Anda di halaman 1dari 3

Yogi Tamaro S

1687087
UTS HAM

1. definisi HAM menurut UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia


Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) adalah penghormatan kepada
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban togas mengelola dan memelihara
alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh
pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya
serta keharmonisan lingkungannya.
a. manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban togas mengelola dan
memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat
manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat
kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya
b. hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal
dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.
c. elain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
d. bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan
hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang
ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai hak
asasi manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia
e. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d dalam rangka melaksanakan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia, perlu membentuk Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia

Definisi HAM Menurut Hukum Internasional


Hukum HAM internasional adalah hukum mengenai perlindungan terhadap hak-hak individu atau
kelompok yang dilindungi secara internasional dari pelanggaran yang terutama dilakukan oleh
pemerintah atau aparatnya, termasuk di dalamnya upaya penggalakkan hak-hak tersebut.
Wewenang majelis umum di bidang penangan hak-hak asasi didasarkan atas pasal 55c piagam
yang berisikan penegasan atas penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi dan
kebebasan-kebebasan pokok bagi semua tanpa membedakan suku,kelamin,bahasa dan
agama.pasal 55c ini diperkuat oleh pasal 13 ayat 1b mengenai upaya majelis umum untuk
mempermudah pelaksanaan hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan pokok
tersebut.selanjutnya semua permasalahan hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan pokok ini
dibahas oleh salah satu komite utama majelis yaitu komite tiga yang menangani masalah-
masalah HAM,kemanusiaan,social dan kebudayaan.
Komisi hak-hak asasi manusia yang didirikan pada tahun 1946ini dan yang beranggotakan 53
negara mempunyai togas untuk menyiapkan rekomendasi-rekomendasi dan laporan mengenai
perjanjian-perjanjian internasional tentang bhak-hak asasi,konvensi-konvensi dan deklarasi-
deklarasi internasional mengenai kebebasan-kebebasan sipil,informasi,perlindungan kelompok
minoritas,pencegahan diskriminasi atas dasar suku,kelamin,bahasa dan agama dan masalah-
masalah lain yang berkaitan dengan hak-hak asasi .untuk permasalahan yang sama, komisi
hak-hak asasi manusia (KHAM)juga membentuk suatu sub komisi yang bernama sun komisi
pencegahan diskriminasi dan perlindungan minoritas (PDPM)yang beranggotakan 26 pakar
independent yang diangkat oleh pemerintah masing-masing .togas sub komisi PDPM ini
adalah untuk mencegah segala macam diskriminasi mengenai hak-hak asasi dan kebebasan
pokok dan perlindunga3n kelompok minoritas,suku,bangsa,agama dan bahasa.

2. Karena UDHR di dasari dengan ICCPR dan ICECSR


ICCPR bertujuan untuk mengukuhkan pokok-pokok HAM di bidang sipil dan politik yang
tercantum dalam DUHAM sehingga menjadi ketentuan-ketentuan yang mengikat secara
hukum dan penjabarannya mencakup pokok-pokok lain yang terkait. Konvenan tersebut terdiri
dari pembukaan dan Pasal-Pasal yang mencakup 6 BAB dan 53 Pasal.
ICESCR yang justru menuntut peran maksimal negara untuk memenuhi hak-hak dalam
kovenan tersebut yang sering disebut juga sebagai hak-hak positif (positive rights).
Ada dua klasifikasi terhadap hak-hak dalam ICCPR, yakni Non-Derogable Rights dan
Derogable Rights. Hak Non-Derogable Rights adalah hak-hak yang bersifat absolut yang tidak
boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara pihak, walau dalam keadaan darurat sekalipun
CCPR pada dasarnya memuat ketentuan mengenai pembatasan penggunaan kewenangan oleh
aparat represif negara, khususnya aparatur represif negara yang menjadi Negara-Negara Pihak
ICCPR. Makanya hak-hak yang terhimpun di dalamnya juga sering disebut sebagai hak hak
negatif (negative rights). Artinya, hakhak dan kebebasan yang dijamin di dalamnya akan dapat
terpenuhi apabila peran negara terbatasi atau terlihat minus. Tetapi apabila negara berperan
intervensionis, tak bisa dielakkan hak-hak dan kebebasan yang diatur di dalamnya akan
dilanggar oleh negara. Inilah yang membedakannya dengan model legislasi Kovenan
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (biasanya disingkat ICESCR) yang justru
menuntut peran maksimal negara.
Negara justru melanggar hak-hak yang dijamin di dalamnya apabila negara tidak berperan
secara aktif atau menunjukkan peran yang minus. ICESCR itu sering juga disebut sebagai
hakhak positif (positive rights). Hak-hak negatif apa saja yang termuat dalam ICCPR ? Dengan
resiko terjatuh pada penyederhanaan, kita dapat membuat dua klasifikasi terhadap hak-hak
dan kebebasan dasar yang tercantum dalam ICCPR itu. Klasifikasi pertama adalah hak-hak
dalam jenis non-derogable, yaitu hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh dikurangi
pemenuhannya oleh Negara-Negara Pihak.

3. Tragedi trisakti selasa 12 mei 1998 mahasiswa menyuarakan pendapatnya dengan cara
berdemo dan dalam peristiwa tersebut ada 5 orang mahasiswa yang tewas hal ini termasuk
melanggar ham karena para mahasiswa dilarang untuk megeluarkan pendapat dan di langgar
hak untuk hidupnya. Dan tidak sesuai dengan pasal 3 hingga 21 tentang hak sipil dan politik
4. Hak-hak sipil dan politik disebut sebagai generasi hak pertama. Hak-hak dalam generasi ini
di antaranya hak hidup, keutuhan jasmani, hak kebebasan bergerak, hak suaka dari
penindasan, perlindungan terhadap hak milik, kebebasan berpikir, beragama dan
berkeyakinan, kebebasan untuk berkumpul dan menyatakan pikiran. yang sifatnya sangat
mendasar dalam arti bahwa pelaksanaannya mutlak diperlukan agar manusia dapat
berkembang sesuai dengan bakat, cita-cita, serta martabatnya.

Anda mungkin juga menyukai