Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BIJIH LATERIT

“METODE EKSPLORASI NIKEL LATERIT DAN SISTEM

PENAMBANGANNYA”

OLEH:

AZMAN ALIMUDIN
R1D1170

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang

keterjadiannya disebabkan oleh proses-proses geologi. Berdasarkan keterjadian

dan sifatnya, bahan galian dapat dibagi menjadi (tiga) kelompok yaitu mineral

logam, mineral industri, serta batubara dan gambut. Karakteristik ketiga bahan

galian tersebut berbeda, sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga berbeda.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai macam metode untuk mengetahui

keterdapatan, sebaran, kuantitas, dan kualitasnya.

Kegiatan eksplorasi bahan galian pada umumnya melalui beberapa tahap

eksplorasi. Setiap tahap eksplorasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan ahli

geoelogi tetapi juga ahli-ahli geofisika, geokimia, teknik pemboran, geostatistik,

dan sebagainya. Tahap eksplorasi tersebut terjadi pada setiap endapan khusunya

endapan bijih tidak terkecuali endapan nikel laterit.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatarbelakangi pembuatan

makalah “Metode Eksplorasi Nikel Laterit Dan Sistem Penambangannya” yaitu

agar pembaca dapat memahami bagaimana metode eksplorasi nikel laterit dan

mengetahui bagaimana sistem penambangannya secara umum.


1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu nikel laterit?

2. Bagaimana metode eksplorasi nikel laterit?

3. Bagaimana sistem penambangan nikel laterit?

1.3. Tujuan

1. Memahami pengertian nikel laterit secara umum.

2. Memahami bagaimana metode eksplorasi nikel laterit.

3. Mengetahui bagaimana sistem penambangan nikel laterit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Nikel Laterit

Nikel laterit merupakan bahan galian yang terbentuk akibat pelapukan

batuan ultramafik yang disebabkan oleh pengaruh perubahan cuaca (iklim). Cuaca

telah merubah komposisi batuan dan melarutkan unsur-unsur yang mudah larut

seperti Ni, Co, dan Fe.

Air hujan yang mengandung CO2 dari udara meresap ke bawah sampai ke

permukaan air tanah sambil melindih mineral primer yang tidak stabil seperti

olivine/piroksen. Air tanah meresap dari atas ke bawah sampai ke batas antara

zona limonit dan zona saprolit, kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya

lebih banyak didominasi oleh transportasi larutan secara horizontal. Magnesium

dan silika termasuk nikel terlindih dan terbawa bersama larutan, demikian hingga

memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui pengendapan unsur-unsur yang

larut tadi.

Nikel pada awalnya disebut elemen “kupfer nikel” karena ditemukan yang

tampak seperti bijih tembaga (kupfer). Pada saat ini nikel dianggap sebagai

elemen pengotor pada penambangan tembaga. Akan tetapi seiiring

berkembangnya pengetahuan dan teknologi, nikel telah menjelma menjadi sebuah

elemen primadona. Pemanfaatan nikel yang sangat strategis membuat pencarian

terhadap logam ini semakin gencar dilakukan hingga saat ini.


2.2. Metode Eksplorasi Nikel Laterit

Eksplorasi endapan bahan galian adalah penyelidikan yang dilakukan

untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai cadangan, bentuk, letak, sifat-

sifat, mutu, serta nilai ekonomi dari suatu bahan galian. Sedangkan menurut

Nurhakim, eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan

mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah cadangan

dari endapan mineral berharga. Secara garis besar metode eksplorasi dapat

dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu metode eksplorasi langsung dan

metode eksplorasi tidak langsung.

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan

dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah

permukaan dari endapan yang dicari. Kegiatan eksplorasi langsung

memungkinkan dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran

dan sampling terhadap objek yang dieksplorasi. Sedangka metode eksplorasi tak

langsung adalah eksplorasi yang kegiatan pengamatannya tidak berhubungan

langsung dengan objek yang dieksplorasi. Informasi keterdapatan bahan galian

diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik atau kimia dari

endapan yang dapat diketahui melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil

pengamatan/pengukuran.

Tahapan eksplorasi endapan nikel laterit yang diterapkan terdiri dari:

1. Perencanaan Eksplorasi
Pada tahapan ini, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagi

berikut:

a. Studi Literature, bertujuan untuk mempelajari hasil penelitian yang

pernah dilakukan oleh para ahli geologi terdahulu dan mengetahui

dimana keterdapatan suatu batuan induk dari suatu bijih mineral serta

mempelajari karakteristik suatu endapan bijih mineral di daerah yang

akan diteliti.

b. Interpretasi Lansat, biasanya dilakukan pada tahap awal dari kegiatan

eksplorasi yang sangat bermanfaat untuk orientasi daerah

penyelidikan, disamping sebagai peta dasar juga sebagai peta untuk

mendesain eksplorasi.

c. Interpretasi Peta Topografi, bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

dimana terdapat sebaran batuan ultramafik sebagai batuan induk baik

terdapat di topografi terjal atau topografi landai.

2. Eksplorasi Regional

Kegiatan ini bertujuan untuk melokalisir sebaran laterit secara

horizontal. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah sebagi berikut:

a. Pemetaan Regional, yaitu sebagia tindak lanjut dari hasil interpretasi

lansat dan peta topografi yaitu dengan melihat langsung ke lapangan

sehingga dapat dilokalisir wilayah atau sebaran batuan ultrabasa

sebagai batuan induk bijih nikel begitu halnya dengan sebaran laterit.

Pada kegiatan ini dilakukan pengambilan contoh batuan dan laterit

secara random dengan spasi di atas 500 m. khusus untuk pengambilan


contoh laterit, biasanya dilakukan pengambilan contoh bawah

permukaan dengan membuaat beberapa sumur uji.

b. Resistivity Penyelidikan, pada prinsipnya menggunakan sifat fisika

dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di

bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di

permukaan, cara ini tetap diperlakukan untuk mengetahui bentuk

geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan.

3. Eksplorasi Semi Detail

Pada tahap ini kegiatan lebih difokuskan pada wilayah atau daerah

yang mempunyai anomali yang cukup menarik pada waktu kegiatan

eksplorasi regional. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

bijih baik sifat kimianya maupun sifat fisiknya. Adapun kegiatan pada

tahap ini adalah sebagi berikut:

a. Pemetaan Geologi Semi Detail, kegitan ini dilakukan dengan

melakukan pengambilan contoh lebih rapat lagi serta melokalisir

sebaran laterit daerah prospek.

b. Pengukuran Lintasan, dilakukan untuk menentukan titik-titik bor pada

lokasi yang sudah dipetakan sebaran lateritnya. Pengukuran lintasan

ini dengan sistem grid dengan spasi 200 m x 200 m dan spasi 100 m x

100 m.

c. Pemboran Inti, kegiatan ini dilakukan dengan pemboran spasi 200 m x

200 m kemudian diperapat lagi menjadi spasi 100 m x 100 m. kegiatan


ini bertujuan untuk mengambil contoh laterit bawah permukaan dan

untuk mengetahui dimensi vertikal dari laterit.

4. Eksplorasi Detail

Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan eksplorasi semi detail

dimana pada tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sumberdaya ore

secara pasti sehingga dapat didesain sistem penambangan yang nantinya

akan digunakan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini

adalah:

a. Pemetaan Geologi Detail, pada kegiatan ini areal kegiatan semakin

dipersempit dengan membuat beberapa lokasi prospek berdasarkan

atas skala prioritas, biasanya yang digunakan juga semakin besar yaitu

skala 1.

b. Pemboran Inti, dilakukan dengan pemboran bersistem spasi 50 m x 50

m kemudian diperapat lagi menjadi spasi 25 m x 25 m. kegiatan ini

bertujuan untuk mengambil contoh laterit bwah permukaan dan untuk

mengetahui dimensi vertiakal dan horizontal dari laterit secara detail.

c. Evaluasi, hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumberdaya bahan galian

dalam penentuan ekonomis atau tidak suatu bahan galian dapat

ditambang adalah menentukan besarnya sumberdaya sampai dengan

cadangan bahan galian. Dalam suatu penaksiran data lapangan dari

hasil eksplorasi harus merupakan cerminan kondisi geologi dan

karakter/sifat dari batuannya lebih jauhnya sesuai dengan tujuan

evaluasi.
2.3. Sistem Penambangan Nikel Laterit

Sistem penambangan (eksploitation) merupakan kegiatan yang dilakukan

baik secara sederhana (manual) maupun mekanisme yang meliputi penggalian,

pemberaian, pemuatan, dan pengangkutan bahan galian. Adapun metode

penambangan yang dilakukan pada nikel laterit yaitu dengan metode open pit

mining dengan sistem berjenjang dengan banyak muka kerja (multi bench

system).

2.3.1. Tahapan Kegiatan Penambangan

a) Clearing & Grubb

Pekerjaan clear & grubb yaitu membersihkan lahan dari semak-

semak dan pohonan kecil maupun pohon besar. Target pekerjaan ini

didasarkan atas rencana land clearing plan dari perusahaan.

Pemindahan batang kayu komersial meliputi semua jenis kayu yang

berdiameter > 200 mm dimana masih layak dipakai merupakan milik

perusahaan.

b) Top Soil Removal

Pada tahapan ini penggalian lapisan top soil diperkirakan

ketebalannya 1 meter. Top soil merupakan lapisan tanah penutup

bagian atas yang mengandung unsur hara yang berguna sebagai media

tumbuh dari tanaman. Top soil ini harus diperlakukan secara baik dan

akan ditempatkan pada Top Soil Stock Area, dimana nantinya akan

dipergunakan dan disebar untuk reklamasi tambang.


c) Overburden & Waste Removal

Overburden merupakan lapisan tanah bagian atas dan lapisan bijih

ore, yang mayoritas terdiri dari tanah laterit dan batuan lempungan

yang mudah untuk digali. Untuk operasi pekerjaan pemindahan

overburden akan dipergunakan Buldozer 85, Excavator 320D sebagai

alat gali/muat dan peralatan angkut Dump Truck.

d) Nikel Ore Mining

Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu

limonit dan saprolit. Limonit ditambang dan diangkut langsung ke

tempat pemisahan ukuran berdasarkan grafitasi atau grizzly portable.

Sedangkan saprolit ditambang sebagian akan diangkut langsung ke

tempat penyaringan tetap atau disebut grizzly portable. Pengambilan

sampel dilakukan di atas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

perusahaan, dan sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan

semntara atau disebut stockyard dan pengambilan sampel diats truk

atau pada tumpahan truk dengan ketentuan yang ditetapkan

sebelumnya.

Penambangan harus mengikuti prosedur tersebut dan penentuan

lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan. Operator tambang

harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau

saprolit pada saat penggalian di lokasi penambangan (front). Selama

penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yang

berukuran besar sehingga dipastikan tidak terangkut sebagi ore.


2.3.2. Peralatan Tambang

 Bulldozer, berfungsi untuk operasi pengupasan lapisan tanah tertutup,

peralatan kembali, dan untuk membantu perintisan pembukaan jalan

tambang.

 Hydraulic Excavator,fungsi utamanya untuk menggangkut atau menggali

slapisan tanah.

 Stone Breaker, berfungsi untuk penggalian pemecahan batuan mineralisasi

yang mengandung galena.

 Dump Truck, berfungsi untuk mengangkat nikel dari front penambangan

ke tempat penimbunan.

 Stone Chruser, digunakan untuk menghancurkan bongkah-bongkah batuan

yang mengandung nikel dari front penambangan dari ukuran kerikil

sampai kerakal.

 Whell Loader, digunakan untuk pemuatan ore laterit dari penampungan ke

pelabuhan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Eksplorasi endapan bahan galian adalah penyelidikan yang dilakukan

untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai cadangan, bentuk, letak, sifat-

sifat, mutu, serta nilai ekonomi dari suatu bahan galian. Metode ekplorasi terdiri

dari metode eksplorasi langsung dan metode eksplorasi tidak langsung.

Sistem penambangan (eksploitation) merupakan kegiatan yang dilakukan

baik secara sederhana (manual) maupun mekanisme yang meliputi penggalian,

pemberaian, pemuatan, dan pengangkutan bahan galian. Adapun metode

penambangan yang dilakukan pada nikel laterit yaitu dengan metode open pit

mining dengan sistem berjenjang dengan banyak muka kerja (multi bench

system).

3.2 Saran

Saran penulis pada makalah ini yaitu agar kiranya kita sebagai mahasiswa

khususnya jurusan teknik pertambangan harus lebih memahami bagaiman metode

eksplorasi dan sistem penambangan yang baik digunakan untuk semua bahan

galian tidak terkecuali nekel laterit, mengingat banyaknya kerusakan yang terjadi

akibat kurangnya pemahaman yang dilakukan penambang.


DAFTAR PUSTAKA

Nurkahim S. 2006. Teknik Eksplorasi. Lampung: Univetsitas Lampung.

Notosiswoyo, Sudarto. Hydrogeologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai