudara, hiperpigmentasi
areola mamae, dinding perut terdapat striae livida, striae nigra dan linea alba.
8.) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi disekitar genetalia
eksternal, kaki, betis dan payudara.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1.) Rahim/ uterus membesar dengan tuanya kehamilan.
2.) Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim lebih lunak daripada bagian yang lain.
3.) Tanda piskacek yaitu uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran perut.
4.) Tanda chadwick yaitu perubahan warna pada servik dan vagina menjadi kebiru-
biruan.
5.) Tanda braxton hicks yaitu uterus mudah terkontraksi jika dirangsang.
6.) Suhu basal yaitu sesudah ovulasi tetap tinggi antara 37,2oC - 37,8oC.
7.) Teraba ballotement.
c. Tanda pasti hamil
1.) Gerakan janin dalam rahim (mulai terasa pada UK 18-20 minggu).
2.) Teraba bagian-bagian janin saat di palpasi.
3.) Terdengar DJJ (dimulai UK 18-20 minggu) dapat didengar dengan stetoskop
laennec, alat kardiografi dan doppler).
4.) Dapat dilihat pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan rontgen
2.2. Abortus
2.2.1 Pengertian
Abortus adalah terancamnya atau keluarnya buah kehamilan baik sebagian
ataupun keseluruhan pada umur kehamilan lewat dari 20 minggu. Kematian janin
dalam rahim disebut Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi
saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua dan atau yang
beratnya 500 gram. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau
abortus (Setiawati, 2013).
Abortus atau keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Pengertian abortus adalah keluarnya janan sebelum mencapi
visibilitas (Erna, 2017).
2.2.2 Etiologi
Keguguran atau abortus disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
a. Kelainan ovum
Ovum yang tidak sempurna dan perkembangan nya tidak baik dan terdapat
degenerasi hidatit villi
b. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu menderita:
1) Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)
2) Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
3) Uterus terlalu cepat terenggang
4) Distorsio uterus, mesalnya karena karena terdorong oleh tumor pelvis.
c. Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau
d. Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi,
penyakit jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan
vitamin berat, dll.
e. Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.
2.2.3 Klasifikasi
Abortus dibagi menjadi beberapa golongan:
a. Abortus spontan
Abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
b. Abortus iminens
Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 mingggu, ibu
mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil
konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan
(dilatasi serviks) dan kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
c. Abortus insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai
mulas yang sering kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi
serviks tetapi hasil konsepsi masih didalam rahim. Kondisi ini menunjukkan
proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit
atau komplit.
d. Abortus inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum uteri melalui kanalis
servikalis pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian
masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan
janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri
eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan, sehinga harus dikuret.
e. Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri
sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta
belum terbentuk. Perdarahan mungkin terjadi sedikit dan os uteri menutup dan
rahim mengecil.
f. Missed abortion
Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih janin yang sudah meninggal dapat keluar
dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah janin tersebut meningga, dapat pula
deresorbsi kembali sehingga hilang, dapat megering dan menipis yang disebut
fetus papyraceus dapat pula menjadi mola karnosa dimana janin yang sudah
meninggal akan mengalami degenerasi dan air ketubannya di resorbsi setelah 1
minggu.
g. Abortus habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami kegugura nberturut-turut 3 kali atau lebih.
h. Abortus provakatus
Abortus yang disengaja, baik dengan menggunakan obat-obatan maupun alat.
Abortus provakatus dibagi menjadi dua yaitu:
a) Abortus medisinalis yaitu abortus karena tindakan petugas kesehatan, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu
(berdasarkan indikasi medis)
b) Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
2.2.4 Patofisiologi
Pada awal abortus, terjadi pendarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti
oleh nekrosi jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.Pada kehamilan kurang
dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 dan 14
minggu, vili korinalis menembus desidua lebih dalam dan umumnya plasenta tidak
dilepaskan dengan sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak pendarahan. Pada
kehamilan 14 minggu ke atas, umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
adalah janin, disusul setelah beberapa waktu kemudian adalah plasenta. Pendarahan
tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini
menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur (Yulaikha, 2015:75).
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum = Baik / cukup / lemah
Kesadaran = Composmentis / somnolen / koma
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah = Normal ( 90/60 – 140/90 mmHg )
- Nadi = Normal ( 60 – 80 x/menit )
- Suhu = Normal ( 36,1 – 37,6 0C )
- Pernapasan/RR = Normal ( 16 – 24 x/menit )
LILA = Normal ( >23,5 cm )
BB = Normal ( naik 6,5 – 15 kg )
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala = Rambut bersih, warna hitam, tidak ada benjolan abnormal
Wajah = Tidak pucat, tidak terdapat kloasma gravidarum, dan tidak odeme
Mata = Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung = Tidak ada gangguan pernapasan
Mulut = Mukosa basah/lembab, lidah bersih, tidak ada caries gigi, dan stomastitis
Telinga = Tidak ada serumen yang berlebih, simetris
Leher = Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid, dan vena jugularis
Dada = Simetris, tidak ada pembesaran abnormal, hiperpigmentasi areola normal,
puting menonjol belum ada pengeluaran kolostrum
Abdomen = Untuk mengetahui ada bekas luka operasi atau tidak. Pada kasus abortus
pembesaran uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan.
Genetalia = Pemeriksaan pembukaan serviks, inspekulo menilai ada/tidaknya perdarahan
dari cavum uteri, ostium uteri terbu ka atau tertutup, ada atau tidaknya jaringan
di ostium. Vagina toucher (VT) menilai portio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, tidak nyeri adneksa,
kavum doglas tidak nyeri (Husin Farid, 2014: 77)
Vulva = Untuk menilai perdarahan pervaginam dengan atau tanpa jaringan hasil
konsepsi
Anus = Untuk mengetahui apakah ada hemoroid
Ekstremitas= Tidak ada oedem pada ektremitas atas (tangan kanan dan kiri) dan
ekstrimitas bawah (kaki kanan dan kiri)
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung pencegahan diagnosa seperti pemeriksaan
laboratorium (hemoglobin, golongan darah, protein urin, glukosa urine), pemeriksaan
USG (Jannah Nurul, 2012: 203)
2.3.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
a. Diagnosa
Merupakan diagnose yang ditegakkan bidan melalui berbagai data subjektif, objektif dan
pemeriksaan penunjang. Pada kasus abortus menggunakan G- papiah, Usia kandungan,
dengan abortus inkomplit.
b. Masalah
Masalah yang sering dialami ibu hamil dengan abortus adalah badan terasa lemas, nyeri
perut dan penglihatan berkunang-kunang.
Dx: Ny.” “ G..P..A.. UK…mgg, dengan abortus inkomplit
Ds: Ibu mengatakan terdapat pengeluaran darah dari kemaluan
Do: HPHT, HPL
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6˚C RR : 20x/menit
BB : kenaikan BB 8kg Lila : >23,5 cm
TB : >145 cm
2.3.3. Diagnosa/ Masalah potensial
Masalah adalah problem yang dialami ibu tetapi tidak termasuk kedalam kategori standar
nomenklatur diagnosa kebidanan, misalnya rasa cemas, dan problem ekonomi. Masalah
memerlukan penanganan yang dituangkan kedalam rencana asuhan.
2.3.4. Kebutuhan segera
Kebutuhan adalah suatu yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan klien, misalnya
kuretase, pendidikan kesehatan, dan promosi kesehatan
2.3.5. Rencana tindakan dan rasional
Pada langkah ini direncana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan dan evaluasi. Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien (diagnosa,
masalah dan diagnosa potensial) berkaitan dengan semua aspek asuhan kebidanan.
Rencana dibuat harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta evidance terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.
2.3.6. Pelaksanaan rencana tindakan
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas adalah mencakup rencana pelaksanaan yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pemberian asuhan dapat dilakukan oleh bidan,
klien/ keluarga, atau tim kesehatan lainnya namun tanggung jawab utama tetap pada
bidan untuk mengarahkan pelaksanaannya. Asuhan yang dilakukan secara efisien yaitu
hemat waktu, hemat biaya, dan mutu meningkat
2.3.7. Evaluasi/follow up
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang
diberikan. Hasil evaluasi dapat menjadi data dasar untuk menegakkan diagnosa dan
rencana selanjutnya.Yang di evaluasi adalah apakah diagnosa sesuai, rencana asuhan
efektif, masalah teratasi, masalah telah berkurang, timbul masalah baru, dan kebutuhan
telah terpenuhi. Evaluasi asuhan kebidanan pada abortus inkomplit post kuretase antara
lain keadaan umum baik dan tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda syok dan
perdarahan pada jalan lahir (Jannah Nurul, 2012)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Mei 2021
Pukul : 13.00 WIB
Oleh : Lailatul Maghfiroh
3.1.1. Data Subjektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny “R” Nama : Tn “S”
Umur : 27 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kupang krajan kidul Alamat : Kupang krajan kidul
2. Keluhan Utama
Nyeri pada perut bagian bawah, sering kram, dan keluar darah sejak hari jumat tanggal
21/05/2021 ± ½ pembalut, kemudian pada hari minggu keluar darah kembali ± 1
pembalut penuh disertai gumpalan. Pada hari senin melakukan USG di RSUD Bhakti
Dharma Husada dan Hasil menunjukkan bahwa ibu mengalami abortus inkomplit dan
perlu dilakukan tindakan kuretase.
3. Riwayat kesehatan ibu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis) menurun
(Diabetes, Hipertensi, Asma) menahun (Jantung, Ginjal) dan gemelli
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ibu dan suami tidak memiliki riwayat penyakit menular (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis) menurun (Diabetes, Hipertensi, Asma) menahun (Jantung, Ginjal) dan
gemelli
5. Riwayat haid
HPHT : 13 April 2021
HPL : 20 Januari 2022
Menarche : 13 tahun
Lama Haid : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
6. Riwayat perkawinan
Status menikah: Sah
Kawin ke 1 : Tahun 2011 lamanya 7 bulan, sebab pisah cerai
Kawin ke 2 : Tahun 2019 hingga sekarang
7. Riwayat obstetri yang lalu
Sukma, Febi dkk, 2017. Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Jakarta. Fakultas Kedokteran