Anda di halaman 1dari 2

WARTA KOTA, PALMERAH - 

Di tengah era globalisasi sekarang ini dan makin meningkatnya biaya


hidup yang tinggi dan tidak stabilnya harga komoditas bahan pokok. Maka diperlukan pengendalian
pengeluaran uang secara bijak. Hal ini dilakukan untuk menghindari perilaku konsumtif.

Kini sifat konsumerisme telah menjadi gaya hidup yang mempengaruhi kehidupan masyarakat kita. Gaya
hidup yang menonjolkan kemewahan, kesenangan, dan berfoya-foya menghamburkan uang karena
pengaruh Wesrtenisasi (berperilaku kebarat-baratan). Adapun pengaruh globalisasi telah mencakup di
berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya.Hal ini juga cenderung
memepengaruhi nilai nasionalisme bangsa.

Seiring dengan majunya pengetahuan di bidang IPTEK mau tidak mau kita pun harus mengikuti
perkembangannya.Pola pikir individu pun harus siap dengan tantangan global dengan adanya budaya-
budaya baru yang masuk ke Indonesia. Maka diperlukan filter kita untuk beradaptasi dengan hal tersebut.
Dalam hal ini, globalisasi juga membawa pengaruh dalam gaya hidup masyarakat seperti pola hidup
konsumtif, dunia gemerlap (dugem), penjualan narkoba dan senjata api, free sex dan human trafficking
(perdagagan manusia)

Pola hidup konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang kurang diperlukan
secara berlebihan hanya untuk mencari sisi kepuasan. Sesungguhnya perilaku konsumtif memiliki banyak
dampak negatif dibandingkan positifnya, dalam psikologi didikenal dengan sebutan Compusive buying
disorder (Penyakit kecanduan belanja) sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan dan terjebak
dalam dunia konsumeristik yang dibawa pasar kapitalisme.

Sasarannya remaja
Perilaku konsumtif seharusnya bisa dikontrol oleh diri sendiri. Perilaku ini, sudah mempengaruhi pada
remaja kita. Pasalnya, produsen melihat usia remaja adalah pasar potensial mereka. Mereka paham
pada usia remaja, sangat mudah tergiur dengan iklan yang menarik dan membuat remaja ingin
memilikinya. Juga mereka belum memiliki filter dan kontrol untuk memenuhi keinginan-keinginan yang
tidak penting. Mereka hanya ingin dipandang dan dianggap eksis oleh lingkungannya yang disebut Peer
group (ada keinginan untuk diterima di dalam kelompok pergaulannya, karena itu mereka harus
menyesuaikan diri dengan kelompoknya dalam segi penampilan dan gaya hidup.

Menurut Assuari (1987) perilaku konsumtif terjadi karena ingin tampak berbeda dengan ikut-ikutan hal
tersebut yang menjadi dasar mengapa remaja berperilaku konsumtif. Maka dibutuhkan peran aktif orang
tua agar remaja tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang kurang penting,

Perilaku konsumtif menjadi sangat kompleks ditengah kebutuhan hidup yang menlonjak dan yang diingat
hanya bagaimana cara memuaskan hasrat berbelanja. Masyarakat dengan status sosial yang tinggi atau
sering disebut kaum Sosialita cenderung berpola konsumsi tinggi yaitu mengkonsumsi produk tanpa
melihat segi manfaatnya. Akibatnya berpola hidup boros, tidak memikirkan kehidupan yang akan datang.
Maka kita harus mampu memilih secara selektif mana yang baik untuk kita dan sekitar kita. Semoga!

Triyan Pangastuti,
Mahasiswi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Tren Gaya Hidup


Konsumtif, https://wartakota.tribunnews.com/2014/10/31/tren-gaya-hidup-konsumtif.

Editor: Andy Pribadi

Anda mungkin juga menyukai