Anda di halaman 1dari 176

Prinsip

Perencanaan
Bendungan
Urugan
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti materi ini,


diharapkan peserta mampu
memahami prinsip dasar
perencanaan bendungan urugan
06 Survey Investigasi
Daftar Isi Topografi (tujuan), Geoteknik (fondasi
bendungan, potensi longsoran dan bocoran
waduk, material), Hidrologi
01 Pendahuluan 07 Fondasi
Desain harus aman, mematuhi NSPM Syarat, jenis, kelebihan dan kekurangan, serta
perbaikan fondasi, batuan, pasir kerikil, tanah
02 Tahap Perencanaan Bendungan
Pola pengelolaan SDA, Rencana pengel.SDA, 08 Tubuh Bendungan
pra SK, SK (planning, desain pendahuluan), DD Puncak (lebar, drains, camber), pelindung
lereng, filter dan transisi, zona kedap air
03 Studi Kelayakan
Tujuan SK, tinjauan teknik, ekonomi, 09 Analisis Desain Tubuh Bendungan
lingkungan, planning + basic design Beban; Analisis stab lereng, Analisis dinamik,
analisis deformasi, analisis rembesan.
04 Tujuan Pembangunan, Pemilihan
Lokasi dan Tipe 10 Instrumentasi
tujuan/ manfaat,tipe, pemilihan lokasi Jenis instrumen, jenis dan jumlah instrumen
dan pemilihan tipe yang diperlukan pada suatu bendungan.

05 Kriteria Pokok dan Strategi Desain


Soal
Evaluasi

Jelaskan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam


pemilihan tipe bendungan

Jelaskan hal-hal yang jadi pertimbangan dalam


pemilihan lokasi bendungan

Jelaskan tujuan investigasi material

Jelaskan langkah-langkah perumusan alternatif


pembangunan bendungan pada saat studi kelayakan
Jelaskan tiga kreteria pokok desain bendungan
Sebutkan jenis-jenis fondasi bendungan urugan serta jelaskan
kelebihan dan kekurangannya
01 Pendahuluan
Bendungan
Adalah bangunan yang berupa urugan tanah,
urugan batu, beton dan/atau pasangan batu
yang dibangun untuk menampung air, limbah
tambang atau lumpur sehingga terbentuk
waduk
PP Nomor 37 Tahun 2010

Yang dimaksud dengan “bendungan” tidak hanya tubuh


timbunan saja, tetapi juga bangunan pelengkapnya
seperti bangunan pelimpah, bangunan sadap, bendungan
sadel/tanggul beserta fondasi dan tumpuan.

Bendungan Colo, Sukoharjo (foto : images sources)


Waduk
Wadah buatan yang terbentuk
Seabagai akibat dibangunnya bendungan

Waduk Cengklik, Boyolali (foto : lihatfoto.com)


Kegagalan Instansi Teknis UPT Bidang
Bendungan Keamanan Keamanan
Bendungan Bendungan

Keruntuhan sebagaian atau Instansi yang bertugas Unit yang dibentuk


seluruh bendungan atau membantu menteri dalam untuk memberi
bangunan pelengkapnya penanganan keamanan dukungan teknis kepada
dan/atau kerusakan yang bendungan /komisi instansi keamanan
mengakibatkan tidak keamanan bendungan bendungan/balai
berfungsinya bendungan bendungan
Bendungan disamping memiliki
manfaat yang besar, juga
menyimpan potensi bahaya
yang besar pula. Bencana jebolnya Bendungan Way Ela, Maluku Tengah tanggal 25 Juli
2013 mengakibatkan 5.234 orang penduduk harus mengungsi. tiga
orang luka ringan, dan tiga orang lainnya dinyatakan hilang.

Bendungan yang runtuh akan menimbulkan Foto : Antara Foto

bencana banjir bandang yang dahsyat yang akan


menimbulkan banyak korban jiwa, harta benda,
fasilitas umum dan kerusakan lingkungan yang
sangat parah didaerah hilir.

Bencana yang ditimbulkan oleh keruntuhan


bendungan tidak hanya terjadi dilokasi bangunan
seperti bangunan gedung, jembatan dll., Tetapi
dapat menyebar sampai jauh kehilir mencakup
areal yang luas.
Bendungan jatiluhur memiliki
manfaat untuk : irigasi , air
baku, PLTA,dll
Tata Letak Bendungan Jatiluhur
Potongan Outlet
Bersatu dengan Pelimpah Morning Glory
Typical design used for embankment dams
with distinctly different materials in the core
zone and exterior shells of the dam
Upstream Control
The Control feature is located at the
upstream end of the conduit
Bencana Situ Gintung
Jumat, 27 Maret 2009 pagi, pukul 04.00
WIB, danau berkapasitas 2,1 juta liter yang
dibangun Belanda tahun 1932-1933 jebol.
100 orang tewas dalam bencana tersebut.
Untuk menghindari terjadinya
bencana keruntuhan Apa yang dimaksud
bendungan, pembangunan dengan bendungan
(desain, konstruksi ) dan
pengelolaan bendungan harus Aman yang aman?

Senja di Waduk Jatiluhur (foto : nagageni44/pixabay.com)


Regulasi PP 28 / 2000
Terkait Bendungan Usaha dan Peran Masy. Jasa Konstruksi
Penanggung jawab teknik badan usaha jasa perenc, pelaks,
pengawasan harus memiliki sertif. keahlian/ketrampilan
Badan usaha nasional & asing harus teregistrasi di LPJK
UU 18 / 1999 | JASA KONSTRUKSI Tenaga kerja konstruksi, harus mengikuti Sertifikasi
ketrampilan dan Sertifikasi keahlian, mengikuti registrasi
Keharusan Perencana dan Pengawas konstruksi
memiliki sertifikat keahlian. Isi minimal kontrak.
PP 29 / 2000
Kegagalan bangunan. Sanksi.dll
Penyelengg. Jasa Konstruksi
UU 7 / 2004 | SDA Tahapan perencanaan, sanksi pelanggaran desain tanpa studi
kelayakan, kegagalan konstruksi dan bendungan, denda dan
Tahapan perencanaan, keharusan mematuhi gantirugi, kewajiban uji coba bendungan oleh instansi yg
NSPM, sanksi pelanggaran, dll membidangi pengairan (ps 29)

PP 37 / 2010 Permen PU 72/1997 Permen PUPR 27/2015


Jo Kepmen Kimpraswil 296/2001 Pembangunan Bendungan
Bendungan
Pembangunan, Pengelolaan, Keamanan SNI 1731-1989
Keamanan Bendungan,
Sanksi, dll
Bendungan Tata Cara Keamanan Bendungan
Maksud
Maksud agar penyelenggaran pemb bendungan dan
& Tujuan pengell bendungan beserta waduknya
Pengaturan dilaksanaksecara tertib dengan
Bendungan. memperhatikan daya dukung lingkungan
hidup, kelayakan teknik, ekonomi
PP 37 / 2010 lingkungan dan keamanan bendungan.

Tujuan
melindungi bendungan dari kegagalan
bendungan dan melindungi jiwa, harta,
serta prasarana umum yang berada di
wilayah yang terpengaruh oleh potensi
bahaya akibat kegagalan bendungan.

Bendungan Selorejo, Ngantang, Malang (foto : istimewa)


#BendunganHarusAman
Lingkup Pasal 3 PP 37 / 2010

Pengaturan B. Pengaturan berlaku bagi :

Keamanan Bendungan dengan tinggi >15 m


Bendungan. diukur dari dasar pondasi terdalam

Bendungan dengan tinggi 10-15 m


diukur dari dasar pondasi terdalam dan dengan :
• Panjang Puncak Bendungan > 500 m, atau
A. Pengaturan terhadap kegiatan • Daya tampung waduk > 500.000 m3, atau
• Debit Banjir maksimal yang diperhitungkan
Pembangunan (desain,pelaksanaan konstruksi) >1000 m3 /dt;
Pengelolaan (O&P)
Bendungan lainnya
Rehabilitasi, Perluasan, Perubahan
Penghapusan fungsi bendungan (abundant) memiliki kesulitan khusus pada fondasi,
bendungan yang didesain menggunakan teknologi
baru dan atau memiliki kelas bahaya tinggi

Bendungan lain diluar yang dijelaskan pada pasal 3 diatas pembangunannya hrs dilaporkan ke menteri.
Tata cara perizinan, persetujuan, dan pelaporan dalam Pembangunan diatur dengan peraturan menteri
(Pasal 71 PP 37/2010)
Bendungan = Aman.
Apabila pembangunan dan pengelolaannya
telah dilaksanakan sesuai dengan :

Konsepsi Kaidah
Keamanan Keamanan
Bendungan Bendungan
Dijelaskan pada pembahasan Tertuang dalam berbagai NSPM
bab berikutnya (norma/peraturan perundang-undangan,
standar/SNI pedoman dan manual)

desain, konstruksi dan pengelolaan bendungan harus mematuhi NSPM


UU 7/2004 - Pasal 63
Kajian
Keamanan
Bendungan.
Untuk memastikan bahwa kaidah dan konsepsi
Keamanan Bendungan/NSPM telah dipenuhi
dalam setiap tahap/proses pembangunan dan
pengelolaan bendungan

Kajian dilakukan oleh Balai Bendungan dan


Komisi Keamanan Bendungan (KKB)
Meliputi pengecekan desain, pelaks konstruksi, pelaksanaan pengisian
awal, pemenuhan konsepsi keamanan bendungan dan NSPM

Setiap tahap pembangunan harus


memperoleh izin dari Menteri PUPR
Keputusan ijin diberikan setelah memperoleh
hasil rekomendasi dari KKB.
Jenis Kajian Keamanan Bendungan
Persetujuan dan Perizinan
No Jenis Kajian Persetujuan & Perizinan
1. Kajian Desain Persetujuan Desain & Izin Pelaksanaan Konstruksi
Kajian Pelaksanaan Konstruksi Izin Pengisian Awal Waduk
2.
& Kesiapan Pengisian Awal (Utk Bendungan Limbah Tambang Oleh KLH)

Izin Operasi
3. Kajian Pelaksanaan Pengisian Awal
(Utk Bendungan Limbah Tambang Oleh KLH)

4. Kajian Penghapusan Fungsi Bendungan Izin Penghapusan Fungsi Bendungan

Selain izin dan persetujuan diatas,


Untuk pembangunan bendungan baru juga diperlukan:
• Izin penggunaan sumber daya air dr menteri/gub/bupati/wali kota
• Persetujuan prinsip dr menteri/gub/bupati/wali kota
Utk rehab/perubahan :
• persetujuan desain rehab/perub + izin rehab/perubahan
Keharusan
Mematuhi NSPM
Setiap orang atau badan usaha dilarang
Melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi
prasarana SDA yang tidak didasarkan pada NSPM

UU 7 / 2004 Pasal 63 Ayat (2)

Pelaksana konstruksi SDA yg tidak berdasarkan


NSPM, dikenai sanksi pidana kurungan maksimal
3 tahun dan denda maksimal Rp. 500 juta

UU 7 / 2004 Pasal 94
02 Tahapan Perencanaan
Bendungan
Umum
Sampai dengan saat ini, masih banyak desain Kewajiban melakukan studi kelayakan
bendungan yang tidak disiapkan melalui dianggap hanya berlaku bagi proyek bantuan
tahapan yang benar. asing.

Banyak kalangan yang beranggapan bahwa Untuk meluruskan pendapat tersebut perlu
studi kelayakan bukan merupakan tahap yang difahami peraturan perundangan yang
wajib dilaksanakan dalam pembangunan mengatur mengenai tahapan pembangunan
konstruksi SDA. konstrusi, termasuk konstruksi SDA

beberapa peraturan yang mengatur mengenai tahapan


Perencanaan konstruksi, diantaranya adalah :

UU 7 / 2004 | Sumber Daya Air PP 37 / 2010 | Bendungan

PP 29 / 2000 | Penyelengg. Jasa Konstruksi Permen PUPR 27/2015


Tahapan Perencanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000

Umumnya bendungan adalah merupakan suatu


konstruksi yang pelaksanaan pembangunan dan setelah
bangunan jadi, memiliki risiko sedang sampai tinggi

Perencanaan Pekerjaan Perencanaan Pekerjaan


Konstruksi Resiko Tinggi Konstruksi Resiko Sedang
berisiko sangat membahayakan berisiko membahayakan keselamatan
keselamatan umum, harta benda, jiwa umum, harta benda dan jiwa manusia.
manusia dan lingkungan hidup

• Prastudi kelayakan • Studi kelayakan


• Studi kelayakan • Perencanaan umum
• Perencanaan umum • Perencanaan teknik
• Perencanaan teknik
Pasal 26 Ayat (1) Pasal 26 Ayat (2)
Sanksi
Pelanggaran terhadap aturan tersebut oleh pemilik, konsultan,
atau kontraktor, akan mendapat sanksi sebagaimana diatur
pada pasal 57, 58, 59 PP tersebut, mulai dari :

• Peringatan tertulis,
• Penghentian kegiatan,
• Pembekuan ijin
• Pencabutan usaha atau profesi
Permen PUPR 27/2015
Pembangunan Bendungan

Renc. Pengelolaan, SIPA, Ijin Prinsip


Studi Kelayakan, Desain, Pengadaan Tanah
Tahapan Perencanaan
Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015

Pasal 19
(1) Perencanaan pembangunan bendungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b meliputi:
• a. studi kelayakan;
• b. penyusunan desain; dan
• c. studi pengadaan tanah.

(2) Perencanaan pembangunan bendungan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), disusun dengan memperhatikan:
• a. kondisi sumber daya air;
• b. keberadaan masyarakat;
• c. benda bersejarah;
• d. daya dukung lingkungan hidup; dan
• e. rencana tata ruang wilayah.

(3) Dalam perencanaan pembangunan bendungan harus dilakukan


pertemuan konsultasi publik dengan mengikutsertakan instansi dan
masyarakat terkait.
Tahapan Perencanaan
Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015

Pasal 21
(1) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
huruf a, mencakup pra-studi kelayakan.

(2) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus


disertai dengan studi analisis mengenai dampak
lingkungan.

Pasal 26
(1) Studi pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (1) huruf c, dituangkan dalam dokumen studi pengadaan
tanah yang paling sedikit memuat:
a. lokasi tanah yang diperlukan;
b. peta dan luasan tanah;
c. status dan kondisi tanah; dan
d. rencana pembiayaan.
Tahapan Perencanaan
Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015

Pasal 26
(2) Dalam hal pembangunan bendungan memerlukan lahan pada
kawasan permukiman, perencanaan pembangunan bendungan
perlu dilengkapi dengan studi pemukiman kembali
penduduk.

Pasal 27
Studi pemukiman kembali penduduk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2), paling sedikit memuat:
a. data jumlah penduduk yang akan dimukimkan kembali;
b. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk yang akan
dimukimkan kembali;
c. kondisi lokasi rencana pemukiman kembali penduduk;
d. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk sekitar
lokasi rencana pemukiman kembali;
e. rencana tindak;
f. rencana pembiayaan; dan
g. pemberian ganti rugi berupa uang dan/atau tanah pengganti
Tahapan Perencanaan
Menurut UU 7 / 2004 (UU SDA)

Pembangunan bendungan adalah merupakan salah satu upaya dalam


pengembangan dan pengusahaan SDA yang pelaksanaannya harus

• mengacu pada “Pola pengelolaan SDA” (ayat 1 ps 26);


• tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup (ayat 2 ps 34); dan
• berdasar pada “rencana pengelolaan SDA” (ayat 3 ps 34).

Pelaksanaan pembangunan SDA sebagaimana dimaksud pada


ayat 2 pasal 34 dilakukan melalui:

Konsultasi Tahapan Investigasi Perenca naan Kelayakan


Publik Survey Teknis, LH dan
Ekonomi
Tahapan Perencanaan
Menurut UU 7 / 2004 dan PP 37/2010

Menurut UU SDA

Menurut PP 37 tahun 2010 pasal 21


Studi Kelayakan untuk bendungan harus
didahului Pra Studi Kelayakan
Persiapan
Tahapan Perencanaan Perencanaan

Pola Pengelolaan SDA


• Inventarisasi potensi SDA
Perlu • Daya dukung SDA
Rencana Pengelolaan SDA bendungan/ • Rencana tata ruang
tidak? • Inventarisasi kebutuhan air
Pasal 8 Permen PUPR 27/2015 • Kemampuan dana
• Kelestarian hayati air

Pra Studi Kelayakan

Studi Kelayakan | Perenc. Umum | Desain Pendahuluan

Perizinan (SIPA, Prinsip, Lokasi)

Studi Pengadaan Tanah AMDAL

Perenc Teknis / Rinci


Persetujuan 01 Izin Penggunaan SDA
& Perizinan Pasal 9 PP 37/2010

Persetujuan dan perijinan 02 Persetujuan Prinsip


yang disyaratkan dalam Pasal 14 PP 37/2010
Pembangunan Bendungan
Pada UU 11/1974 disebut Ijin Lokasi dan Alokasi Air
antara lain:
03 AMDAL / Ijin Lingkungan
Keterangan : Berlaku bagi semua bendungan

04 Persetujuan Desain
diterbitkan oleh menteri
PUPR setelah memperoleh
rekomendasi dari Komisi 05 Izin Pelaks. Konstruksi
Keamanan Bendungan
(KKB).
06 Izin Pengisian Awal*
Rekomendasi dikeluarkan *Untuk bendungan limbah tambang oleh KLHK
melalui proses kajian Balai
Bendungan dan pembahasan
07 Izin Operasi
dalam sidang KKB.
03 Studi Kelayakan
Tujuan

Kondisi Umum Lokasi, iklim, fisiografi,DAS, Tata Guna Lahan, Pemanfaatan SDA,
Tata Aturan Air, Sosekbud, Pertanian pendukungnya

Perumusan Alternatif •

pelajari smua alternatif yg dpt dkembangkn berdasar pertimb teknik
pilih min 3 alt berdasar: kmudahn pelaks (lahan,material,skill), biaya,
dampak penting, manfaat, kemudahan OP
• pilih 1 alternatif berdasar tinjauan aspek teknik, ekonomi, lingkungan.

Tinjauan Teknik lokasi, tipe, tinggi, manfaat, pola operasi

Tinjauan Ekonomi tujuan, kreteria investasi, tes sensitivitas

Tinjauan Lingkungan tujuan, daerah yg distudi, hasil studi

Perencanaan Umum cakupan, gambaran umum, viability konstr, dasar pemilihan


tipe&dimensi, tata letak, dll.

Desain Pendahuluan cakupan, akurasi, siapkan kreteria desain, patuhi NSPM


Umum a. analisis kondisi topografi untuk tapak
rencana bendungan, jalan akses, quarry dan
borrow area, penyimpanan material, tempat
Permen PUPR 27/2015
pembuangan galian, dan daerah genangan;
Pasal 21 Ayat (3) b. analisis geologi yang berkaitan dengan tapak
bendungan, lokasi material
(3) Studi kelayakan untuk c. analisis hidrologi daerah tangkapan air;
pembangunan bendungan d. analisis kependudukan di daerah tapak
pengelolaan sumber daya bendungan dan rencana genangan serta daerah
penerima manfaat bendungan;
air dituangkan dalam
e. analisis sosial, ekonomi, dan budaya pada
dokumen studi kelayakan daerah tapak bendungan dan rencana genangan
yang paling sedikit serta daerah penerima manfaat bendungan;
memuat: f. analisis kelayakan teknis, ekonomis
termasuk umur layan bendungan, dan lingkungan
untuk setiap alternatif rencana bendungan;
g. rencana bendungan yang paling layak dipilih;
h. desain pendahuluan bendungan yang paling
layak dipilih; dan
i. rencana penggunaan sumber daya air.
Umum

Permen PUPR 27/2015 Permen PUPR 27/2015


Pasal 21 Ayat (4) Pasal 21 Ayat (5)

(4) Studi kelayakan (5) Kegiatan survai dan investigasi


sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada
pada ayat (2) dan ayat ayat (4), dilakukan untuk
(3), dilakukan melalui mengumpulkan data dan
kegiatan survai dan informasi mengenai:
investigasi. • topografi,
• kondisi geologi,
• hidrologi, hidroorologi, tutupan
vegetasi, erositivitas,
• kependudukan, sosial, ekonomi,
dan budaya.
Tujuan
Studi Kelayakan
Untuk menentukan pilihan terbaik dari
beberapa alternatif berdasarkan kelayakan
Teknik, Ekonomi, dan Lingkungan
• Informasi kondisi umum daerah proyek,
Laporan termasuk latar belakang proyek, seperti data
situasi ekonomi nasional, target sektoral yang
Studi •
didukung, informasi lokasi dan daerah sekitarnya.
Sasaran proyek
Kelayakan • Analisis urgensi proyek
• Perumusan alternative dan pemilihan
akhir, termasuk perbandingan secara rinci
berbagai macam alternatif yang potensial.
• Desain teknis pendahuluan dan analisis
kelayakan teknis
• Perkiraan biaya proyek
• Rencana implementasi
• Instansi pelaksana dan pengaturan
kelembagaan
• Evaluasi kemantapan teknis, kehandalan ekonomi
dan keuangan, serta dampak sosial dan
lingkungan.
• Risiko proyek yang mungkin timbul
• Identifikasi keterkaitan dengan pengembangan
sumber daya air lainnya
• TOR DD, dan Kesimpulan dan saran.
Kondisi Umum
Dlm kegiatan Studi Kelayakan, Konsultan
harus mengumpulkan informasi mengenai
kondisi umum yang mencakup antara lain
• lokasi proyek,
• iklim,
• fisiografi (geologi, topografi, tanah: klasifiks, penyebaran, kesesuaian
lahan, dll)
• daerah aliran sungai (DAS),
• tataguna lahan,
• pemanfaatan SDA,
• tata pengaturan air,
• sosekbud,
• pertanian,
• program pendukung pertanian (bimas, inmas, insus, dll).
Langkah Pemilihan Alternatif

01 Pelajari semua alternatif yang dapat dikembangkan, berdasarkan


pertimbangan/tinjauan teknik terkait dg : lokasi, tipe, tinggi, manfaat,
pola operasi, dll.

02 Dari berbagai alternatif tersebut, kemudian pilih minimal 3


alternatif terbaik berdasarkan pertimbangan :

• Kemudahan Pelaksanaan
Terkait : Pembebasan lahan (jumlah pemukiman,
harga, keberatan masy dll), Material yg tersedia
disekitar lokasi, dan Kesesuaian dengan skill dan
pengalaman tenaga
• Biaya (murah/secara ekonomi menguntungkan)
• Dampak penting yg timbul
hindari dampak ngtf yg penting Masing-masing alternatif,
• Manfaat yang diperoleh lengkapi dengan: Gambar
• Kemudahan O & P tata letak, sket bangunan
• Kesesuaian dengan aspirasi masyarakat/petani penting, sistem operasi, dll
Langkah Pemilihan Alternatif

03 Pilih Satu Alternatif Terbaik Dari Ke-3 Alternatif


dengan penyaringan yg lebih rinci bila mungkin dengan data dan
pertimbangan tambahan

04 Pelajari berbagai alternatif tataletak dan


konfigurasi Bendungan

05 Lakukan pilihan akhir


berdasarkan evaluasi komprehensif dari aspek teknik,
ekonomi, dampak negatif, manfaat, aspirasi masyarakat

dan siapkan rencana umum dan desain


pendahuluan/ basic design bagi alternatif
yang dipilih
Tinjauan
Teknik
Lokasi
Tinjau berdasarkan kondisi topografi,
geologi pondasi dan volume tampungan

Tipe Tinjau berdasarkan ketersediaan material,


keahlian & pengalaman tenaga pelaksana,
kemudahan pelaksanaan,dll.
Tinggi
Tinjau berdasarkan volume tampungan,
geologi pondasi, topografi, hidrologi, dll

Manfaat
Yang dapat dikembangkan: irigasi, PLTA,
pengendali banjir, air baku, dll.

Pola Operasi Waduk harian, tahunan, pengendali banjir,


pemenuhan air irigasi, air baku, PLTA beban
normal / beban puncak, dll.
Alternatif Kapasitas Penyimpanan Waduk
Contoh Penyaringan Awal
Pemilihan Tipe Berdasarkan Pertimbangan
Tinggi Bendungan dan Kondisi Geologi Fondasi
Preliminary Screening
Dams are largely classified into two (2) types, namely, concrete dam and
fill type dam based on the materials comprising the dam body.
Furthermore, the dam types are break down in detail corresponding to
the structural characteristics as follows

Appropriateness for Condition


Dam Type
Dam Height = not lower than 50 m Foundation = Soft Rock
Concrete Dam Gravity Dam OK OK or NO
Arch Dam OK NO
Hollow Gravity Dam OK NO
Buttress Dam NO NO
Fill Type Dam Zoned Rockfill Dam OK OK
Facing Rockfill Dam OK OK
Homogenous Fill Dam NO OK
Tinjauan
Ekonomi

dilakukan untuk menilai alternatif proyek


terhadap manfaat dan biaya berdasar harga
finansial dan ekonomi (shadow price)

Manfaat dan Biaya

Manfaat Langsung Biaya Langsung Manfaat & Biaya


Tidak Langsung
peningkatan produksi, Biaya investasi, : yg terkait aspek fisik teknik
perbaikan kualitas produksi, biaya konstruksi, lahan, dan aspek sosial, budaya,
perubahan biaya, perubahan resettlement, administrasi, ekonomi, lingkungan. sulit
waktu penjualan, dll dan jasa konsultan diperhitungkan dlm bentuk
uang tapi perlu menjadi
Biaya tambahan : bahan pertimbangan.
Biaya OP, penggantian alat.
Kriteria Tes
Investasi Sensitifitas
Pilihan dilakukan berdasarkan arus biaya dan Untuk proyek yang terkait dengan
manfaat yang akan datang selama umur pertanian, lazim dilakukan tes sensitifitas
ekonomi bendungan dengan perubahan parameter sebagai

3
berikut :
Pendekatan :
Bertambahnya biaya
NPV Harus konstruksi
Utamanya untuk
proyeksi mutual Positif Mundurnya pelaksanaan
exclusive
konstruksi

IRR >12%
EIRR & FIRR Umumnya Turunnya hasil / produksi

BCR >1
Turunnya harga produksi
Catatan : dalam analisis, harga finansial produk pertanian menggunakan
prediksi harga yang dikeluarkan oleh FAO atau bank dunia
Tinjauan
Lingkungan
Dilakukan untuk mengkaji dampak penting yang akan terjadi
akibat interaksi antara komponen kegiatan yang direncanakan
dengan komponen lingkungan hidup yang perlu dikelola dan
dipantau agar dampak negatif dapat ditekan sekecil mungkn, dan
dampak positif yang terjadi dapat lebih dikembangkan

Dilakukan melalui Studi Amdal

hasil studi harus dapat memberi masukan tehadap desain


dan pelaksanaan kegiatan proyek
Pada akhir tahap pelaksanaan
konstruksi, diminta laporan
pengelolaan lingkungan selama
pelaksanaan konstruksi

PP 37/2010

Aeraial View Bendung Kamijoro, Yogyakarta (foto : IG @dhian_hardjodisastro)


Perencanaan Umum
Perencanaan umum dan desain awal, adalah
merupakan kelengkapan dari studi kelayakan.
Biasanya laporannya menyatu dgn Basic design

Lingkup
• Gambaran umum bendungan dan waduknya
• Viability konstruksi
• Pemilihan lokasi
• Ukuran (tinggi, panjang, volume) dan tipe bendungan
Berdasar data topogrfi, geoteknik, hidrologi (Ketersediaan air,
kebutuhan air, pengendalian banjir), ekonomi (lihat tinjauan tinggi
ekonomis)

• Tata letak: bangunan, fasilitas pendukung


• Sumber material
Desain Pendahuluan
Adalah desain (definitif) yang mencakup desain
bangunan-bangunan pokok seperti: tubuh bendungan,
pelimpah, bangunan pengambilan, pengelak, dll
Desain Pendahuluan

• Survai Topografi
Untuk mengetahui: volume tampungan
waduk, kedudukan tubuh bendungan,
pelimpah dan bangn lain, kebutuhan luas
pembebasan lahan, cadangan material,
luas DAS, dll.
• Investigasi Hidrologi
Survey Ketersediaan air, kebutuhan air, banjir
Investigasi rencana, laju sedimentasi.

Untuk penyiapan desain • Geoteknik


pendahuluan perlu Fondasi:
didukung daya dukung, permeabilitas, batas
galian,renc perbaikan,dll
Waduk :
potensi longsoran dan bocoran
Material:
cadangan material yang tersedia (kwalitas
& kuantitas), dll.
Desain Pendahuluan

Kriteria Tingkat
Desain Ketelitian

70-75% 90%
sebagai patokan dalam pembuatan
desain pendahuluan, lebih dulu
harus disiapkan kreteria desain.
Rekayasa Biaya
kriteria desain, disiapkan secara
spesifik sesuai dengan tipe Menurut :
bendungan, kondisi setempat, • Pedoman umum pembangunan dan
material dan berdasar pada pengelolaan bendungan,
NSPM terkait. • Kp-01, kreteria perenc irigasi, 1986
Rangkuman

Tahapan Perenc Bendungan


• Prastudi Kelayakan
• Studi Kelayakan
(termasuk perenc pendahuluan/basic design)
• Perencanaan Teknik/Desain rinci
Ijin dan persetujuan
untuk pembangunan bendungan mencakup

• Izin Penggunaan SDA ( ps 9 PP 37/2010),


• Persetujuan Prinsip (ps 14, PP 37/2010).
• Sertifikat/Persetujuan AMDAL
• Persetujuan Desain dan Ijin Pelaks Konstruksi
• Ijin Pengisian Awal Waduk
(utk bendungan limbah tambang oleh KLH)
• Ijin Operasi
(utk bendungan limbah tambang oleh KLH)
04 Tujuan Pembangunan,
Pemilihan Lokasi,
dan Tipe
Tujuan

01 03 04 Air baku (minum, industri)


Irigasi 05 Konservasi
Pembangkit
06 Pariwisata
Listrik
07 Serbaguna
08 Penampung sedimen
09 Penampung Limbah Tambang

02
Pengendalian
Banjir
Pemilik/Pengelola
• Pemerintah Pusat/Daerah
• BUMN : PJT/PLN
• Perusahaan Swasta
BENDUNGAN YANG MEMILIKI MANFAAT SERBAGUNA
Bendungan Wadas Lintang 125 m

BENDUNGAN TERTINGGI DI INDONESIA


Contoh Bendungan
Milik Swasta PT. INCO

Bendungan Balambano Bendungan Batubesi/Larona


Tipe RCC/Roller Compacted Concrete Tipe Urugan Batu

Bendungan Fiona Bendungan Karebbe


Penampung Sedimen Tipe Urugan Batu Sorowaku
Contoh Bendungan
Milik Swasta PT. KEM (KELIAN EQUATORIAL MINING)

Bendungan Namuk Kelian, Kaltim


Penampung Limbah Tambang
Campuran bubuk batu, air, sianida
Tipe Bendungan Urugan
Contoh Bendungan
Urugan Tanah
Homogen
Dengan Berbagai Ketinggian
Dan Sistem Drainasenya
Concrete Faced
Rockfill Dam (CFRD)
BENDUNGAN URUGAN BATU
MUKA BETON/ CFRD
18.5. 2016 ZAIN 115
Pemilihan Lokasi
Dan Tipe Bendungan
Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Topografi, Geologi Pondasi, Kesesuaian dengan Rencana
Pengembangan Wilayah, Kaitan dengan Masyarakat dan Ekonomi,
Rencana Pengembangan Jangka Panjang, Kelestarian Lingkungan

Pertimbangan Pemilihan Tipe


Tinggi bendungan, material yang tersedia, topografi, geologi,
meterologi, tujuan/pemanfaatan bendungan
Pertimbangan
Pemilihan Lokasi

01 Rona topografi merupakan hasil kegiatan


Topografi
geodinamic masa lalu
Seperti : peregerakan tanah, kegiatan vulkanik,
Topografi akan berpengaruh geomorfologi (pelapukan, erosi). Hal ini berarti rona
pada: tinggi, panjang, tipe bdgn, topografi juga mencerminkan rona geologi secara
volume tampungan, lay out, dan tidak langsung seperti: kekerasan batuan, struktur
lain-lain. geologi, pergerakan tanah, dll.

?
Pertimbangan a.l :

• BENTUK DAN LEBAR Lokasi


PENAMPANG MELINTANG Yang baik
DAN MEMANJANG LEMBAH,
• BENTUK KOLAM WADUK, Tubuh bendungan Waduk
• KEMIRINGAN TEBING pada palung sungai tidak pada lembah yang luas
SUNGAI, DLL. terlalu lebar dan landai
02 03 05
Geologi Kesesuaian Renc. Jk.
Pondasi Dgn. Rencana Panjang
Pengemb. Wilayah
• JENIS DAN SIFAT BATUAN
FONDASI, Hendaknya terintegrasi
• DAYA DUKUNG FONDASI, dengan proyek-proyek
• LONGSORAN SKALA BESAR, Lokasi yang Baik yang sdh ada dan rencana
• STRUKTUR SESAR SEKALA Dekat daerah layanan dan mempunyai pengembangan jangka
BESAR, daerah tangkapan/tadah hujan yang panjang
• ADANYA MATERIAL YANG cukup memadai.
BERBAHAYA
• SEPERTI ABU VULKANIK, 04 06
LOGAM BERAT DIALIRAN Kaitan Dengan Kelestarian
SUNGAI, Masy. dan Lingkungan
• BIDANG-BIDANG
DISKONTINYUITAS
Ekonomi
Pertimbangkan fenomena
Lokasi yang Baik
Pertimbangkan besar ganti rugi, perubahan di daerah
Memiliki batuan dasar yang kuat ,
pengaruh thd lahan pertanian, tangkapan air dan
endapan sungai yang tipis, dan
pemukiman, fasilitas umum, aset pembusukan tumbuhan
tidak ada kondisi yang
budaya, monumen alam dll akibat penggenangan.
membahayakan bendungan
Pertimbangan
Pemilihan Tipe
Tinggi bendungan Material yang Tersedia
Untuk ketinggian < 30 m
Kuantitas dan kualitas material
biasa digunakan jenis yang sederhana
yang secara ekonomis tersedia disekitar
dan mudah pelaksanaanya yaitu tipe
lokasi bendungan merupakan faktor yang
urugan homogen;
sangat penting dalam pemilihan tipe
bendungan.
Bendungan urugan memerlukan material
Untuk tinggi >30 m urugan dalam jumlah yang sangat besar.
biasa digunakan tipe zonal karena lebih Material tanah, pasir, krikil dan batu
dapat “meredam rembesan” dengan adanya bongkah dapat digunakan untuk bendungan
zona inti dan chimney drain, disamping itu urugan.Perencana harus membuat
tipe ini memiliki stabilitas/kuat geser yang beberapa alternatif tipe dgn pertimbangan
lebih tinggi dengan dipakainya material utama pada ketersedian material.
yang memiliki kuat geser yang tinggi Penggunaan material yang efektif dapat
dibagian zona luar (shell). dimaksimalkan dengan
membuat zona-zona urugan atau
menggunakan bendungan zonal
Pertimbangan
Pemilihan Tipe
Topografi Geologi
Umumnya bendungan urugan dapat dibangun
Lembah sempit berbentuk V pada semua jenis pondasi, kecuali tipe sekat
dengan pondasi batuan yang kuat dengan material batu (CFRD) tidak cocok dibangun
cocok untuk bendungan pada batuan yang sudah berubah bentuk dan batuan
beton. lunak.
Lembah yang agak lebar Pondasi tanah, paling sesuai untuk tipe urugan
cocok untuk bendungan tanah homogen. Pondasi pasir kerikil yg lolos air,
urugan dapat menggunakan tipe urugan homogen atau zonal
yang dikombinasi dengan blankit kedap air atau
Daerah dengan kemiringan dinding halang (cut-off wall).
yang terjal, kurang cocok
untuk bendungan dengan Pondasi batuan yang kuat, dengan lembah
zona kedap air miring dan tipe sempit cocok untuk bendungan beton gaya
sekat karena dikhawatirkan akan berat, bila lereng tumpuan batuannya cukup keras
terjadi penurunan yang tidak pula cocok untuk bendungan beton pelengkung
merata dibagian tumpuan. (arch dam).
Pertimbangan
Pemilihan Tipe
Meterologi Tujuan/Pemanfaatan Waduk
Untuk muka air waduk yang sangat
Material tanah sangat fluktuatif dengan fluktuasi yang besar seperti
sensitif terhadap peningkatan waduk harian PLTA yang beroperasi untuk
kadar air terutama pada musim beban puncak, kurang cocok bagi
hujan. bendungan urugan tanah homogen
Untuk daerah dengan curah Untuk bendungan pengendali banjir dengan
hujan tinggi kurang cocok fluktuasi yang tidak terlalu besar seperti waduk
utk bendungan homogeen harian dapat digunakan bendungan urugan
atau urugan yang zonal atau sekat.
menggunakan banyak material
tanah, karena saat pelaksanaan
akan banyak mengalami gangguan
hujan

Dalam praktek, pertimbangan pemilihan tidak dilakukan


secara partial, tapi secara terpadu dari segala aspek.
05 Konsepsi Keamanan
Bendungan, Kriteria
Pokok & Strategi
Desain
Konsepsi
Keamanan Bendungan
Bendungan dianggap aman apabila pembangunan dan pengelolaan
bendungan dilaksanakan sesuai dengan konsepsi dan kaidah-
kaidah/NSPM keamanan bendungan.
3 Pilar Konsepsi
Keamanan Bendungan
Permen PUPR 27/2015 Pasal 2 ayat (4)

keamanan operasi, kesiapsiagaan


struktur pemantauan dan tindakan
pemeliharaan darurat
Bendungan harus didesain dan Bendungan harus selalu dipantau Pemilik/Pengelola bendungan harus
dikonstruksi sesuai perkembangan shg dpt diketahui sedini mungkin selalu siap menghadapi kondisi
ilmu pengetahuan dan teknologi setiap problem yg sedang terburuk dari bendungan yang
sehingga aman untuk segala kondisi berkembang sebelum menjadi dimiliki /dikelolanya.
dan kombinasi beban kerja serta ancaman yg nyata dan selalu
aman dioperasikan pada segala dipelihara shg selalu siap Penanganan pada kondisi darurat
kondisi operasi (normal , luar biasa, dioperasikan pada segala kondisi tidak dibenarkan dilakukan dengan
darurat) harus memenuhi operasi. Pada keadaan darurat cara ”improvisasi” / coba-coba tetapi
kreteria desain operasi diutamakan untuk harus berdasarkan rencana tanggap/
pengamanan bendungan. tindak darurat yang telah disusun
Skema Konsepsi
Keamanan Bendungan

KEAMANAN PEMANTAUAN,
KESIAPSIAGAAN
STRUKTUR PEMELIHARAAN
&OPERASI TINDAK DARURAT

DESAIN DAN
SIAP MENGHADAPI
KONSTRUKSI LAYAK
KONDISI TERBURUK
TEKNIS

18.5. 2016 ZAIN 127


Kriteria Pokok
Desain Bendungan

01 02 03
Aman Terhadap Aman Terhadap Aman Terhadap
Kegagalan Struktur Kegagalan Hidrolis Kegagalan Rembesan

bendungan harus aman thd: peluapan, aman terhadap:


aman pada segala erosi eksternal, piping, boiling, uplift,
kondisi dan scouring, dll erosi internal,
kombinasi beban rekah hidrolik,
kerja dalam segala arching, pelarutan
kondisi operasi soluble material, dll.

04
+ Aman Terhadap Bangunan, Lingkungan
dan Masyarakat disekitarnya
01 Aman Terhadap
Kegagalan Struktur
Bendungan harus selalu aman pada segala
kondisi dan kombinasi beban kerja dalam
segala kondisi operasi
• Bendungan secara keseluruhan, termasuk tubuh
bendungan, pondasi, abutmen (bukit tumpuan) dan Pemantauan kondisi fisik bendungan
lereng sekeliling waduk, harus selalu stabil dalam
kondisi apapun termasuk kondisi gempa bumi Sinbad, aplikasi pemantau bendungan
kondisi operasi (rembesan langgeng, dan luar biasa)
selama umur bendungan
• Faktor keamanan minimal memenuhi SNI
• Didesain berdasarkan perkembangan teknologi
terbaru

Harus tersedia prasarana dan sarana operasi


yang dapat dioperasikan pada kondisi normal
maupun darurat, dan sarana untuk keperluan
pemantauan, perbaikan dan rehabilitasi
Persyaratan faktor keamanan minimum stabilitas bendungan tipe urugan
No Kondisi Kuat Tekanan Pori FK tnp FK dg
geser gempa Gempa
1. Selesai pembangunan tergantung : 1. Efektif Peningkatan tek. pori pada timbunan dan pondasi 1,30 1,20
dihitung menggunakan data lab. & pengawasan
1. Jadual pembangunan instrumen
2. Hubungan antara tek. pori
dengan waktu
Lereng U/S dan D/S Idem hanya tanpa pengawasa instrumen 1,40 1,20
Dengan gempa tanpa kerusakan, digunakan Hanya pada timbunan tanpa data lab. & dengan/tanpa 1,30 1,20
50% koef. gempa desain pengawasan instrumen (parameter desain diambil
konservatif)
2. Total Tanpa pengawasan instrumen 1,30 1,20
2. Rembesan tetap tergantung : 1. Efektif Dari analisis rembesan 1,50 1,20
Elevasi muka air normal sebelah udik
Elevasi muka air sebelah hilir
Lereng U/S dan D/S. Dengan gempa tanpa
kerusakan digunakan 100% koef. gempa
desain
3. Pengoperasian waduk tergantung : 1. Efektif Surut cepat dan dari elevasi muka air normal sampai 1,30 1,10
muka air minimum.
1. Elevasi muka air maks. di udik
Lereng U/S dan D/S
2. Elevasi muka air min. di udik
(dead storage)
Lereng U/S harus dianalisis untuk kondisi Surut cepat dari muka air maks. sampai muka air 1,30 -
surut cepat min. Pengaruh gempa diambil 0% dari koef. Gempa
desain
4. Luar biasa tergantung : 1. Efektif Surut cepat dari elevasi muka air maksimum sampai 1,20 -
muka air terendah bangunan pengeluaran.
• Pembuntuan sistim drainase
NPengaruh gempa diabaikan
• penggunaan air melebihi kebutuhan
• Surut cepat keperluan gawat darurat
02 Aman Terhadap
Kegagalan Hidrolik

• Setiap bendungan urugan harus dilengkapi dengan pelimpah yang mampu


mengalirkan banjir desain dengan aman à kapasitasnya cukup, aliran di dan dari
pelimpah tidak boleh mengancam (erosi, scouring) stabilitas pelimpah dan
bendungan.

• Tidak boleh terjadi peluapanàTinggi jagaan (stlh settlement) harus cukup untuk
mencegah terjadinya luapan.

• Tidak boleh terjadi erosi permukaan, yang membahyakan bendunganà


Lereng dan permukaan puncak bendungan serta tumpuan harus aman thd
erosi permukaan, à perlu diproteksi

• Bila ada : Bangunan pengeluaran darurat kapasitasnya cukup utk mengeluarkan


air dengan cepat saat terjadi kondisi darurat (belum menjadi keharusan).
Patokan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah Untuk Bendungan

18.5. 2016 ZAIN 136


H1 = ¾ Hw + Hs + Hr + He + hu
H2 = ¾ Hw + Hs + Hr + hu
hc = tinggi cadangan konsolidasi Hw = tinggi gelombang karena angin,

He = tinggi gelonbang akibat gempa Hr = tinggi rayapan gelombang (wave run-up)

Hs = kenaikan mujka air karena angin (wind set up)


.hu =cadangan ketidak pastian, untuk muka air normal: hu > 1,0 m
untuk Q1000 atau ½ BMB: hu>0,50m bagi pelmpah tak berpintu; hu> 1,0 bagi yang berpintu
03 Aman Terhadap
Kegagalan Rembesan

Rembesan melalui tubuh Tebing/dinding sekeliling


bendungan, fondasi, tumpuan, waduk harus stabil pada
dan tepian/bukit sekeliling segala kondisi operasi (severe
waduk harus terkendali, tidak operation), tidak boleh terjadi
boleh terjadi: gaya angkat ketidak stabilan pada dinding
(uplift) yang berlebihan, sekeliling waduk yang tipis,
ketidak stabilan, longsoran, atau saat waduk terisi
aliran buluh, terhanyutnya kemungkinan terjadinya
material karena pelarutan, longsoran besar yang masuk
atau erosi internal /material ke waduk sehingga memicu
terbawa aliran rembesan timbulnya gelombang besar
melalui rekahan, kekar dan yang dapat mengakibatkan
rongga. luapan air waduk
18.5. 2016 ZAIN 139
Persyaratan desain
Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam desain
bendungan adalah:
1) topografi;
2) bahan konstruksi;
3) fondasi;
4) bangunan pelengkap;
5) luas/volume tampungan waduk;
6) gejala lain yang dapat menimbulkan masalah.
Strategi
Desain
Agar keamanan bendungan terpenuhi, perlu
diperhatikan strategi penjyiapan desain sbb

1) Team desain dan supervisi konstruksi: diketuai oleh team leader


dengan keahlian sebagai ” dam engineer generalist” yg mampu
menkoordinasi seluruh tenaga ahli/ “specialist” yang terlibat, dan
menjembatani kemungkinan timbulnya “gap” dr berbagai
Spesialisasi/bidang keahlian tsb.(Bersertifikat ahli bdgn besar)

2) Hindari konsep struktur yang rumit dan tidak perlu.

3) Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga


pelaksanaan konstruksi, tehnologi dan peralatan yg tersedia.

4) Hati-hati dg konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan


“experimental investigation” baik yg tidak/ menggunakan material dan
metode non konvensional.
Strategi
Desain
5) Harus tersedia “access” yg baik menuju ke setiap komponen -
komponen bendungan guna keperluan operasi, pemantauan, perbaikan
dan rehabilitasi. Area yg kritis
6) Tata letak (arrangement) struktur harus diatur dg baik yg
mampu memfasilitasi kebutuhan perbaikan dan/atau penggantian peralatan
mekanikal dan listrik dimasa y.A.D.
(Bangunan power house di kaki bendungan sering menutup ases untuk
perbaikan bendungan, contoh bdgn wadaslintang)
7) Harus tersedia ventilasi (dan penerangan) yang cukup pada gallery,
shaft, terowong atau tempat-tempat tertutup lain yang perlu inspeksi atau
pada tempat-tempat yang mengandung gas yg mudah terbakar.
8) Bendungan sedapat mungkin didesain dengan pertimbangan dapat
dioperasikan dan dipelihara dengan mudah / simple.

Langkah-langkah dalam penyipan desain sampai dengan pelaksanaan


konstruksi, hendaknya memperhatikan bagan berikut
Kegiatan Pokok Aspek Geoteknik dalam Penyiapan Strategi
Desain dan Uji Konstruksi Bendungan Urugan Desain
Tahapan pembangunan
bendungan urugan

Survei dan Investigasi Konstruksi Bendungan


1. Penetapan lokasi bendungan Untuk menjamin agar bendungan dapat berfungsi dengan baik dan
2. Invest geoteknik dilokasi bedungan, pelimpah, mempunyai keamanan yang cukup, maka perlu dilakukan pengawasan yang
waduk (sesuai kebutuhan) ketat dan kontinu agar semua spesifikasi yang dipersyaratkan dalam
3. Invest geoteknik di sumber material desain memenuhi uji mutu :
1. Uji mutu perbaikan fondasi dan ebatmen
2. Uji mutu bahan di borrowarea dan kuari
Desain bendungan tipe urugan 3. Uji mutu pemadatan urugan tanah, filter danbatu.
1. Desain fondasi (kedalaman fondasi)
2. Lokasi pengambilan bahan
3. Desain tubuh bendungan, bangun- an pelengkap, Organisasi Proyek
pengelak+hydromknk 1. Pemimpin Proyek
4. Desain sistem instrumentasi 2. Staf akhli geoteknik, geologi dan struktur bendungan
3. Inspektor dan pengawas lapangan
Spesifikasi Teknik 4. Laboratorium uji mutu bahan (tanah dan beton)
1. Persyaratan galian fondasi, jenis batuan
2. Persyaratan bahan urugan, agregat,
tubuh bendungan
3. Alat pemadatan dan jumlah lintasan 2
4. Instrumentasi + (beton, hydel, dll)
2

Uji mutu perbaikan fondasi Uji mutu konstruksi


Uji mutu daerah
bendungan urugan tanah/batu
1. Pengendalian rembesan lewat fondasi borrow area dan kuari
bendungan 1. Urugan kedap air dan semi kedap
2. Persiapan bidang kontak yang a) Spesifikasi menentukan jenis alat, jumlah
1. Urugan tanah di borrow area
baik dengan lapisan urugan yang akan lintasan, tebal lapis , batasan kadar air dan
a) Penentuan peralatan;
dipadatkan. kepadatan kering
b) uji mutu kadar air agar b) Uji mutu secara sederhana. Pengawas harus
3. Memperkecil penurunan diferensial yang mendekati kadar air,
akan terjadi untuk mencegah retakan dalam memahami secara visual apakah material
pemadatan, gradasi dan terlalu kering atau basah
urugan. plastiisitas berada dalam
4. Pengawas pekerjaan harus menjamin bahwa: c) Uji mutu kepadatan di lapangan, dan
batasa ditentukan dalam pengambilan contoh uji harus dilakukan
a) fondasi dan ebatmen telah dikupas sampai spesifikasi secara kontinu selama konstruksi kadar air
kedalaman yang cukup untuk memindahkan
2. Urugan batu di kuari dan kepadatan; harus masuk dalam batasan
tanah lunak, organik, rekahan, pelapukan
a) Penentuan peralatan; spesifikasi. bila tidak harus tambah lintasannya.
atau bahan lain yang tidak diinginkan;
b) Gradasi harus sesuai 2. Urugan lulus air ( material kurang dari 5%
b) lekukan/cekungan (depresi) dan sesar batuan
spesifikasi, bila tidak butiran lolos no 200)
telah bersih dan terisi dengan beton dental
harus di proses a) Penentuan alat pemadat
c) bidang batuan yang terbentuk relatif halus
c) Kuat tekan dan absorbsi
dan merata karena pembentukan /reshping b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air tidak
harus sesuai batasan
dan pengisian; dibutuhkan. Gradasi kepadatan relatif dalam
dalam spesifikasi
d) rongga-rongga dasar telah diisi dan diinjeksi batasan spesifikasi
(digrout); dan dinding halan telah mencapai 3. Urugan batu
lapisan kedap air a) Penentuan alat pemadat
b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air tidak
dibutuhkan. Gradasi kepadatan relatif dalam
batasan spesifikasi
Inspeksi keamanan bendungan
• Data, parameter desain, kreteria yang tidak benar/lengkap
à menghasilkan desain yg tidak mantap.
• Kondisi dan kombinasi pembebanan yang tidak lengkap
Desain atau àbangunan yang tdk aman
Pelaksanaan • Penyelidikan/uji material yg tdk lengkap dan penilaian sifat
teknik material yang salah, dpt menyebabkan penggunaan
material yg tdk memenuhi syarat pd bendungan +
konstruksi bangunan.
yang buruk • Ketidak mampuan designer mengenali potensi-potensi masalah
selama desain akan menyebabkan masalah yang serius bahkan
failure
• Pemadatan material yang tidak baik dan kadar air yang
tidak tepat dpt mengakibatkan penurunan tidak merata dan
penurunan berlebihan
• Penyelidikan fondasi yang tdk memadai dan tdk lengkap
dpt menghasilkan asumsi desain yg tdk tepat, desain
perbaikan fondasi yg buruk.
• Pelaksanan yg tdk memahami atau mematuhi kreteria
desain/ spektek, dan /atau tdk berkonsultasi dengan
pendesain;
àsasaran perbaikan fondasi yang dilaksanakan mungkin tdk
tercapai.
06 Survey & Investigasi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada desain
bendungan dan perlu dipertimbangkan;

• Kondisi topografi; geologi (tentang jenis batuan,


perkiraan daerah penyebaran, tebal, sifat fisik dan
teknik, struktur geologi, pelapukan, potensi longsoran
dan bocoran, dll);
• ketersediaan material, dll. Perlu
• Hidrologi & cuaca: berpengaruh pada ketersediaan air,
debit banjir , kapasitas tampung waduk, pelimpah dan Survei dan
juga pada pemilihan tipe bendungan, jadwal pelaksanaan,
pengambilan bahan dan penempatan jenis bahan waktu Investigasi
konstruksi,, dll.
• Persyaratan operasional: saat m.a minimum, m.a agar diperoleh
max/banjir, surut cepat, dll (berpengaruh dlm pemilihan desain calon
tipe, kebutuhan pengaturan pemasukan dan
pengeluaran air, dimensi pintu plph, dll) bendungan yang
• Konstruksi: metode, alat dan periode konstruksi baik
disesuaikan dengan musim kemarau dan musim hujan,
serta ketersediaan bahan bendungan.
• Ekologi dan lingkungan. Pemb bdgn akan
berpengaruh pada lingkungan hidup, baik manusia,
hewan, tumbuhan, bangunan lain, dll.
Lingkungan hidup Ekologi
menurut UU Pengelolaan Lingkungan interaksi antar makhluk hidup maupun
Hidup No. 23 tahun 1997; Lingkungan interaksi antar makhluk hidup dengan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan lingkunganya.
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
• Lingkungan fisik (anorganik), Dampak
lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisigeografis :tanah, pembangunan bendungan akan
udara, air, radiasi, gaya tarik, mempengaruhi kehidupan baik manusia,
ombak, bangunan, dll. bangunan yang sudah ada maupun tanaman
• Lingkungan biologi (organik),segala dan hewan di daerah sekitarnya; yang perlu
sesuatu yang bersifat biotis dijaga keseimbangan ekologinya.
• Lingkungan Sosial.
Jenis Survey
Survey topografi Investigasi Geologi Investigasi Hidrologi
• Lokasi bendungan, • Pondasi (bendungan, • Kebutuhan air,
• Daerah genangan, bangunan pelengkap, • Ketersediaan air,
waduk)
• Daerah galian • Debit banjir,
material, • Bahan Timbunan
• Sedimentasi,
• Fasilitas pendukung, • Studi Gempa
• Tinggi jagaan
• Pembebasan lahan,
• Pemukiman kembali,
• Pelaks konstruksi,
• DAS,
• Dll.

Survey Lain : Lingkungan, Morfologi Sungai, Bentang Alam, dll.

Tahapan Pemilihan Alternatif + Survey Awal Studi Kelayakan


Survey
Topografi
Tujuan

• Memperkirakan calon volume waduk


• Menentukan tipe dan kedudukan calon bdgn
dan bangunan pelengkap;
• Menentukan luas daerah yang akan
dibebaskan
• Memperkirakan volume cadangan bahan
timbunan.
• Memperkirakan luas DAS (dari peta 1:50.000
~1:25.000 Bakosurtanal).

Referensi koordinat dan ketinggian, gunakan sistem koordinat nasional


RSNIT-01-2002
Tata cara desain tubuh bendungan tipe urugan

Bendungan dan bangunan pelengkap


Pemetaan tempat kedudukan calon bendungan, diperlukan untuk
memperoleh gambar situasi, penampang melintang dan penampang
memanjang untuk mendukung desain bendungan dan bangunan
pelengkap. Peta-peta ini biasanya dibuat dalam skala 1/500 atau 1/1000
dengan interval tinggi 1 meter
Investigasi
Geoteknik
3 Kategori

• Investigasi pondasi
• Investigasi material
• Investigasi daerah genangan waduk
untuk mengetahui kemungkinan adanya
potensi longsoran dan bocoran,
kemungkinan perlunya bendungan sadel, dll.
Investigasi
Geologi Informasi yang diperlukan
Pondasi antara lain:
• Tebal endapan sungai
Pada tahap studi kelayakan, investigasi • Sifat fisik dan sifat teknik massa
batuan antara lain: kuat
geologi fondasi dilakukan untuk dukung, permeabilitas/ angka
memperoleh informasi kondisi geologi Lugeon, tingkat pelapukan,
guna: kerapatan kekar (joint),
• memilih lokasi bendungan, perlapisan batuan, tingkat
pelapukan batuan,
• memilih tipe bendungan, • kemungkinan keberadaan
• menentukan rencana garis batas galian struktur geologi (sesar,
fondasi diskotinyuitas , perlipatan, dll),
• membuat rencana perbaikan • potensi longsoran dan
ondasi bendungan, bangunan permasalahan geologi lain yang
berpotensi membahayakan
pelimpah, bangunan intake,
terowongan, dll.
Investigasi geologi
dilakukan untuk mengetahui/
memperoleh informasi mengenai:

1. Nomenklatur batuan dan klasifikasi tanah fondasi ,


termasuk tebal endapan sungai/alluvial, koluvial, dll;

2. Stratigrafi dan struktur geologi seperti: sesar, diskontinyuitas,


perlipatan, dll. ;
3. Sifat fisik dan sifat teknik tanah dan batuan fondasi; seperti: kuat dukung,
angka Lu atau permeabilitas, tingkat pelapukan batuan, kerapatan kekar/joit
4. Fenomena yang dapat membahayakan bendungan seperti: Longsoran.
5. Disamping itu juga informasi mengenai: air permukaan dan air tanah,
kemungkinan adanya goa-goa (cavities), depression, terowongan tambang, dll.
Kegiatan yang dilakukan
Antara lain :

• Pengumpulan dan pengkajian data dan hasil


studi yang telah ada termasuk interpretasi foto
udara.
• Investigasi geologi permukaan à buat peta
geologi teknik.
• Investigasi bawah permukaan : pemboran, uji
seismik, terowong uji, dll.
• Uji insitu geoteknik : uji
pembebanan/deformasi, geser langsung,
• cepat rambat gelombang elastis.
• Uji laboratorium : mekanika tanah, mekanika
batuan
• Pengolahan dan penyajian hasil investigasi
Contoh
Penempatan Titik Pemboran
• TAHAP PRA FS/FS : UNTUK PEMILIHAN CALON
LOKASI BENDUNGAN
sekitar 2~3 ttk , pada masing alternatif as/poros pada bagian
palung sungai dan tumpuan

• TAHAP FS: PADA LOKASI TERPILIH UNTUK


MENUNJANG DESAIN PENDAHULUAN:
Ditambah beberapa titik dengan mempertimbangkan lay out dan
ukuran bendungan, serta peta geologi yang ada/regional.
Penempatan titik pemboran diatur sedemikian rupa sehingga
dapat dibuat gambar profil geologi memanajang sungai,
memanjang bendungan, memanjang saluran pengelak dan
memanjang bangunan pelimpah.

• PADA TAHAP DESAIN RINCI :


Tergantung hasil evaluasi data pemboran tahap FS .
Untuk melengkapi data pemboran,
kadang perlu dilakukan:

Uji terowong (adit) atau sumuran uji (shaft)


untuk pengambilan sampel serta uji insitu (uji geser,
dongkrak, cepat rambat gel elastis). Jumlah dan lokasi
tergantung hasil survey geologi permukaan

Pendugaan Geofisik
survai seismic, pendugaan listrik utk mengkaji kondisi geologi
diantara titik-titik bor, terdiri sekitar 7 jalur: 3 jalur memanjang
dan 3 jalur melintg sungai, 1 jalur memanjang pondasi pelimpah.
Contoh
Titik-titik
pemboran pada
tahap FS
Bendungan
Karian, Banten,

oleh jica 1985

TINGGI BENDUNGAN : 60.5M

PANJANG : 516M
Luas areal investigasi geologi permukaan = (L+2H) x 8H
L = perkiraan panjang puncak bendungan
H = perkiraan tinggi bendungan
MATERIAL TIMBUNAN:
ISTILAH UMUM UNTUK MATERIAL
TANAH (SOIL) DAN BATUAN (ROCK),
TERDIRI DARI:
• MATERIAL KEDAP AIR (IMPERVIOUS):
MATERIAL TIMBUNAN DENGAN KOEF
PERMEABILITAS SETELAH DIPADATKAN <
1X10-5 cm/dt.
• MATERIAL LOLOS AIR (PERVIOUS):
MATERIAL TIMBUNAN DENGAN KOEF
PERMEABILITAS SETELAH DIPADATKAN >
1X10-3 cm/dt.

• MATERIAL SEMI KEDAP AIR: MATERIAL


TIMBUNAN DENGAN KOEF PERMEABILITAS
SETELAH DIPADATKAN DIANTARA SEMI
KEDAP AIR DAN KEDAP AIR
Syarat • Material tanah:
material • Kuat geser dan kepadatan memadai
• Permeabilitas sesuai persyaratan
timbunan
(inti,filter, transisi)
• Angka konsolidasi kecil
• Mudah pengerjaannya

• Material batu:
• sound (utuh tanpa cacat)
• bersih
• segar/bebas dari lapukan
• .
Studi Berdasarkan Pedoman lama:
Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan
Gempa dengan menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan
melakukan studi gempa tersendiri.

Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi


bendungan besar (tinggi diatas ~100 m) atau
yang terletak didaerah yang memiliki kondisi
geologi khusus
seperti sesar besar yang aktif, atau bendungan yang
terletak pada zona E dan F pada Peta Zona Gempa. Bagi
bendungan yang memiliki kondisi seperti tersebut, para
meter gempa desainnya harus ditetapkan dengan
melakukan studi gempa sendiri.
Jenis-jenis Gempa dasar operasi
Beban Gempa operating basis earthquake/OBE atau gempa dengan periode
ulang sekitar 100~200 tahun.
yang harus
Diperhitungkan Gempa desain maksimum
maximum design earthquake/MDE atau maximum consider
earthquacke/MCE atau gempa dengan periode ulang 1000 ~
10.000 tahun.

Gempa imbas waduk


Reservoir induce earthquake/RIE, khusus bagi bendungan
dengan tinggi diatas 100 m atau tampungan diatas
500.000 m3.

Pertimbangan Tingkat bahaya gempa (seismic hazard Kebutuhan atau persyaratan yang terkait
rating) dilokasi bendungan dengan fungsi bendungan
Penetapan
Parameter Tingkat / kelas resiko setelah bendungan dan Konsekuensi atas perkiraan resiko yang
waduk selesai dibangun terlalu rendah atau terlalu tinggi
Gempa
Tipe Bendungan
PETA ZONA GEMPA INDONESIA MENURUT PEDOMAN ANALISIS STABILITAS
BENDUNGAN TIPE URUGAN AKIBAT BEBAN GEMPA Pd T-14-2004-A 10 MEI 2004
18.5. 2016 ZAIN 119
Hidrologi
Parameter desain yang dicari: kebutuhan air, ketersediaan
air, banjir desain, tinggi jagaan, laju sedimentasi, dll.

Lingkup analisis hidrologi:

• Pengumpulan data • Analisis banjir desain (dari


hidrologi dan meteorologi data hujan/debit)
• Kebutuhan air • Tinggi jagaan
• Ketersediaan air diwaduk • Laju sedimentasi waduk
Analisis dilakukan untuk mendapatkan
besaran mengenai:
1. Kebutuhan air
2. Ketersediaan air/water availability: 80% (irigasi),
90% (PLTA), 98% (air baku)
3. Banjir desain: PMF, Q1000 , Q100,Q50,Q20,
Q10 , Q2 tergantung keperluan à dalam
bentuk hidrograf banjir
4. Tinggi jagaan
5. Laju sedimentasi waduk, dll

Jenis data yang harus dikumpulkan


• Aliran air / debit sungai, mencakup debit • Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan
minimum, rata-rata, dan maksimum.
perhitungan
• Kualitas air, terkait dengan syarat / baku mutu
untuk masing-masing pengguna, dll. ketersediaan air.
• Sedimentasi, terkait dengan umur layanan waduk. • Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan
• Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan ketersediaan air.
tahunan. • Kecepatan angin, terkait dengan perhitungan
ketersediaan air
18.5. 2016 ZAIN 200
SNI 03-3432-1994

18.5. 2016 ZAIN Skip 194 freeboard 201


ANALIS BANJIR DESAIN BERDASAR DATA HUJAN
a. Data yang diperlukan : data hujan dengan panjang data > 20 th
(untuk banjir PMF disarankan panjang data> 30 th).
b. Langkah analisis:
• Pengolahan data (penyaringan dan pengisisan data yang hilang).
• Perhitungan curah hujan desain:
• untuk hujan kala ulang 2 ~ 1000, berdasar analisis frekwensi untuk
hujan PMP menggunkan metode Hersfield
• Perataan hujan
• Cari Koefisien reduksi (DAD atau ARF)
• Hitung hujan DPS
• Hitung distribusi hujan jam-jaman dan durasi hujan kritis
• Tetapkan Hujan desain
• Hitung hujan efektif
• Buat hidrograf satuan sintetik berdasar kondisi DPS
• Hitung debit banjir inflow
• Lakukan resevoir routing
• Cari debit terbesar à debit banjir desain outflow
6,0

HSS Nakayasu
5,0

HSS Snyder
4,0
m3/dt/mm )

HSS SCS
DEBIT (

3,0
HSS Gama I

2,0

1,0

0,0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
WAKTU ( jam )

HIDROGRAF SATUAN SINTETIS (HSS) DARI BERBAGAI


METODE UNTUK DURASI 24 JAM
Tinggi Ditinjau berdasar 3 kondisi, kemudian dipilih yang terbesar:

Jagaan A. Untuk konsekuensi besar


1) Kondisi muka air waduk normal,
H1 = (0,75 Hw + Hs + Hr + He + hu) + hc

2) Kondisi banjir 1000 tahunan atau 0,5 PMF,


H2 = (0,75 Hw + HS + Hr +hu) + hc

3) Kondisi banjir maksimum PMF,


H3 > 0,75 m, untuk pelimpah tanpa pintu,
>1,25 m, untuk pelimpah berpintu
Keterangan :
• Hw = tinggi gelombang akibat angin (menurut Molitor Stevenson)
• Hs = peningkatan tinggi muka air akibat angin (wind set up),
• Hr = tinggi rayapan gelombang (wave run-up),
• He = tinggi gelombang akibat gempa,
• hu = tinggi cadangan ketidak pastian, diambil 0,5 – 1,0 m,
• hc = tinggi cadangan akibat konsolidasi.

B. Untuk konsekuensi kecil


Cukup ditinjau H1 dan H2 seperti diatas
H1 = ¾ Hw + Hs + Hr + He + hu
H2 = ¾ Hw + Hs + Hr + hu
hc = tinggi cadangan konsolidasi He = Hw = tinggi gelombang karena angin,
tinggi gelonbang akibat gempa Hr = tinggi rayapan gelombang (wave run-up)
Hs = kenaikan mujka air karena angin (wind setup)
.hu =cadangan ketidak pastian, untuk muka air normal: hu > 1,0 m
untuk Q1000 atau ½ BMB: hu>0,50m bagi pelimpah tak berpintu; hu> 1,0 bagi yang berpintu
Syarat
Tambahan
07 Fondasi Bendungan
7.1 UMUM (JENIS FONDASI) :
• JENIS: FONDASI BATUAN, PASIR KERIKIL,TANAH;
• KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA SECARA UMUM;
7.2 FONDASI BATUAN:
• PERBAIKAN PERMUKAAN : PERAPIAN, PERBAIKAN retakn,
• BAWAH PERMUKAAN: GROUTING (TIRAI, BLANKIT,
• KONSOLIDASI, CONTACT, BACKFILL)

7.3 FONDASI PASIR KERIKIL


MACAM-MACAM PENGENDALIAN REMBESAN:
• PARIT HALANG (CUT OFF TRENCH / WALL) water
barier
• SISTEM DRAINASI (HORISONTAL, TOE
DRAIN) reduksi tekanan

7.4 FONDASI TANAH


FONDASI TANAH PD UMUMNYA
FONDASI TANAH LUNAK : PENGELOMPOKANNYA,
POLA KERUNTUHAN, PERBAIKAN FONDASI
Syarat fondasi yang baik
Stabil, daya dukungnya cukup untuk menahan
bangunan diatasnya, kedap air, dll.

Bila syarat tsb tidak terpenuhi, perlu dilakukan perbaikan


fondasi pada permukaan dan bawah permukaan fondasi.

Perbaikan permukaan Perbaikan permukaan Perbaikan bawah permukaan


dilakukan untuk: fondasi dilakukan antara lain untuk:
menciptakan kontak yang dengan cara: meningkatkan sifat kedap
baik antara timbunan dan penggalian material lemah, air/pengendalian rembesan,
permukaan fondasi/ material organik, material meningkatkan kuat dukung,
tumpuan, mencegah lapuk, material lepas, meningkatkan konsolidasi, dll.
perbedaan penurunan yg reshaping, slush grouting, Dilakukan dengan grouting,
besar, mencegah erosi dental concrete, dll. dinding halang, untuk tanah lunak
internal, dll. percepatan konsolidasi, dll.
1 Zona penahan air (inti) 6 Selimut drainase
1A Parit halang 7 Drainase kaki (toe drain)
2 Zona drainase udik untuk pelindung stabilita 8 Parit drainase (terbuka atau tertutup)
2A Zona transisi 9 Sumur pelepas tekanan (relief wells)
3 Zona drainase hilir (chimney drain) 10 Selimut kedap air
3A Subzona saringan (filter) 11 Dindinghalang slari (Slurry wall cutoff)
4 Zona armor 12 Grouting tirai
5 Zona pelindung stabilitas hilir 13 Berm rembes air

18.5.
Contoh 2016
macam-macam ZAIN
pengendalian rembesan air pada bendungan tipe urugan 212
Jenis Pondasi Kelebihan :
• Daya dukung umumnya baik
Bendungan Urugan • Kekedapan umumya baik
• Material galian dapat dipakai
sebagai bahan urugan
a. Pondasi Batuan
(Rock Foundation) Kekurangan :
Merupakan pondasi dengan daya dukung yang • Biasanya harus digali dengan cara peledakan
baik, walaupun kadang- kadang terdapat (blasting).
pelapukan-pelapukan pada lapisan atasnya • Kadang dijumpai adanya cacat batuan bawaan
berupa kekar (joints) retakan (cracks) dan
rekahan (fissures) dan gua (cavitie).
• Adanya bidang-bidang diskontinuitas seperti
lipatan (fold), patahan/sesar (fault) dan
ketidak selarasan (unconformity).
Perbaikan :
Teliti secara rinci permukaan galian untuk
menginventarisasi cacat batuan.

Perbaikan Permukaan Pondasi:


dental concrete, penutupan retak permukaan
dengan slush grouting, reshaping àsesuai
kebutuhan

Perbaikan Pondasi Bawah Permukaan:


dengan curtain groutin, blanket grouting,
consolidation grouting à sesuai kebutuhan, lihat
penjelasan perbaikan pondasi permukaan dan bawah
permukaan
Jenis Pondasi Kelebihan :
• Daya dukung cukup baik
Bendungan Urugan • Kuat geser baik
• Galian pondasi berupa sirtu dapat diseleksi
sebagai bahan urugan dan beton.
b. Pondasi Pasir Kerikil
(Sand and Gravel Foundation) Kekurangan :
Mempunyai kekuatan geser yang lebih besar • Permeabilitas besar, sehingga perlu kontrol
daripada kekuatan geser tubuh bendungan, rembesan yang proporsional dengan tinggi
tetapi mempunyai permeabilitas yang besar rencana bendungan.
• Rembesan yang tidak terkontrol dengan baik
menyebabkan kebocoran, erosi buluh dan
sembulan pasir.
• Di daerah rawan gempa sering terjadi
likuifaksi (liquefaction).
• Pd penggalian pondasi perlu dewatering yg
perlu direncanakan secara matang
Perbaikan
Perbaikan pondasi terhadap permeabilitas
tergantung pd perlapisan dan ketebalan
lapisan pasir atau kerikil terhadap lapisan
kedap di bawahnya, dpt dilakukan dengan
cutoff wall (diaphragma wall) atau
chemical grouting ( mahal dan kadang
bhn kimianya tdk ramah lingkungan)
Jenis Pondasi
Bendungan Urugan
c. Pondasi Tanah
(Soil Foundation)
Berdasarkan umur geologis dan kuat dukungnya dapat dikelompokkan menjadi:
• Tanah tua (paleo soil), berumur Tersier ke bawah, memiliki:
kepadatan, kekedapan dan kuat geser cukup tinggi.

• Tanah muda (young soil = aluvial), berumur Kwarter, belum terkonsolidasi sempurna, daya
dukung rendah. Di beberapa lokasi memiliki kandungan mineral lempung dengan sifat
mengembang (swelling) dan sifat burai (slaking) tinggi, baik oleh udara (air slaking) maupun
oleh air (water slaking).
• Tanah lunak (soft soil), berumur Kwarter, tidak terkonsolidasi baik, kuat geser rendah dan
sifat kompresibilitas tinggi; dapat berupa : lempung, lanau atau pasir halus yang selalu
terendam air
Kuat geser tanah lunak :
untuk tanah lempung lunak : 12,5~25 kN/m2, N-SPT 3~5;
untuk tanah lempung sangat lunak : <12,5 kN/m2 N-SPT <3;
untuk tanah pasiran/lanauan : perlawanan konus sondir qc<10 kN/m2 .
c. Pondasi Tanah
(Soil Foundation)
Kelebihan
• Umunya kedap air karena
terdiri dari komponen lanau
(silt) dan lempung (clay)
• Penggalian lebih mudah
karena tidak perlu peledakan.
Kekurangan
• Kuat geser tergolong lemah
• Hanya cocok untuk bendungan
rendah
• Rawan terhadap amblesan
(settlement), sembulan (upheaving),
pergerakan plastis horisontal
(squeezing) khususnya bagi
pondasi tanah lunak (N-SPT<5).
Pekerjaan penimbunan perlu waktu
lama menunggu proses konsolidasi
Contoh Berbagai Bentuk
Differential Settlement
Contoh Berbagai Bentuk
Differential Settlement
Fondasi Lunak Metode Ilustrasi Uraian
Konstruksi

Dangkal Metoda peng- Semua atau seba-gian dari


gantian pondadi digali dan diganti
Replacement one
dengan yang aman
of
portion

Weak laye
r

Menengah Percepatan Untuk mendukung konsolidasi


konsolidasi fondasi perlu dipasang drain
Sand Drain Filter
vertikal dan horisontal
Well Point
Paper Drain
Weak layer Sand Drain

Dalam Berm pemberat Counterweight fill Untuk mencegah longsoran


melalui fondasi perlu dipasang
berm di kaki hilir
Weak Layer
08 Tubuh Bendungan
Umum Pemilihan Tipe
PERTIMBANGAN DLM PEMILIHAN TIPE
Bendungan urugan adalah geologi fondasi, material, biaya.
bendungan yang dibangun
BENDUNGAN HOMOGEN
dari material galian yang dipilih bila tinggi bendungan <40 m dan material
diurugkan dengan tanpa urugan yang banyak tersedia berupa material tanah.
menggunakan material BENDUNGAN ZONAL
pengikat buatan. dipilih bila material urugan yang tersedia lebih dari 2
macam. Biasanya zona urugan terdiri dari: zona kedap
air, zona filter dan transisi, zona pendukung
(shoulder)

BENDUNGAN URUGAN BATU


dipilih bila material yang tersedia berupa batu dan
fondasi berupa batuan yang kokoh.
18.5. 2016 ZAIN 238
Contoh Bendungan Urugan
Tanah Homogen
Alignment
Tubuh Bendungan

• Sedapat mungkin pilih yg biaya konstruksinya terendah


(misal panjang bendungan yang terpendek)
• Sedapat mungkin hindari kondisi geologi yang
merugikan (longsoran, sesar, dll),
• Usahakn sesedikit mungkin menggunakan bentuk
lengkung (bentuk lurus lebih mudah pemadatannya).
• Usahakan zona inti diletakkan pada posisi yang
paling sedikit galiannya.
BAGIAN-BAGIAN TUBUH BENDUNGAN
a.PUNCAK BENDUNGAN:
Lebar puncak, banyak rumpus impiris yg dpt dipakai, diantaranya USBR=3,6
H1/3-1,5 àlebar minimum lihat RSNI
Drainasi permukaan (lihat gambar), pagar pengaman, kabel dan
terminal baca instrumen, timbunan ekstra.

b. PELINDUNG LERENG BENDUNGAN (HULU + HILIR)


Zona Kedap Air
Koefisien Gradasi zona kedap Tebal rata-rata zona
permeabilitasnya air harus dipilih, kedap air ditentukan
harus < 10-5 cm/s; agar tidak terjadi berdasar kebutuhan lebar
penurunan yang yang aman terhadap
berbeda dengan zona rembesan, ada tidaknya
disampingnya, yang filter disampingnya, dan
dapat menimbulkan kemudahan pelaksanaan
retakan pengaruh konstruksi.Pada
pelengkungan (arching). umumnya tebal rata-rata
Hal ini biasanya terjadi 30%-50% dari tinggi air
bila modulus elastisitas adalah sudah aman.
filter dari zona transisi
berbeda dengan zona
inti kedap air;
• Filter
• Berfungsi untuk menyaraing material inti agar tidak terbawa aliran rembesan.
• Filter biasanya ditempatkan pada kedua sisi dari zona kedap air yaitu di sisi udik
untuk mencegah erosibuluh pada kondisi surut cepat dan di sisi hilir untuk
mencegah erosibuluh pada kondisi aliran langgeng.
• Rembesan air dari zona filter ditampung melalui zona drainase horizontal tanpa
merembes melalui zona transisi dan zona lulus air. Hal ini untuk menghindari
agar tidak terjadi pembasahan pada lereng hilir urugan.
• Tebal filter biasanya disesuaikan dengan kemudahan dalam pelaksanaan
(workability), pengaruh pembuntuan (clogging) dan gempa bumi.
• Tebal filter horizontal minimum 2,00 m sampai 3,00 m dan tebal minimum filter miring
adalah 2,00 m dekat puncak bendungan.
• Untuk material zona inti yang bersifat dispersif atau bendungan yang terletak didaerah
gempa
• aktif, tebal folter sebaiknya tidak kurang dari 3m.
• Pada pertemuan dengan dinding pelimpah, sebaiknya filter lebih dipertebal.
• Zona transisi atau semi lulus air
• Zona transisi biasanya dipasang antara zona kedap air dan zona lulus
air. Zona ini berfungsi untuk mencegah terjadinya perubahan gradasi
yang besar dan mencegah pengaruh deformasi berlebih antara zona
kedap air dan zona lulus air.
• Bahan zona transisi dapat berupa pasir dicampur kerikil, batuan lapuk, atau
batu pecah di sebelah luar yang lebih kasar dari bahan kedap air antara lain
bahan rombakan (talus) atau batuan terlapuk berat.

• Zona lulus air


• Zona lulus air berfungsi memikul beban air dan menstabilkan lereng hilir dan
udik terhadap pengaruh gaya-gaya luar. Bahan urugan yang digunakan
sebaiknya mempunyai kekuatan geser yang tinggi.
• Bahan harus sangat lulus air agar dapat terjadi aliran air bebas akibat air
hujan dan air tersisa waktu terjadi surut cepat di lereng udik.
• Material terbaik untuk urugan zona lulus air adalah batuan keras, ukuran
bongkah, kerakal, kerikil, dan kadar butiran halus harus sekecil mungkin.
• Hamparan batu pelindung atau riprap harus dipasang pada lereng udik
09 Analisis Desain
Beban KRITERIA STABILITAS
SAAT GEMPA
berat sendiri, tekanan hidrostatis, tekanan nodamage :utk gempa OBE,
pori, beban gempa (OBE, MDE/MCE, RIE) small damage : utk gempa MDE/MCE

Analisis Statik ANALISIS STABILITAS LERENG


METODA SWEDISH
UMUM Bentuk kelongsoran, rumus perhitungan
cara (keseimbangan batas dg bidang
gelincir lingkaran dan baji, cara FEM), ANALISIS DINAMIK
pola dan bentuk keruntuhan, penyebab macam dan tujuan (utk mengetahui potensi likuifaksi dan
keruntuhan. deformasi/alihan tetap akibat gempa), tdk dibahas

KONDISI PEMEBEBANAN ANALISIS DEFORMASI:


akibat konsolidasi, contoh :metode Terzagi
Akhir konstruksi contoh: estimasi tek
pori cara empiris dan cara Hilf’s), aliran
ANALISIS REMBESAN:
langgeng, surut cepat, darurat
Exit gradien (sand boil, likuifaksi statis, piping FK>4)
Tekanan pori berlebihan (uplift FK>2) , Penjelasan
FAKTOR KEAMANAN mengenai : gradien internal tinggi tanpa filter, debit
sesuai SNI M-03-2002 rembesan berlebihan, retak desikasi
Persyaratan faktor keamanan minimum stabilitas bendungan tipe urugan
No Kondisi Kuat Tekanan Pori FK tnp FK dg
geser gempa Gempa

1. Selesai pembangunan tergantung : 1. Efektif Peningkatan tek. pori pada timbunan dan 1,30 1,20
1. Jadual pembangunan pondasi dihitung menggunakan data lab. &
2. Hubungan antara tek. pori pengawasan instrumen
dengan waktu

Lereng U/S dan D/S Idem hanya tanpa pengawasan 1,40 1,20
instrumen

Dengan gempa tanpa kerusakan, digunakan 50% koef. Hanya pada timbunan tanpa data lab. & 1,30 1,20
gempa desain dengan/tanpa pengawasan instrumen

2. Total 1,30 1,20

2. Rembesan tetap tergantung : 1. Efektif Dari analisis rembesan 1,50 1,20


1. Elevasi muka air normal sebelah udik
2. Elevasi muka air sebelah hilir
Lereng U/S dan D/S. Dengan gempa tanpa
kerusakan digunakan 100% koef. gempa desain

3. Pengoperasian waduk tergantung : 1. Efektif Surut cepat dan dari elevasi muka air normal 1,30 1,10
1. Elevasi muka air maks. di udik sampai muka air minimum.
2. Elevasi muka air min. di udik (dead Lereng U/S dan D/S
storage)

Lereng U/S harus dianalisis untuk kondisi surut Surut cepat dari muka air maks. sampai 1,30 -
cepat muka air min. Pengaruh gempa diambil 0%
dari koef. Gempa desain

4. Luar biasa tergantung : 1. Efektif Surut cepat dari elevasi muka air maksimum 1,20 -
1. Pembuntuan pada sistim sampai muka air terendah bangunan
drainase pengeluaran.
. Surut cepat karena penggunaan Pengaruh gempa diabaikan
air melebihi kebutuhan
3. Surut cepat keperluan gawat
-
.
kuat geser
• Kuat geser : sifat teknik yang membuat material tetap stabil ketika permukaannya
tidak dalam satu level, misal gunung, timbunan, galian dll.
• Tahap perkembangan friksi untuk menahan geseran (lihat gambar sket).
1. Balok dengan berat W terletak pada bidang horisontal. Pada kondisi ini,
hanya berat W yang bekerja, dan rekasi R = W. tendensi balok tidak ada
bergerak/bergeser.

2. Apabila gaya horisontal H ditambah (tapi belum cukup besar untuk


menggerakkan blok) maka rekasi R akan berubah arah menjadi miring
dengan sudut α. Reaksi R dapat diuraikan menjadi
- komponen R horisontal = H = R sin α
- komponen R vertikal = W = R cos α

• Bila gaya H ditambah terus hingga balok


mulai bergeser, sudut α juga akan
membesar hingga pada suatu nilai batas
Ø. Pada kondisi ini gaya horisontal H = W
tan Ø. à tan Ø dikenal sebagai koefisian
gesekan/friksi.
• Pada saat balok tepat mulai bergeser, gaya dorong H = tahanan geser atau kuat
geser. Teori kuat geser ini, juga dapat diterapkan pada material timbunan,
namun bagi material yang memiliki rekatan/kohesi, kekuatannya juga berasal
dari kohesi diantara butir-butir material.
• Coulomb menjabarkan kondisi tersebut dalam persamaan dibawah

• Rumus Coulumb sbb:


S = c + σn tan Ø à σn = tegangan normal

Bila dalam material bekerja tekanan pori, persamaan menjadi


S = c + (σ-U) tan Ø atau S = c + σ’ tan Ø

Dimana :
S = tegangan geser saat
keruntuhan (kuat geser) c
= kohesi
Ø = sudut geser dalam σ =
tegangan total
σ’= tegangan efektif
U = tekanan pori
Kondisi Selesai Pembangunan
Bidang Longsor
Udik Hilir

1 3 1
3 2

1 = Urugan batu 2 = Inti kedap air


3 = Urugan transisi 4 = Fondasi (asumsi batuan)
Kondisi Aliran Langgeng
Muka air
Muka air
maksimum Hilir
normal
Garis freatik

1 3 1
2

1 = Urugan batu 2 = Inti kedap air


3 = Urugan transisi 4 = Fondasi
Kondisi Pengoperasian Surut Cepat
Muka air
Muka maksimum
air Hilir
normal

1 3 1
2

1 = Urugan batu 2 = Inti kedap air


3 = Urugan transisi 4 = Fondasi
10 Instrumentasi
Umum Jenis Instrumen
• Pemantau tekanan pori: berbagai jenis pisometer
Tujuan Instrumentasi • Pemantau deformasi : patok geser, inklinometer,
Pemantauan tahap pelaks multilayer settlement, joint meter, dll
konstr, pemantauan pada • Pemantau rembesan : v-notch
masa OP, Penelitian
Faktor penentu Jenis dan Jumlah Instrumen

• Tingkat risiko, kelas bahaya, dan dimensi


bendungan
• Kondisi geologi, topografi dan kegempaan
• Masalah yg dijumpai tahap desain, konstr dan OP
• tipe bendungan
Instrumentasi Bendungan
Pada dasarnya instrumen bendungan sebagai alat pemantau perilaku tubuh
dan fondasi bendungan adalah berupa :
1 )Alat pengukur tekanan air pori yang jenisnya adalah :
- Pisometer pipa tegak (standpipe piezometer)
- Pisometer hidraulik (hydraulic piezometer)
- Pisometer pneumatic (pneumatic piezometer)
- Pisometer elektrik (vibrating wire piezometer)
Jenis Respons Pengope Perawat Umur Harga
Pisometer rasian an
Pipa Tegak Sangat Sangat Mudah Panjang Sangat
Lambat Lama Murah
Hidraulik Lambat Lama Sulit Panjang Mahal
Pneumatic Sedang Sedang Sedang Sedang Mahal
Elektrik Cepat Mudah Sedang/ Pendek Sangat
Sulit Mahal
2) Alat pengukur muka air tanah atau
sumur pengamatan (observation well),
Perforated pipe
• Slotted pipe
3) Alat pengukur deformasi atau pergerakan di Catatan : Penting dilakukan!
dalam tubuh bendungan, yaitu :
Semua alat ukur
• Inklinometer, mengetahui pergerakan horisontal tekanan dan
• Alat pengukur pergerakan vertikal (penurunan) : pergerakan harus
dikalibrasi di
• Hydraulic settlement cell
lapangan sebelum
• Multi laver settlement device dipasang, meskipun
• Automatic double fluid settlement, dll dari pabrik sudah ada
4) Alat pengukur pergerakan permukaan arah sertifikatnya.
vertikal dan horisontal, vaitu patok geser (surface
marker)
5) Alat pengukur tekanan tanah total (earth pressure
cell)
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai