Anda di halaman 1dari 30

1

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH HEMOFILIA PADA An. R

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Anak minggu ke 2


Mahasiswa Profesi Ners

Disusun Oleh :
HERON SAPU BAYU
2019611017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021

1
2

LAPORAN PENDAHULUAN
HEMOFILIA
A. DEFENISI
Hemofilia berasal dari bahas Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang
berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit
yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut
dilahirkan ( www.hemofilia.or.id ).
Hemofilia adalah gangguan pendarahan yang disebabkan oleh defisiensi herediter dan
faktor darah esensial untuk koagulasi ( Wong, 2003 ).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi kogenital paling sering danserius. Kelainan ini
terkait dengan defisiensi faktor VII, IX, atau XI yang ditemukan secara genetik (Nelson,
1999).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dij
umpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten ( Price & Wilson, 2005).
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor
pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).
Dengan demikian hemofilia adalah penyakit koagulasi terutama kekurangan factor VII,
IX, XI yang bersifat herediter.

B. KLASIFIKASI HEMOFILIA
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Hemofilia A yang dikenal juga dengan nama :
a) Hemofilia klasik : karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak
kekurangan faktor pembekuan pada darah.
b) Hemofilia kekurangan faktor VIII : terjadi karena kekurangan faktor 8 ( Faktor
VIII ) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah.
2. Hemofilia B yang dikenal juga dengan nama :
a) Christmas disease : karena ditemukan untuk pertama kalinya pada seorang yang
bernama Steven Christmas asal Kanada.
b) Hemofilia kekurangan faktor IX : Terjadi karena kekurangan faktor 9 (Faktor XI )
protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Klasifikasi Hemofili menurut berat ringannya penyakit :
1) Defisiensi berat :
Kadar faktor VIII 0-2% dari normal
Terjadi hemartros dan perdarahan berat berulang.
2) Defisiensi sedang :
Kadar faktor VIII 2-5% dari normal
Jarang menyebabkan kelainan ortopedik
Jarang terjadi hemartros dan perdarahan spontan.
3) Defisiensi ringan :
Kadar faktor VIII 5-25% dari normal

2
3

Mungkin tidak terjadi hemartros dan perdarahan spontan lain, tetapi dapat
menyebabkan perdarahan serius bila terjadi trauma / luka yg tidak berat /
proses pembedahan.
4) Subhemofilia
Kadar faktor 25-50% dari normal. Tidak mengakibatkaan perdarahan, kecuali
bila penderita mengalami trauma hebat dan pembedahan yang luas.

C. ETIOLOGI
1. Faktor congenital
Bersifat resesif autosomal herediter. Kelainan timbul akibat sintesis faktor pembekuan
darah menurun. Gejalanya berupa mudahnya timbul kebiruan pada kulit atau perdarahan
spontan atau perdarahan yang berlebihan setelah suatu trauma.
Pengobatan : dengan memberikan plasma normal atau konsetrat faktor yang kurang atau
bila perlu diberikan transfusi darah.
2. Faktor didapat.
Biasanya disebabkan oleh defisiensi faktor II ( protombin ) yang terdapat pada keadaan
berikut :
Neonatus, karena fungsi hati belum sempurna sehingga pembekuan faktor darah
khususnya faktor II mengalami gangguan. Pengobatan : umumnya dapat sembuh tanpa
pengobatan atau dapat diberikan.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Masa bayi ( untuk diagnosis ).
 Perdarahan berkepanpangan setelah sirkumsisi.
 Ekimosis sudkutan diatas tonjolan - tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan)
 Hematoma besara setelah infeksi.
 Perdarahan dari mukosa oral
 Perdarahan jaringan lunak.
2. Episode perdarahan ( selama rentang hidup ).
 Gejala awal, yaitu nyeri.
 Setelah nyeri, yaitu bengkak, hangat dan penurunan mobilitas.
3. Sekuela jangka panjang.
Perdarahan berkepanjangan dalam otot dapat menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis
otot.

E. PATOFISIOLOGI
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan yang
letaknya dalam seperti otot, sendi, dan lainya yang dapat terjadi kerena gangguan pada
tahap pertama, kedua dan ketiga, disini hanya akan di bahas gangguan pada tahap pertama,
dimana tahap pertama tersebutlah yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang
terdapat pada hemofili A dan B.
Perdarahan mudah terjadi pada hemofilia, dikarenakan adanya gangguan pembekuan,
di awali ketika seseorang berusia kurang lebih 3 bulan atau saat - saat akan mulai
merangkak maka akan terjadi perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan dengan
keluhan-keluhan berikutnya. Hemofilia juga dapat menyebabkan perdarahan serebral, dan

3
4

berakibat fatal. Rasionalnya adalah ketika mengalami perdarahan, berarti terjadi luka pada
pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh)
darah keluar dari pembuluh.
Pembuluh darah mengerut / mengecil Keping darah (trombosit) akan menutup
luka pada pembuluh Kekurangan Jumlah factor pembeku darah tertentu,
mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna darah tidak
berhenti mengalir keluar pembuluh perdarahan (normalnya : Faktor-faktor pembeku
darah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka
sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh).

PATHWAY

F. KOMPLIKASI
1. Timbulnya inhibitor.

4
5

Inhibitor adalah cara tubuh untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai benda asing yang
masuk. Hal ini berarti segera setelah konsetrat faktor diberikan tubuh akan melawan dan
akan menghilangnya. Suatu inhibitor terjadi jika sistem kekebalan tubuh melihat
konsetrat faktor VIII atau faktor IX sebagai benda asing dan menghancurkanya. Pada
penderita hemofilia dengan inhibitor terhadap konsetrat faktor, reaksi penolakkan mulai
terjadi segera setelah darah diinfuskan. Ini berarti konsetrat faktor dihancurkan sebelum
ia dapat menghentikan pendarahan.
2. Kerusakan sendi akibat pendarahan berulang.
Kerusakan sendi adalah kerusakan yang disebabkan oleh perdarahan berulang didalam
dan disekitar rongga sendi. Kerusakan yang menetap dapat di sebabkan oleh satu kali
pendarahan yang berat ( Hemarthrosis).
3. Infeksi yang ditularkan oleh darah.
Komplikasi hemofilia yang paling serius adalah infeksi yang ditularkan oleh darah.

G. FEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji skining untuk koagulasi darah.
 Jumlah trombosi ( normal 150.000 – 450.000 per mm3 darah ).
 Masa protombin ( normal memerlukan waktu 11 – 13 detik ).
 Masa tromboplastin parsial ( meningkat, mengukut keadekuatan faktor koagulasi
intrinsik ).
 Fungsional terhadap faktor VII dan IX ( memastikan diagnosis )
 Masa pembekuan trombin ( normalnya 10 – 13 detik ).
2. Biopsi hati : digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan
kultur.
3. Uji fungsi feal hati : digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati ( misalnya,
serum glutamic -- piruvic trasaminase ( SPGT), serum glutamic -- oxaloacetic
transaminase ( SGOT), fosfatase alkali, bilirubin ).

H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis.
a. Diberikan infus kriopresipitas yang mengandung 8 sampai 100 faktor VIII setiap
kantongnya.
b. Berikan AHF pada awal perdarahan untuk mengontrol Hematosis.
c. Berikan analgetik dan kortikosteroid untuk dapat mengurangi nyeri sendi dan
kemerahan pada hemofilia ringan.
d. Jika dalam darah terdapat antibodi, maka dosis plasma konsenratnya dinaikan atau
diberikan faktor pembekuan yang yang berbeda atau obat - obatan untuk
mengurangi kadar antibodi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan.
a. Memperhatikan perawatan gigi agar tidak mengalami pencabutan gigi.
b. Istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka.
c. Gunakan alat bantu seperti tongkat bila kaki mengalami perdarahan.
d. Kompreslah bagian tubuh yang terluka dan daerah sekitar dengan es.e.
e. Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak  bergerak
( immobilisasi ).

5
6

f. Letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan
letakkan diatas benda yang lembut.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1.PENGKAJIAN

1. PENGKAJIAN
 Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya,
dan sumber informasi).
 Identitas Penanggung jawab (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan
dengan pasien).

 Aktivitas
Gejala : Kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.
Tanda : Kelemahan otot, somnolen
 Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf serebral/tanda perdarahan serebra.
 Eliminasi
Gejala : Hematuria
 Integritas ego
Gejala : Perasaan tak ada harapan, tak berdaya
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, marah.
 Nutrisi
Gejala : Anoreksia, penurunan berat badan.
 Nyeri
Gejala : nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral, kram otot
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, rewel.
 Keamanan
Gejala : riwayat trauma ringan, perdarahan spontan.
Tanda : Hematom.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi 
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan akibat perdarahan ditandai
dengan mukosa mulut kering, turgor kulit lambat kembali.
3) Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kelemahan pertahanan sekunder akibat
hemofilia ditandai dengan seringnya terjadi cedera.
4) Resiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek perdarahan pada sendi dan jaringan lain.
5) Perubahan proses keluarga b.d anak menderita penyakit serius 

3. INTERVENSI

6
7

DX I
Tujuan / Kriteria hasil : Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau skala
nyeri yang dapat diterima anak.
Intervensi :
1. Tanyakan pada klien / keluarga tentang nyeri yang diderita.
2. Observasi P, Q, R, S, T nyeri 
3. Lakukan manajemen nyeri (distraksi, relaksasi).
4. Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik 

DX II
Tujuan / Kriteria hasil : Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan, mukosa mulut lembab,
turgor kulit cepat kembali kurang dari 2 detik.
Intervensi :
 Awasi TTV
 Awasi intake dan output cairan
 Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak.
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan adekuat
Rasional :
1. Perubahan TTV kearah yang abnormal dapat menunjukan terjadinya peningkatan
kehilangan cairan akibat perdarahan / dehidrasi
2. Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan membantu
mengevaluasi status cairan.
3. Memberikan informasi tentang derajat hipovolemi dan membantu menentukan
intervensi.
4. Mempertahankan keseimbangan cairan akibat perdarahan

DX III
Tujuan / Kriteria hasil : Injuri dan komplikasi dapat dihindari / tidak terjadi.
Intervensi :
1. Pertahankan keamanan tempat tidur klien, pasang pengaman pada tempat tidur.
2. Hindarkan dari cedera, ringan – berat
3. Awasi setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cedera
4. Anjurkan pada orangtua untuk segera membawa anak ke RS jika terjadi injuri
5. Jelaskan pada orang tua pentingnya menghindari cedera. 1 menurunkan resiko
cidera/trauma.

Rasional
1. Jaringan rapuh dan gangguan mekanisme pembekuan menigkatkan resiko perdarahan
meskipun cidera/trauma ringan.
2. Pasien hemofilia mempunyai resiko perdarahan spontan tak terkontrol sehingga
diperlukan pengawasan setiap gerakan yang memungkinkan terjadinya cidera.

7
8

3. Identifikasi dini dan pengobatan dapat membatasi beratnya komplikasi.


4. Orang tua dapat mengetahui mamfaat dari pencegahan cidera / resiko perdarahan dan
menghindari injuri dan komplikasi.

DXIV
Tujuan / kriteria hasil : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.
Intervensi :
1. Elevasi dan immobilisasikan sendi selama episode perdarahan.
2. Latihan pasif sendi dan otot.
3. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk program latihan.
4. Konsultasikan dengan perawat kesehatan masyarakat dan terapi fisik untuk supervisi ke
rumah.
5. Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri.
6. Diskusikan diet yang sesuai.
7. Support untuk ke ortopedik dalm rehabilitasi sendi.

4. IMPLEMENTASI
Rencana tindakan keperawatan disusun dengan mempertimbangkan kemampuan sumber
yang dapat dijangkau seperti sumber daya perawat sendiri, pasien, keluarga, fasilitas dan
waktu yang telah tersedia rencana tindakan keperawatan yang ada pada kasus tidak jauh
berbeda dengan yang ada secara teoritis, namun dipengaruhi oleh berapa faktor seperti
keadaan pasien sarana dan prasarana rumah sakit akan mempengaruhi dalam penyusunan
perencenaan keperawatan.

5. EVALUASI
Pengukuran keberhasilan suatu tindakan keperawatan dapat dinilai melalui evaluasi
sebagai tahap terakhir dari pelaksanaan asuhan keperawatan. Penilaian dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan dengan cara mengamati perubahan-perubahan yang terjadi
pada pasien dalam hal ini akan menuraikan dari setiap diagnosa yang muncul pada pasien

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Arif M. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI
Jakarta
Firman. 2010. Askep anak hemofilia.
http : // firmanpharos.wordpress.com/category/kumpulan-askep/askep-anak-hemofilia/
(diakses 12 juni 2011. 20.11)
Endy.2011. Asuhan keperawatan pada anak dengan hemofilia.
http://Asuhan keperawatan.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-anak degan.html
(diakses 12 juni 2011. 20.11)
Brunner dkk, 2002, Keperawatan Medikal Bedah , EGC Kedokteran, Jakarta

9
10

KASUS (HEMOFILIA)

An. R, berusia 1 tahun, jenis kelamin laki-laki, datang ke RS bersama kedua


orang tuanya. Orang tua An. R mengatakan bahwa tadi pagi An.R belajar berjalan
kemudian jatuh, dagunya membentur kursi. An. R mengalami lidah berdarah dan sampai
saat ini tidak berhenti. Keadaan an.R tampak lemah, pucat, terdapat memar pada dagunya
dan An. R menangis tanpa henti. Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan :
trombosit normal, PTT (Partial Tromboplastin Time) amat memanjang dan defisiensi
faktor VIII. Perawat melakukan perawatan mulut, memberikan kompres dingin dan
diberikan aminokaproat. Didapatkan TTV: TD : 90/60 mmHg, N : 170 x/mnt, RR : 26
x/mnt dan Suhu 36oC.Diberikan Terapi medis infus kriopresipitas yang mengandung 8
sampai 100 faktor VIII setiap kantongnya,dibeerikan AHF pada awal perdarahan untuk
mengontrol Hematosis dan diberikan analgetik dan kortikosteroid.

10
11

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Heron Sapu Bayu Tempat Praktik :


NIM : 2019611017 Tgl. Praktik : 31 Mei 2021

A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
a. Nama : An. R
b. Umur : 1 thn
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku / Bangsa : Jawa
f. Alamat : Jln. Dau Semanding no.55
g. No. Register :
h. Tanggal Masuk RS : 31 Mei 2021
i. Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2021
j. Diagnosa Medis : Hemofilia
k. Nama Orang Tua : Tn. U

2. Keluhan Utama

Jatuh, dagunya membentur kursi.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Paien masuk RS dengan keluhan jatuh, Orang tua An. R mengatakan bahwa tadi
pagi An.R belajar berjalan kemudian jatuh, dagunya membentur kursi. An. R
mengalami lidah berdarah dan sampai saat ini tidak berhenti. Keadaan an.R
tampak lemah, pucat, terdapat memar pada dagunya dan An. R menangis tanpa
henti.

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


a. Riwayat ANC (Antenatal Care)
Ibu klien mengatakan melakukan pemeriksaan kandungan selama klien dalam
kandungan.

b. Riwayat Natal
Ibu mengatakan tahap kelahiran normal

11
12

c. Riwayat Post Natal


Ibu mengatakan perkembangan normal
5. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan imunisasi lengkap di puskesmas terdekat.

6. Riwayat Penyakit Dahulu


Jatuh, dagunya membentur kursi.

7. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti
yang alami pasien saat ini.

GENOGRAM

Tn.U Ny.E

An.R
An.J 1 thn

Keterangan :

: Laki – laki : Tinggal serumah

: Pasien : Hubungan Perkawinan

: Perempuan

12
13

8. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual

a. Aspek Psikologis : Anak tidak bisa mengatakan apa yang sedang dirasakan anak
hanya bisa menangis.

b. Aspek Sosial : Anak memiliki banyak teman seusianya.

c. Aspek Spiritual / Sistem Nilai Kepercayaan :


Anak mengikuti kepercayaan seperti orang tuanya yaitu agama islam

9. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum 2 2
 Mandi 2 2
 Berpakaian/berdandan 2 2
 Toileting 2 2
 Mobilitas di tempat tidur 2 2
 Berpindah 2 2
 Berjalan 2 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu

10. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit
 Jenis diit/makanan Bubur,sayur,lauk-pauk Bubur, sayur,lauk-pauk
 Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari
 Porsi yg dihabiskan ¼ porsi ½ porsi
 Komposisi menu Nasi, sayuran,lauk-pauk Nasi, sayuran,lauk-pauk
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
 Nafsu makan Baik Kurang
 Jenis minuman Air putih + Susu Air putih hangat + Susu
 Frekuensi/pola minum 1500 cc/hr 700 cc/hr

11. Pola Eliminasi


Rumah Rumah Sakit
 BAB:
- Frekuensi/pola 1-2x sehari 1x sehari
- Warna & Bau Kuning Kuning
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi (-) (-)

 BAK:
- Frekuensi/pola 5-6x sehari 5-6x sehari
13
14

- Warna & Bau Kuning Kuning


- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi (-) (-)
12. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang:Lamanya 3 jam 2 jam
 Tidur malam: Lamanya 8 jam 7 jam
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada

13. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
 Mandi:Frekuensi 2x sehari 1x sehari diseka
- Penggunaan sabun Menggunakan sabun cair Menggunakan sabun
 Keramas: Frekuensi 4x Seminggu Belum sempat keramas
- Penggunaan shampoo Menggunakan shampo Belum sempat keramas
 Gosok gigi: Frekuensi 2x sehari 1x sehari
 Penggunaan odol Menggunakan odol Menggunakan odol
 Kesulitan Tidak bisa melakukan Tidak bisa melakukan

Pola Perkembangan

14. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Lemah


a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital : - Tekanan Darah : 90/60 mmHg Suhu : 360 C
- Nadi : 170x/menit Pernafasan :26x/menit
c. Tinggi Badan : 71 cm Berat Badan : 10 kg
LK : LD : LLA :

2. Kepala dan Leher


a. Kepala : Bentuk : Bulat Massa : Keras
Distribusi rambut : tebal, sebahu Warna kulit kepala : Putih
b. Mata : Bentuk Konjungtiva
Pupil : Reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( )Miosis
Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda radag
Funsi penglihatan : Baik ( ) Kabur
c. Hidung : Bentuk : Simetris Warna : Sawomatang Pembengkakan : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada
d. Mulut dan Tenggorokan :
Warna bibir : pucat Mukosa : Perdarahan mukosa mulut Ulkus : Tidak ada
Lesi : Tidak ada Massa : Tidak ada Warna Lidah : pucat dan ada perdarahan
Perdarahan gusi : Tidak ada
e. Telinga : Bentuk : Simetris Warna : coklat Lesi : Tidak Ada
Massa : Tidak ada Nyeri : tidak ada
14
15

f. Leher : Kekakuan : Tidak ada Nyeri/Nyeri tekan : Tidak ada


Benjolan/massa : Tidak ada Vena jugularis : Tidak teraba

3.Dada : Jantung : Inspeksi : Simetris, terdapat tarikan otot karna pasien


menangis karna kesakitan.
Palpasi : Denyut jantung teraba cepat
Perkusi : Dullness
Auskultasi : Tidak terdengar suara tambahan ronchi maupun
Wheezing.
Paru : Inspeksi : Bentuk torak normal, Bentuk dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri
teraba sama.
Perkusi : Area paru sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan

4. Payudara dan Ketiak :


Benjolan/massa : Tidak ada
Nyeri/nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
Bengkak : Tidak ada
5.Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus 5 – 35 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran
Perkusi : Timpani
6. Genetalia :
Inspeksi : Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

7. Ekstremitas : Kekuatan otot :4 4 44


Kontraktur : Tidak ada Pergerakan : Normal
Deformitas : Tidak ada Pembengkakan : Tidak ada
Nyeri/nyeri tekan : Tidak ada
Pus/luka : Tidak ada

8. Kulit : Warna : Sawomatang


Turgor : Pucat
CRT : >2 detik

15. Hasil Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium :
 Trombosit normal
 PTT (Partial Tromboplastin Time) amat memanjang dan defisiensi faktor VIII.

Radiologi : Tidak ada


16. Terapi Pengobatan

15
16

 Diberikan Terapi medis infus kriopresipitas yang mengandung 8 sampai 100 faktor VIII
setiap kantongnya,
 dibeerikan AHF pada awal perdarahan untuk mengontrol Hematosis
 dan diberikan analgetik dan kortikosteroid.

17. Kesimpulan

Pasien mengalami sakit Hemofilia.

Malang, 31 Mei 2021


Pengkaji

HERON SAPU BAYU


2019611017

16
17

A. ANALISIS DATA

HARI/TGL : 31 Mei 2021

MASALAH
NO DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. Ds : Gangguan Koagulasi Resiko Perdarahan
 Ibu pasien mengatakan (misalnya,Trombositpenia)
bahwa tadi pagi An.R
belajar berjalan kemudian
jatuh, dagunya membentur
kursi.
 Pasien mengalami lidah
berdarah dan sampai saat
ini tidak berhenti.

Do :
 Pasien tampak lemah dan
pucat
 Terdapat memar pada dagu
 Pasien menangis tanpa
henti.
 Terdapat perdarahan pada
lidah
 Pemeriksaan laboratorium
didapatkan :
 Trombosit normal
 PTT (Partial
Tromboplastin Time)
amat memanjang dan
defisiensi faktor VIII.
 TTV: TD : 90/60 mmHg,
N : 170 x/mnt,
RR : 26 x/mnt
Suhu 36oC.

2. Resiko
Ds :
Ketidakseimbangan Cairan Ketidakseimbangan
 Ibu pasien mengatakan (mis, Dehidrasi dan Elektrolit
anaknya lemas dan Intoksikasi Air)
menangis tanpa henti.
 Ibu pasien mengatakan
17
18

anaknya haus tetapi tidak


bisa minum karna ada
perdarahan pada lidah
Do :
 Pasien tampak menahan
kesakitan
 Penurunan turgor kulit dan
lidah
 Perubahan status mental
 Pasien tampak lemah

3. Ds :
 Anak berteriak menangis Perdarahan Risiko Gangguan
kesakitan Serkulaso Spontan
 Lidah berdarah sampai saat
ini tidak berhenti
Do :
 Anak tampak menangis dan
memegang area luka pada
dagu dan lidahnya yang
berdarah.
 Anak tampak pucat dan
lemah

18
19

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA & TANDA


NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGAN
PERAWAT
1. 31 – 05 – 2021 Resiko Perdarahan HERON

2. 31 – 05 – 2021 Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit

31 – 05 – 2021 Risiko Gangguan Serkulaso Spontan


3.

19
20

20
21

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA
TUJUAN DAN
DIAGNOSA DAN TTD
NO KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN PERAWA
HASIL
T
1. Resiko Perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan HERON
tindakan Observasi
keperawatan 3 x 24  Monitor tanda dan gejala perdarahan
jam di harapkan  Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilngan
Resiko Perdarahan darah
teratasi terapeutik
 pertahankan bed rest selama perdarahan
 batasi tindakan inpasif, jika perlu
edukasi
 jelaskan tanda dan gejala perdarahn
 anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin k
 anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
kolaborasi
 kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan ,jika perlu

manajemen cairan
observasi
 monitor status hidrasi( mis,frekuensi nadi, kekuatan nadi,akral,pengisian
kapiler kelempan mukosa,turgor kulit,tekanan darah)
 monitor berat badan harian
 monitor berat badan sebelun dan sesudah dialisis
terapeutik

21
22

 catak intake –output dan hitung balance cairan 24 jam.


2. Resiko  berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan  berikan cairan intravena,jika perlu
Elektrolit tindakan kolaborasi
keperawatan 3 x 24  kolaborasi pemberian diuretik
jam di harapkan
Resiko
Ketidakseimbangan
Elektrolit

teratasi

Perawatan Jantung
Observasi
 Identifikasi Tanda/gejala primer penurunan curah jantung ( meliputi
dispnea,kelelahan,edema,ortopnea,paroxysmal,nocturnaldyspnea,peningk
atan CVP)
 Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunancurah jantung ( meliputi
peningkatan berat badan,hepatomegali,distensi vena
jugularis,palpitasi,ronkhi basah,oliguria,batuk,kulit pucat)
 Monitor tekanan darah

Terapeutik
 Posisiskan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai ( mis. batasi asupan
kafein,natrium,kolestrol,dan makanan tinggi lemak)

Edukasi
 anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
kolaborasi

22
23

 kolaborasi pemberian antiaritmia,jika perlu


3. Risiko Gangguan  Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Serkulasi Spontan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam di harapkan
Risiko Gangguan
Serkulaso Spontan
teratasi

D. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA &
TANDA
NO TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGAN
PERAWAT
1. 31 – 05 – 2021 08.00 HERON
 Memonitor tanda dan gejala perdarahan
 Memonitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilngan
darah
 mempertahankan bed rest selama perdarahan
 membatasi tindakan inpasif, jika perlu
 menjelaskan tanda dan gejala perdarahn
 menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin k
 menganjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
 mengkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan ,jika perlu
09.15

23
24

 memonitor status hidrasi( mis,frekuensi nadi, kekuatan nadi,akral,pengisian


kapiler kelempan mukosa,turgor kulit,tekanan darah)
 memonitor berat badan harian
 memonitor berat badan sebelun dan sesudah dialisis
 mencetak intake –output dan hitung balance cairan 24 jam.
 memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
 memberikan cairan intravena,jika perlu
 mengkolaborasi pemberian diuretik

2. 31 – 05– 2021 09.15 HERON

 mengidentifikasi Tanda/gejala primer penurunan curah jantung ( meliputi


dispnea,kelelahan,edema,ortopnea,paroxysmal,nocturnaldyspnea,peningkata
n CVP)
09.15  mengidentifikasi tanda/gejala sekunder penurunancurah jantung ( meliputi

24
25

peningkatan berat badan,hepatomegali,distensi vena


jugularis,palpitasi,ronkhi basah,oliguria,batuk,kulit pucat)
 meMonitor tekanan darah
 memPosisiskan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
 memberikan diet jantung yang sesuai ( mis. batasi asupan
kafein,natrium,kolestrol,dan makanan tinggi lemak)
 menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 mengkolaborasi pemberian antiaritmia,jika perlu
08.00  merujuk ke program rehabilitasi jantung

31 – 05 – 2021

3. HERON
08.10

08.15
25
26

09.00

E. EVALUASI

EVALUASI

EVALUASI
DIAGNOSA
NO
KEPERAWATAN

1. Resiko S:
Perdarahan Ibu klien mengtakan Perdarahan pada ananya sdah berhenti

O : ku.cukup
Composmentis
Dari hasil pemeriksaan di dapatkan:
TTV : TD 110/70mmHg, S : 38,50C,

26
27

RR : 20 x/menit, dan
Nadi : 80 x/menit.

A : Masalah belum teratasi

P : hentikan intervensi

Resiko S:
Ketidakseimbang  ibu Klien mengatakan sudapa dapat minum air
2. an Elektrolit O:
Ku
cukup
Composmentis
Sudah dapat minum
Mukosa bibir baik
TTV : TD 110/70mmHg, S : 36,50C,
RR : 22 x/menit, dan
Nadi : 80 x/menit.

Risiko Gangguan
Serkulasi Spontan A: Masalah teratasi sebagian

27
28

P: Lanjutkan intervensi

S:
Ibu klien mengatakan kembali membaik dan stabil
O:
Ku
3. cukup
Composmentis
Sudah dapat beraktivitas dengan baik
TTV : TD 110/70mmHg, S : 36,50C,
RR : 22 x/menit, dan
Nadi : 80 x/menit.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

Mengetahui Malang, 31 Mei 2021


Pembimbing Klinik Mahasiswa,

(Wahidyanti R.H., S.kep, Ns,M.kep) (Heron s bayu)


Nim : 2019611017

28
29

29
30

30

Anda mungkin juga menyukai