Perencanaan
Bendungan
Urugan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
melindungi bendungan dari kegagalan
bendungan dan melindungi jiwa, harta,
serta prasarana umum yang berada di
wilayah yang terpengaruh oleh potensi
bahaya akibat kegagalan bendungan.
Bendungan lain diluar yang dijelaskan pada pasal 3 diatas pembangunannya hrs dilaporkan ke menteri.
Tata cara perizinan, persetujuan, dan pelaporan dalam Pembangunan diatur dengan peraturan menteri
(Pasal 71 PP 37/2010)
Bendungan = Aman.
Apabila pembangunan dan pengelolaannya
telah dilaksanakan sesuai dengan :
Konsepsi Kaidah
Keamanan Keamanan
Bendungan Bendungan
Dijelaskan pada pembahasan Tertuang dalam berbagai NSPM
bab berikutnya (norma/peraturan perundang-undangan,
standar/SNI pedoman dan manual)
Izin Operasi
3. Kajian Pelaksanaan Pengisian Awal
(Utk Bendungan Limbah Tambang Oleh KLH)
UU 7 / 2004 Pasal 94
02 Tahapan Perencanaan
Bendungan
Umum
Sampai dengan saat ini, masih banyak desain Kewajiban melakukan studi kelayakan
bendungan yang tidak disiapkan melalui dianggap hanya berlaku bagi proyek bantuan
tahapan yang benar. asing.
Banyak kalangan yang beranggapan bahwa Untuk meluruskan pendapat tersebut perlu
studi kelayakan bukan merupakan tahap yang difahami peraturan perundangan yang
wajib dilaksanakan dalam pembangunan mengatur mengenai tahapan pembangunan
konstruksi SDA. konstrusi, termasuk konstruksi SDA
• Peringatan tertulis,
• Penghentian kegiatan,
• Pembekuan ijin
• Pencabutan usaha atau profesi
Permen PUPR 27/2015
Pembangunan Bendungan
Pasal 19
(1) Perencanaan pembangunan bendungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b meliputi:
• a. studi kelayakan;
• b. penyusunan desain; dan
• c. studi pengadaan tanah.
Pasal 21
(1) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
huruf a, mencakup pra-studi kelayakan.
Pasal 26
(1) Studi pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (1) huruf c, dituangkan dalam dokumen studi pengadaan
tanah yang paling sedikit memuat:
a. lokasi tanah yang diperlukan;
b. peta dan luasan tanah;
c. status dan kondisi tanah; dan
d. rencana pembiayaan.
Tahapan Perencanaan
Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015
Pasal 26
(2) Dalam hal pembangunan bendungan memerlukan lahan pada
kawasan permukiman, perencanaan pembangunan bendungan
perlu dilengkapi dengan studi pemukiman kembali
penduduk.
Pasal 27
Studi pemukiman kembali penduduk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2), paling sedikit memuat:
a. data jumlah penduduk yang akan dimukimkan kembali;
b. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk yang akan
dimukimkan kembali;
c. kondisi lokasi rencana pemukiman kembali penduduk;
d. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk sekitar
lokasi rencana pemukiman kembali;
e. rencana tindak;
f. rencana pembiayaan; dan
g. pemberian ganti rugi berupa uang dan/atau tanah pengganti
Tahapan Perencanaan
Menurut UU 7 / 2004 (UU SDA)
Menurut UU SDA
04 Persetujuan Desain
diterbitkan oleh menteri
PUPR setelah memperoleh
rekomendasi dari Komisi 05 Izin Pelaks. Konstruksi
Keamanan Bendungan
(KKB).
06 Izin Pengisian Awal*
Rekomendasi dikeluarkan *Untuk bendungan limbah tambang oleh KLHK
melalui proses kajian Balai
Bendungan dan pembahasan
07 Izin Operasi
dalam sidang KKB.
03 Studi Kelayakan
Tujuan
Kondisi Umum Lokasi, iklim, fisiografi,DAS, Tata Guna Lahan, Pemanfaatan SDA,
Tata Aturan Air, Sosekbud, Pertanian pendukungnya
Perumusan Alternatif •
•
pelajari smua alternatif yg dpt dkembangkn berdasar pertimb teknik
pilih min 3 alt berdasar: kmudahn pelaks (lahan,material,skill), biaya,
dampak penting, manfaat, kemudahan OP
• pilih 1 alternatif berdasar tinjauan aspek teknik, ekonomi, lingkungan.
• Kemudahan Pelaksanaan
Terkait : Pembebasan lahan (jumlah pemukiman,
harga, keberatan masy dll), Material yg tersedia
disekitar lokasi, dan Kesesuaian dengan skill dan
pengalaman tenaga
• Biaya (murah/secara ekonomi menguntungkan)
• Dampak penting yg timbul
hindari dampak ngtf yg penting Masing-masing alternatif,
• Manfaat yang diperoleh lengkapi dengan: Gambar
• Kemudahan O & P tata letak, sket bangunan
• Kesesuaian dengan aspirasi masyarakat/petani penting, sistem operasi, dll
Langkah Pemilihan Alternatif
Manfaat
Yang dapat dikembangkan: irigasi, PLTA,
pengendali banjir, air baku, dll.
3
berikut :
Pendekatan :
Bertambahnya biaya
NPV Harus konstruksi
Utamanya untuk
proyeksi mutual Positif Mundurnya pelaksanaan
exclusive
konstruksi
IRR >12%
EIRR & FIRR Umumnya Turunnya hasil / produksi
BCR >1
Turunnya harga produksi
Catatan : dalam analisis, harga finansial produk pertanian menggunakan
prediksi harga yang dikeluarkan oleh FAO atau bank dunia
Tinjauan
Lingkungan
Dilakukan untuk mengkaji dampak penting yang akan terjadi
akibat interaksi antara komponen kegiatan yang direncanakan
dengan komponen lingkungan hidup yang perlu dikelola dan
dipantau agar dampak negatif dapat ditekan sekecil mungkn, dan
dampak positif yang terjadi dapat lebih dikembangkan
PP 37/2010
Lingkup
• Gambaran umum bendungan dan waduknya
• Viability konstruksi
• Pemilihan lokasi
• Ukuran (tinggi, panjang, volume) dan tipe bendungan
Berdasar data topogrfi, geoteknik, hidrologi (Ketersediaan air,
kebutuhan air, pengendalian banjir), ekonomi (lihat tinjauan tinggi
ekonomis)
• Survai Topografi
Untuk mengetahui: volume tampungan
waduk, kedudukan tubuh bendungan,
pelimpah dan bangn lain, kebutuhan luas
pembebasan lahan, cadangan material,
luas DAS, dll.
• Investigasi Hidrologi
Survey Ketersediaan air, kebutuhan air, banjir
Investigasi rencana, laju sedimentasi.
Kriteria Tingkat
Desain Ketelitian
70-75% 90%
sebagai patokan dalam pembuatan
desain pendahuluan, lebih dulu
harus disiapkan kreteria desain.
Rekayasa Biaya
kriteria desain, disiapkan secara
spesifik sesuai dengan tipe Menurut :
bendungan, kondisi setempat, • Pedoman umum pembangunan dan
material dan berdasar pada pengelolaan bendungan,
NSPM terkait. • Kp-01, kreteria perenc irigasi, 1986
Rangkuman
02
Pengendalian
Banjir
Pemilik/Pengelola
• Pemerintah Pusat/Daerah
• BUMN : PJT/PLN
• Perusahaan Swasta
BENDUNGAN YANG MEMILIKI MANFAAT SERBAGUNA
Bendungan Wadas Lintang 125 m
?
Pertimbangan a.l :
KEAMANAN PEMANTAUAN,
KESIAPSIAGAAN
STRUKTUR PEMELIHARAAN
&OPERASI TINDAK DARURAT
DESAIN DAN
SIAP MENGHADAPI
KONSTRUKSI LAYAK
KONDISI TERBURUK
TEKNIS
01 02 03
Aman Terhadap Aman Terhadap Aman Terhadap
Kegagalan Struktur Kegagalan Hidrolis Kegagalan Rembesan
04
+ Aman Terhadap Bangunan, Lingkungan
dan Masyarakat disekitarnya
01 Aman Terhadap
Kegagalan Struktur
Bendungan harus selalu aman pada segala
kondisi dan kombinasi beban kerja dalam
segala kondisi operasi
• Bendungan secara keseluruhan, termasuk tubuh
bendungan, pondasi, abutmen (bukit tumpuan) dan Pemantauan kondisi fisik bendungan
lereng sekeliling waduk, harus selalu stabil dalam
kondisi apapun termasuk kondisi gempa bumi Sinbad, aplikasi pemantau bendungan
kondisi operasi (rembesan langgeng, dan luar biasa)
selama umur bendungan
• Faktor keamanan minimal memenuhi SNI
• Didesain berdasarkan perkembangan teknologi
terbaru
• Tidak boleh terjadi peluapanàTinggi jagaan (stlh settlement) harus cukup untuk
mencegah terjadinya luapan.
• Investigasi pondasi
• Investigasi material
• Investigasi daerah genangan waduk
untuk mengetahui kemungkinan adanya
potensi longsoran dan bocoran,
kemungkinan perlunya bendungan sadel, dll.
Investigasi
Geologi Informasi yang diperlukan
Pondasi antara lain:
• Tebal endapan sungai
Pada tahap studi kelayakan, investigasi • Sifat fisik dan sifat teknik massa
batuan antara lain: kuat
geologi fondasi dilakukan untuk dukung, permeabilitas/ angka
memperoleh informasi kondisi geologi Lugeon, tingkat pelapukan,
guna: kerapatan kekar (joint),
• memilih lokasi bendungan, perlapisan batuan, tingkat
pelapukan batuan,
• memilih tipe bendungan, • kemungkinan keberadaan
• menentukan rencana garis batas galian struktur geologi (sesar,
fondasi diskotinyuitas , perlipatan, dll),
• membuat rencana perbaikan • potensi longsoran dan
ondasi bendungan, bangunan permasalahan geologi lain yang
berpotensi membahayakan
pelimpah, bangunan intake,
terowongan, dll.
Investigasi geologi
dilakukan untuk mengetahui/
memperoleh informasi mengenai:
Pendugaan Geofisik
survai seismic, pendugaan listrik utk mengkaji kondisi geologi
diantara titik-titik bor, terdiri sekitar 7 jalur: 3 jalur memanjang
dan 3 jalur melintg sungai, 1 jalur memanjang pondasi pelimpah.
Contoh
Titik-titik
pemboran pada
tahap FS
Bendungan
Karian, Banten,
PANJANG : 516M
Luas areal investigasi geologi permukaan = (L+2H) x 8H
L = perkiraan panjang puncak bendungan
H = perkiraan tinggi bendungan
MATERIAL TIMBUNAN:
ISTILAH UMUM UNTUK MATERIAL
TANAH (SOIL) DAN BATUAN (ROCK),
TERDIRI DARI:
• MATERIAL KEDAP AIR (IMPERVIOUS):
MATERIAL TIMBUNAN DENGAN KOEF
PERMEABILITAS SETELAH DIPADATKAN <
1X10-5 cm/dt.
• MATERIAL LOLOS AIR (PERVIOUS):
MATERIAL TIMBUNAN DENGAN KOEF
PERMEABILITAS SETELAH DIPADATKAN >
1X10-3 cm/dt.
• Material batu:
• sound (utuh tanpa cacat)
• bersih
• segar/bebas dari lapukan
• .
Studi Berdasarkan Pedoman lama:
Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan
Gempa dengan menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan
melakukan studi gempa tersendiri.
Pertimbangan Tingkat bahaya gempa (seismic hazard Kebutuhan atau persyaratan yang terkait
rating) dilokasi bendungan dengan fungsi bendungan
Penetapan
Parameter Tingkat / kelas resiko setelah bendungan dan Konsekuensi atas perkiraan resiko yang
waduk selesai dibangun terlalu rendah atau terlalu tinggi
Gempa
Tipe Bendungan
PETA ZONA GEMPA INDONESIA MENURUT PEDOMAN ANALISIS STABILITAS
BENDUNGAN TIPE URUGAN AKIBAT BEBAN GEMPA Pd T-14-2004-A 10 MEI 2004
18.5. 2016 ZAIN 119
Hidrologi
Parameter desain yang dicari: kebutuhan air, ketersediaan
air, banjir desain, tinggi jagaan, laju sedimentasi, dll.
HSS Nakayasu
5,0
HSS Snyder
4,0
m3/dt/mm )
HSS SCS
DEBIT (
3,0
HSS Gama I
2,0
1,0
0,0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
WAKTU ( jam )
18.5.
Contoh 2016
macam-macam ZAIN
pengendalian rembesan air pada bendungan tipe urugan 212
Jenis Pondasi Kelebihan :
• Daya dukung umumnya baik
Bendungan Urugan • Kekedapan umumya baik
• Material galian dapat dipakai
sebagai bahan urugan
a. Pondasi Batuan
(Rock Foundation) Kekurangan :
Merupakan pondasi dengan daya dukung yang • Biasanya harus digali dengan cara peledakan
baik, walaupun kadang- kadang terdapat (blasting).
pelapukan-pelapukan pada lapisan atasnya • Kadang dijumpai adanya cacat batuan bawaan
berupa kekar (joints) retakan (cracks) dan
rekahan (fissures) dan gua (cavitie).
• Adanya bidang-bidang diskontinuitas seperti
lipatan (fold), patahan/sesar (fault) dan
ketidak selarasan (unconformity).
Perbaikan :
Teliti secara rinci permukaan galian untuk
menginventarisasi cacat batuan.
• Tanah muda (young soil = aluvial), berumur Kwarter, belum terkonsolidasi sempurna, daya
dukung rendah. Di beberapa lokasi memiliki kandungan mineral lempung dengan sifat
mengembang (swelling) dan sifat burai (slaking) tinggi, baik oleh udara (air slaking) maupun
oleh air (water slaking).
• Tanah lunak (soft soil), berumur Kwarter, tidak terkonsolidasi baik, kuat geser rendah dan
sifat kompresibilitas tinggi; dapat berupa : lempung, lanau atau pasir halus yang selalu
terendam air
Kuat geser tanah lunak :
untuk tanah lempung lunak : 12,5~25 kN/m2, N-SPT 3~5;
untuk tanah lempung sangat lunak : <12,5 kN/m2 N-SPT <3;
untuk tanah pasiran/lanauan : perlawanan konus sondir qc<10 kN/m2 .
c. Pondasi Tanah
(Soil Foundation)
Kelebihan
• Umunya kedap air karena
terdiri dari komponen lanau
(silt) dan lempung (clay)
• Penggalian lebih mudah
karena tidak perlu peledakan.
Kekurangan
• Kuat geser tergolong lemah
• Hanya cocok untuk bendungan
rendah
• Rawan terhadap amblesan
(settlement), sembulan (upheaving),
pergerakan plastis horisontal
(squeezing) khususnya bagi
pondasi tanah lunak (N-SPT<5).
Pekerjaan penimbunan perlu waktu
lama menunggu proses konsolidasi
Contoh Berbagai Bentuk
Differential Settlement
Contoh Berbagai Bentuk
Differential Settlement
Fondasi Lunak Metode Ilustrasi Uraian
Konstruksi
Weak laye
r
1. Selesai pembangunan tergantung : 1. Efektif Peningkatan tek. pori pada timbunan dan 1,30 1,20
1. Jadual pembangunan pondasi dihitung menggunakan data lab. &
2. Hubungan antara tek. pori pengawasan instrumen
dengan waktu
Lereng U/S dan D/S Idem hanya tanpa pengawasan 1,40 1,20
instrumen
Dengan gempa tanpa kerusakan, digunakan 50% koef. Hanya pada timbunan tanpa data lab. & 1,30 1,20
gempa desain dengan/tanpa pengawasan instrumen
3. Pengoperasian waduk tergantung : 1. Efektif Surut cepat dan dari elevasi muka air normal 1,30 1,10
1. Elevasi muka air maks. di udik sampai muka air minimum.
2. Elevasi muka air min. di udik (dead Lereng U/S dan D/S
storage)
Lereng U/S harus dianalisis untuk kondisi surut Surut cepat dari muka air maks. sampai 1,30 -
cepat muka air min. Pengaruh gempa diambil 0%
dari koef. Gempa desain
4. Luar biasa tergantung : 1. Efektif Surut cepat dari elevasi muka air maksimum 1,20 -
1. Pembuntuan pada sistim sampai muka air terendah bangunan
drainase pengeluaran.
. Surut cepat karena penggunaan Pengaruh gempa diabaikan
air melebihi kebutuhan
3. Surut cepat keperluan gawat
-
.
kuat geser
• Kuat geser : sifat teknik yang membuat material tetap stabil ketika permukaannya
tidak dalam satu level, misal gunung, timbunan, galian dll.
• Tahap perkembangan friksi untuk menahan geseran (lihat gambar sket).
1. Balok dengan berat W terletak pada bidang horisontal. Pada kondisi ini,
hanya berat W yang bekerja, dan rekasi R = W. tendensi balok tidak ada
bergerak/bergeser.
Dimana :
S = tegangan geser saat
keruntuhan (kuat geser) c
= kohesi
Ø = sudut geser dalam σ =
tegangan total
σ’= tegangan efektif
U = tekanan pori
Kondisi Selesai Pembangunan
Bidang Longsor
Udik Hilir
1 3 1
3 2
1 3 1
2
1 3 1
2